"Waktu ibuku melahirkan dia, ibuku menyadari kalau Omar sudah mencintai orang lain. Ibuku melahirkan Dylan sendirian di Binara. Dia nggak bisa memaafkan pengkhianatan ayahku, jadi setelah melahirkan Dylan, dia memutuskan hubungan dengan Keluarga Jayadi selama beberapa tahun."Andreas mulai menceritakan kejadian di masa lalu.Semua yang tidak pernah dia ceritakan ke orang lain, saat ini ingin dia ceritakan ke Celine."Waktu pertama kali aku bertemu Dylan, dia masih sangat kecil. Ibu pulang untuk cerai dengan Omar, tapi Omar jelas-jelas sudah mengkhianatinya dan mencintai orang lain, tapi dia tetap ingin mengikat Ibu, nggak mau melepaskannya."Andreas teringat pertama kali dia bertemu Dylan, Dylan terlihat takut."Keluarga Jayadi yang dipimpin Omar saat itu sangat berkuasa, dia dengan egoisnya mengikat ibuku di pernikahan yang sudah gersang itu. Ibuku juga perlahan-lahan jadi putus asa dan Dylan menjadi salah satu korbannya."Andreas melihat Dylan yang berbaring di kasur. Mesin di dalam
Dia bernapas terengah-engah lalu menggenggam tangan kakaknya dengan senang.Kali ini, dia harus menggenggam tangan kakaknya dengan erat, supaya tidak dilepas.Mereka berdua terus berjalan dalam kegelapan malam. Dia menyadari kalau kakaknya sepertinya juga sudah lelah, langkah kakinya jelas jadi jauh lebih pelan, dia bisa mengikuti kakaknya tanpa harus mengeluarkan tenaga lebih.Setelah berjalan entah berapa lama, dia bertemu dengan dua orang bersaudara dari Keluarga Nadine.Setelah itu, dia selalu mengikuti kakaknya.Meski kakaknya tetap bersikap dingin padanya, sangat jarang berbicara dengannya dan bahkan sangat jarang tersenyum, tapi dia bisa merasakan kalau kakaknya melindunginya dan menyayanginya.Dia selalu menuruti pesan kakaknya, sengaja menghindari anggota Keluarga Jayadi.Namun hari itu, Nona Fera datang dan bilang mau membawanya bertemu ibunya, dia akhirnya ikut.Dia terlalu merindukan ibunya.Dia juga bisa merasakan kalau ibunya juga mengkhawatirkan ibunya karena sudah beber
Hari-hari seperti itu entah bertahan berapa lama sampai suatu hari, dia melihat di makanan yang diantar ada sebuah pisau kecil dan tipis.Malam itu, di luar lagi-lagi hujan deras.Petir terus berderu, suara yang keras seakan-akan memukul kepalanya. Dia meringkuk ketakutan di sudut kamar, tapi waktu dia mendongak, dia seakan-akan melihat ibunya berbaring di genangan darah dan terus memanggil namanya dengan suara lemah ....Dia merindukan ibunya, dia ingin mencari ibunya.Dia teringat pisau yang dia sembunyikan itu. Dia menyayat tangannya dengan pisau itu, dia sama sekali tidak merasakan sakit. Darah pun terus mengalir keluar dari luka itu.Setelah itu, kesadarannya perlahan-lahan menghilang.Dia mengira dia akan segera bertemu dengan ibunya.Namun, ketika dia membuka matanya, yang dia lihat adalah kakaknya.Setelah itu, dia dan kakaknya tidak tinggal di kediaman Keluarga Jayadi lagi, melainkan tinggal di sebuah rumah sakit. Kakaknya terus menemaninya setiap saat.Dia mendengar temannya
Nada suara Andreas sangat menyindir.Celine bisa merasakan amarah dan keputusasaan Andreas saat itu, tapi dia tidak tahu bagaimana menghiburnya, jadi dia hanya bisa menggenggam tangan Andreas.Kehangatan tangannya seakan-akan memberi sedikit kehangatan di hati Andreas yang dingin.Andreas menoleh melihat Celine, lalu secara refleks menggenggam erat tangan Celine, lalu dalam hati mengulangi kembali sumpah yang sudah dia buat dari dulu.Sementara hal-hal di masa lalu ....Andreas mengalihkan pandangannya, tapi kali ini, suhu tangan Celine membuat kebencian di nada suaranya berkurang banyak saat menceritakan masa lalu."Setelah Dylan bunuh diri menggunakan pisau itu, aku menemukan kalau pisau itu diberikan oleh seorang pelayan di kediaman sana. Tapi waktu aku menginterogasi alasannya, dia tetap tutup mulut. Aku tetap curiga kalau itu perintah Fera ...."Fera ....Celine teringat dengan nyonya Keluarga Jayadi yang lembut dan ramah itu."Apa dia wanita yang dicintai Tuan Omar saat ibumu mel
Celine tahu dia seharusnya mendorong Andreas.Namun, di hatinya ada satu suara yang berkata jangan menolaknya di saat seperti ini!Angin sepoi-sepoi berembus, Celine tidak tahu sejak kapan dia sudah memeluk balik Andreas.Sampai ketika ponsel Andreas berbunyi.Nada dering itu bunyi sekian lama, tapi Andreas sama sekali tidak bermaksud menerima panggilan. Dia tidak ingin melepaskan Celine sampai akhirnya Celine yang memberontak."Cepat angkat, mungkin ada masalah darurat."Andreas menatap Celine lekat-lekat sampai Celine akhirnya memunggunginya, Andreas baru mengeluarkan ponselnya.Telepon itu dari Gian.Begitu panggilan tersambung, terdengar suara Gian berkata, "Tuan, Tuan Omar ... meminta Tuan pulang ke kediaman."Omar?"Oke!" Andreas setuju tanpa ragu-ragu.Gian jelas terkejut.Tuan selalu bermusuhan dengan Tuan Omar. Meski mereka ayah dan anak, tapi mereka seperti musuh bebuyutan. Posisi kepala keluarga Tuan sekarang juga dia rampas dari Tuan Omar.Dia pikir Tuan tidak akan memeduli
Senyuman di wajah Andreas jelas membeku sejenak.Ketika turun ke bawah, mereka bertemu dengan Hansen yang bersandar di dinding, sepertinya sedang menunggu seseorang.Hanya dengan satu tatapan, Andreas tahu kalau Hansen tahu dia dan Celine ada di atap. Namun, Hansen ... tidak mengganggu mereka!"Kak, aku mau pergi ke kediaman Keluarga Jayadi sebentar." Celine memberi tahu rencananya ke Hansen.Andreas mengira Hansen akan melarang Celine.Namun, Hansen hanya mengeluarkan sebuah jaket wanita dan menyerahkannya ke Celine."Malam begini agak dingin, pakai jaket ini.""Terima kasih, Kak."Sampai setelah mereka berdua naik ke mobil, Andreas masih memikirkan adegan tadi. Dia samar-samar merasa hubungan antara Celine dan Hansen sudah berubah.Kakak?Dia ingat Hansen dulunya punya perasaan pria ke wanita terhadap Celine.Namun, tadi waktu Celine memanggilnya "kakak", tatapan Hansen seakan-akan seperti seorang kakak kandung....Di kediaman Keluarga Jayadi.Hari ini ulang tahun Omar, tapi hari in
Setiap bagian rumah memberi kesan penuh aturan.Seakan-akan selalu mengingatkan orang kalau mereka tidak boleh melanggar aturan."Tuan, Tuan Omar menunggu Anda di ruang baca." Asisten Omar menunggu di depan pintu.Sepertinya karena tidak ingin diketahui orang lain yang ada di kediaman, asisten itu berbicara dengan suara kecil.Andreas bahkan tidak melihat asisten itu sama sekali, dia langsung naik ke lantai dua dengan menggandeng Celine.Ruangan bagian timur paling ujung di lantai dua adalah ruang baca Omar. Namun, Andreas membawa Celine ke salah satu kamar di bagian paling barat lalu berhenti."Kamu istirahat di kamarku dulu." Andreas menepuk bahu Celine.Kelelahan di mata Andreas membuat Celine mengernyit karena khawatir.Dia tahu, Andreas akan segera menghadapi ayahnya. Untuk kejadian hari ini, baik Omar maupun Andreas mungkin ingin mendapatkan jawaban dari satu sama lain."Baik."Celine menurutinya.Andreas membukakan pintu kamar untuk Celine lalu setelah melihat Celine masuk ke ka
Di atas meja, ada sebuah album foto yang tebal.Celine membuka halaman pertama dan langsung melihat Andreas saat masih remaja.Dia terlihat tinggi dan tampan, wajahnya sama seperti sekarang tapi ekspresinya tidak sedingin sekarang.Celine membalik halaman album itu, di setiap foto, terkadang terlihat sudut bibir Andreas yang terangkat.Di dalam album foto itu, selain Andreas, ada Hansen dan juga seorang gadis.Celine pernah melihat gadis itu.Dia adalah gadis yang dia lihat fotonya di gedung kecil di dalam kediaman Keluarga Nadine di Binara.Namanya "Lala"!Celine mengamati Lala di foto dengan saksama. Gadis itu terlihat sangat ceria dan bersinar.Dia tahu, semua cucu angkat Kakek punya mata yang mirip dengan Linda.Namun, dibandingkan dengan Carla, mata Lala seakan-akan bisa tersenyum. Senyuman di matanya bahkan terlihat sangat akrab bagi Celine.Andreas ... pernah suka dengan gadis ini, 'kan?Saat ini, Celine yakin kalau di foto yang dia lihat di Binara itu, orang yang dicoret mukany
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s