Lampu berwarna merah yang menakutkan membuat Celine merinding.Setelah tenang kembali, dia baru menyadari kalau ternyata ruangan ini adalah ruang gelap untuk cuci foto.Ada seseorang meringkuk di sudut ruangan, dia mengepal kedua tangannya dengan erat dan menutupi seluruh wajahnya.Celine maju, tapi baru saja dia melangkah satu langkah, suara itu terdengar semakin ketakutan."Jangan mendekat. Kamu ... jangan mendekat!"Tubuhnya yang meringkuk jelas terlihat sedang gemetaran, tapi suaranya membuat Celine yakin dengan identitas orang di depannya."Dylan, kamu ...." Hati Celine sudah dipenuhi dengan kekagetan.Baik di depan media ataupun di layar TV, Dylan yang Celine lihat selalu sangat bersinar dan percaya diri.Namun, sekarang Dylan terlihat sangat menyedihkan.Mendengar Celine memanggil namanya, tubuh yang meringkuk itu membeku sejenak."Kamu kenapa?" tanya Celine akhirnya.Dia kembali mencoba maju.Begitu merasakan gerak-gerik Celine, Dylan segera menaikkan volume suaranya. "Jangan m
Tenaga yang mencekik leher Celine semakin kuat.Ekspresi orang di depannya penuh dengan kebencian, tapi di antara dia dan Dylan tak pernah ada konflik, mana mungkin ada kebencian?Satu-satunya kemungkinan adalah Dylan menganggapnya sebagai orang lain!"Dylan, lihat dengan jelas, ini aku, aku Celine ...." Karena lehernya dicekik, Celine kesusahan bicara.Celine ....Dylan jelas tertegun sejenak.Wajah di depannya adalah Celine, tapi rasa sakit di kepalanya membuatnya berimajinasi.Ketika dia melihat Celine lagi, wajah itu kembali berubah jadi orang yang dia benci."Kembalikan dia!" teriak Dylan.Tenaga yang mencekik Celine kembali menguat, bahkan muncul niat membunuh di mata Dylan. Dia terus menggumam, "Kamu wanita jahat, kembalikan dia, kembalikan!"Wanita jahat? Kembalikan?Apa yang mau dikembalikan?Ada banyak pertanyaan di otak Celine.Saat ini, udara yang masuk ke paru-parunya semakin sedikit, dia berusaha bertahan, mencoba untuk melepaskan kedua tangan Dylan di lehernya.Namun, te
Apalagi hubungan mereka berdua tidak pernah membaik.Omar hanya tersenyum datar lalu melihat ke Andreas yang dikelilingi orang-orang, di matanya tidak ada emosi apa pun.Fera yang di sampingnya juga sedang melihat Andreas."Kak Omar, hari ini Andreas pasti datang khusus untuk acara ulang tahunmu. Seperti yang kuduga, dia sebenarnya masih memikirkanmu. Di antara anak dan ayah, mana ada dendam yang berkelanjutan?"Senyumannya yang lembut ditambah dengan nada suaranya yang lembut membuatnya terlihat seperti Nyonya Fera yang lembut dan bijaksana.Namun, hanya dia yang tahu kenapa Andreas bisa datang hari ini.Posisi Celine di hati Andreas sepertinya memang tidak biasa!Namun, memangnya kenapa?Fera mengira dia harus mencari cara untuk menuntun Celine masuk ke kamar itu. Namun ternyata, tadi dia lihat dari CCTV, untuk menghindar dari Bella, Celine masuk ke kamar itu dengan sendirinya.Ini namanya takdir!Saat ini, takutnya Celine sudah mati di tangan Dylan!Sementara Andreas ....Satu sisi
"Lantai tiga!"Jalur ke lantai tiga dikunci. Hansen sudah meminta bantuan staf, tapi staf itu berkata kalau lantai tiga adalah tempat Omar menyimpan barang-barang berharga, jadi tidak pernah dibuka untuk umum.Staf itu juga menjamin berkali-kali kalau di lantai tiga tidak ada orang.Andreas sama sekali tidak menghabiskan waktu lagi, dia langsung berlari ke lantai tiga.Setiap jalur ke lantai tiga diberi pintu yang dikunci dengan nomor sandi.Gedung pameran ini adalah properti pribadi Omar.Andreas melihat Gian yang mengikutinya sekilas. Hanya dengan satu tatapan, Gian sudah tahu apa yang diinginkan Andreas.Gian segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.Di bawah, semua orang berdiri di tempat dengan ekspresi kaget.Tiba-tiba, terdengar suara ponsel berbunyi. Semua orang melihat ke asal suara dan melihat Omar yang tadinya gusar mengernyit saat melihat ponselnya.Suara ponsel itu bergema ke seluruh gedung, membuat suasana semakin aneh.Setelah sekian lama, Omar akhirnya mene
"Kak Omar, aku agak khawatir, di lantai tiga ada ...."Sikap Fera yang tadinya ingin mendamaikan ayah dan anak tadi berubah, dia tiba-tiba teringat sesuatu lalu melihat Omar dengan tatapan khawatir.Omar juga menyadari sesuatu."Semua salahku, bagaimana kalau mereka mencari ke kamar itu dan melihat ...."Fera tidak melanjutkan kata-katanya karena Omar sudah naik ke lantai tiga meninggalkannya.Muncul ekspresi dingin di wajah Fera.Melihat sosok Omar yang panik, dia mengira Omar sudah lupa kalau di lantai tiga selain ada lukisan-lukisan yang berharga, masih ada satu kamar yang sudah tertutup sangat lama.Sementara kamar itu ....Fera tidak ingin kelewatan apa pun, jadi setelah Omar pergi, dia segera pergi mengejar.Gedung pameran ini sangat besar, kamar di lantai tiga juga lumayan banyak.Andreas, Hansen dan Gian mencari satu per satu kamar sambil memanggil nama Celine, tapi tidak ada jawaban.Omar dan Fera berdiri di satu sudut koridor.Ketika tiga orang itu tiba di sana, Omar malah me
Tolong dia?Di dalam kamar ini, selain Celine masih ada orang lain?Mereka berdua tidak sempat memperhatikan apa yang ada di dalam kamar gelap itu.Andreas dan Hansen menopang Celine dan segera memeriksa kondisinya. Mereka melihat pakaiannya berantakan, di dahinya ada luka yang masih berdarah. Andreas merasa jantungnya seakan-akan berhenti berdetak."Apa yang dia lakukan padamu?" Hansen juga menggertakkan giginya dan tidak bisa bernapas. Dia menanyakan pertanyaan ini, tapi takut mendengar jawabannya.Apa yang dia lakukan padanya?Celine teringat dengan apa yang terjadi tadi.Dia mengira dia akan mati di sini, tapi tiba-tiba Dylan melepaskannya.Setelah itu ....Celine tidak berani menyia-nyiakan waktu lagi. "Cepat tolong dia, Dylan ... Dylan ...."Celine tidak berani memikirkan kejadian tadi lagi, dia segera berbalik melihat orang yang berbaring di sudut kamar ....Andreas dan Hansen pun mengikuti arah pandangnya.Di bawah cahaya merah, pria itu menutup matanya, sedangkan wajah itu ...
Namun, di saat terakhir, Fera berhasil menahan dirinya.Fera menarik sudut bibirnya dan berkata, "Kenapa jadi begini? Jatuh ke mana-mana. Kak Omar, kamu tenang saja, aku bisa merapikan semua ini."Sudah bertahun-tahun Omar tidak memasuki kamar ini.Dulunya, setelah gedung ini kebakaran, semuanya direnovasi ulang. Foto-foto di kamar gelap ini adalah sisa barang yang berhubungan dengan Shella Retno.Fera tahu betapa pentingnya posisi foto-foto ini di hati Omar dulunya.Bahkan selama beberapa tahun ini dia berhasil mendapatkan hati pria ini, dia tetap tidak berani menghancurkan foto-foto ini karena takut tiba-tiba Omar teringat.Namun hari ini, yang merusak foto-foto ini bukan dia!Muncul kesenangan di hati Fera.Dia segera jongkok untuk membantu Omar merapikan tempat ini.Namun, sebelum dia sempat menyentuh foto di lantai, Omar tiba-tiba merampas foto yang mau dipungut Fera sambil berkata, "Jangan pegang!"Nada suara Omar sangat tajam.Namun, dia tiba-tiba menyadari sesuatu dan kembali m
Eric melihat Dylan lalu menghela napas panjang."Dari hasil pemeriksaan waktu itu, dia memang sudah sembuh. Selama bertahun-tahun dia juga nggak menunjukkan tanda-tanda kambuh. Secara logika, dia nggak akan kambuh tanpa alasan, kecuali ....""Kecuali apa?"Andreas sepertinya sudah punya jawaban di dalam hatinya."Kecuali dia menerima rangsangan."Jawaban dari Eric sama seperti tebakan Andreas.Menerima suatu rangsangan ....Andreas melihat tangan Dylan yang tidak terluka. Tangan itu menggenggam sesuatu dengan sangat erat. Dia dan dokter sudah mencoba membuka genggamannya, tapi tidak berhasil.Apakah benda ini ... berhubungan dengan kambuhnya penyakitnya?"Aku mengerti. Paman Eric, kali ini ... lagi-lagi harus meminta bantuanmu." Andreas sudah tahu bagaimana situasinya setelah penyakit Dylan kambuh.Waktu itu mereka berhasil berjalan keluar bersama, kali ini pasti juga bisa.Eric berpesan beberapa hal yang harus diperhatikan lalu keluar.Setelah memastikan kondisi Dylan, Andreas segera
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s