Satu jam kemudian, acara pelelangan di panggung pun hampir berakhir.Ketika Celine bangun, dia kebetulan mendengar suara dua perawat sedang mengobrol dengan suara kecil. "Gila, satu triliun! Sepasang cincin itu dilelang mencapai harga satu triliun ....""Kalung giok itu juga dibeli oleh Tuan Jayadi ...."Dua perawat wanita itu sangat bersemangat. Tadi mereka diam-diam mendengar suara pelelangan di luar, setidaknya ada tiga orang yang terus menambah harga, benar-benar kaya setengah mati!"Aku penasaran banget, sepasang cincin itu bakal dipakai oleh siapa ....""Dari sikap Tuan Jayadi tadi ke Nona Celine, cincin itu sudah pasti bakal dikasih ke ...."Kedua perawat itu saling bertatapan dengan ekspresi iri. Namun, begitu mereka menoleh melihat Celine sudah membuka matanya, mereka langsung panik.Tadi kepala rumah sakit sudah bilang tidak boleh mengungkit Tuan Jayadi di depan Nona Celine!Juga tidak boleh memberi tahu Nona Celine kalau Tuan Jayadi yang menolongnya tadi!"Nona Celine ...."
"Kalau gitu, untuk apa kamu cari dia?" tanya Andreas kesal.Aura dingin yang terpancar dari tubuhnya membuat Celine merinding.Namun, dia tidak sempat memikirkan kenapa Andreas marah. "Tentu saja untuk mengambil kembali cincinku! Dengar-dengar dia yang mendapatkan cincin itu. Aku mau menyimpan cincin ini untukku sendiri, jadi aku mau menghentikan proses tanda tangannya!"Mengambil kembali cincinnya?Andreas pun mencibir dan berkata, "Cuma sepasang cincin saja, untuk apa disimpan?""Apanya untuk apa disimpan?"Celine refleks ingin menyimpan sepasang cincin itu bukan karena itu adalah karyanya, melainkan karena setelah melihat barang jadinya, dia merasa sangat aneh.Tadi pembawa acara berkata ada orang yang merealisasikan gambar desainnya.Meski Celine tidak punya bukti, dalam hatinya dia yakin kalau orang itu adalah suaminya ini!Celine melirik Andreas sejenak.Jelas-jelas pernikahan mereka hanyalah sebuah perjanjian, tapi dia tetap ingin meninggalkan kenang-kenangan.Begitu teringat ba
Sarah terkejut dan langsung mematikan telepon."Gimana?" Bastian terlihat sangat mengkhawatirkan Lily.Sarah tentu saja tahu jelas apa arti suara desahan itu.Dia tidak mungkin membiarkan Bastian tahu bagaimana sifat asli Lily, jadi dia terpaksa berbohong. "Tetap nggak terhubung, bagaimana nih? Kalau sampai Lily putus asa dan sampai kenapa-kenapa, semuanya salah Celine!"Begitu teringat Celine menghancurkan nama baik dan masa depan Lily, hati Sarah langsung dipenuhi kebencian. Dia langsung menangis sedih.Ekspresi Bastian langsung berubah suram.Dia menyuruh orang merekayasa sebuah kecelakaan, lalu membayar buzzer untuk menggiring opini memblokir Celine demi menghancurkan Celine agar dia tidak bisa mewariskan Perusahaan Perhiasan Aurora.Namun sekarang, Celine malah menang juara pertama dan bahkan jadi populer!Muncul kebencian di mata Bastian. "Kamu tenang saja, kalau sampai Lily kenapa-kenapa, aku pasti akan membuat Celine hidup segan mati tak mau!"Sarah menggigit bibirnya, teringat
Di Rumah Sakit Binara, pagi-pagi sekali sebuket bunga segar diantar ke kamar.Celine pun melihat nama di kartunya. "Dylan Retno?"Saat ini, Andreas masuk dan mendengar Celine menyebut nama Dylan Retno.Seketika ekspresinya berubah suram.Andreas segera mengambil kartu yang dipegang Celine dan juga buket bunga itu lalu membuangnya ke tong sampah.Celine terdiam sambil memasang ekspresi bingung.Tiba-tiba, dia teringat dengan wajah Dylan yang mirip dengan suaminya. Tepat ketika dia mau bertanya, ponsel Andreas berbunyi.Melihat nama "Dylan Retno" di layar ponselnya, Andreas langsung menolak panggilan tanpa ragu-ragu.Satu menit kemudian, Dylan mengirimkan sebuah pesan."Aku ada di lantai dasar RS Binara, perlu aku naik ke atas ketemu kamu sekalian Celine?"Celine?Dia memanggil nama Celine langsung?Mata Andreas langsung berubah tajam, lalu dia berjalan keluar kamar sambil menelepon Dylan.Panggilan itu langsung terhubung."Kak ...."Di bawah, Dylan sedang tersenyum berseri-seri di dalam
Lily ingin menggenggam tangan Celine, tapi Celine langsung menghindar.Seketika muncul ekspresi sedih di wajah Lily.Namun, dia langsung pura-pura tidak peduli dan berkata kepada Irina yang menabrak Celine tadi, "Irina, cepat minta maaf ke Kak Celine!"Irina melihat Celine dengan tatapan merendahkan lalu berkata, "Kak Celine? Oh, bukan, Nona C, maaf. Tadi aku kebetulan lagi lewat, nggak lihat kamu turun mobil, makanya nggak sengaja menabrakmu. Kamu nggak marah, 'kan?"Sebenarnya, tadi Irina taruhan dengan Fiona dan yang lainnya.Kalau dia berhasil menabrak Celine sampai jatuh, membuat malu, hari ini mereka semua akan membantu Irina mendapatkan pria yang dia suka.Garry sudah memutuskan dia, semua ini gara-gara Celine!Muncul kebencian di mata Irina, lalu dia maju lagi untuk memberi Celine pelajaran.Celine baru saja mengalami kecelakaan, dengar-dengar dia juga baru keluar rumah sakit. Irina tidak percaya dia akan kalah dengan Celine!Namun, Celine bisa melihat niat Irina dengan mudah.
Celine menatap orang di depannya dengan tatapan jijik.Tepat ketika dia mau pergi, Reza tiba-tiba mencengkeram tangan Celine.Celine langsung refleks mengibas tangannya lalu mengambil gelas di meja dan melempar airnya ke wajah Reza."Celine, kamu ...." Reza menggertakkan giginya marah. "Celine, kulihat kamu itu iri, 'kan? Kamu iri Lily bisa menikah denganku, tapi kamu nggak berani melampiaskan emosimu ke Lily, takut orang lain melihat wujud aslimu!"Celine terdiam. Dia iri?Celine menarik kembali kakinya yang sudah melangkah sampai setengah tadi.Kemudian, dia perlahan-lahan berbalik melihat Reza seperti melihat seorang idiot. "Kamu itu pria berengsek, untuk apa aku iri dia bisa menikah denganmu?"Namun, Reza tidak marah Celine menyebutnya pria berengsek.Celine sengaja menikah dengan orang lain untuk membalasnya, mengakibatkan dia tidak bisa mendapatkan Perusahaan Perhiasan Aurora.Selama ini, dia sudah berpikir dan berusaha ke sana-sini untuk menyelesaikan masalah dana itu. Semuanya
Lily mengeluarkan foto yang dia ambil di luar restoran makanan barat waktu itu.Di foto itu, Hansen sedang menatap Celine.Dari sudut ini, Celine sedang menunduk, membuatnya terlihat malu-malu dan menggoda.Reza langsung mengernyit.Laki-laki mana lagi ini?Dilihat dari pakaian dan karisma orang ini jelas bukan orang biasa!"Kak Reza, hari itu aku nggak sengaja melihat Kakak dengan pria ini, mereka terlihat sangat dekat. Aku foto untuk menasihatinya, karena bagaimanapun dia sudah menikah, nggak baik kalau masih berhubungan dengan pria lain, tapi ....""Tapi .... Aku akhirnya baru tahu kalau pria itu adalah tuan muda Keluarga Nadine dari Kota Mastika ....""Hari itu di Perlombaan Desain Perhiasan, Tuan Muda Hansen juga membantu Kakak mencelakaiku. Kenapa dari kecil Kakak selalu mendapatkan rasa suka dari begitu banyak orang ...."Ketika mendengar "Tuan Muda Keluarga Nadine", Reza jelas terlihat terkejut.Namun, ketika melihat tatapan Hansen pada Celine, langsung muncul ekspresi marah di
"Jadi kamu harus mengeluarkan maskawin satu triliun ini!"Bastian sangat tegas, tidak memberi Celine pilihan lain.Celine merasa dia baru saja mendengar lelucon yang sangat lucu."Lily menggantikanku memenuhi perjanjian pernikahan?"Kalau bukan dengar sendiri, Celine tidak akan percaya ada orang yang bisa membalikkan kenyataan sampai seperti ini.Namun, kata-kata ini benar-benar keluar dari mulut Bastian.Jelas-jelas dia yang diselingkuhi oleh Reza dan Lily!Seketika, amarah memenuhi pikirannya. Celine menggertakkan giginya dan berkata dengan nada dingin, "Kalau gitu, coba kamu pergi tanya dia dan Reza, selama beberapa tahun ini, sudah berapa kali mereka tidur bersama di belakangku?"Plak!Begitu dia selesai bicara, sebuah tamparan langsung mendarat di wajahnya.Rasa perih perlahan-lahan menyebar.Bastian memelototi Celine dan berkata, "Orang yang suka main-main dengan pria itu kamu, kamu malah memfitnah adikmu!"Hati Celine sudah penuh dengan luka, tapi samar-samar masih terasa sakit.
Apa ... yang terjadi?Andreas tidak mengerti.Hal lainnya yang tidak dia mengerti adalah dia benar-benar daftar kompetisi desain perhiasan yang sangat melelahkan ini.Ini sebenarnya hanya sebuah pikiran dari semalam.Dia mengira pikiran ini akan segera hilang, tapi ternyata tidak.Malah niatnya ini makin kuat, seakan-akan ada kekuatan tidak terlihat yang menariknya untuk ke sini. Kekuatan inilah yang membuat Andreas penasaran.Dia mau tahu apa yang menuntunnya ini.Hanya dalam tiga hari, dia sudah mendapatkan hasil babak pertama.Dia berhasil lolos ke babak selanjutnya!Selanjutnya adalah babak final.Babak final diadakan sepuluh hari lagi.Selama tiga hari ini, Andreas semakin merasa dirinya aneh.Pertama, dia setiap malam mimpi hal-hal yang aneh, di setiap mimpinya ada seorang wanita dan dia pernah melihat wanita itu.Di ingatannya, selain Lala, hanya wanita itu yang bisa dia ingat.Namun, dia jelas-jelas baru melihatnya beberapa kali.Dalam sehari, dia melihatnya tiga kali, benar-be
Di atas meja makan, suasananya sangat tegang seakan-akan ada bom yang akan meledak.Semuanya hanya karena ucapan Andreas tadi. "Aku memutuskan ikutan Kompetisi Desain Perhiasan Nasional."Kompetisi Desain Perhiasan Nasional?Kompetisi itu diadakan oleh Keluarga Nadine, pasti akan menarik perhatian media.Kalau sampai ketahuan ....Oleh karena itu, Lala yang tegang langsung kehilangan kendali atas emosinya.Namun, di bawah tatapan Andreas, dia langsung minder dan menghindari tatapan Andreas sambil menjelaskan, "Kak, kita sudah mau meninggalkan Binara. Dari waktunya, takutnya nggak bakal sempat. Lagian, keahlianmu itu di desain pakaian, kamu nggak pernah desain perhiasan ...."Sebelum Lala selesai bicara, Andreas sudah meletakkan sendoknya.Setelah itu, dia berdiri mengambil jaketnya dan keluar. Gerakannya sangat luwes.Begitu sampai di pintu, dia berkata, "Nggak akan memengaruhi rencana ke luar negeri." Setelah itu, dia pun menghilang dari penglihatan Lala, tidak peduli Lala mengejarnya
Gadis itu mengejar poster itu seakan-akan itu sangat berharga. Namun, waktu mendongak melihat pria di depannya, dia langsung tertegun.Tampan sekali!Gadis itu tertegun.Temannya yang ikut mengejar poster itu juga tertegun."Nih."Suara pria itu sangat memesona, membuatnya merasa mau menikahinya hanya karena suaranya.Tampan sekali ....Sampai setelah pria itu menyerahkan poster itu dan pergi jauh, gadis itu dan temannya baru sadar kembali.Setelah itu, mereka berbalik melihat sosok pria tampan itu."Ganteng sekali, suaranya juga sangat enak didengar.""Mukanya mirip sekali dengan seseorang. Dylan! Benar, mirip Dylan Retno. Mereka mirip sekali, tapi sepertinya dia lebih ganteng.""Sayang sekali dia sudah punya pacar, pacarnya beruntung sekali!"Mereka berdua terlihat sangat iri.Suara itu dibawa angin sampai ke depan. Kata "pacar" itu membuat Lala sangat senang, dia pun menoleh melihat pria di sampingnya.Ekspresi Andreas sangat tenang.Dia juga tidak menyangkal kata "pacar" itu.Bagus
Setelah keluar dari bar, Andreas menunggu Lala menjemputnya.Tidak disangka, dia malah melihat wanita itu lagi!Wanita itu tetap, tapi pria di sampingnya sudah berubah.Dia memang sangat cantik, tatapannya terhadap pria membuat orang ingin melindunginya. Wanita ini memang hebat!Andreas merasa hatinya dipenuhi kekesalan.Sebuah api amarah yang tidak diketahui asalnya berkobar, tapi kemudian dia tertawa.Seseorang yang tidak ada hubungan apa pun dengannya, untuk apa dia marah?"Kak Tuvin ...."Pikiran Andreas buyar dan melihat Lala berlari ke hadapannya.Napasnya terengah-engah, sepertinya tadi dia lari dengan sangat terburu-buru. "Kak, kenapa kamu di sini? Nggak terjadi apa-apa, 'kan?"Lala menatap Andreas lalu diam-diam mencari tahu."Aku terlalu bosan, jadi jalan-jalan ke sini."Apa benar dia jalan-jalan sampai ke sini?Tempat mereka berpisah berjarak beberapa kilometer dari sini. Kalau benar tidak sengaja jalan ke sini, kenapa bukan ke tempat lain?Lala melihat bar yang ada di belak
Artemis ....Entah kenapa, bar ini membuatnya merasa familier.Seakan-akan dia pernah ke sini.Namun, meski sudah berusaha mengingat, dia tidak ada ingatan tentang tempat ini. Dia berdiri sangat lama di depan lalu akhirnya berjalan masuk.Awalnya, dia memesan segelas arak.Mungkin karena refleksnya ingin mencari tahu dari mana asal rasa familier itu, dia tidak peduli dengan araknya, melainkan mengamati setiap sudut dari bar ini. Waktu dia melihat salah satu meja, tatapannya tidak bisa berpaling lagi.Seakan-akan meja itu ada kekuatan ajaib yang menariknya, dia pun menghampiri meja itu.Begitu dia duduk di meja itu, di benaknya muncul sebuah adegan. Namun, waktu dia mau menangkap adegan itu, ponselnya berbunyi.Telepon dari Lala.Suasana di bar sangat berisik.Tidak jauh darinya, dia mendengar seruan kaget seorang wanita lalu suara minta maaf seorang pelayan. Dia tidak melihat ke arah suara itu, melainkan mengernyit sambil berjalan keluar untuk mengangkat telepon.Lala yang sudah selesa
Berbagai macam pertanyaan muncul di benak James."Ponselnya kenapa bisa ada di kamu?" tanya James panik. Saat ini, di hatinya muncul firasat buruk.Andreas ...."Dia menghilang." Suara Celine terdengar dari telepon, juga dari telinganya.James tertegun sekian lama baru menggumam, "Menghilang? Kok bisa? Andreas mana mungkin bisa hilang?"Dia sangat mengenal Andreas.Siapa orang yang bisa membuatnya menghilang?Namun Celine tidak terlihat seperti sedang bercanda.Perlahan-lahan, dia baru menerima informasi yang mengejutkan ini. Celine pun menceritakan secara garis besar kejadian di Mastika.Meski nada suaranya sangat tenang,James bisa merasakan perasaan di balik ketenangan itu.Celine adalah orang yang paling khawatir, takut, dan ingin secepatnya menemukan Andreas untuk memastikan kalau dia baik-baik saja.Melihat senyuman di wajah Celine, James merasa sangat kasihan padanya."Celly, pasti bakal ketemu. Dia mungkin bakal tiba-tiba muncul di depanmu. Andreas nggak tega meninggalkanmu!"J
Waktu James turun, dia kebetulan bertemu dengan pelayan yang mengambil pesanan Celine tadi.Dia pun bertanya secara asal, "Nona itu pesan apa?"Alkohol apa pun yang Celine pesan, harus dia yang bayar.Kalau sampai Andreas tahu Celine mengeluarkan uang di sini, pasti tidak akan mengampuninya.Oleh karena itu, dia sangat tahu diri.Namun, pelayan itu menjawab, "Dia bilang alkoholnya terserah, terus dia meminta segelas air hangat."Tidak aneh meminta segelas air hangat.Namun, pelayan itu mengernyit. "Awalnya dia meminta jus, setelah itu dia memesan sebotol alkohol, tapi sepertinya dia nggak ingin minum alkohol."Tidak ingin minum alkohol?James melirik Celine lalu berkata, "Kita nggak ada jus?"Pelayan itu tertegun, di menu mereka memang tidak ada jus!James sepertinya juga tahu di menu tidak ada pilihan jus, tapi ...."Ada buah, nggak?"Pelayan itu mengangguk sambil berkata, "Ada.""Blender sekarang juga!" perintah James. Kalau Celine mau minum jus, dia mana mungkin tidak memberikannya?
Ternyata keputusan ini dilakukan demi Celine.Saat itu, Noni semakin yakin dengan kebaikan Lina terhadap Celine.Di kursi kelas bisnis,Noni melihat kelelahan di wajah Celine. Dia pun berkata dengan penuh perhatian, "Nona Celine, kamu tidur saja dulu. Aku bakal membangunkanmu waktu kita sudah sampai di Binara."Bekerja di bagian desain,Celine tidak terbiasa dengan panggilan "Bu Celine", jadi dia meminta mereka memanggilnya "Nona Celine".Lina memanggilnya Kak Celly, pegawai bagian desain lainnya memanggilnya Nona Celine. Meski ada perbedaan, sekarang sudah tidak ada orang yang merasa cemburu.Celine tidak menolak sarannya.Noni menyerahkan sebuah penutup mata yang baru, Celine pun tersenyum dan berkata, "Terima kasih."Senyumannya sangat tulus, begitu juga ucapan terima kasihnya.Celine memakai penutup mata lalu menutup matanya. Dia memang sedikit lelah, jadi dia langsung mengantuk. Sebelum tidur, di benaknya terngiang kata-kata Carla waktu mengantarnya di bandara tadi.Waktu itu, Car
"Celly ...." Hansen langsung membuka mulut ingin menasihati Celine.Namun, Celine malah berkata, "Babak final kompetisi ini tetap di Binara. Aku dan Andreas kenalan di Binara, kalau dihitung-hitung, sudah mau setahun."Lebih tepatnya, masih ada sepuluh hari sampai waktu dia bertemu dengan Andreas tahun lalu di Binara.Belakangan ini, Celine sering teringat dengan setiap detail mereka bertemu di Binara.Tekadnya itu perlahan-lahan menguat.Dia mau kembali ke Binara!Setelah Celine selesai bicara, tiga orang lainnya tahu apa yang dipikirkan Celine.Awalnya mereka mau membujuknya, tapi sekarang mereka tidak tega mengecewakan Celine.Namun, meski begitu, kesehatan Celine tetap penting, jadi mereka bertiga membuat perjanjian."Boleh saja ke Binara, tapi untuk Kompetisi Desainer Nasional, kamu cuma boleh jadi juri di babak final. Kamu nggak boleh mengurus yang lain," ujar Hansen.Celine pun mengangguk."Begini saja, kita temani kamu," ujar Hansen lagi.Dua orang lainnya juga segera menambahk