Muncul adegan saat kapal meledak tadi. Andreas pun menghirup napas dalam-dalam."Tuan, orang ini bagaimana?"Terdengar suara Owen yang penuh amarah.Kalau bukan karena Tuan ingin mengurusnya sendiri, tadi dia pasti sudah membalikkan kapal Reza agar dia mati tenggelam.Andreas menutup matanya.Ketika dia kembali membuka matanya, seluruh perasaannya sudah menghilang.Dia berbalik dan melihat Reza.Tatapan itu sangat dingin, seperti panah ataupun pisau yang menembus tubuhnya. Reza diam-diam gemetar dan langsung memohon ampun."Paman, tolong ampuni aku. Kamu bukannya nggak mencintai Celine? Sekarang dia sudah mati, dia nggak bakal mengganggumu lagi. Kamu tahu, nggak? Tadi setelah telepon ditutup, Celine bahkan memarahimu.""Benar, dia bilang kamu berdarah dingin, tapi sebenarnya dia juga hanya berpura-pura denganmu. Dia ...."Reza berusaha untuk mengadu domba mereka berdua.Namun, dia malah melihat ekspresi Andreas yang semakin menakutkan.Bahkan Owen juga sudah malas mendengar karangannya
Untungnya kata-katanya menarik perhatian Andreas.Andreas memberi kode pada Owen.Owen pun menarik Reza ke atas. Setelah akhirnya menyentuh pembatas, Reza langsung menggenggamnya dengan erat. Setelah dia kembali ke kapal, Owen baru sadar bagian dada sampai celana Reza basah.Kemudian, dia mencium bau yang menusuk hidung.Owen pun melihat Reza dengan jijik.Namun saat ini, Reza sama sekali tidak merasa tidak nyaman.Dia segera melihat Andreas dan berkata, "Paman, kalau kamu melepaskanku, aku bakal kasih tahu semua yang kutahu."Andreas malah hanya tersenyum sinis. "Menurutmu sekarang kamu masih berhak negosiasi denganku?"Jantung Reza seakan-akan berhenti berdetak.Dia tidak berhak.Orang di depannya ini adalah Andreas Jayadi.Kalaupun tidak bukan darinya, asalkan Andreas tahu ada orang yang mau mencelakai Celine, dia pasti bisa menemukan orang itu.Reza terlalu meremehkan Andreas.Makanya dia lagi-lagi tertangkap oleh Andreas."Heh ...." Reza tiba-tiba tertawa putus asa. Dia mana puas
Saat berpikir, dia tiba-tiba mendengar suara dari belakang.Jeremy menoleh dan tertegun saat melihat orang itu. "Kakek ...."Orang itu adalah Richard.Saat ini, Richard duduk di kursi roda, di wajahnya tidak ada ekspresi apa pun. Kedua matanya juga datar, tidak terlihat perasaannya saat ini.Dia juga seakan-akan tidak mendengar panggilan Jeremy.Namun, Jeremy yakin Richard mendengar kata-kata Reza tadi.Setelah terdiam sejenak, Richard berbalik tanpa mengatakan apa-apa."Kakek ...."Jeremy ingin mengejarnya, tapi tiba-tiba mendengar Reza melanjutkan."Paman, Lily adalah orang yang nggak akan menyerah sebelum tujuannya tercapai. Kamu harusnya balas dendam ke dia. Kebenciannya terhadap Celine jauh lebih besar daripada aku. Kamu seharusnya menariknya untuk menemani Celine."Meski begitu, tetap tidak bisa menutupi hal yang terjadi tadi.Dia yang meledakkan Celine di lautan.Mata Andreas sangat gelap, terus menatap Reza tanpa mengatakan apa-apa. Reza pun makin lama makin putus asa.Kelihata
Andreas hanya melihat Jeremy sekilas.Dia tahu ini adalah anak dari putri angkat Keluarga Nadine.Dia tidak takut kata-katanya tadi didengar Jeremy. Asalkan Jeremy berani melakukan sesuatu, dia pasti bakal dibalas oleh Andreas.Jeremy juga tahu jelas.Andreas menarik kembali tatapannya, seakan-akan sama sekali tidak menganggap Jeremy.Namun, orang yang seperti itu langsung melunak begitu masuk ke kapal dan melihat Celine.Di saat itulah, Jeremy sepenuhnya menyingkirkan perasaannya kepada Celine yang perlahan-lahan tumbuh.Dengan adanya Andreas, dia mana mungkin punya kesempatan?Pantas saja, sejak dia bertemu Celine, Celine selalu menjaga jarak. Tidak seperti Lily yang selalu berusaha mendekat.Seseorang yang sudah punya gunung, tidak mungkin menginginkan bukit.Di dalam kapal,Andreas menggenggam tangan Celine sambil menatap Celine.Hatinya terus dipenuhi dengan ketakutan. Hanya dengan menggenggam tangan Celine, merasakan suhu tubuhnya, memastikan dia masih hidup, ketakutan itu baru m
Saat ini, perhatian semua orang tertuju pada kain putih itu. Lily tahu tidak ada yang memperhatikan dia.Dia segera menutupi kesenangan di wajahnya. Saat ini, sebagai cucu kandung Richard, dia tentu saja harus berakting sangat sedih."Ada ... ada apa ini?" ujar Celine.Suaranya terdengar gemetar, muncul kegelisahan di wajahnya.Mendengar suaranya, semua orang pun melihatnya.Mereka melihat Lily menatap lurus ke arah mereka, seakan-akan bisa menebak apa yang terjadi. Ketika dia menghampiri mereka, langkah kakinya sangat tidak stabil, seolah-olah akan jatuh.Aktingnya ... benar-benar bagus!Muncul kebencian di mata Hansen yang langsung menghilang.Jeremy yang berada di luar kerumunan orang juga tertawa sinis. Dia sudah menyadari keberadaan Lily dari awal, bahkan melihat ekspresi Lily yang berubah dari senang menjadi sedih dalam sekejap.Saat ini, melihat Lily yang sedih dan lemas, bahkan dia yang sudah melihat banyak hal di dunia ini juga terkejut.Dia ingin melihat apa yang akan Lily la
Namun dia juga sadar kalau dia tidak lihat, kesedihannya tadi pasti terlihat meragukan.Apalagi seruan "jangan" tadi juga sangat mencurigakan.Bagaimana caranya melewati ini?Tiba-tiba, Lily teringat dengan Wahyu.Dia yang duduk lemas di tanah berusaha untuk berdiri ingin mendekati Richard, tapi setelah mencoba beberapa kali tetap tidak berhasil berdiri.Dia tidak bisa berdiri.Hansen memberi kode pada pembantu yang ada di samping.Pembantu itu langsung maju untuk membantu Lily berdiri. Setelah ada pembantu, Lily mau tidak mau harus berdiri.Dengan bantuan pembantu, Lily perlahan-lahan menghampiri "mayat".Tangan Jeremy yang memegang kain putih itu kembali terlihat hendak membuka kain putih itu.Namun, Lily sudah memutuskan tidak akan lihat.Melihat tangan Jeremy yang terangkat ke atas, Lily langsung lemas. Kali ini, dia menutup kedua matanya dan "pingsan"!Semua ini sudah diperkirakan oleh Hansen dan Jeremy.Jeremy pun mencibir dalam hati.Dia dari awal tidak bermaksud membuka kain pu
Dia melihat jalanan yang sepertinya hancur karena diledakkan, muncul rasa aneh di hatinya.Namun, dia tidak terlalu memikirkannya.Di Kota Binara, vila Keluarga Nadine.Begitu pulang, Lily lagi-lagi pingsan karena terlalu sedih.Seluruh orang di vila sibuk mengurus pemakaman Richard, hanya Lily seorang yang "tidak kuat menerima pukulan". Namun, setelah dibawa kembali ke kamar, dia langsung semangat.Sekarang sudah tidak ada orang lain, Lily akhirnya punya kesempatan.Dia segera mengeluarkan ponselnya lalu menelepon Irina.Di seberang telepon, Irina sepertinya sedang berpesta di diskotik. Begitu menerima panggilan dari Lily, dia pergi ke tempat yang lebih tenang, tapi masih tetap terdengar suara musik di sekitarnya.Mendengar suara berisik di telepon, Lily pun mengernyit lalu berkata dengan nada agak kesal, "Bagaimana keadaannya?"Tanpa perlu dikatakan dengan jelas, Irina sudah tahu apa maksud Lily.Irina memikirkan benda yang dia dapatkan dua jam yang lalu dan berkata, "Kak Lily tenang
Ketika Hansen sedang memikirkan kata-kata, Richard tiba-tiba mendongak dan bertanya, "Mana Celly?"Hansen tertegun.Sebelum dia sadar kembali, Richard sudah mau berdiri dengan bantuan tongkatnya. Hansen yang menyadari gerakan Richard pun segera maju untuk membantunya. Kemudian, dia mendengar Richard berkata, "Aku mau pergi lihat Celly."Hansen baru terkejut dan sadar kalau Richard memanggil "Celly", bukan "Loli".Dia sudah ingat Celine? Atau sudah ingat semuanya?Hansen terpikirkan sesuatu dan langsung bersemangat, tapi karena takut mengagetkan Richard, dia menekan perasaannya itu lalu membawa Richard pergi menemui Celine.Vila ini atas nama James Rianto.Agar informasi tentang Richard dan Celine tidak diketahui orang lain, mereka sengaja tidak membawa mereka ke vila atas nama Keluarga Jayadi dan Nadine.Ketika mereka belum sampai, James sudah menyiapkan semuanya.Dia sengaja memanggil dokter pribadi yang paling dia percayai ke sini untuk mengobati Celine.Saat ini, di dalam kamar juga
Suatu kali, waktu Bastian mabuk, Sarah mendengar Bastian berkata, "Aurora, betapa baiknya kalau kamu mati!"Heh, suami Aurora ingin Aurora mati!Ini lebih menyedihkan lagi.Oleh karena itu, Sarah merencanakan kecelakaan itu.Seperti rencananya, Aurora mati dan Bastian yang mengambil alih perusahaan.Dia pun menjadi istri Bastian. Selama ini, dia selalu merasa bangga dan hidup dengan menganggap dirinya pemenang.Namun, waktu tahu Aurora adalah putri Keluarga Nadine di Mastika, lalu sekarang tahu kalau ayah kandung Celine adalah orang sehebat itu,dia tiba-tiba merasakan sesuatu.Seakan-akan dia tidak pernah berhasil menyentuh Aurora.Cantik, berbakat, dari keluarga kaya, lalu pernah berhubungan dengan Keluarga Tjangnaka. Orang seperti itu mana mungkin tertarik dengan Bastian?Sarah bahkan punya sebuah dugaan.Aurora sama sekali tidak pernah dianggap oleh Aurora, apalagi dia.Seketika, Sarah merasa sangat kesal, dia pun menggumam, "Tapi dia sudah mati!""Benar! Celine juga harusnya sudah
Sebelum Sarah selesai bicara, Lily sudah memelototinya.Dia seakan-akan berkata, kenapa harus memilih di antara dua pilihan yang Celine berikan?Dia tidak mau pilih dua-duanya.Sarah semakin panik. "Kamu mau hidup kayak di neraka?"Hidup seperti di neraka ....Lily bertatapan dengan Celine dan tiba-tiba sesuatu di hatinya akhirnya runtuh.Hal-hal yang dia lakukan cukup untuk membuat Celine membencinya setengah mati. Kalau Celine yang menentukan hukumannya, dia mungkin akan hidup seperti di neraka.Namun ....Dia tetap tidak rela kalah dari Celine."Pergi!" ujar Celine ketus.Dia tidak mau melihat Lily lagi.Dia sudah merusak imajinasi Lily dengan tangannya sendiri. Awalnya dia juga ingin membuat Lily merasakan hukuman fisik, tapi begitu melihat Lily, kejijikan di hatinya membuatnya malas turun tangan sendiri.Lily ... hanya akan mengotori tangannya!Sarah sama sekali tidak berani berlama-lama lagi, dia langsung menarik Lily berdiri lalu menyeret Lily keluar seperti sedang kabur.Namun,
Namun ....Dia berhasil merebut Reza Linoa, tunangan Celine, tapi tidak bisa merebut Andreas.Awalnya dia bisa merebut identitas Celine, tapi ketahuan oleh Richard.Kali ini, dia bahkan merubah wajah dan identitasnya, mengorbankan begitu banyak, dia jelas-jelas sudah hampir berhasil, tapi baru tahu kalau dia dibohongi Celine!Lily memelototi Celine dengan penuh kebencian.Sementara Celine semakin marah mendengar kata-katanya.Dia menatap Lily dan berkata dengan tegas, "Jadi kamu membohongi kakekku, menyakiti kakekku dan bahkan ... membunuh kakekku?"Begitu teringat dengan hari itu, waktu kakeknya jatuh ke pelukannya, hatinya berdenyut kesakitan."Membunuh kakekmu?" Lily tidak setuju.Waktu itu, pas Richard tumbang, dia memang terkejut, juga merasa bersalah. Namun, rasa bersalah itu hanya sebentar, dia sudah melempar tanggung jawab itu ke orang lain."Yang mau aku bunuh itu kamu, bukan dia, dia sendiri yang mau melindungimu. Apa hubungannya denganku?""Celine, pada akhirnya, semuanya ga
Celine itu bukanlah orang lemah yang mudah ditindas.Namun Lily selalu mau mencari masalah dengannya!"Kamu ...." Lily semakin merasa tidak rela, berkali-kali dia mengerahkan tenaganya, ingin mencakar Celine, tapi dia tetap tidak bisa mengalahkan tenaga Celine.Sampai akhirnya, Celine sudah malas dan langsung mendorong Lily.Lily tersandung lalu mundur beberapa langkah, tapi tetap tidak bisa stabil dan jatuh terduduk di tanah."Lily ...."Sarah segera maju karena khawatir.Lily malah melampiaskan amarahnya ke Sarah. "Siapa Lily? Dasar bodoh!""Lily, sudah jadi begini, lebih baik kamu langsung mengaku saja kalau kamu itu Lily. Apanya yang susah?"Meski Sarah bukan orang baik, dia benar-benar menyayangi Lily.Celine tidak suka Sarah, tapi lebih tidak suka lagi melihat sikap Lily ke Sarah. Namun, dia juga tidak peduli, dia hanya tahu malam ini urusan ini harus selesai!Dia mau mengungkapkan wujud asli Lily.Seperti yang diduga, mendengar kata-kata Celine, Lily semakin mirip dengan dia yan
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny