"Dia Loli?" Richard menatap foto itu dengan ekspresi kompleks.Kemudian, dia membandingkan dua foto itu dan berkata, "Jelas-jelas dua orang yang berbeda ...."Nenek tua itu tidak berusaha merebut foto itu lagi, dia juga melihat dua foto itu. Namun, ekspresinya seakan-akan sedang melihat anaknya yang sangat dia sayangi."Kenapa jadi dua orang? Jelas-jelas satu orang. Lihat sepasang mata ini .... Ini orang yang sama, dua-duanya Loli. Hehe, Loli masih saja sama seperti dulu."Richard tertegun sejenak, seperti tiba-tiba menyadari sesuatu.Setelah terdiam sekian lama, dia berterima kasih pada nenek tua itu lalu keluar dari ruang baca.Richard memanggil Hansen lalu menyerahkan sekantong dokumen lalu menyuruhnya melakukan sesuatu.Mendengar kata-kata Richard, Hansen tertegun sejenak.Sampai ketika Richard pergi dengan kursi rodanya, Hansen baru sadar kembali.Dia menatap dokumen yang dipegangnya sambil mengingat-ingat kata-kata Richard, dia pun kembali tenggelam dalam pikirannya....Di luar,
Para pembantu diam-diam berdiskusi. Lily yang mendengar kata-kata mereka merasa sangat senang.Celine ... masih belum muncul.Lily semakin yakin kalau Celine sedang bersembunyi.Namun, Celine mana boleh terus sembunyi?Dia masih ada hadiah untuk Celine!Ketika Lily sedang berpikir, dia mendengar keributan dari luar. Lily berdiri dan berjalan ke sana lalu melihat seorang wanita paruh baya datang bersama sekumpulan orang.Jeremy langsung menyambutnya dan memanggilnya "Ibu".Lily langsung tahu identitas wanita itu.Anak angkat Richard!Begitu tiba di vila, Jessy tidak pergi melihat Richard, melainkan menyuruh orang-orang yang dia bawa untuk mengurus pemakaman.Hansen mana mungkin membiarkan dia ikut campur?Setelah berinteraksi beberapa saat, sikap Hansen sangat keras. "Kalau Bibi mau bikin keributan, jangan salahkan aku kalau bersikap nggak sopan. Bibi masih belum berhak ikut campur masalah Kakek!"Jessy sangat kesal.Mereka tidak ada hubungan darah dengan Keluarga Nadine, mereka semua d
Namun, setelah melihat sekian lama, Jessy gagal.Dia sama sekali tidak melihat bayangan Linda di wanita di depannya ini. Di matanya pun muncul kecurigaan. "Kamu yakin kamu itu anaknya?"Ekspresi Lily berubah.Dia tahu orang yang Jessy maksud adalah Linda.Dia tidak menyangka Jessy bakal seterus terang ini.Dia memang tidak mirip Linda, juga bukan anaknya.Namun, Lily langsung menekan ketakutan di hatinya dan menjawab, "Aku nggak pernah melihat ibuku, tapi Kakek sudah melakukan pemeriksaan DNA. Aku juga sangat kaget dengan hasilnya."Maksud kata-katanya adalah dia berhubungan darah dengan Keluarga Nadine, sudah pasti nona asli Keluarga Nadine.Karena tidak ingin Jessy terus mempertanyakan identitasnya, Lily langsung mengubah topik pembicaraannya ke Celine. "Bibi pernah ketemu ibuku? Kalau begitu, kamu harus ketemu Kak Celly, mereka semua bilang mata Kak Celly sangat mirip dengan ibuku."Lily tidak takut mengungkit hal ini.Semua cucu yang diadopsi Richard punya sepasang mata yang mirip
Kalau tidak Kakek ...."Jeremy, kamu bilang apa?"Jessy merasa setelah datang ke Binara, Jeremy berubah banyak.Bahkan dia yang adalah ibunya mulai tidak mengenal Jeremy."Intinya, masalah kamu dan Lily sudah diputuskan. Kamu harus mendapatkan dia," perintah Jessy.Banyak informasi internal yang tidak bisa Jeremy beri tahu Jessy, dia pun terpaksa setuju. Setelah Jessy puas, dia baru meninggalkan kamar Jessy.Di ruang tamu,Hansen dan Wahyu sedang membicarakan masalah pemakaman Richard."Besok saja."Jeremy hanya mendengar kata ini.Namun, Lily yang dari tadi diam-diam menguping mendengar lebih banyak.Mereka memutuskan untuk mengkremasi jasad Richard. Lily yang mendengar hal ini pun sangat bersemangat. Dia memikirkan kapan mau mengungkit surat wasiat Richard.Setelah berpikir sekian lama, dia tetap merasa lebih sempurna kalau ada orang lain yang mengungkit surat wasiat ini.Namun, siapa orang itu? Siapa yang cocok?Tak lama kemudian, di hati Lily sudah ada orang pilihan.Malam itu, Lil
"Tentu saja."Jeremy menatap Lily, dia tidak memberi tahu Lily kalau saat ini pengacara itu sudah di Binara.Begitu kembali ke Binara, Richard sudah diam-diam menyuruh pengacara itu ke sini.Kelihatannya Richard sudah memperkirakan gerak-gerik Lily malam ini.Setelah mendapatkan jawaban yang pasti dari Jeremy, Lily semakin senang.Dia tidak berani terlalu mencolok, dia pun menghela napas lega. "Memastikan semuanya mengikuti harapan Kakek adalah satu-satunya hal yang bisa kulakukan untuk Kakek."Lily melihat ke bawah, benar-benar terlihat seperti orang yang tidak menginginkan apa-apa.Namun, Jeremy tahu karakter asli wanita ini.Jeremy akhirnya tidak bisa menahan rasa jijiknya lagi. Dia mencari alasan terlalu lelah untuk mengusir Lily.Setelah kembali ke kamarnya, Lily mulai merencanakan langkah selanjutnya dengan penuh semangat.Keesokan paginya, semua orang di vila sangat sibuk.Kemarin mereka sudah memutuskan untuk mengkremasi "jasad" Richard hari ini.Sebelum dikremasi, tentu saja h
Jessy bertanya pada Carla dan Lily.Carla menjawab dengan datar, "Aku mengikuti keputusan kalian.""Aku ... aku nggak tahu." Lily mengernyit, seakan-akan susah mengambil keputusan. Namun, dalam hati dia mencibir.Apa maksudnya membagi aset?Semua milik Keluarga Nadine adalah miliknya, mana mungkin bagi ke orang-orang ini?Namun, dia tidak buru-buru.Lebih seru kalau mereka berebutan dulu lalu menghancurkan harapan mereka."Aku sudah membawa pengacara dan akuntan Perusahaan Nadine. Sebagai putrinya, aku dapat setengah dari semua usaha Keluarga Nadine dan koleksi kaligrafi dan lukisan Tuan Richard serta aset properti. Setengah lagi kalian cucu-cucu bagi rata."Jessy bersikap seolah-olah dia sudah sangat berbaik hati, seakan-akan dia sudah sangat murah hati dengan memberikan mereka setengah aset."Ibu!"Wajah Jeremy terlihat sangat gusar, tapi Jessy hanya memelototinya.Dia memerhatikan reaksi beberapa orang yang hadir.Muncul amarah di mata Hansen. Amarah ini bukan karena pembagian aset
Seakan-akan di sini, selain Tuan Richard, hanya Hansen yang punya hak membuat keputusan.Hal ini membuat Lily sedikit tidak senang.Asal tahu saja, dia adalah pewaris sah Keluarga Nadine. Apalagi pengacara ini sudah menyaksikan Kakek menulis surat wasiat, seharusnya tahu siapa yang akan menerima warisannya.Pengacara ini seharusnya bertanya padanya, dia yang harusnya membuat keputusan.Namun, pengacara ini malah menganggap Hansen sebagai kepala keluarga.Namun, dalam sekejap, Lily tidak memedulikan hal ini lagi. Pengacara bernama Hasan ini tidak bisa membaca situasi. Nanti setelah isi surat wasiat diumumkan, setelah dia mewariskan aset Keluarga Nadine, orang-orang ini pasti akan menyadari posisi dia."Silakan Pak Hasan umumkan."Hansen menjawab dengan tegas.Hasan membuka dokumen yang tersegel dan mengeluarkan surat wasiat di dalamnya di depan tatapan semua orang."Aku, Richard Nadine, mewariskan seluruh hartaku kepada ...."Hasan membaca isi surat wasiat itu. Semua orang di dalam ruan
Menurutnya, Hansen tetap lebih bisa diandalkan daripada Jeremy.Tepat ketika Lily masih merasa bangga pada dirinya dan mulai merencanakan masa depan seakan-akan sudah mendengar kalau seluruh harta Keluarga Nadine adalah miliknya, Hansen tiba-tiba berkata tegas,"Kalau tidak mau tetap ada di sini, boleh langsung pergi."Begitu dia selesai bicara, sekelompok pria berjas hitam bergegas masuk ruangan dan mengelilingi semua orang, seakan-akan berkata kalau ada yang berani membuat keributan, mereka akan melempar orang itu keluar.Sikap Jessy langsung berubah lunak.Dia tiba-tiba merasa suasana hari ini agak aneh.Jessy segera melihat ke orang-orang itu dan tiba-tiba tertegun saat melihat logo di tubuh mereka.Mereka adalah organisasi Swastamita milik Keluarga Jayadi!Kenapa orang Keluarga Jayadi ada di sini?Tidak hanya Jessy, Carla yang dari tadi hanya diam juga mengenali logo itu.Setelah tertegun sejenak, Carla tiba-tiba menyadari kalau situasi hari ini sangat aneh, terutama kedatangan Ha
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s