Untungnya kata-katanya menarik perhatian Andreas.Andreas memberi kode pada Owen.Owen pun menarik Reza ke atas. Setelah akhirnya menyentuh pembatas, Reza langsung menggenggamnya dengan erat. Setelah dia kembali ke kapal, Owen baru sadar bagian dada sampai celana Reza basah.Kemudian, dia mencium bau yang menusuk hidung.Owen pun melihat Reza dengan jijik.Namun saat ini, Reza sama sekali tidak merasa tidak nyaman.Dia segera melihat Andreas dan berkata, "Paman, kalau kamu melepaskanku, aku bakal kasih tahu semua yang kutahu."Andreas malah hanya tersenyum sinis. "Menurutmu sekarang kamu masih berhak negosiasi denganku?"Jantung Reza seakan-akan berhenti berdetak.Dia tidak berhak.Orang di depannya ini adalah Andreas Jayadi.Kalaupun tidak bukan darinya, asalkan Andreas tahu ada orang yang mau mencelakai Celine, dia pasti bisa menemukan orang itu.Reza terlalu meremehkan Andreas.Makanya dia lagi-lagi tertangkap oleh Andreas."Heh ...." Reza tiba-tiba tertawa putus asa. Dia mana puas
Saat berpikir, dia tiba-tiba mendengar suara dari belakang.Jeremy menoleh dan tertegun saat melihat orang itu. "Kakek ...."Orang itu adalah Richard.Saat ini, Richard duduk di kursi roda, di wajahnya tidak ada ekspresi apa pun. Kedua matanya juga datar, tidak terlihat perasaannya saat ini.Dia juga seakan-akan tidak mendengar panggilan Jeremy.Namun, Jeremy yakin Richard mendengar kata-kata Reza tadi.Setelah terdiam sejenak, Richard berbalik tanpa mengatakan apa-apa."Kakek ...."Jeremy ingin mengejarnya, tapi tiba-tiba mendengar Reza melanjutkan."Paman, Lily adalah orang yang nggak akan menyerah sebelum tujuannya tercapai. Kamu harusnya balas dendam ke dia. Kebenciannya terhadap Celine jauh lebih besar daripada aku. Kamu seharusnya menariknya untuk menemani Celine."Meski begitu, tetap tidak bisa menutupi hal yang terjadi tadi.Dia yang meledakkan Celine di lautan.Mata Andreas sangat gelap, terus menatap Reza tanpa mengatakan apa-apa. Reza pun makin lama makin putus asa.Kelihata
Andreas hanya melihat Jeremy sekilas.Dia tahu ini adalah anak dari putri angkat Keluarga Nadine.Dia tidak takut kata-katanya tadi didengar Jeremy. Asalkan Jeremy berani melakukan sesuatu, dia pasti bakal dibalas oleh Andreas.Jeremy juga tahu jelas.Andreas menarik kembali tatapannya, seakan-akan sama sekali tidak menganggap Jeremy.Namun, orang yang seperti itu langsung melunak begitu masuk ke kapal dan melihat Celine.Di saat itulah, Jeremy sepenuhnya menyingkirkan perasaannya kepada Celine yang perlahan-lahan tumbuh.Dengan adanya Andreas, dia mana mungkin punya kesempatan?Pantas saja, sejak dia bertemu Celine, Celine selalu menjaga jarak. Tidak seperti Lily yang selalu berusaha mendekat.Seseorang yang sudah punya gunung, tidak mungkin menginginkan bukit.Di dalam kapal,Andreas menggenggam tangan Celine sambil menatap Celine.Hatinya terus dipenuhi dengan ketakutan. Hanya dengan menggenggam tangan Celine, merasakan suhu tubuhnya, memastikan dia masih hidup, ketakutan itu baru m
Saat ini, perhatian semua orang tertuju pada kain putih itu. Lily tahu tidak ada yang memperhatikan dia.Dia segera menutupi kesenangan di wajahnya. Saat ini, sebagai cucu kandung Richard, dia tentu saja harus berakting sangat sedih."Ada ... ada apa ini?" ujar Celine.Suaranya terdengar gemetar, muncul kegelisahan di wajahnya.Mendengar suaranya, semua orang pun melihatnya.Mereka melihat Lily menatap lurus ke arah mereka, seakan-akan bisa menebak apa yang terjadi. Ketika dia menghampiri mereka, langkah kakinya sangat tidak stabil, seolah-olah akan jatuh.Aktingnya ... benar-benar bagus!Muncul kebencian di mata Hansen yang langsung menghilang.Jeremy yang berada di luar kerumunan orang juga tertawa sinis. Dia sudah menyadari keberadaan Lily dari awal, bahkan melihat ekspresi Lily yang berubah dari senang menjadi sedih dalam sekejap.Saat ini, melihat Lily yang sedih dan lemas, bahkan dia yang sudah melihat banyak hal di dunia ini juga terkejut.Dia ingin melihat apa yang akan Lily la
Namun dia juga sadar kalau dia tidak lihat, kesedihannya tadi pasti terlihat meragukan.Apalagi seruan "jangan" tadi juga sangat mencurigakan.Bagaimana caranya melewati ini?Tiba-tiba, Lily teringat dengan Wahyu.Dia yang duduk lemas di tanah berusaha untuk berdiri ingin mendekati Richard, tapi setelah mencoba beberapa kali tetap tidak berhasil berdiri.Dia tidak bisa berdiri.Hansen memberi kode pada pembantu yang ada di samping.Pembantu itu langsung maju untuk membantu Lily berdiri. Setelah ada pembantu, Lily mau tidak mau harus berdiri.Dengan bantuan pembantu, Lily perlahan-lahan menghampiri "mayat".Tangan Jeremy yang memegang kain putih itu kembali terlihat hendak membuka kain putih itu.Namun, Lily sudah memutuskan tidak akan lihat.Melihat tangan Jeremy yang terangkat ke atas, Lily langsung lemas. Kali ini, dia menutup kedua matanya dan "pingsan"!Semua ini sudah diperkirakan oleh Hansen dan Jeremy.Jeremy pun mencibir dalam hati.Dia dari awal tidak bermaksud membuka kain pu
Dia melihat jalanan yang sepertinya hancur karena diledakkan, muncul rasa aneh di hatinya.Namun, dia tidak terlalu memikirkannya.Di Kota Binara, vila Keluarga Nadine.Begitu pulang, Lily lagi-lagi pingsan karena terlalu sedih.Seluruh orang di vila sibuk mengurus pemakaman Richard, hanya Lily seorang yang "tidak kuat menerima pukulan". Namun, setelah dibawa kembali ke kamar, dia langsung semangat.Sekarang sudah tidak ada orang lain, Lily akhirnya punya kesempatan.Dia segera mengeluarkan ponselnya lalu menelepon Irina.Di seberang telepon, Irina sepertinya sedang berpesta di diskotik. Begitu menerima panggilan dari Lily, dia pergi ke tempat yang lebih tenang, tapi masih tetap terdengar suara musik di sekitarnya.Mendengar suara berisik di telepon, Lily pun mengernyit lalu berkata dengan nada agak kesal, "Bagaimana keadaannya?"Tanpa perlu dikatakan dengan jelas, Irina sudah tahu apa maksud Lily.Irina memikirkan benda yang dia dapatkan dua jam yang lalu dan berkata, "Kak Lily tenang
Ketika Hansen sedang memikirkan kata-kata, Richard tiba-tiba mendongak dan bertanya, "Mana Celly?"Hansen tertegun.Sebelum dia sadar kembali, Richard sudah mau berdiri dengan bantuan tongkatnya. Hansen yang menyadari gerakan Richard pun segera maju untuk membantunya. Kemudian, dia mendengar Richard berkata, "Aku mau pergi lihat Celly."Hansen baru terkejut dan sadar kalau Richard memanggil "Celly", bukan "Loli".Dia sudah ingat Celine? Atau sudah ingat semuanya?Hansen terpikirkan sesuatu dan langsung bersemangat, tapi karena takut mengagetkan Richard, dia menekan perasaannya itu lalu membawa Richard pergi menemui Celine.Vila ini atas nama James Rianto.Agar informasi tentang Richard dan Celine tidak diketahui orang lain, mereka sengaja tidak membawa mereka ke vila atas nama Keluarga Jayadi dan Nadine.Ketika mereka belum sampai, James sudah menyiapkan semuanya.Dia sengaja memanggil dokter pribadi yang paling dia percayai ke sini untuk mengobati Celine.Saat ini, di dalam kamar juga
"Dia Loli?" Richard menatap foto itu dengan ekspresi kompleks.Kemudian, dia membandingkan dua foto itu dan berkata, "Jelas-jelas dua orang yang berbeda ...."Nenek tua itu tidak berusaha merebut foto itu lagi, dia juga melihat dua foto itu. Namun, ekspresinya seakan-akan sedang melihat anaknya yang sangat dia sayangi."Kenapa jadi dua orang? Jelas-jelas satu orang. Lihat sepasang mata ini .... Ini orang yang sama, dua-duanya Loli. Hehe, Loli masih saja sama seperti dulu."Richard tertegun sejenak, seperti tiba-tiba menyadari sesuatu.Setelah terdiam sekian lama, dia berterima kasih pada nenek tua itu lalu keluar dari ruang baca.Richard memanggil Hansen lalu menyerahkan sekantong dokumen lalu menyuruhnya melakukan sesuatu.Mendengar kata-kata Richard, Hansen tertegun sejenak.Sampai ketika Richard pergi dengan kursi rodanya, Hansen baru sadar kembali.Dia menatap dokumen yang dipegangnya sambil mengingat-ingat kata-kata Richard, dia pun kembali tenggelam dalam pikirannya....Di luar,
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s