Lily agak malu, tapi segera menahan emosi di wajahnya. Saat bertemu dengan tatapan Carla, wajahnya sudah dipenuhi dengan senyuman yang sama seperti Carla."Kak Carla bahagia sekali?"Kakek hanya menatap Celine sekarang. Siapa di antara mereka yang bisa bahagia?Melihat senyuman di wajah Carla sedikit membeku, Lily sepertinya sudah sadar kembali. "Kak Carla, sekarang kita berada dalam situasi yang sama. Kakek sudah melupakan kita, lupa bahwa aku adalah cucunya, juga sudah melupakan kisah selama bertahun-tahun. Kamu yang selama ini menemaninya, aku yang menggantikan ibuku. Kakek sebenarnya menganggap orang lain sebagai dia, bagaimana denganmu? Kamu nggak akan rela, 'kan?"Jika bukan karena merasa tidak rela, mana mungkin malam itu meneleponnya?Perkataan Lily menyentuh hati Carla.Selama bertahun-tahun, dia sudah berada di sisi Kakek.Dia tahu bahwa matanya terlihat seperti Linda.Justru karena matanya inilah dia dipilih oleh kakeknya.Dia rela membiarkan kakeknya merindukan putrinya yan
Saat itulah Carla mengingat Lily, meraih pergelangan tangan Jeremy dan melangkah maju untuk saling memperkenalkan mereka,"Jeremy, ini Lily ... oh, bukan, Kakek sudah mengganti nama Lily Maira, seharusnya sekarang menjadi Lily Nadine.""Lily? Bunga Lily?" kata Jeremy dengan bercanda.Jeremy bahkan tidak menganggap wanita di depannya sebagai putri sebenarnya dari Keluarga Nadine.Namun, begitu selesai berbicara, Carla menamparnya dengan keras dan berkata dengan nada mencela, "Jeremy, serius dong, dia bukanlah wanita seperti yang kamu temui di luar."Setelah selesai berbicara, Carla meraih tangan Lily dan berkata, "Lily, ini putra satu-satunya Bibi Jessy, Jeremy."Bibi Jessy?Lily sesaat pun tidak menyadari siapa Jessy ini.Sampai Carla berkata, "Saat ibumu meninggalkan Keluarga Nadine, Bibi Jessy juga sangat menyalahkan dirinya sendiri. Itu semua adalah dendam generasi sebelumnya. Sampai di generasi kita lebih baik jangan membahasnya lagi."Bilang tidak perlu membahasnya, tapi tetap saj
"Jeremy berhubungan dengan putri asli Keluarga Nadine segera setelah datang ke sini. Aku pikir Bibi memintanya datang ke Kota Binara untuk menghadapi musuh bersama kita. Sepertinya Bibi punya rencana lain!"Jessy mungkin mengerti maksudnya.Jessy tentu saja mengetahui sifat Jeremy. Jeremy ini romantis dan penuh nafsu, tapi tidak menyangka akan langsung menyerang cucu kandung Kakek Richard begitu tiba di Kota Binara.Jessy seharusnya marah, tapi setelah dipikir-pikir, ini adalah hal yang baik.Jika Jeremy benar-benar bisa menangkap hati putri Linda, itu berarti dia akan menang!Hehe!Setelah memikirkan hal ini, Jessy merasa sedikit bersemangat di dalam hatinya."Carla, kamu juga tahu sifat Jeremy. Aku pasti akan memberinya pelajaran. Aku tahu musuh kita sekarang adalah Nona Celine.""Jangan khawatir, Jeremy pasti akan mendengar perkataanmu."Setelah mengatakan beberapa patah kata, Carla terdiam.Tidak ada kebohongan dan hanya bisa memercayai Jessy.Setelah menutup telepon, Jessy menelep
Sangat lucu dan menawan ....Ketika Jeremy mengatakan ini, tatapan matanya terus menerus menatap Lily hingga membuat Lily tiba-tiba terasa panas dan bulu matanya sedikit bergetar. Tampak jelas bahwa kata-kata itu menembus ke dalam hatinya hingga menimbulkan gairah yang cukup besar.Senyuman tipis muncul di bibir Lily.Jeremy juga tersenyum.Jeremy menutup telepon dengan mengabaikan reaksi kaget Jessy.Di dalam mobil, suasana terasa sangat sunyi.Seolah-olah suhunya telah meningkat tanpa disadari.Jeremy tahu cara menangani wanita, terutama Lily. Jeremy hanya menatapnya dengan saksama, seolah terpesona olehnya dan sesekali memujinya. "Lily, kamu sangat cantik."Lily sangat gembira saat mendengar ini, hampir dipenuhi rasa bangga.Namun, raut wajahnya masih terlihat tenang.Seolah-olah sengaja tidak memahami "obsesi" dari Jeremy, karena identitasnya hanyalah seorang sepupunya.Anak konglomerat ini ....Entah apa tujuan kedatangannya ke Kota Binara atau apa rencana dia dan Carla, Lily suda
Lily sedikit mengerutkan kening.Lily mengeluarkan ponselnya untuk menutup telepon, tapi nomor asing di ponselnya membuatnya merasa seolah-olah seluruh darah di tubuhnya sudah membeku."Kenapa? Kenapa nggak angkat teleponnya?"Jeremy memperhatikan reaksinya yang tidak biasa, menghentikan apa yang dirinya lakukan dan berdiri.Lily sepertinya takut orang lain akan melihat nomor itu, jadi sengaja membalikkan ponselnya ke samping dan terpaksa untuk tersenyum. "Ini nomor asing, mungkin nomor penjual.""Benarkah?"Jeremy tidak mempercayainya.Benar saja, saat Lily menutup telepon, dalam waktu setengah menit dan telepon berdering lagi.Masih nomor yang sama.Ada kepanikan di mata Lily.Seolah-olah khawatir jika menutup telepon lagi, pihak lain akan merasa tidak puas. Lily memandang Jeremy dan ingin menjelaskan kepadanya. Begitu bertemu dengan mata Jeremy, Jeremy berkata dengan lembut, "Angkat saja."Jeremy berjalan jauh ke arah lain dengan sangat sopan.Memberi Lily cukup ruang untuk menjawab
Seorang tamu tak diundang datang ke Vila Keluarga Nadine.Pelayan menjadi orang pertama yang menerima berita itu dan bergegas ke pintu untuk menyambutnya. Saat melihat wajah Jeremy yang tersenyum, pelayan tahu bahwa Keluarga Nadine akan mendapat masalah lagi."Di mana kakekku?"Begitu masuk, Jeremy dengan penuh semangat bertanya pada Kakek Richard.Meskipun marganya adalah Yuno, tapi Jessy juga sudah menikah dengan keluarganya, jadi Jeremy selalu memanggil Richard dengan "Kakek" saat masih kecil, seolah-olah bukan dari Keluarga Nadine.Dalam beberapa tahun terakhir, Richard tidak terlalu dekat dengan Jessy dan putranya.Namun, bagaimanapun juga, Keluarga Nadine punya wilayah bisnis yang besar. Di mata orang luar, Jessy dan Jeremy selalu menjadi bagian dari Keluarga Nadine.Mungkin kali ini setelah mengetahui situasi Kakek, Jessy dan putranya juga mengambil tindakan."Tuan Muda Jeremy, silakan ikut dengan saya."Kepala pelayan itu tersenyum lembut.Kata "Tuan Muda Jeremy" membuat hati J
Celine menarik senarnya, mengambil dan melepaskannya dengan bebas.Namun tiba-tiba tali layang-layang itu tertahan di dahan, Celine berlari dengan tergesa-gesa, setelah beberapa kali mencoba, akhirnya talinya putus.Celine menurunkan tangannya dengan putus asa, mencoba melepaskan benang yang putus itu. Celine melangkah mundur saat menariknya, tapi tidak menyadari bahwa ada seseorang yang berdiri di belakangnya.Hingga kakinya menginjak salah satu kaki pria itu.Benda asing mengenai kakinya, Celine secara naluriah menggerakkan kakinya untuk melihat situasinya dengan jelas.Namun, sebelum bergerak, ada dua tangan meraih bahunya dari belakang. "Jangan bergerak ...."Suara asing itu membuat Celine mengerutkan kening.Kedua tangan di pundaknya membuatnya semakin merasa sedang dilecehkan."Lepaskan!" ucap Celine dengan nada bicaranya yang dingin sambil menatap orang di belakangnya.Bisa memasuki vila ini membuktikan bahwa orang ini punya hubungan dengan Keluarga Nadine.Namun, setelah selesa
Celine membuang muka, seolah malas melihatnya lagi."Kamu ...."Jeremy ingin mengatakan sesuatu untuk menarik perhatiannya atau mengungkapkan identitasnya hingga membuat Celine menyesal telah bersikap kasar padanya.Kalimat "Tahukah kamu siapa aku" hanya terucap bagian depan saja.Dua suara yang tiba-tiba terdengar menyela kata-katanya."Loli? Apa yang terjadi?""Celyn."Dua suara terdengar bersamaan.Begitu suara itu terdengar, pemilik suara muda itu sudah tiba di depan Celine, meraih pergelangan tangan Celine dan bertanya dengan penuh semangat, "Celyn, kamu baik-baik saja?"Orang yang datang adalah Hansen.Tatapan mata khawatir dari Hansen terlihat jelas dan dengan cepat menatap Celine, seolah ingin memastikan Celine tidak terluka sama sekali."Aku baik-baik saja!" Celine merentangkan tangannya.Celine menatap orang yang terjatuh di bawah.Orang lainlah yang keadaannya tidak baik-baik saja.Jeremy tergeletak di bawah. "..."Dialah yang ada dalam masalah!Hansen mengikuti pandangan Ce
Namun ....Dia berhasil merebut Reza Linoa, tunangan Celine, tapi tidak bisa merebut Andreas.Awalnya dia bisa merebut identitas Celine, tapi ketahuan oleh Richard.Kali ini, dia bahkan merubah wajah dan identitasnya, mengorbankan begitu banyak, dia jelas-jelas sudah hampir berhasil, tapi baru tahu kalau dia dibohongi Celine!Lily memelototi Celine dengan penuh kebencian.Sementara Celine semakin marah mendengar kata-katanya.Dia menatap Lily dan berkata dengan tegas, "Jadi kamu membohongi kakekku, menyakiti kakekku dan bahkan ... membunuh kakekku?"Begitu teringat dengan hari itu, waktu kakeknya jatuh ke pelukannya, hatinya berdenyut kesakitan."Membunuh kakekmu?" Lily tidak setuju.Waktu itu, pas Richard tumbang, dia memang terkejut, juga merasa bersalah. Namun, rasa bersalah itu hanya sebentar, dia sudah melempar tanggung jawab itu ke orang lain."Yang mau aku bunuh itu kamu, bukan dia, dia sendiri yang mau melindungimu. Apa hubungannya denganku?""Celine, pada akhirnya, semuanya ga
Celine itu bukanlah orang lemah yang mudah ditindas.Namun Lily selalu mau mencari masalah dengannya!"Kamu ...." Lily semakin merasa tidak rela, berkali-kali dia mengerahkan tenaganya, ingin mencakar Celine, tapi dia tetap tidak bisa mengalahkan tenaga Celine.Sampai akhirnya, Celine sudah malas dan langsung mendorong Lily.Lily tersandung lalu mundur beberapa langkah, tapi tetap tidak bisa stabil dan jatuh terduduk di tanah."Lily ...."Sarah segera maju karena khawatir.Lily malah melampiaskan amarahnya ke Sarah. "Siapa Lily? Dasar bodoh!""Lily, sudah jadi begini, lebih baik kamu langsung mengaku saja kalau kamu itu Lily. Apanya yang susah?"Meski Sarah bukan orang baik, dia benar-benar menyayangi Lily.Celine tidak suka Sarah, tapi lebih tidak suka lagi melihat sikap Lily ke Sarah. Namun, dia juga tidak peduli, dia hanya tahu malam ini urusan ini harus selesai!Dia mau mengungkapkan wujud asli Lily.Seperti yang diduga, mendengar kata-kata Celine, Lily semakin mirip dengan dia yan
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad