Tanpa menunggu Andreas dan Albert yang terlihat sangat khawatir bertanya, dokter sudah menggeleng dan berkata, "Hanya pingsan saja, alasannya masih tidak ditemukan. Tapi kalian tenang saja, semua indeks di tubuhnya sangat normal, sama sekali nggak ada masalah."Tubuhnya tidak kenapa-kenapa, hanya pingsan.Andreas menggenggam tangan Celine.Mungkin karena terlalu kaget dengan kejadian Tuan Richard tadi?Namun bagi Celine, Tuan Richard hanya mengangkatnya sebagai cucu, Celine juga sudah melupakan ingatan tentang itu. Andreas merasa reaksi Celine kali ini terlalu berlebihan.Dia terus menatap Celine.Namun, dia tidak tahu saat ini Celine seperti terjebak dalam mimpinya.Mimpi yang terus berlanjut ....Lampu ruang operasi yang menyala tadi akhirnya mati.Pintu ruang operasi dibuka dan Hansen langsung menyambut dokter yang keluar. "Bagaimana kondisi kakekku?""Masih hidup, hanya saja masih tidak sadarkan diri. Kapan dia akan sadar, atau apakah masih bisa sadar masih perlu diperhatikan."Hat
"Kamu di mana?"Lily tidak berani berlama-lama, dia ingin memastikan sendiri apa sebenarnya yang mau dilakukan orang ini."Di seberang Rumah Sakit Gladius. Begitu keluar, kamu sudah bisa melihatku."Orang ini seakan-akan sudah menebak Lily akan mengikuti kata-katanya.Begitu meninggalkan satu kalimat ini, orang itu langsung mengakhiri panggilan.Lily tertegun sekian lama, kegelisahan di hatinya semakin kuat.Dia segera mengendalikan ekspresi di wajahnya. Waktu dia kembali ke kamar, dia berkata dengan ekspresi lelah, "Aku lapar, aku pergi makan bentar."Tidak ada yang menjawabnya.Lily melihat dua orang yang ada di dalam kamar lalu menggigit bibirnya dan pergi.Begitu berjalan keluar dari rumah sakit, Lily mengikuti kata-kata orang tadi dan melihat ke seberang.Dia pun langsung melihat seorang pria yang memakai pakaian hitam sedang melambai ke arahnya. Kemudian, pria itu sepertinya yakin Lily sudah melihatnya, dia berbalik dan berjalan masuk ke gang di belakangnya.Lily segera mengejarn
Ekspresi Lily semakin jelek. "Apa maksudmu?"Muncul sebuah tebakan di dalam hatinya, apa dia melihatnya?Tidak, tidak mungkin!Orang ini tidak seperti orang yang akan diundang ke acara ulang tahun Keluarga Nadine, dia mana mungkin melihatnya?Baru saja Lily berpikir seperti itu, pria itu mengeluarkan ponselnya dan membuka sebuah video lalu menunjukkannya ke Lily.Meski video itu direkam dari jarak yang sangat jauh, tapi tetap terlihat jelas. Awalnya hanya ada Tuan Richard di atas jembatan, lalu tiba-tiba ada seseorang yang mendekat.Kemudian, tanpa tanda-tanda, dia menendang kursi roda Tuan Richard dengan sekuat tenaga.Setelah itu, kursi roda dan orang di atasnya pun guling-guling jatuh dari jembatan.Sementara orang yang menendang kursi roda itu ... terlihat sangat jelas di rekaman video.Orang itu adalah Lily!"Mana mungkin ...."Saat ini, Lily benar-benar panik.Kenapa bisa terekam?Orang ini bagaimana bisa masuk ke vila?"Kamu ... adalah tamu semalam?"Lily memikirkan tamu-tamu ke
Tangan dan kaki Lily yang tadinya diikat sudah dilepas.Dalam sekejap, dia sudah mulai melepaskan pakaiannya sendiri."Lily, kamu yang sekarang sangat semangat."Pria itu melepaskan topengnya dan menunjukkan mukanya. Meski sudah lebih kurus dan tua dari yang dulu, tapi masih tetap bisa dikenal.Reza Linoa!Dia menatap Lily yang tadinya penuh waspada dan jijik terhadapnya sekarang terus menggodanya dengan tubuhnya.Cibiran di mulut Reza semakin jelas.Dulu Lily waktu bersamanya, meski sangat semangat, tapi selalu terlihat malu dan polos, membuat Reza tanpa sadar bersikap lembut dengannya.Namun, sekarang seakan-akan dia baru benar-benar mengenal wanita yang dulunya pernah dia anggap sebagai cinta sejati dan selalu dia lindungi ini."Lily, kamu kenapa memperlakukanku seperti itu?"Reza teringat dengan semua yang baru dia sadari, hatinya langsung dipenuhi dengan kebencian.Tiba-tiba dia menggenggam pergelangan tangan Lily lalu seakan-akan ingin melampiaskan kebenciannya atas penipuan Lily
Setelah memeriksa kondisinya, dokter memberikan kesimpulan, "Baguslah kalau sudah bangun, sudah tidak apa-apa."Andreas menghela napas lega, dari awal sampai akhir, dia terus menggenggam tangan Celine, sama sekali tidak pernah dia lepas.Celine membuka mulutnya, sebelum dia bersuara, Andreas seakan-akan sudah tahu apa yang mau dia tanyakan. "Tuan Richard sudah keluar dari ruang operasi, tapi ... dia masih belum sadar. Menurut kondisi saat ini, nggak tahu bisa bangun apa nggak."Celine merasa hatinya berdenyut sakit."Aku mau pergi melihatnya.""Oke."Andreas awalnya ingin menggendong Celine ke sana, tapi setelah berpikir sesaat, dia akhirnya menaruh Celine ke kursi roda.Kamar Richard tidak jauh dari kamar Celine.Tak lama kemudian, Andreas mendorong Celine masuk kamar Richard.Melihat Celine, kekhawatiran di dalam hati Hansen akhirnya berkurang banyak.Sementara Carla malah menatap Celine dengan tatapan dingin, jelas terlihat dia tidak menyambut kedatangan Celine.Namun, dia tahu deng
Sebelum Carla menyelesaikan kata-katanya, Celine tiba-tiba menyela.Carla mengernyit sambil melihat Celine.Celine menghentikan apa yang dia lakukan lalu berjalan ke hadapan Carla. Kemudian, dia berkata dengan jelas seperti sedang memperingatkan Carla, "Kakek pasti bangun, jadi kamu jangan asal bicara."Jelas-jelas suaranya sangat kecil, tapi Carla mendengar kebencian di dalamnya.Seakan-akan kalau dia berani mengatakan hal-hal sial seperti tadi, Celine bakal menamparnya agar dia tahu rasa.Rasa ditekan seperti itu membuat Carla merasa sangat kesal.Semakin Celine menyuruhnya jangan asal bicara, Carla semakin mau mengatakannya.Oleh karena itu, Carla menatap mata Celine dan berkata, "Yang aku bilang itu kenyataan. Dia sudah seperti itu, kalau nggak bangun, nggak ada bedanya dengan mati ...."Tanpa menunggu dia selesai, Celine langsung mengangkat tangannya dan menampar wajah Carla.Suara tamparan yang kencang terdengar di seluruh ruangan.Carla sama sekali tidak menyangka.Rasa sakit da
Namun, meski ingatannya kabur, semua yang terjadi sangat jelas.Rasa malu perlahan-lahan memenuhi hatinya.Lily menggertakkan giginya lalu mengepal erat tangannya, matanya juga memerah.Dia seorang Nona Keluarga Nadine bisa-bisanya ... diperlakukan seperti ini!Siapa itu?Siapa sebenarnya pria itu?Lily berusaha mengingat kembali, tapi sama sekali tidak ada petunjuk.Tiba-tiba, dia melihat di meja ada secarik kertas dan di atasnya tertulis beberapa kata dengan tulisan miring."Kamu semangat sekali, aku sangat puas. Sampai jumpa lain kali!"Di bawah ada gambar emotikon senyum."Ah!"Lily langsung merobek-robek kertas itu.Orang itu tidak mengungkit video itu, hanya berkata sampai jumpa, jelas terlihat apa maksudnya.Lily ditipu!Pria itu mau menggunakan video itu untuk terus mengancamnya, membuatnya melakukan lebih banyak hal-hal yang tidak dia inginkan.Lily sangat kesal.Dia langsung berlari ke kamar mandi untuk mandi, lalu memakai bajunya yang sebelumnya dan langsung lari meninggalka
Lily refleks menolak.Begitu Carla menggenggam pergelangan tangannya, Lily langsung mengibaskan tangan Carla seperti kesetrum."Lily?"Reaksi ini semakin membuat Carla curiga.Lily menggigit bibirnya, sekarang dia sudah tidak bisa berpikir terlalu banyak. Takut Carla menyadari memar di tubuhnya, dia langsung berlari ke atas.Begitu masuk kamar, Lily mandi lagi.Kemudian, dia menggunakan penyamar wajah untuk menutupi memar-memar di tubuhnya. Selapis demi selapis sampai akhirnya tidak terlihat lagi, dia baru memakai bajunya dan keluar.Lily berdiri di depan tangga.Dia awalnya tidak ingin muncul di hadapan Carla di saat seperti ini.Namun, dilihat dari kehebohan di hall tadi, semua pembantu di vila ada di sana, bahkan ada staf yang sengaja dipekerjakan untuk hari itu saja.Kalau dia mau menemukan orang yang mengancamnya, dia harus mencari petunjuk dari mereka."Lily? Kenapa kamu berdiri di sana? Cepat turun!" Carla masih tetap melihat Lily dengan tatapan bingung.Lily tidak bisa menolak,
Namun ....Dia berhasil merebut Reza Linoa, tunangan Celine, tapi tidak bisa merebut Andreas.Awalnya dia bisa merebut identitas Celine, tapi ketahuan oleh Richard.Kali ini, dia bahkan merubah wajah dan identitasnya, mengorbankan begitu banyak, dia jelas-jelas sudah hampir berhasil, tapi baru tahu kalau dia dibohongi Celine!Lily memelototi Celine dengan penuh kebencian.Sementara Celine semakin marah mendengar kata-katanya.Dia menatap Lily dan berkata dengan tegas, "Jadi kamu membohongi kakekku, menyakiti kakekku dan bahkan ... membunuh kakekku?"Begitu teringat dengan hari itu, waktu kakeknya jatuh ke pelukannya, hatinya berdenyut kesakitan."Membunuh kakekmu?" Lily tidak setuju.Waktu itu, pas Richard tumbang, dia memang terkejut, juga merasa bersalah. Namun, rasa bersalah itu hanya sebentar, dia sudah melempar tanggung jawab itu ke orang lain."Yang mau aku bunuh itu kamu, bukan dia, dia sendiri yang mau melindungimu. Apa hubungannya denganku?""Celine, pada akhirnya, semuanya ga
Celine itu bukanlah orang lemah yang mudah ditindas.Namun Lily selalu mau mencari masalah dengannya!"Kamu ...." Lily semakin merasa tidak rela, berkali-kali dia mengerahkan tenaganya, ingin mencakar Celine, tapi dia tetap tidak bisa mengalahkan tenaga Celine.Sampai akhirnya, Celine sudah malas dan langsung mendorong Lily.Lily tersandung lalu mundur beberapa langkah, tapi tetap tidak bisa stabil dan jatuh terduduk di tanah."Lily ...."Sarah segera maju karena khawatir.Lily malah melampiaskan amarahnya ke Sarah. "Siapa Lily? Dasar bodoh!""Lily, sudah jadi begini, lebih baik kamu langsung mengaku saja kalau kamu itu Lily. Apanya yang susah?"Meski Sarah bukan orang baik, dia benar-benar menyayangi Lily.Celine tidak suka Sarah, tapi lebih tidak suka lagi melihat sikap Lily ke Sarah. Namun, dia juga tidak peduli, dia hanya tahu malam ini urusan ini harus selesai!Dia mau mengungkapkan wujud asli Lily.Seperti yang diduga, mendengar kata-kata Celine, Lily semakin mirip dengan dia yan
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad