"Bagus kalau benar ada yang lihat ...."Lily mengatakan tebakannya.Carla tahu jelas tujuan Lily, dia menatap Lily seperti sedang memikirkan sesuatu.Setelah sibuk ini itu, akhirnya mereka tidak menemukan petunjuk apa pun.Beberapa hari ini Carla terus bersaing mental dengan Celine, jadi tidak tidur dengan baik. Karena merasa lelah, dia akhirnya membubarkan semua orang.Setelah dia kembali ke kamarnya, Lily juga balik ke kamarnya sendiri.Namun, ketika dia meninggalkan hall, dia melihat daftar nama staf yang direkrut dari luar untuk acara hari itu lalu mengernyit."Semua orang sudah ada di daftar ini?" tanya Lily kepada penanggung jawab.Penanggung jawab pun mengangguk.Lily seakan-akan menyadari sesuatu dan kaget dalam hati. Dia mengambil daftar nama itu lalu menyuruh penanggung jawab mengirimkan foto setiap staf yang ada di daftar nama ke kotak surelnya.Setelah kembali ke kamar, Lily langsung membuka kotak surelnya dan memeriksa setiap staf yang ada di daftar nama.Namun, setelah me
Tadi Kepala Rumah Sakit memanggil Andreas dengan panggilan "Tuan Andreas", tapi langsung kaget karena tatapan Andreas.Menyadari sesuatu, Kepala Rumah Sakit pun menelan ludahnya lalu mempersilakannya jalan di depan, ingin mengajak tuan besar di depannya ini berbicara.Andreas melirik ke dalam kamar baru berbalik mengikuti Kepala Rumah Sakit ke kantornya.Begitu pintu kantor ditutup, aura pemimpin Andreas langsung keluar. Dia langsung duduk di kursi Kepala Rumah Sakit. "Ada apa?"Kepala Rumah Sakit diam-diam mendecak lidah.Kalau bukan karena sudah sedikit terbiasa, dia pikir dirinya mulai berimajinasi karena tekanan pekerjaan yang terlalu besar.Jelas-jelas di depan Nona Celine .... Oh salah, jelas-jelas di depan Nyonya Tuan Andreas selalu menyimpan auranya, membuat orang yang melihatnya hanya menganggapnya seorang pria yang sangat tampan.Namun, ketika tidak ada Nyonya, orang-orang tidak berani langsung menatapnya karena tekanan menakutkan yang dia pancarkan."Tuan Andreas, setelah me
Ketika Celine keluar dari kamar, dia meninggalkan ponsel yang sedang merekam apa yang terjadi di dalam kamar.Ponselnya disembunyikan di dalam sofa, sangat tersembunyi. Namun, sudutnya bisa merekam seluruh kamar.Celine mencurigai Lily.Namun, kecurigaannya perlu bukti.Setelah meninggalkan kamar, Celine diam-diam berpesan pada Owen, "Kamu berjaga di luar kamar Tuan Richard, kalau ada suara dari dalam, kamu langsung masuk."Celine ingin mengetes Lily, tapi tidak boleh sampai Lily berhasil.Tak lama setelah Celine pergi, Lily masuk.Dia diam-diam memastikan di luar tidak ada orang baru masuk.Melihat Tuan Richard yang berbaring di kasur, Lily tahu begitu terjadi sesuatu pada Tuan Richard, dokter pasti akan langsung datang.Hansen, Carla dan bahkan Celine juga pasti akan curiga padanya.Namun, saat ini dia sudah tidak bisa memedulikan mereka."Kakek ...."Lily duduk di sisi kasur sambil menggenggam tangan Richard, matanya sangat tulus, seakan-akan sangat menyayangi Richard."Kakek cepat
Lily terlihat sangat semangat.Baginya, air mata seperti punya keran, bisa dibuka dan ditutup sesuka hati. Setiap kali dia memerlukannya, dia bisa menangis dengan penuh perasaan.Mata Lily yang basah bertatapan dengan Hansen, tapi ekspresi Hansen masih tetap suram.Namun Lily tahu, dia tidak boleh menunjukkan keanehan di depan Hansen.Dia harus akting sampai akhir."Kakek pasti mendengar aku memanggilmu, 'kan?"Lily berpaling melihat Richard lalu menggenggam tangannya. "Kata dokter, Kakek bertekad kuat untuk tetap hidup. Aku tahu Kakek pasti masih memikirkanku. Kita baru saling kenal, Kakek pasti nggak tega meninggalkan Lily ....""Kakek, kalau Kakek nggak tega meninggalkan Lily, Kakek buka mata sekarang dan lihat Lily, dong."Begitu masuk kamar, Celine pun mendengar kata-kata Lily ini.Keningnya langsung berkerut.Tadi di perjalanan ke sini, Owen sudah memberi tahu apa yang terjadi di sini. Kalaupun Hansen tidak muncul, Owen juga tidak akan memberikan Lily kesempatan untuk melukai Tua
Suara itu terdengar tua, juga sangat lemah sampai seperti berbisik, tapi tetap terdengar sangat jelas.Tiga orang yang ada di kamar tertegun.Celine dan Hansen refleks melangkah maju."Kakek?"Mereka berdua coba memanggil Richard sambil melihatnya dengan penuh perasaan.Namun, Richard masih tetap menutup matanya dan wajahnya pucat, seakan-akan yang mereka dengar tadi hanyalah perasaan mereka saja.Bahkan Lily yang terkejut tadi juga akhirnya menghela napas lega saat melihat Richard masih "normal".Tadi sekilas, jantungnya seakan-akan berhenti berdetak.Tadi dia bersumpah seperti itu ....Teringat dengan kata-katanya, "disambar petir dan mati tidak tenang", Lily menggigit bibirnya.Untung Richard tidak bangun.Namun, pertunjukan ini belum berakhir.Dia berpura-pura menggenggam tangan Kakek dan berkata, "Kakek pasti melihat kalian memfitnahku! Aku nggak peduli kalian memfitnahku, tapi kalian menyakiti hati Kakek begini, kalian ....""Sudah cukup!"Lily masih ingin terus berbicara, tapi m
Sementara orang itu ....Muncul sosok Andreas di benar Lily membuatnya merasa semakin malu dan marah.Andreas ada di dalam membantu Celine, kalau sekarang dia masuk dan Andreas melihat situasinya saat ini, dia hanya akan merasa semakin malu."Celine, tunggu saja kamu!"Lily menatap rumah sakit dengan tatapan ganas, lalu dalam hati bersumpah akan menginjak-injak Celine.Namun, saat ini setelah Lily dibawa pergi oleh pengawal, suasana di kamar pasien kembali tenang.Celine melirik sekilas ke pintu.Sebuah sosok yang tinggi bersandar di luar pintu, hanya menunjukkan setengah tubuhnya. Dia tahu itu siapa, juga tahu orang itu yang memanggil pengawal.Namun, saat ini dia tidak punya waktu memikirkan orang itu.Setelah melihat Richard yang tetap menutup mata, Celine seakan-akan ingin memastikan sesuatu dan langsung pergi mengambil ponselnya di sofa.Setelah melihat rekaman itu, Celine merasa deg-degan dengan situasi tadi.Lily ....Tadi Lily menerjang ke tubuh Richard dengan penuh semangat be
Irina ....Benar, Irina!Sebelumnya, agar tidak dicari-cari, Lily menyuruh Irina meninggalkan Binara.Namun, sekarang dia perlu bantuan dan Irina adalah pilihan terbaik.Lily langsung menelepon Irina."Kamu bilang kamu sekarang adalah Nona Keluarga Nadine? Tapi kamu jelas-jelas ...."Setelah mengetahui identitas Lily sekarang, Irina sangat terkejut.Dulu, dia pergi ke Negara Yunisia setelah meninggalkan Binara, lalu hidup tanpa tujuan di sana, sama sekali tidak berhubungan dengan orang-orang di Binara. Jadi, dia tidak tahu Lily sudah jadi nona Keluarga Nadine.Keluarga Nadine adalah salah satu dari tiga keluarga konglomerat terbesar di Mastika!Namun, Lily yang dia kenal ....Lily tahu apa yang mau Irina katakan, dia langsung memotong Irina dan berkata, "Aku diadopsi ibuku dari panti asuhan, hanya saja nggak pernah kasih tahu kalian.""Tapi ...."Namun selama ini, Lily selalu memanggil Bastian ayah dengan sangat akrab seperti anak dan ayah kandung."Aku dan Keluarga Nadine sudah melaku
...Kondisi Richard perlahan-lahan semakin stabil, seakan-akan hanya tinggal menunggu matanya terbuka.Malamnya, Hansen berjaga di rumah sakit.Sementara Celine kembali ke Kompleks Tiara.Begitu masuk, dia menyalakan lampu dan langsung disambut dengan aroma yang familier. Kemudian, dia terkejut melihat pria yang bersandar di dinding koridor.Beberapa hari ini, meski mereka selalu bertemu, mereka sangat jarang bicara, bahkan jarang bertatapan.Celine mengernyit, orang ini jelas-jelas ada di rumah sakit, kenapa sudah pulang?Baru saja bertatapan tidak sampai satu detik, Celine sudah mengalihkan tatapannya dan kembali melepas sepatu lalu masuk ke kamarnya.Meski membelakangi Andreas, Celine bisa merasakan tatapannya yang terus mengikutinya.Setelah masuk kamar, Celine menutup pintu.Ketika Celine keluar lagi setelah mandi air panas, dia sudah tidak melihat sosok Andreas.Ke mana dia?Muncul kekecewaan di hatinya.Menyadari kekecewaan itu, Celine tiba-tiba menyingkirkan perasaan yang aneh
Namun ....Dia berhasil merebut Reza Linoa, tunangan Celine, tapi tidak bisa merebut Andreas.Awalnya dia bisa merebut identitas Celine, tapi ketahuan oleh Richard.Kali ini, dia bahkan merubah wajah dan identitasnya, mengorbankan begitu banyak, dia jelas-jelas sudah hampir berhasil, tapi baru tahu kalau dia dibohongi Celine!Lily memelototi Celine dengan penuh kebencian.Sementara Celine semakin marah mendengar kata-katanya.Dia menatap Lily dan berkata dengan tegas, "Jadi kamu membohongi kakekku, menyakiti kakekku dan bahkan ... membunuh kakekku?"Begitu teringat dengan hari itu, waktu kakeknya jatuh ke pelukannya, hatinya berdenyut kesakitan."Membunuh kakekmu?" Lily tidak setuju.Waktu itu, pas Richard tumbang, dia memang terkejut, juga merasa bersalah. Namun, rasa bersalah itu hanya sebentar, dia sudah melempar tanggung jawab itu ke orang lain."Yang mau aku bunuh itu kamu, bukan dia, dia sendiri yang mau melindungimu. Apa hubungannya denganku?""Celine, pada akhirnya, semuanya ga
Celine itu bukanlah orang lemah yang mudah ditindas.Namun Lily selalu mau mencari masalah dengannya!"Kamu ...." Lily semakin merasa tidak rela, berkali-kali dia mengerahkan tenaganya, ingin mencakar Celine, tapi dia tetap tidak bisa mengalahkan tenaga Celine.Sampai akhirnya, Celine sudah malas dan langsung mendorong Lily.Lily tersandung lalu mundur beberapa langkah, tapi tetap tidak bisa stabil dan jatuh terduduk di tanah."Lily ...."Sarah segera maju karena khawatir.Lily malah melampiaskan amarahnya ke Sarah. "Siapa Lily? Dasar bodoh!""Lily, sudah jadi begini, lebih baik kamu langsung mengaku saja kalau kamu itu Lily. Apanya yang susah?"Meski Sarah bukan orang baik, dia benar-benar menyayangi Lily.Celine tidak suka Sarah, tapi lebih tidak suka lagi melihat sikap Lily ke Sarah. Namun, dia juga tidak peduli, dia hanya tahu malam ini urusan ini harus selesai!Dia mau mengungkapkan wujud asli Lily.Seperti yang diduga, mendengar kata-kata Celine, Lily semakin mirip dengan dia yan
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad