Irina ....Benar, Irina!Sebelumnya, agar tidak dicari-cari, Lily menyuruh Irina meninggalkan Binara.Namun, sekarang dia perlu bantuan dan Irina adalah pilihan terbaik.Lily langsung menelepon Irina."Kamu bilang kamu sekarang adalah Nona Keluarga Nadine? Tapi kamu jelas-jelas ...."Setelah mengetahui identitas Lily sekarang, Irina sangat terkejut.Dulu, dia pergi ke Negara Yunisia setelah meninggalkan Binara, lalu hidup tanpa tujuan di sana, sama sekali tidak berhubungan dengan orang-orang di Binara. Jadi, dia tidak tahu Lily sudah jadi nona Keluarga Nadine.Keluarga Nadine adalah salah satu dari tiga keluarga konglomerat terbesar di Mastika!Namun, Lily yang dia kenal ....Lily tahu apa yang mau Irina katakan, dia langsung memotong Irina dan berkata, "Aku diadopsi ibuku dari panti asuhan, hanya saja nggak pernah kasih tahu kalian.""Tapi ...."Namun selama ini, Lily selalu memanggil Bastian ayah dengan sangat akrab seperti anak dan ayah kandung."Aku dan Keluarga Nadine sudah melaku
...Kondisi Richard perlahan-lahan semakin stabil, seakan-akan hanya tinggal menunggu matanya terbuka.Malamnya, Hansen berjaga di rumah sakit.Sementara Celine kembali ke Kompleks Tiara.Begitu masuk, dia menyalakan lampu dan langsung disambut dengan aroma yang familier. Kemudian, dia terkejut melihat pria yang bersandar di dinding koridor.Beberapa hari ini, meski mereka selalu bertemu, mereka sangat jarang bicara, bahkan jarang bertatapan.Celine mengernyit, orang ini jelas-jelas ada di rumah sakit, kenapa sudah pulang?Baru saja bertatapan tidak sampai satu detik, Celine sudah mengalihkan tatapannya dan kembali melepas sepatu lalu masuk ke kamarnya.Meski membelakangi Andreas, Celine bisa merasakan tatapannya yang terus mengikutinya.Setelah masuk kamar, Celine menutup pintu.Ketika Celine keluar lagi setelah mandi air panas, dia sudah tidak melihat sosok Andreas.Ke mana dia?Muncul kekecewaan di hatinya.Menyadari kekecewaan itu, Celine tiba-tiba menyingkirkan perasaan yang aneh
"Kamu masih mau menghindariku sampai kapan?"Suara Andreas terdengar, tatapannya juga terus tertuju pada Celine, bahkan tubuhnya juga dibalik menghadapi Celine, memaksa Celine menghadapi dia.Celine mengernyit.Dia tentu saja keberatan dibilang hanya dia yang menghindari Andreas.Celine menghirup napas dalam-dalam. Tatapannya yang tadinya menghindari Andreas diarahkan ke atas lalu bertatapan dengan mata Andreas."Kalau gitu, kamu masih mau membohongiku sampai kapan?"Pertanyaan itu terdengar sedikit menyindir dan mengejek diri sendiri.Dalam sekejap, terlihat ada sesuatu yang runtuh di mata Andreas.Dia tentu saja mengerti apa maksud Celine.Kegelisahan yang tadinya dia tekan kembali mencuat keluar. "Celine ...."Andreas ingin menjelaskan.Namun, muncul senyuman tipis di wajah Celine."Aku dari dulu harusnya sudah sadar. Seorang pekerja khusus di bar mana mungkin punya uang sebanyak itu? Kamu bahkan dengan mudahnya menyerahkan dua triliun.""Saudara Keluarga Jayadi? Heh, aku yang terla
Owen adalah bawahannya Andreas, begitu sadar di satu sisi membenci Andreas mempermainkannya, tapi di satu sisi malah meminta bawahan Andreas membantunya, Celine merasa dirinya sangat rendahan.Dia langsung tersenyum dan berkata kepada Owen, "Terima kasih, aku pesan kopi untukmu."Celine berpikir, lain kali harus hati-hati, jangan sembarangan menggunakan bawahan Andreas.Sampai setelah Celine masuk ke kamar, Owen masih tetap tertegun.Dia tiba-tiba merasa situasinya semakin aneh.Namun, Nyonya memesankan kopi untuknya dan tersenyum cerah padanya. Nyonya baik sekali!Di dalam kamar pasien, Celine mengelap tubuh Richard seperti biasanya, lalu mengeluarkan dokumen yang Owen berikan padanya.Di dalam kantong dokumen berisi laporan pemeriksaan DNA Richard dan Lily.Di kolom kesimpulan, tertulis berhubungan darah, membuat Celine sangat terkejut.Ketika Lily menjadi nona Keluarga Nadine, Celine tidak curiga, tapi ketika dia menyadari Lily berniat jahat pada Richard, dia mau tidak mau jadi curi
Suasana di dalam kamar pasien sangat aneh.Hansen dan yang lainnya saling bertatapan, lalu dalam waktu yang sama, mereka menyadari satu hal.Richard sudah tidak ingat siapa-siapa, hanya menganggap Celine sebagai putrinya, Linda!"Loli, Ayah yang salah. Selama dua puluh tahun, kamu hidup sendiri di luar. Sekarang kamu sudah pulang, kamu hidup dengan Ayah, Ayah pasti melindungimu."Richard menggenggam tangan Celine, suaranya terdengar penuh tekad."Loli, boleh panggil aku Ayah?""Loli, kamu nggak mau memanggilku apa karena masih marah selama dua puluh tahun ini tidak menemukanmu dan malah menyayangi orang lain sebagai putriku? Kamu tenang saja, dengan kamu pulang, kamu nona asli di Keluarga Nadine ini, bukan dia. Kamu maafkan aku, ya?"Richard menatap Celine dengan tatapan tulus.Seakan-akan menantikan reaksi dari "Linda".Celine melihat ke Hansen dan Carla untuk meminta tolong.Namun, dia hanya melihat Carla mengernyit sambil melihat Celine dengan tatapan seperti melihat musuh.Kemudian
Dia selalu menjadi pengganti Linda karena matanya yang mirip.Dia sangat berharap di situasi seperti ini, dia yang dianggap pengganti Linda!Carla mengepalkan tangannya lalu berbalik melihat ke dalam kamar melalui jendela. Saat ini, Richard sedang menatap Celine dengan penuh kasih sayang seorang ayah. Kecemburuan di hati Carla semakin tumbuh.Seakan-akan kalau melihat lebih lama lagi, dia mungkin tidak bisa mengendalikan dirinya lagi.Carla mengalihkan tatapannya dan langsung berjalan keluar rumah sakit.Di dalam kamar pasien, Celine masih panik.Menghadapi Richard yang terus memanggilnya "Loli", dia tahu yang Richard panggil bukan dia, tapi Celine tetap tidak tega melihat ekspresi yang penuh harap itu berubah jadi kekecewaan.Namun, Celine merasa aneh memanggil Richard "ayah".Richard terus menggenggam tangannya sambil menceritakan hal-hal menarik sebelum "Linda" hilang.Namun nadanya selalu penuh dengan kerinduan dan rasa bersalahnya terhadap "Linda" yang kembali pergi dari rumah.Di
Celine sudah beberapa kali berusaha menjelaskan hubungannya dengan Hansen. Akan tetapi, Tuan Richard tetap memaksakan apa yang "dilihat olehnya".Celine merasa sangat sakit kepala.Jadi, wanita itu memutuskan untuk sekalian tidak perlu menjelaskannya lagi.Celine percaya asalkan Tuan Richard ingat siapa sebenarnya Hansen, pria itu akan mengerti kenapa Hansen begitu menjaga dan memperhatikan Celine. Hansen melakukannya bukan karena dia mencintai Celine.Hansen melakukannya karena dia merupakan senior yang paling dipedulikan Hansen.Pria itu bahkan sudah jarang ke kantor dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit. Meskipun dia tidak berada di bangsal, pria itu tetap memperhatikan Tuan Richard dari tempat yang lain.Sementara itu, Carla masih tidak menunjukkan diri setelah tiba beberapa hari.Dalam beberapa hari ini, Carla selalu pergi ke bar dan setiap hari dia juga selalu dalam keadaan mabuk.Malam hari, di bar.Irina sudah kembali ke Kota Binara. Dia tahu bahwa dirinya sekarang
Lily pun mengerutkan dahinya.Entah kenapa setelah Tuan Richard datang ke Kota Binara, pria ini sama sekali tidak berencana untuk kembali ke Kota Mastika.Kalau Tuan Richard tidak kembali ke Kota Mastika, bagaimana dia bisa mendekati keluarga terpandang dari Kota Mastika?Selain Tuan Jayadi ....Di dalam matanya telah muncul sesuatu yang aneh. Lily pun merespons, "Aku adalah anggota Keluarga Nadine. Dengan status Keluarga Nadine di Kota Mastika, aku tentu saja bisa mendekati keluarga terpandang yang lain. Ada apa? Apa kamu ingin menikah dengan keluarga terpandang Kota Mastika?"Lily sudah langsung menebak isi hati Irina.Irina juga sama sekali tidak menyembunyikannya."Hahaha! Kak Lily, aku adalah adikmu. Tentu saja aku pantas, bukan? Tenang saja! Aku bisa melakukan apa pun demi dirimu. Aku akan melakukan apa pun yang kamu perintahkan padaku."Mereka berdua memiliki isi hati yang berbeda.Lily bisa menyuruhnya kembali pasti karena ada sesuatu.Sementara itu, karena dia bekerja untuk Li
Owen mendongak melihat ke salah satu rumah.Ketika dia melihat Celine, dia menyadari Celine juga sedang melihat ke rumah itu.Hanya orang rumah ini yang belum mereka temui orangnya.Yang lainnya juga melihat tatapan Celine.Saat ini, fokus mereka semua tertuju pada satu-satunya rumah yang terkunci dan tidak ada orang ini.Mereka masih ingat jelas kata-kata tetangga tadi.Tetangga itu bilang orang yang tinggal di rumah ini adalah keluarga bermarga Sarwen. Cucu orang tua di rumah ini meski bentuk tubuhnya agak mirip dengan Andreas, wajahnya tidak mirip.Yang namanya tetangga tidak mungkin tidak kenal.Tetangga itu bilang bukan, harusnya benar bukan Andreas.Melihat mereka semua tidak berhasil menemukan orang yang ingin dicari, tetangga itu pun berkata, "Kalian lagi mencari orang yang sangat penting untuk kalian, ya? Pasti bakal ketemu, harus tetap berharap, pasti bisa ketemu. Seperti cucunya Gion ....""Tiga tahun lalu, kecelakaan itu parah sekali. Kami mengira Tuvin sudah pasti mati, ta
Di area yang ditentukan Owen ada banyak rumah kecil.Di sekitar tidak ada CCTV, jadi mereka hanya bisa bertanya ke satu-satu rumah.Begitu turun mobil, Celine langsung mengikuti nalurinya berjalan ke sebuah rumah lalu tidak bisa bergerak lagi."Celly, ada apa?" Albert mengikuti dia dari belakang.Dylan yang sedang menanyakan proses pencarian ke Owen juga segera menghampiri mereka waktu menyadari keadaan Celine."Kak Celine, ada apa?"Mereka berdua jelas terlihat khawatir.Celine melihat rumah di depannya dan berkata, "Dia ... ada di sini."Celine terdengar sangat yakin.Albert dan Dylan saling menatap lalu mengikuti arah pandang Celine.Mereka percaya dengan naluri Celine.Dylan langsung memanggil Owen dan berkata, "Kalian sudah cek rumah ini?""Waktu pagi-pagi tadi sudah ke sini, tapi pintunya tertutup. Jadi kita cuma coba panggil, seorang wanita bilang nggak bisa buka pintu. Kita juga nggak punya alasan untuk masuk.""Tadi waktu ke sini lagi, di dalam kayaknya nggak ada orang."Owen
...Di Kompleks Tiara.Sejak semalam datang, Albert dan Dylan tetap di sini.Mereka terus melihat rekaman CCTV berulang kali.Celine sudah tidak tidur semalaman, mereka berdua juga sama.Setiap setengah jam, Owen menyampaikan informasi terbaru.Mereka menemukan sopir taksi yang dinaiki Andreas dari plat mobil yang tertangkap di CCTV.Menurut informasi yang diberikan sopir taksi, penumpangnya turun di depan jalan area perumahan di pinggiran kota.Waktu menyusuri jalan itu, mereka tiba di sebuah perumahan pribadi dengan halaman.Bawahan Owen hanya memeriksa setiap rumah secara kasar, tapi mereka tidak menemukan Andreas.Waktu Celine mendapat informasi ini, detak jantung Celine bertambah cepat."Di sana, dia pasti di sana." Celine tidak percaya orang sebesar itu bisa tiba-tiba hilang.Hanya ada satu kemungkinan, yaitu pencariannya tidak cukup teliti."Aku mau ke sana, aku mau mencarinya."Waktu Celine menyampaikan keputusannya ini pada Dylan dan Albert, tatapannya sangat penuh tekad.Seja
"Kamu masih ingat hal-hal aneh lainnya, nggak?"Hal-hal aneh?Andreas mengernyit, lalu berpikir sejenak dan akhirnya bertanya dengan ekspresi bingung, "Hal aneh apa?"Berarti dia sudah lupa!Bagus sekali!Lala sangat puas.Lala pun mencari alasan untuk menjawab kebingungan Andreas. "Nggak apa, cuma semalam pas demam, kamu mengatakan hal-hal nggak jelas. Kayaknya kamu mimpi buruk.""Tapi sekarang kamu sudah sembuh."Lala akhirnya lega.Namun tiba-tiba, Andreas menemukan sesuatu di sakunya.Waktu Lala melihat Andreas mengeluarkan kalung itu, ekspresinya langsung mengeras. Dia juga pernah belajar desain perhiasan.Selama ini, dia juga selalu mengawasi Grup Nadine dan juga Perusahaan Perhiasan Nadine.Hanya lihat sekilas saja dia sudah tahu kalau ini adalah karya jadi dari desain yang Andreas gambar kemarin.Ternyata kemarin Andreas buru-buru keluar untuk membuat kalung ini?Namun ....Lala melihat ukiran di liontin kalung itu. Bagaimana Andreas bisa tahu pola itu?Lala pernah melihat pola
Dalam beberapa saat, orang di atas kasur itu perlahan-lahan tidak memberontak lagi.Suara Gion bergema di dalam kamar dan masuk ke telinga Andreas."Tuvin, kamu itu Tuvin. Setelah bangun, kamu hanya Tuvin Sarwen. Orang yang kamu cintai adalah Lala, kamu bergantung padanya dan mencintainya. Tujuan hidupmu adalah membahagiakannya.""Di hidupmu hanya ada satu wanita, yaitu dia. Nggak ada orang lain."Orang di atas kasur sudah tidak memberontak, seperti sudah tertidur.Juga seperti sudah menerima setiap kata-kata.Gion mengulang kata-katanya berkali-kali sampai akhirnya berhenti.Lala tidak sabar ingin tahu hasilnya. "Begini saja ... sudah bisa?""Iya," jawab Gion datar.Lala pun tersenyum puas. Dia tahu kemampuan Gion, Gion bilang sudah, berarti sudah.Tiba-tiba, dia teringat sesuatu. "Dia ... bakal jadi gila?"Waktu menanyakan pertanyaan ini, di matanya terlihat kekhawatiran. Melihat ini, Gion pun mencibir di dalam hati.Sangat rendahan.Dia bukannya tidak peduli Andreas jadi gila atau t
Kemudian, Andreas mulai merasa pusing.Sebelum kesadarannya hilang, dia mendengar suara Gion yang penuh dengan rasa bersalah. "Maaf, Tuvin ...."Tuvin ....Bukan, namanya bukan Tuvin!Namun, kalau bukan Tuvin, siapa namanya?Dia berusaha mengingat, tapi seakan-akan ada sebuah rantai yang melilitnya, membuatnya tidak bisa bergerak.Tiba-tiba, di benaknya ada suara seseorang.Suara seorang wanita.Suara itu terus memanggil sebuah nama, awalnya terdengar tidak nyata, tapi dia berusaha mendengar dan akhirnya mendengar nama itu dengan jelas."Andreas ...."Suara wanita itu terus memanggil "Andreas" berulang kali.Siapa itu Andreas?"Tuvin, Tuvin, namamu Tuvin. Kamu itu teman sejak kecilnya Lala, Lala sangat mencintaimu, kamu juga mencintai Lala.""Kalian segera keluar negeri bersama lalu menikah dan hidup bersama selamanya.""Hal lain yang ada di ingatanmu hanyalah mimpi. Setelah kamu bangun, mimpimu akan berakhir, nggak akan meninggalkan jejak apa pun ...."Suara orang tua terdengar di ata
Setelah mengakhiri panggilan, dia menyuruh sopir taksi untuk mengemudi lebih cepat ke rumah."Nggak tahu, dia masih pingsan, aku hanya bisa membawanya ke kasur. Kakek ...."Sebelum Lala selesai bicara, Andreas sudah berlari kecil ke kamar Gion.Di dalam kamar, Gion berbaring di kasur seperti orang yang sedang tidur.Lala yang ikut di belakang tiba-tiba mendengar Andreas berkata,"Cepat telepon ambulans, bawa dia ke rumah sakit."Muncul kepanikan di mata Lala yang seketika langsung menghilang.Dia mana mungkin membawa Gion ke rumah sakit?Gion "pingsan" hanya sebagai alasan untuk menyuruh Andreas pulang.Hari ini, setelah Andreas keluar, Lala awalnya tidak takut. Namun, seiring dengan berlalunya waktu dan langit yang menggelap, Andreas yang belum pulang juga membuatnya tidak tahan lagi.Rencana malam ini harus dijalankan.Dia tidak mau menunggu lagi, jadi dia pun membuat pertunjukan ini.Melihat Andreas mengeluarkan ponsel, Lala langsung berkata, "Aku saja yang telepon, kamu awasi Kakek
"Iya aku yakin."Melvin mengangguk yakin.Setelah itu, dia memanggil satpam yang tadi untuk membuktikan kalau dia tidak salah lihat.Celine mengeluarkan ponselnya untuk menunjukkan foto Andreas. Ketika melihat fotonya, satpam itu langsung mengangguk. "Benar, dia orangnya!"Celine pun menghela napas panjang.Benar itu Andreas!Dia ada di Binara! Dia masih hidup!Asalkan dia masih hidup, Celine sudah lega.Tiba-tiba, Celine terpikirkan sesuatu. "CCTV! Aku mau lihat apa yang dia lakukan tadi!"Melvin pun langsung pergi menyiapkan.Tidak lama kemudian, mereka pun sampai di ruang pengawasan CCTV.Satpam tadi pun menjelaskan semua dari awal tuan itu datang sampai dia pergi lagi. "Dia bilang mau buat perhiasan, oh, mau buat kalung. Aku pun membawanya masuk .... Di sini, ini dia."Celine melihat ke arah yang ditunjuk satpam itu ke sebuah layar.Melvin mengatur waktu rekaman CCTV dan akhirnya terlihat sebuah sosok di layar."Di sini, Bu Celine. Itu Tuan Andreas!"Celine melihat rekaman CCTV itu
Tidak, dia juga tidak terlalu yakin.Melihat ekspresi Celine yang semakin menggebu-gebu dan tubuhnya yang gemetar, Cindy menyadari pentingnya hal ini. "Bu Celine, aku telepon Melvin sekarang juga, minta lokasinya.""Oke, oke ...."Celine berusaha untuk menahan diri lalu melepaskan Cindy.Ini pertama kalinya dia mendapatkan kabar Andreas.Dia akhirnya tetap tidak bisa tetap tenang. Saat ini, dia buru-buru ingin memastikan kalau yang Melvin lihat memang benar Andreas.Dia berharap yang Melvin lihat itu Andreas!Andreas ....Ketika menunggu Cindy menelepon, Celine terus memanggil nama Andreas di dalam hati.Sementara saat ini, di dalam taksi,entah kenapa Andreas merasa hatinya seperti diremas, seketika merasa kesulitan bernapas."Tuan, kamu nggak enak badan?" Sopir taksi menyadari keanehan Andreas."Nggak, aku nggak apa ...."Tidak enak badan?Tidak, itu bukan tidak enak badan, tapi suatu perasaan yang aneh.Tadi untuk sesaat, dia seakan-akan mendengar ada yang sedang memanggilnya.Dia t