"Siapa dia? Apa hubungannya denganku? Kenapa aku mau menolongnya?" cibir Andreas.Namun, tubuhnya tanpa sadar sudah siap-siap berdiri.James yang menyadari sikapnya pun memutar bola matanya. Jelas-jelas khawatir sekali, tapi pura-pura tidak peduli. Ini pertama kalinya dia melihat Andreas seperti ini.Sikap jail James mendadak muncul."Sebelumnya kamu menyuruhku menyelidiki dia, aku pikir kamu suka sama dia, kelihatannya aku salah paham. Karena kamu nggak suka, aku nggak usah khawatir lagi."Mata Andreas langsung menyipit. "Kamu mau melakukan apa?""Apa lagi kalau bukan menjadi pahlawan dan menyelamatkan dia. Mana tahu bisa mendapatkan hati si cantik itu ...." James tersenyum nakal lalu bangkit berdiri hendak turun.Namun, begitu dia melangkah, Andreas sudah berdiri di depannya dan berkata, "Kamu nggak perlu repot-repot!"Setelah itu, Andreas langsung turun.Namun, saat dia sampai di bawah, Nicholas juga sudah tiba di pintu depan.Nicholas melihat Irina yang berada di belakang Celine da
Di sebuah meja yang ada di sudut, Lily duduk diam-diam dan menonton pertunjukan ini. Melihat Andreas pergi, Lily terkejut.Itu suaminya Celine!Dia bisa-bisanya datang bersama James, apalagi sikap James terhadapnya tidak seperti menghadapi pegawai, tapi seperti teman.Suaminya Celine adalah temannya James Rianto?Lily samar-samar merasa identitas suaminya Celine ini tidak sesimpel yang dia kira!Dia segera mengeluarkan foto yang diambil paparazi di Hotel Binara lalu mengirimnya ke paparazi itu lagi. "Bantu aku selidiki orang ini, kalau berhasil, aku bakal kasih bayaran yang tinggi."...Di luar bar, saat Andreas melihat Celine, dia sudah naik ke mobil Nicholas.Tanpa ragu-ragu, dia langsung naik ke mobilnya dan mengejar mereka.Mobil Nicholas berhenti di luar sebuah hotel. Celine turun dari mobil dan masuk ke hotel itu. Melihat Nicholas tidak ikut masuk, ekspresi Andreas akhirnya membaik.Beberapa hari ini Celine tinggal di sini?Heh, sudah menikah tapi masih tinggal di luar setiap mal
Andreas terdiam.Dia merasa hatinya seakan bergetar, keningnya berkerut lalu dia menekan klakson.Celine melihat Andreas yang duduk di mobil dan berkata, "Kamu kenapa ada di sini?""Jalan pulang, kebetulan lewat." Andreas merasa agak bersalah, tapi ekspresinya tetap seperti biasa.Mata Celine langsung berbinar.Setiap masalah pasti ada solusinya!Suaminya benar-benar adalah malaikat dari surga!Celine tersenyum berseri-seri lalu mengedipkan matanya dengan penuh harap. "Aku boleh tinggal semalam, nggak? Semalam doang, besok pagi-pagi aku bakal pergi!"Melihat Andreas mengernyit, Celine segera berkata, "Aku bakal bayar ...."Celine tidak tahu alasan Andreas mengernyit adalah karena dia bilang besok pagi-pagi akan pergi.Namun, untungnya Celine yang berinisiatif minta tinggal!Andreas pun menjawab dengan ekspresi datar, "Naik!"Celine takut Andreas tiba-tiba berubah pikiran, dia pun langsung naik ke kursi penumpan depan.Selama perjalanan, Celine mengagumi wajah suaminya yang sempurna sam
Setelah ragu-ragu sejenak, Andreas menyuruh Owen kembali bekerja lalu menerima panggilan itu.Begitu panggilan terhubung, orang di ujung telepon sana juga terdiam sejenak. Kemudian, terdengar suara lembut berkata, "Andreas, nggak kusangka kamu akan mengangkat teleponku. Andreas, bagaimana kabarmu beberapa tahun ini?"Andreas tidak menjawab.Setelah berhenti sejenak, Carla kembali berkata, "Aku tahu, kamu harusnya masih membenciku. Tapi waktu itu aku juga nggak punya pilihan lain .... Biarkan yang sudah berlalu, berlalu saja, ya? Seenggaknya keluarga kita adalah keluarga bangsawan, kita juga pernah ...."Andreas sepertinya tidak ingin mendengar Carla mengenang masa lalu, dia pun langsung menyela dengan dingin, "Ada urusan apa?"Carla tersenyum pahit lalu menghirup napas dalam-dalam dan berkata, "Kakek menyuruhku ikut mengurus penyelenggaraan Perlombaan Desain Perhiasan kali ini. Aku ingin mengundangmu jadi juri khusus. Kamu tenang saja, kamu hanya perlu datang sebentar pas final, nggak
"Jangan mimpi kamu, aku nggak bakal tinggal di sana!"Celine meninggalkan satu kalimat ini lalu berpura-pura tenang berjalan keluar.Dia turun ke bawah dalam keadaan panik.Orang-orang konglomerat ini benar-benar gila. Tuan Jayadi ini sepertinya suka padanya dan ingin menjadikannya mainan, tapi Celine tidak mau menjadi burung di dalam sangkar orang kaya!Apalagi dia juga tidak pernah melihat tampang Tuan Jayadi, mungkin saja jelek setengah mati!Khawatir Tuan Jayadi akan melakukan sesuatu lagi, Celine teringat dengan suaminya dan akhirnya membuat keputusan....Di ruang tamu, begitu Celine pergi, Owen pun masuk."Tuan, Nona Celine ... kenapa pergi?" Baru sebentar saja ....Andreas juga merasa sedikit kecewa, dia ingin melihat Celine lebih lama meski dibatasi oleh pembatas ruangan!Namun, kata-kata Celine tadi ....Muncul kilatan aneh di mata Andreas.Tepat pada saat ini, ponselnya berbunyi. Seperti dugaannya, Celine menelepon dia.Begitu panggilan terhubung, Celine berbicara dengan san
Hidung Celine kesakitan.Andreas berbalik dan hendak memeriksa hidung Celine, tapi Celine malah menggenggam pergelangan tangan Andreas dan melihatnya dengan tatapan berbinar-binar. "Kejutan apa?"Andreas terdiam.Masih ingat hal ini berarti hidungnya tidak apa-apa."Aku kasih tahu kalau kamu sudah masuk babak final." Andreas pun berjalan ke kamar utama.Tiba-tiba dia merasa tidak ada salahnya menyetujui permintaan Carla menjadi juri.Sementara Celine yang ada di luar merasa digantung. Seketika, dia menjadikan rasa penasarannya sebagai motivasi. Inspirasinya langsung datang dan dia pun bergadang semalaman menyelesaikan satu gambar desain.Setelah mengunggah gambar desainnya ke situs resmi lomba, Celine baru tidur jam enam pagi.Pada jam tiga sore, Celine dibangunkan suara ponselnya. Dia masih setengah sadar, hanya tahu kalau telepon itu dari Nicholas. "Kak Nicholas ....""Celine, ada satu temanku dari Mastika baru saja sampai Binara, dia mau bertemu denganmu. Maaf, dia tahu 'Nona C' ada
Lily melihat ke arah ruangan VIP itu. Dia hanya lihat sosok belakang wanita itu, tapi dia melihat jelas tampang pria itu.Nicholas Tantra!Sementara wanita itu ....Sosoknya sangat mirip dengan Celine, apalagi Nicholas mengikuti wanita itu, Lily semakin yakin kalau dia adalah Celine!Rasa iri di hati Lily langsung keluar. Selain iri, dia juga tiba-tiba merasa terancam.Untuk apa Tuan Muda Hansen menemui Celine?Jangan-jangan karena Perlombaan Desain Perhiasan kali ini?Apakah Tuan Muda Hansen menyukai desain Celine? Atau Nicholas sedang membantu Celine membangun koneksi agar bisa berbuat curang?Semakin dia pikirkan, Lily semakin gelisah.Saat ini, Reza yang menyadari keanehan ekspresi Lily langsung khawatir padanya."Lily, kamu kenapa? Nggak enak badan? Kalau begitu, ayo kita pergi. Malam ini nggak jadi ke kediaman keluargaku, kita ke apartemen di tengah kota saja."Selama ini, mereka berdua selalu bermesraan diam-diam di apartemen itu.Awalnya Lily berencana terus mengikat Reza denga
Celine tiba-tiba merasa jantungnya jatuh, mengira Tuan Muda Hansen ini terlihat seperti pria yang sopan dan anggun, tapi di belakang sebenarnya seorang pemain perasaan wanita.Namun, ketika dia melihat tatapan Hansen yang sangat tulus dan juga nada bicaranya yang sama sekali tidak ada tanda-tanda mau menggodanya, Celine langsung menertawai prasangkanya. Kemudian, dia bertanya penasaran, "Dia? Mantan ... pacarmu? Atau cinta pertama?"Melihat ekspresi Celine yang seperti tukang gosip, Hansen pun tertawa. "Bukan, adikku!""Oh, cuma adik ...." Celine pun tertawa canggung.Dia pikir ada gosip yang bisa didengar!Adegan ini terlihat oleh Lily yang berada tak jauh dari mereka.Tadi, Lily menolak tawaran Reza yang ingin mengantarnya pulang lalu berpura-pura pergi naik taksi. Namun, beberapa menit kemudian, dia kembali lagi dan sengaja menunggu Celine dan yang lainnya keluar.Melihat Celine dan Tuan Muda Hansen mengobrol dengan gembira, kobaran api iri di muncul di mata Lily. Dia juga yakin kal
Nasi goreng telur di meja ini kelihatannya ... masih lumayan."Ayo, cepat duduk." Albert tidak sabar ingin mendapat pujian dari Celine.Dia mengambilkan sendok untuk Celine lalu menyaksikan Celine memasukkan sesuap nasi goreng ke mulutnya. "Bagaimana? Enak nggak?"Dia sudah menggunakan semua keahliannya.Cuma dia yang tahu selama satu jam di dalam dapur, dia sudah menghabiskan berapa banyak telur dan nasi. Sepiring ini adalah yang paling bagus, harusnya bisa dapat pujian dari Celine?Namun, baru saja Celine mengunyah, terdengar suara nyaring.Suara itu tidak keras, tapi Albert sangat dekat dengan Celine, jadi dia bisa mendengarnya.Bahkan Donny yang berdiri di samping juga bisa mendengarnya samar-samar.Semua orang pun terdiam.Suasana di ruang makan sangat hening.Celine mulai panik, untuk sesaat, dia tidak berani mengunyah, dia merasa seakan-akan tadi dia menggigit sebuah batu kecil. Namun, mana mungkin ada batu di nasi goreng ini?Celine berpikir sejenak, tadi itu harusnya cangkang
Akhirnya setelah entah berapa lama, pintu dapur akhirnya terbuka.Orang di dalam melewati ruang makan sambil memberi kode pada pembantu untuk membawa hidangan yang dia siapkan di dapur ke meja makan. Sementara dia sendiri sambil jalan sambil merapikan bajunya yang berantakan akibat peperangan di dapur.Setelah lengan bajunya diturunkan dan dia merasa sudah lumayan rapi, dia baru muncul di depan Celine.Dia tersenyum cerah sambil memanggil Celine, "Celly ...."Celine duduk membelakangi arah dia datang, begitu Celine berbalik dan melihat Albert, dia pun tertegun.Donny mendongak, dia juga tertegun sejenak.Albert tidak menyadari keanehan mereka. Teringat dengan kejutan yang dia siapkan untuk Celine, dia mendeham lalu mengulurkan tangannya dengan sangat formal ke Celine lalu membungkuk.Suaranya juga sangat merdu. "Nona Celly yang cantik, bolehkah aku mengundangmu makan?"Celine terdiam.Dia sangat sopan, seperti bangsawan Eropa zaman dulu yang mengajak wanita yang dicintai berdansa bersa
"Tiga hari lagi, semoga kamu berhasil, juga semoga aku ... berhasil!"Lily terdiam.Dia bisa mengerti kalau mendoakan dia berhasil, tapi Nyonya mendoakan dirinya sendiri ....Setelah sadar kembali, Lily tetap tidak mengerti, tapi dia menambahkan, "Semoga kita berhasil."Nyonya pasti merasa kalau dia berhasil, Nyonya juga berhasil.Fera tahu Lily tidak mengerti, dia tidak menjelaskan, juga tidak berharap Lily mengerti. Ini urusan dan rencananya sendiri ... masa depannya sendiri!Malam ini, Andreas tidak pulang.Celine yang awalnya menunggu Andreas menerima telepon dari Albert. Albert bilang Andreas ada urusan yang sangat penting, tidak bisa pulang, suruh Celine jangan menunggu Andreas.Sebelum menutup telepon, dia masih berkata dengan misterius, "Celly, besok aku dan Paman bakal mengunjungimu, aku ada kejutan untukmu."Kejutan?Kejutan apa?Celine tertawa, dia pun mulai menantikannya.Demi "kejutan" ini, Albert hampir semalaman tidak tidur. Sejak awalnya percaya diri, perlahan-lahan mul
Hari ini mereka bisa muncul bersamaan hanya karena Fera mau pulang untuk mengambil barang-barangnya. Mendengar kabar ini, Omar sengaja buru-buru ke sana."Fera, aku bisa memaafkanmu, nggak usah cerai lagi." Omar sudah berpikir sangat lama.Waktu mengurus masalah perusahaan, dia tidak pernah bertele-tele, kebalikan dengan waktu menemui masalah perasaan.Baik dulu Shella, ataupun sekarang Fera, sama saja.Setelah hari itu, Omar berpikir sangat lama.Fera memang mengkhianatinya, tapi sebenarnya dia juga ada salah. Selama ini, di hatinya tetap ada Shella, dia masih memikirkan orang di masa lalu, melukai hati Fera."Heh ...."Di kegelapan malam, terdengar suara Fera mencibir.Fera tiba-tiba berbalik melihat Omar, senyumannya tidak bisa dideskripsikan, tidak seanggun dan selembut dulu. Omar tidak pernah melihat senyuman ini."Fera ....""Omar ...."Fera tidak lagi memanggilnya "Kak Omar" dengan lembut. "Kamu kenapa begini? Kamu memaafkanku karena mencintaiku? Atau karena setelah bersama sela
Asli?Mana mungkin asli?Nyonya Fera dan Tuan Andreas satunya ibu tiri, satunya lagi anak dari mantan istri. Di permukaan mereka terlihat damai, tapi sebenarnya musuh bebuyutan.Sementara kali ini, Tuan berpura-pura juga untuk menipu Nyonya Fera.Nyonya Fera berkali-kali mencoba untuk mencelakai Nyonya Celine, mana mungkin mengkhawatirkan Tuan?Saat Gian sedang berpikir, tiba-tiba terdengar suara dari ruang operasi."Andreas ...." Yuni memanggil sambil langsung terburu-buru berjalan ke sana dengan bantuan tongkat.Yang lainnya langsung mengikutinya. Akhirnya, di depan ruang operasi, mereka melihat Andreas didorong keluar.Matanya tertutup, di wajahnya masih ada luka dari kecelakaan. Tangan, kaki dan dada meski tertutup, tapi wajahnya jelas terlihat sangat pucat, seperti orang mati.Dari baru setelah kecelakaan, tidak terlihat ada perkembangan."Andreas, Andreas, ini Nenek. Kamu harus bertahan ...." Yuni seakan-akan sedang memohon.Omar juga memanggil Andreas dengan suara kecil.Kata do
"Paman, kamu tenang saja, kalau hal sekecil ini saja nggak bisa diselesaikan Andreas, dia nggak bakal dipanggil Tuan Andreas di Mastika."Dari kata-katanya, bisa dilihat Albert sebenarnya mengakui Andreas.Cuma karena Andreas setiap hari menempel dengan Celine, dia merasa Andreas sangat menyebalkan!Sekarang ...."Seenggaknya selama dua hari ini dia harus tinggal di rumah sakit, nggak bisa pergi." Albert sangat puas, dia merasa sangat pintar bisa terpikirkan ide seperti ini.Ekspresi Donny pun berubah jadi lebih baik. "Benar juga, akting harus sempurna. Dia dirawat di rumah sakit karena luka parah, sudah seharusnya ada buktinya. Tapi, beberapa hari ke depan nggak ada yang masak untuk Celly ...."Donny mengernyit, lagi-lagi kesusahan."Memangnya kenapa, lagian bukan cuma Andreas yang bisa masak!" Albert tidak peduli.Donny menatapnya dan bertanya, "Kamu bisa?"Albert terdiam.Dia mana bisa?Namun ...."Nggak bisa, tapi bisa belajar. Nggak ada yang lahir langsung bisa masak, semua harus
Suasana di meja makan sangat aneh.Donny dan Albert tersenyum lembut sambil mengambilkan makanan untuknya. "Celly, makan ini, kesukaanmu ...."Begitu makanan itu ditaruh ke piring Celine, seseorang langsung berkata, "Sayang, aku yang masak."Andreas melihat Celine dengan wajah meminta pujian."Huh! Nggak enak!"Albert menunjukkan kekesalannya pada Andreas tanpa menyembunyikannya sama sekali. Dia memainkan makanan di piringnya lalu makan sesuap, awalnya ingin dia muntahkan, tapi tadi siang dia datang supaya bisa makan siang bersama Celly, jadi dia tidak makan siang.Siang belum makan, sudah kenyang karena emosi.Namun, meski marah, tapi waktu makanan ini masuk ke mulutnya, dia merasa sedikit lapar.Tidak disangka keahlian masak Andreas ini ... lumayan juga?Albert "memaksakan diri" menelan, tapi awalnya dia mau memuntahkannya untuk mengejek Andreas. Sekarang terpaksa ....Albert menekan bibirnya, kembali berkata, "Nggak enak! Nggak enak banget!"Namun, kecepatannya mengambil makanan tid
Berkali-kali ada yang datang, Andreas membiarkan mereka menunggu ....Begitu teringat rasa malu tiap kali dia dan Andreas turun untuk menghadapi Donny dan Albert, wajah Celine langsung memerah.Namun, wajahnya yang merona ini membuat Andreas semakin kehilangan kendali diri.Nafsu di matanya sudah tidak bisa disembunyikan lagi.Suasana di dalam kamar langsung memanas.Di bawah, Donny dan Albert sudah minum beberapa gelas teh.Albert akhirnya kehilangan kesabaran dan melihat Owen yang berdiri di samping dengan sangat canggung."Tuanmu itu nggak seharusnya tinggal di sini!" Albert tidak menemukan tempat pelampiasan, jadi dia terpaksa melampiaskan amarahnya ke Owen.Sudah berapa lama mereka menunggu?Setiap kali datang, mereka harus menunggu.Andreas apa tidak bisa menahan diri?Owen yang dipelototi dua orang dalam hati menangis.Dulu Tuan Andreas tidak seperti ini, dia juga tidak tahu kenapa tuannya jadi tidak bisa menahan diri begini.Namun ...."Tuan dan Nyonya itu suami istri, mesra be
Seperti dugaan Celine, suara itu memang terdengar tidak puas.Celine merasakan firasat buruk, dia konsentrasi penuh, pura-pura tidak dengar.Andreas yang duduk di sofa tidak jauh dari Celine pun mengernyit.Aneh, sangat aneh.Dia sudah melihat Celine selama ini, biasanya Celine harusnya bisa merasakan dan membalas tatapannya supaya dia bisa melanjutkan rencananya.Namun ....Apa Celine tidak merasakan tatapannya?Andreas bahkan sudah memainkan matanya, memperjelas tatapannya, tapi Celine tetap tidak bereaksi.Aneh, sangat aneh!Oleh karena itu, dia terpaksa memakai cara lain. "Sayang ...."Panggil sekali, Celine tetap tidak bereaksi?Kerutan di dahi Andreas semakin dalam.Tidak seharusnya begini, apa suaranya kurang kencang?"Sayang ...." Lagi-lagi.Tetap tidak ada reaksi, apa pesonanya kurang?"Sayang ...." Sekali lagi.Setiap panggilan itu membuat hati Celine seakan diremas semakin kuat. Dia tahu nggak ada yang baik dari panggilan ini. Namun, sepertinya kalau terus pura-pura tidak de