Benar saja! Ketika Celine naik dan masuk ke rumah, tempat itu dalam keadaan gelap gulita. Wanita itu sempat tertegun sejenak. Di antara "Pria itu sudah pulang dan sedang tidur di kamarnya" dan "Dia belum pulang", Celine meyakini pilihan pertama.Celine sengaja berjingkat karena takut membangunkan pria itu.Setelah dia tiba di kamarnya dan menutup pintu, lalu menguncinya, Celine akhirnya menghela napas lega.Dia tidak tahu bahwa Andreas terus berkendara dan mengikuti taksinya ketika Celine sengaja berkeliling.Andreas yang sudah mengetahui isi hatinya juga tidak membongkar Celine.Di larut malam.Celine yang berada dalam keadaan setengah sadar pun terbangun akibat kehausan.Air yang ada di lemari ranjangnya sudah kosong. Celine berjalan keluar dari kamar sambil meraba-raba di kegelapan. Terlihat cahaya yang memancar keluar dari arah ruang baca. Wanita itu agak tertegun dan langsung berjalan menuju ke tempat itu.Dia mengintip melalui celah pintu dan menemukan seseorang yang sedang beker
Napas Celine pun tercekat. Dia kira masih akan ada gerakan-gerakan yang lain. Hanya saja, napas pria yang berada di belakangnya sudah menjadi teratur.Kenapa dia begitu cepat tidur?Setelah rasa gugup itu menghilang, Celine menyadari kekecewaan yang muncul di dalam hatinya. Wajahnya jadi berubah panas.Celine lantas memaksakan dirinya untuk memejamkan mata, tapi dia tidak bisa tidur.Napas pria yang berada di belakangnya sangatlah teratur.Celine tidak bisa menahan dirinya dan mengutuk, 'Jelas-jelas ini adalah ranjangnya! Kenapa pria ini bisa tidur dengan begitu tenang.'Karena merasa tidak adil, Celine pun membalikkan tubuhnya. Wanita itu menatap sosok yang ada di hadapannya di dalam kegelapan.Perlahan-lahan, matanya mulai terbiasa dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Celine mengangkat tangannya dan bergerak di sekitar wajah pria itu mengikuti lekak-lekuknya.Wanita itu pun bergumam,"Bisa-bisanya kamu berkencan dengan Lily. Dia begitu pintar pura-pura lemah. Bisa-bisanya kamu
Celine pun tertegun.Pria ini adalah miliknya ....Hati Celine berdegup kencang seperti hendak melompat keluar dari dadanya. Napasnya juga tidak setenang sebelumnya.Pria ini juga sepertinya sudah menyelesaikan perkataannya. Sekarang, di udara hanya tersisa napas mereka. Di dalam benak Celine masih terngiang perkataan suami tampannya "Aku adalah milikmu".Dia sama sekali tidak bisa menenangkan gejolak emosi di dalam hatinya.Setelah beberapa saat berlalu, suara pria itu pun tidak terdengar lagi. Tangan besar yang menggenggam jarinya juga entah kapan sudah melepaskannya.Celine mengerutkan dahinya dan merasa sedikit kecewa.Dia ... sudah tidur?Setelah mengatakan kata-kata yang menggodanya, pria ini tidur begitu saja?Di dalam hatinya, Celine jadi merasa tidak senang.Setelah menggodanya, pria ini langsung tidur. Di mana hati nuraninya?Karena pria ini sudah tidur, untuk apa lagi Celine pura-pura tidur? Celine pun membuka matanya.Kegelapan masih menyelimuti kamar tersebut.Setelah mata
Karena penasaran pada apa yang akan dilakukan oleh wanita ini, Celine pun menahan keinginannya untuk mengakhiri panggilan telepon tersebut."Kak Celine, kamu jangan marah lagi ya untuk masalah semalam. Sekarang juga aku akan berlutut padamu. Maafkan aku, ya?"Suara Lily terdengar sangat tulus. Celine hampir saja mengira bahwa sikap murahan yang ditunjukkan Lily di Hotel Binara semalam hanya khayalannya.Wanita ini ingin meminta maaf?Wanita ini juga ingin berlutut?Drama apalagi kali ini?Celine yang dilanda rasa ragu juga langsung mengejeknya tanpa perasaan dan berkata, "Kalau begitu kamu berlutut saja!"Setelah mengatakannya, Celine pun sudah bersiap-siap untuk mengakhiri percakapan tersebut.Lalu dari ujung sana terdengar suara seruan orang tua yang berkata, "Lily, apa yang sedang kamu lakukan?"Suara orang tua itu terdengar agak familiar seolah-olah Celine sudah mengenalnya. Ketika Celine bermaksud untuk mendengarnya dan mana tahu dia bisa teringat pada sesuatu, Lily yang ada di sa
Hansen menarik tatapannya dengan tenang dan langsung naik ke lantai atas. Ketika dia melewati Lily, pria itu tiba-tiba menghentikan langkah kakinya."Andreas tidak suka wanita yang suka berpura-pura lemah. Kamu seharusnya juga sudah tahu bahwa dia sudah menikah."Suara pria itu seperti sedang memberi Lily peringatan. Rasanya sangat kontras dengan gaya Hansen yang selalu elegan. Setiap perkataannya terdengar sangat menusuk.Hati Lily sampai bergetar.Ketika wanita itu berbalik dan bermaksud untuk memberikan penjelasan, lalu ketika mata mereka bertemu, perasaan bersalah langsung melanda Lily karena dia seperti sudah ketahuan. Tidak sampai saru detik, wanita itu langsung memalingkan wajahnya.Meskipun demikian, ketika pria itu masih memperhatikannya, Lily merasa seperti duduk di matras berduri.Akhirnya, Hansen sudah mengalihkan tatapannya dari wanita itu. Suara langkah kakinya juga semakin lama semakin jauh. Hanya saja, kemarahan yang ada di dalam hati Lily malah menjadi semakin kuat.Pa
Acara ulang tahun Tuan Richard akan diadakan di mansion Keluarga Nadine.Andreas sudah mendapatkan undangan dari Keluarga Nadine. Akan tetapi, dia tidak bermaksud untuk menghadiri pesta tersebut.Sementara itu, Hansen sama sekali tidak mengundang Celine. Sejak Celine kehilangan ingatannya, Hansen menjadi semakin ingin melindungi Celine. Di dalam hatinya, Hansen sama sekali tidak ingin Celine muncul di pesta tersebut dan khawatir Celine akan terluka.Beberapa hari sebelum pesta ulang tahun Tuan Richard, Hansen sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pesta tersebut. Sementara itu, Carla sibuk mengurus Perusahaan Perhiasan Nadine.Sedangkan Lily seperti tiba-tiba saja kehilangan semangatnya setelah tidak mendapatkan jabatan direktur perancang di Perusahaan Perhiasan Nadine. Wanita itu sampai setiap hari menemani Tuan Richard di mansion seolah-olah kepribadiannya sudah berubah.Lily bahkan mengurus sendiri makanan sampai minuman Tuan Richard."Tuan, Nona Lily benar-benar
"Celine!"Begitu Hansen menyebut nama Celine, pria itu langsung melihat Tuan Richard untuk sekilas.Tatapan mata pria tua itu terlihat sedikit tertegun.Hansen kembali melanjutkan, "Demi merancang baju ini, Celine sudah berusaha sangat keras. Celine mengambil ukuran tubuhmu sendiri agar dia bisa membuatkan ukuran yang sesuai untukmu. Sebenarnya, baju pesta ini adalah hadiah ulang tahunku untuk Kakek. Tapi kalau ditilik kembali, baju ini sebenarnya dibuat Celine untuk Kakek."Ketika Hansen mengungkit Celine, sorot mata pria itu menunjukkan kasih sayang yang tak terbendung.Pria itu mengira bahwa Tuan Richard bisa merasakan ketulusan hati Celine.Dia sama sekali tidak menyangka bahwa tatapan Tuan Richard berubah gelap dan berkata, "Aku sudah lelah. Bantu aku untuk melepaskannya!"Hansen juga merasa sangat kaget. Akan tetapi, dia tetap membantu sang kakek untuk melepaskan baju tersebut.Hansen sebenarnya masih ingin mengatakan sesuatu pada sang kakek. Akan tetapi, Tuan Richard malah berka
Gunting tersebut memancarkan cahaya dingin di bawah sinar rembulan. Permukaan yang tajam pun bersentuhan dengan bahan kain yang mahal. Kain tersebut terpotong dengan mudahnya.Suara potongannya juga terdengar sangat renyah di telinga.Namun entah kenapa, setelah Tuan Richard memotong sudut tersebut, rasa penyesalan langsung menyelubunginya.Pria tua itu pun berhenti dan mengamatinya dengan saksama. Baju pesta itu sudah rusak.Perasaan yang sangat rumit telah muncul di dalam hati pria itu. Tuan Richard samar-samar merasakan sedikit penyesalan. Pria tua itu pun menghela napas dan membuang guntingnya, lalu bergumam."Celine oh Celine! Tolong menurutlah! Untuk apa harus seperti ini?"Meskipun pertemuan mereka terbilang singkat, Tuan Richard sangat memahami karakter Celine.Gadis itu selalu bersikap terus terang dan tidak gila nama besar. Dia juga tidak selalu mengikuti arus.Wanita itu tidak lantas merubah tindak tanduknya karena sudah menjadi cucu angkat Keluarga Nadine.Tuan Richard sang
Namun ....Dia berhasil merebut Reza Linoa, tunangan Celine, tapi tidak bisa merebut Andreas.Awalnya dia bisa merebut identitas Celine, tapi ketahuan oleh Richard.Kali ini, dia bahkan merubah wajah dan identitasnya, mengorbankan begitu banyak, dia jelas-jelas sudah hampir berhasil, tapi baru tahu kalau dia dibohongi Celine!Lily memelototi Celine dengan penuh kebencian.Sementara Celine semakin marah mendengar kata-katanya.Dia menatap Lily dan berkata dengan tegas, "Jadi kamu membohongi kakekku, menyakiti kakekku dan bahkan ... membunuh kakekku?"Begitu teringat dengan hari itu, waktu kakeknya jatuh ke pelukannya, hatinya berdenyut kesakitan."Membunuh kakekmu?" Lily tidak setuju.Waktu itu, pas Richard tumbang, dia memang terkejut, juga merasa bersalah. Namun, rasa bersalah itu hanya sebentar, dia sudah melempar tanggung jawab itu ke orang lain."Yang mau aku bunuh itu kamu, bukan dia, dia sendiri yang mau melindungimu. Apa hubungannya denganku?""Celine, pada akhirnya, semuanya ga
Celine itu bukanlah orang lemah yang mudah ditindas.Namun Lily selalu mau mencari masalah dengannya!"Kamu ...." Lily semakin merasa tidak rela, berkali-kali dia mengerahkan tenaganya, ingin mencakar Celine, tapi dia tetap tidak bisa mengalahkan tenaga Celine.Sampai akhirnya, Celine sudah malas dan langsung mendorong Lily.Lily tersandung lalu mundur beberapa langkah, tapi tetap tidak bisa stabil dan jatuh terduduk di tanah."Lily ...."Sarah segera maju karena khawatir.Lily malah melampiaskan amarahnya ke Sarah. "Siapa Lily? Dasar bodoh!""Lily, sudah jadi begini, lebih baik kamu langsung mengaku saja kalau kamu itu Lily. Apanya yang susah?"Meski Sarah bukan orang baik, dia benar-benar menyayangi Lily.Celine tidak suka Sarah, tapi lebih tidak suka lagi melihat sikap Lily ke Sarah. Namun, dia juga tidak peduli, dia hanya tahu malam ini urusan ini harus selesai!Dia mau mengungkapkan wujud asli Lily.Seperti yang diduga, mendengar kata-kata Celine, Lily semakin mirip dengan dia yan
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad