Celine jongkok untuk mengambil ponselnya.Namun, ketika tangannya hampir menyentuh ponselnya, sebuah kaki menginjak ponselnya.Celine mendongak dan melihat senyuman sombong Feren.Tepat pada saat ini, ponsel yang diinjak itu berbunyi pertanda ada telepon masuk.Tidak terlihat siapa yang menelepon. Setelah berbunyi sangat lama, telepon itu pun terputus otomatis. Setelah satu detik, ponsel kembali berbunyi ...."Minggir," ujar Celine."Minggir? Heh, kasih aku satu alasan!" Feren dalam hati sangat senang.Dia menatap Celine dari atas.Dulu, Celine adalah orang yang dianggap penting oleh Tuan Richard, juga pernah jadi direktur bagian desain di Perusahaan Perhiasan Nadine, bahkan mungkin akan mendapatkan warisan setelah Tuan Richard meninggal.Namun sekarang, Celine ini berlutut di depannya sambil mendongak melihatnya."Alasan?" Amarah yang dari tadi Celine tahan sudah tidak bisa disembunyikan lagi.Meski dia sudah lupa apa yang terjadi, dia merasa dirinya bukan orang yang penakut dan gampa
Celine pikir bakal ada pertempuran lagi, tapi baru saja beberapa satpam mendekati dia, terdengar seseorang berseru, "Berhenti!"Celine melihat ke asal suara itu dan mengenali kalau orang itu adalah wanita yang membawanya naik tadi.Orang yang tadi memanggil wanita ini memanggil wanita itu dengan sebutan "Nona Carla".Saat ini, Carla berjalan kemari lalu menatap para satpam dengan wajah tidak senang. Para satpam itu langsung mundur beberapa langkah.Namun, melihat dukungannya sudah datang, Feren malah semakin percaya diri. "Nona Carla, Celine memukulku. Aku ... aku nggak bisa berdiri lagi, aku ....""Kalau nggak bisa berdiri, tiduran saja."Carla tiba-tiba memotong kata-katanya.Feren tertegun sejenak, mengira kata-katanya kurang jelas, jadi dia kembali berkata, "Nona Carla, Celine sengaja membuat keributan ....""Tutup mulutmu!" ujar Carla lagi.Kali ini, dia menatap Feren dengan tatapan dingin. Feren pun akhirnya diam.Namun, Feren masih menganggap Carla datang untuk menghadapi Celine
"Nggak usah, cuma tanganku yang sakit, jadi agak emosi."Celine bahkan tidak meminta maaf ke Albert karena kata-katanya tadi.Kerutan di kening Carla semakin dalam.Namun, entah apa lagi yang dikatakan orang di telepon, membuat Celine kesal kembali."Sudah kubilang nggak usah!"Kemudian, Celine langsung menutup telepon.Carla tiba-tiba sedikit menyesal.Tadi dia menyuruh Feren mencari masalah dengan Celine karena kebetulan Hansen tidak ada di kantor, jadi tidak ada yang bisa membantu Celine. Namun dia tidak menyangka, tidak ada Hansen, malah muncul Albert Tjangnaka.Kalaupun Albert tidak di tempat, tapi kalau nantinya dia tahu apa yang terjadi dan datang mencari Carla, Keluarga Nadine juga tidak akan bisa membantunya."Celly, polisi lagi periksa CCTV. Tanganmu luka parah, aku bawa kamu ke rumah sakit dulu saja."Carla awalnya berharap tangan Celine cacat.Namun sekarang, dia berharap semuanya baik-baik saja.Gelembung di punggung tangan Celine sudah menonjol keluar, kelihatannya sangat
"Ada apa ini?"Ekspresi Andreas makin suram, tangannya menyentuh tangan Celine, membuatnya kesakitan."Ah!"Sakit, benar-benar sakit!Tadi juga sakit, tapi tadi dia masih bisa tahan.Begitu pria ini datang, dia malah jadi tidak tahan.Celine melihat Andreas dan melihat Andreas sedang memeriksa tangannya dengan teliti. Celine merasa hatinya berdetak kencang, bahkan iramanya juga agak berantakan.Andreas tidak tahu apa yang Celine pikirkan, dia hanya melihat Celine mengernyit karena kesakitan. Dia pun melihat ke orang-orang yang ada di sana."Ini ... ini hanya salah paham."Carla tidak berani memanggilnya Tuan Andreas.Dia sama sekali tidak menyangka Andreas bakal datang.Namun, Andreas juga tidak peduli dengan Carla. Dia memasang ekspresi tajam, tapi tidak langsung menginterogasi mereka. Dia menelepon seseorang lalu hanya mengatakan beberapa kalimat sebelum mematikannya.Ekspresinya masih tetap tajam.Suasana di sekitar sangat menegangkan.Semua orang menebak-nebak identitas orang ini.
Cuma dua kata saja, bahkan ucapannya tidak jelas, tapi para polisi mengerti maksudnya.Wibawa orang ini benar-benar luar biasa.Tidak ada yang berani protes lagi.Seorang polisi mengambil sebuah komputer dan mulai memutar rekaman CCTV kejadian tadi.Ketika melihat situasi tadi, wajah Feren sudah pucat pasi. Dia sengaja mencari masalah dengan Celine karena ada dukungan Carla. Bisa dilihat dia suka menindas yang lebih lemah dan takut sama yang lebih kuat.Sudah berkali-kali dia menatap Carla dengan tatapan minta tolong, tapi Carla sama sekali tidak melihatnya.Saat itu, dia tahu mampuslah dia.Carla tidak akan membantunya lagi.Begitu rekaman CCTV diputar ...."Aduh ...."Suara teriakan Celine di rekaman CCTV menyadarkan Feren.Saat ini, semua orang yang ada di sini bisa melihat layar komputer. Melihat keseluruhan kronologinya, bahkan orang-orang yang tidak bisa melihat dengan jelas karena sudut pandang juga tahu secara garis besar apa yang terjadi dari percakapan di video itu."Feren ya
Sebenarnya, dua tamparan Celine tadi sangat kuat, tapi wajahnya hanya memerah, tidak ada luka nyata.Menabraknya sampai jatuh juga hanya sakit pas tadi. Setelah beberapa saat, gerakannya tidak terganggu.Dia sama sekali tidak ada hubungannya dengan "terluka", tapi memang pas kejadian terasa sakit.Celine melihat ke bawah sambil tersenyum.Harapan yang baru saja terlihat oleh Feren langsung hilang. Muncul kepanikan di matanya, dia pun refleks melihat Carla.Namun, dia dari tadi sudah dibuang oleh Carla.Bahkan karena takut Feren mengungkit dia, Carla langsung mengancam Feren. "Feren, Perusahaan Perhiasan Nadine tidak bisa menoleransi perbuatanmu hari ini. Cepat ke kantor polisi dan ikuti semua prosedurnya."Carla sengaja mengungkit Perusahaan Perhiasan Nadine untuk memberi tahu Feren, kalau sampai orang lain tahu Carla adalah orang di balik semua ini, dia tidak akan mengampuni Feren.Feren langsung mengerti.Saat ini, dia sangat menyesal, tapi sudah tidak sempat.Setelah polisi membawa
Heh ....Lily diam-diam mengepalkan tangannya. Teringat Tuan Andreas masih ada di samping, Lily menahan amarahnya dan berbalik dengan wajah penuh senyuman.Senyuman itu sangat polos, matanya juga sangat jernih.Seperti seekor kelinci putih dan juga bunga putih bersih.Namun, Celine malah merasa jijik melihatnya."Hoek ...."Celine ingin menahannya, tapi tidak bisa.Ekspresi Lily langsung membeku.Apa maksud Celine?"Maaf ...." Celine menyadari ketidaksopanannya dan langsung minta maaf, bahkan segera maju selangkah.Namun, baru saja dia buka mulut, lagi-lagi terulang."Hoek ...."Suasana di sekitar langsung jadi canggung.Sementara Andreas mengelus punggung Celine dengan lembut sambil tersenyum tipis.Lily merasa sangat canggung.Demi menyelamatkan harga dirinya, Lily tersenyum dan berpura-pura khawatir. "Kak Celly, perutmu nggak enak?""Bu, bukan ...."Dia hanya mual karena melihat wanita ini!Celine menghirup napas dalam-dalam dan akhirnya tidak mual lagi, tapi ketika melihat Lily, di
"Nona Carla!"Albert melihat ke bawah, malas melihat Carla.Carla merasa dipermalukan, tapi tidak berani mengatakan apa-apa.Dia terus tersenyum, tapi kata-kata Albert selanjutnya membuat Carla tidak bisa mempertahankan senyumannya lagi."Jangan pikir aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu punya perasaan ke Andreas, tapi aku peringatkan kamu, jangan coba-coba sentuh Celine."Albert termasuk yang menonjol di Perusahaan Lane di antara orang-orang generasinya.Meski pemimpin keluarganya masih pamannya, kemampuannya sudah diakui oleh keluarga dan juga pamannya.Keluarga di balik Perusahaan Lane berbeda dengan keluarga konglomerat lainnya. Keluarga konglomerat lainnya selalu berebutan kekuasaan, tapi Keluarga Tjangnaka selalu mementingkan kedamaian.Di Keluarga Tjangnaka tidak ada persaingan antara anggota keluarga, tapi tidak berarti Albert tidak mengerti soal ini.Carla menghabiskan banyak uang untuk membeli berlian merah darinya. Firasatnya mengatakan hal ini ada hubungannya dengan
Tadi dia sudah antar kopi, Bu Celine tidak minum?"Mana Bu Lina? Kenapa nggak di kantor? Ada dokumen yang perlu tanda tangan dia, mana orangnya?""Tadi kulihat dia pergi ke ruang istirahat, di tangannya ada dua gelas, aneh ...."Begitu mendengar kata-kata ini, Noni langsung sadar.Lina pergi ke ruang istirahat, Bu Celine juga ke sana.Muncul perasaan aneh di hati Noni, tanpa dia sadari, dia juga berjalan ke ruang istirahat.Di ruang istirahat,Lina sedang membuat jus untuk Celine.Kemarin dia menerima panggilan dari Hansen. Hansen berpesan padanya, setelah Celine ke bagian desain, dia harus menjaga Celine baik-baik, jangan sampai dia kelelahan. Intinya, dia harus sangat memperhatikan kesehatan Celine.Teringat dengan kemarin dia tidak sengaja melihat Celine mual, Lina punya sebuah tebakan di hatinya.Lina melihat jus jeruk yang dia buat dengan sangat lembut.Jeruk mengandung banyak vitamin C, banyak-banyak minum jus jeruk pasti nanti anak Kak Celly akan seputih Kak Celly.Saat dia seda
Di dalam kantor, Celine duduk di balik meja.Waktu dia mendongak dan melihat orang yang datang, dia juga tidak terkejut.Hanya saja, kopi ....Sekarang dia tidak bisa minum kopi.Karena tidak ingin bikin orang malu, kalaupun sekarang tidak bisa minum kopi, Celine juga tidak menolak. "Terima kasih, taruh saja di sini."Celine menyuruh pegawai itu menaruh kopinya di meja.Setelah pegawai itu menaruh kopi, dia tidak bermaksud mau pergi.Celine pun tersenyum sopan sambil berkata, "Namamu ....""Namaku Noni, Noni Candra. Aku sudah bekerja sangat lama di bagian desain, aku sangat suka kerja di Perusahaan Perhiasan Nadine."Noni sangat bersemangat.Bu Celine menanyakan namanya, dia harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya."Bagus, ada kalian juga kebanggaan bagi Perusahaan Perhiasan Nadine." Celine tidak tahu banyak tentang bagian internal Perusahaan Perhiasan Nadine.Namun, nalurinya sangat kuat.Kemarin waktu dia pertama kali datang, dia merasakan Noni tidak mengakui Lina.Maksud No
Pujian Celine membuat semua orang yang ada di sana tertegun.Bu Celine ... mengakui Lina?Ini ... kenapa berbeda dengan bayangan mereka?"Bu Celine, kemampuan Bu Lina memang sudah terbukti, tapi Bu Celine ke sini, posisi manajer tentu saja punya ....""Jangan ...."Celine melihat orang yang bicara itu, dia ingat dengan orang ini.Sejak tadi dia datang, dia sudah merasa kalau orang ini tidak menerima Lina. Dia tidak terima manajer desain Perhiasan Nadine adalah Lina yang baru bekerja tidak lama di bagian desain!Mata Celine seakan-akan bisa melihat isi hati orang ini.Dia menyela orang ini lalu berkata secara perlahan, "Manajer desain posisi yang melelahkan mental dan fisik. Tanggung jawab seperti ini lebih baik diserahkan ke Bu Lina saja, aku nggak mau."Arti di balik kata-katanya adalah dia datang bukan untuk merasakan kelelahan dan kesusahan.Benar, seorang nona Keluarga Nadine kalaupun sahamnya dibagi sedikit, kekayaan yang dia miliki sudah tidak bisa dihitung.Lalu dia juga dicinta
"Bu Celine ...." Lina terkejut.Kata Bu Celine ... terasa tidak akrab.Bu Celine tidak mau mereka terasa tidak akrab!Namun, Kak Celly ....Dia mana pantas ....Sepertinya karena panggilan "Bu Celine" ini, Celine mengernyit. Lina langsung panik dan segera memanggil, "Kak Celly."Celine pun menepuk bahu Lina sambil tersenyum puas. "Bagus."Waktu semua departemen desain menunggu Lina dipermalukan, Lina yang ada di dalam kantor malah terharu.Dia terus memanggil "Kak Celly" di dalam hati, juga dalam hati memutuskan semasa hidupnya ini, dia akan berusaha keras untuk memperlakukan Kak Celly dengan baik.Kak Celly adalah penolongnya.Dia mau menggunakan seluruh hidupnya untuk membalas budi ini.Waktu Celine dan Lina keluar dari kantor, semua orang menatap mereka dan berpikir dalam hati, Bu Celine sepertinya mau mengumumkan pergantian personel.Namun, senyuman di wajah Lina terlihat sangat lembut.Bukannya harusnya dia terlihat suram.Atau mungkin dia cuma berusaha terlihat kuat. Dia tersenyu
Lina tidak merasa malu karena hal ini, dia malah seakan-akan merasa lega. "Bu Celine, masalahnya memang di aku, aku kurang kompeten. Kebetulan kamu sudah datang, aku mau ganti posisi. Lebih baik lagi kalau bisa jadi asistenmu, aku bisa belajar darimu."Dia membuat keputusan ini bukan karena sindiran yang dia dengar di ruang istirahat tadi.Waktu mendengar Celine mau datang, dia sudah membuat keputusan ini.Dia tahu kalau Celine dulunya adalah pemenang Kompetisi Desain Nasional. Hasil desainnya dipuji-puji oleh para ahli, Celine pun sudah jadi idola Lina.Posisi manajer desain ini sangat cocok untuk Celine.Dia sangat rela menjadi asisten Celine.Waktu Lina menyatakan permintaan ini, dia sangat tegang, takut Celine tidak mau menerimanya."Aku nggak setuju,"ujar Celine.Seperti dugaannya!Lina jelas terlihat kecewa, seakan-akan harapan terbesarnya tidak terpenuhi. Dia sepertinya sudah menduga akan seperti ini.Namun, waktu dia menghirup napas dalam-dalam dan sudah menghibur dirinya send
Sudah pergi?Semua orang saling bertatapan."Dia ... nggak bakal mempersulit kita di belakang, 'kan?"Salah seorang pegawai agak khawatir. Meski begitu Bu Celine datang Lina akan tergeser dari posisinya, kapan Bu Celine akan datang?Tepat pada saat ini, ponsel mereka semua berbunyi."Bu Celine sudah datang!"Mereka menerima pesan ditambah dengan foto Celine sedang turun dari mobil."Mempersulit kita? Heh, dia juga nggak bisa."Pegawai lama itu mencibir, lalu dia terpikirkan sesuatu sampai tidak menghabiskan kopinya dan segera berjalan keluar sambil merapikan pakaiannya.Yang lainnya juga langsung sadar.Bu Celine sudah datang, ini kesempatan mereka untuk cari muka.Untuk sesaat, semua orang berlari ke arah pintu.Begitu Celine menginjak Perusahaan Perhiasan Nadine, suara tepukan tangan yang sangat meriah membuatnya terkejut. Setiap orang tersenyum sambil menyambutnya, tapi dia tidak melihat Lina."Mana Lina?"Hansen sudah memberi tahu dia kalau Lina menggantikan Lala palsu jadi manajer
"Baik.""Nggak boleh terlalu lelah.""Baik.""Apa pun yang terjadi, harus diskusi sama kita.""Iya."Hansen dan Albert terus berpesan, Celine pun menyetujui semuanya. Dia tahu kalau ini bentuk perhatian mereka padanya.Sementara dia ...."Kak Hansen, Kak Albert, kalian tenang saja, aku pasti baik-baik saja," ujar Celine sambil tersenyum tipis.Senyuman ini membuat Hansen dan Albert tertegun sejenak.Sejak Andreas menghilang, Celine terkadang bisa tersenyum, tapi senyumannya itu membuat mereka kasihan. Namun sekarang, dia sepertinya kembali seperti dulu.Bersemangat, nakal, polos dan hangat.Celine bilang dia akan baik-baik saja!Saat ini, kekhawatiran Hansen dan Albert selama beberapa waktu ini akhirnya berkurang banyak.Meski sampai sekarang mereka masih tetap mencari Andreas setiap hari, setiap kali tidak ada kabar, mereka juga tidak yakin apakah Andreas bisa kembali.Kalau Andreas tidak bisa kembali, Celly tetap harus hidup."Oke, bagus juga kamu melakukan yang kamu inginkan."Hanse
Tawanya sangat menakutkan.Bahkan Carla saja tanpa sadar mengernyit, hatinya merinding.Suara tawanya bergema di ruangan yang kosong itu. Setelah entah berapa lama, Lily menggumamkan satu nama."Celine!""Aku Celine!""Benar, aku ini Celine.""Aku keturunan asli Keluarga Nadine, aku anak Donny dari Keluarga Tjangnaka. Aku punya kakak yang menyayangiku, suami yang mencintaiku dan aku ... lagi hamil ...."Lily menunduk lalu mengelus perutnya. "Aku hamil, aku senang sekali. Hehe, aku Celine, aku Celine. Kamu mau menyelamatiku?"Lily menatap Carla.Tatapannya itu sangat menakutkan.Carla melihat Lily beberapa saat.Apakah Lily sudah gila?Apakah benar-benar gila? Atau hanya pura-pura?Dia menganggap dirinya Celine?Namun, orang seperti Lily mana pantas menganggap dirinya jadi Celine?"Kamu bukan Celine!" ujar Carla secara perlahan.Kalaupun Lily benar-benar sudah gila, Carla juga tidak akan mengizinkan Lily bersembunyi di dunia indah yang ada di khayalannya. "Kamu bukan! Kamu Lily, aku aka
"Belakangan ini terjadi sebuah hal besar."Suara Carla membuat Lily refleks merasa hal besar yang dia maksud sudah pasti sesuatu yang tidak dia inginkan.Muncul ketakutan di mata Lily, dia ingin menolak mengetahui hal besar ini.Namun sekarang, dia di bawah kendali orang.Carla tidak hanya mau menyiksanya secara fisik, dia juga mau menyiksanya secara mental."Nggak ...."Baru saja Lily menyebutkan satu kata, Carla sudah merebut kesempatannya untuk menolak. "Celine hamil."Lily jelas terlihat terkejut.Dia tidak mau dengar, tapi setiap kata bagaikan jarum masuk ke telinganya, seperti cairan asam yang mengenai kulitnya dan terus terngiang-ngiang di benaknya.Celine ... hamil ....Dia hamil anak Andreas!Di benaknya, kata-kata ini bagaikan tanaman yang mengakar di otaknya.Dia membayangkan Celine menggandeng anaknya lalu bersandar di pelukan Andreas dengan sangat bahagia. Dia seketika merasa hatinya seperti disayat-sayat."Mana boleh ...." Kenapa jadi begini?Lily berkata dengan suara pen