Albert memutar mata secara diam-diam, lalu menyela pembicaraan Andreas, "Terserah kamu mau cari siapa! Tuan Andreas, orang yang aku temukan adalah seorang pria."Andreas merasa tidak berdaya, "..."Panggilan sudah diakhiri, sementara Andreas menunjukkan ekspresi yang tegang, lalu perlahan menghela napas lega."Owen, pergi periksa keberadaan Albert," perintah Andreas.Albert bilang orang yang dia temukan adalah seorang pria. Jika begitu, kenapa dia sengaja kasih tahu bahwa dia menemukan seseorang?Sebagai CEO Perusahaan Lane, tidak mungkin melakukan hal yang tidak berarti seperti ini.Sebab itu, dia yakin bahwa Celine telah ditemukan oleh Albert."Baik," jawab Owen.Andreas menatap Sarah yang berada di dalam mobil. Dia mesti menyelidiki apa sebenarnya yang terjadi dengan kecelakaan lalu lintas ini.Bastian sudah mati, maka Sarah adalah satu-satunya jalan keluar."Lepaskan dia!" Andreas berkata dengan dingin terhadap pengawalnya, lalu naik ke sebuah mobil yang tidak berjauhan.Meskipun m
Ekspresi Albert seketika menjadi kaku.Tidak hanya dia, tetapi Vicky juga terkejut. Akan tetapi, dengan segera mereka memanggil dokter untuk memeriksanya.Tubuhnya hanya mengalami luka luar, sehingga tidak apa-apa. Akan tetapi, kepalanya terbentur dan mungkin akan mengalami gangguan ingatan ....Kondisi sekarang mungkin bukan gangguan ingatan, melainkan kehilangan ingatan.Albert menyunggingkan senyuman. "Nama kamu Celine Maira."Celine Maira?"Terus, siapa kamu?" tanya Celine, lalu tiba-tiba merasa sakit kepala. Dia meraba kepalanya, tetapi menemukan kepalanya dibungkus kain kasa.Dia tidak sempat menanyakan apa yang terjadi, tangannya langsung diraih pria ini. "Aku adalah suamimu, Albert Tjangnaka.Suaminya?Celine terkejut menatap Albert.Tatapan Albert lembut dan mendalam, tetapi Celine selalu merasa ada yang aneh. Dia mengerutkan bibir dan menarik tangan dirinya.Tindakan menolak ini membuat Albert agak sakit hati.Tepat pada saat ini, pembantu rumah mengetuk pintu, lalu masuk. "T
Andreas tiba-tiba mengepalkan tinju dan menoleh ke arah Albert. Begitu buka suara, langsung kehilangan kekuatan seperti biasanya. "Pak Albert, tadi sudah menyinggungmu, kelak kalau butuh bantuanku, aku bakal berusaha sedaya upaya. Celine ...."Andreas tertegun menatap Albert. Tatapannya sangat tulus. "Dia sangat penting bagiku."Saat Andreas pulang, senyuman pada muka Albert juga sudah pudar.Andreas ini sama sekali berbeda dari rumor yang beredar.Ternyata dia mengungkapkan kelemahan dirinya. Jika diganti orang lain, Albert akan merasa orang itu sangat bodoh, tetapi orang ini adalah Tuan Andreas.Tiba-tiba, Albert seperti mengerti sesuatu, lalu tersenyum mengangkat alis mata.Saat semua orang dari Andreas keluar dari rumah, barulah Albert berbalik ke arah ruang baca. Di belakang pintu tersembunyi dalam ruang baca adalah ruang di mana Celine berada....Andreas keluar dari rumah dan menyuruh pengawal lainnya mengendarai mobil pergi.Hanya Owen dan dirinya menunggu di sebuah mobil dan t
Lily mengenakan gaun putih yang dipilih. Gaun itu dihiasi berlian, sehingga berkedip-kedip, tampak sangat menarik perhatian.Dia dikelilingi massal, tanpa ragu adalah tokoh utama yang bersinar itu.Carla malah menatap Lily dengan tatapan sinis. Tiba-tiba, dia membawa gelas anggur menghampiri Lily. "Selamat ya, Lily! Hari ini kamu benar-benar sangat cantik. Sayangnya, Kakak tidak bisa melihat Lily yang begitu cantik."Carla memiliki maksud lain.Lily menoleh ke sekeliling, tetapi tidak menemukan sosok Hansen.Sepertinya sejak Hansen meninggalkan vila Keluarga Nadine pada malam kemarin, tidak pernah melihat dia pulang lagi.Lily tidak begitu peduli terhadap Hansen, tetapi dia tahu maksud dari Carla.Carla sedang memberitahunya bahwa dalam hati Hansen, Celine lebih penting daripadanya.Sementara Celine ...."Kak ... pergi ke mana?" Lily pura-pura bertanya dengan bingung.Carla mengerutkan kening. "Siapa tahu? Aku meneleponnya, tapi nggak dijawab. Mungkin ada urusan penting tertentu. Oh, y
Saat Vicky bilang seperti itu, kesedihan Albert langsung hilang dan matanya memancarkan cahaya antusias."Hansen! Heh ... menarik!"Mereka berdua datang demi Celine.Ini adalah Celine ....Albert menatap ke arah kamar Celine, lalu menjinjing keranjang bunga yang disusun oleh Vicky masuk ke rumah.Di dalam kamar, Celine berdiri di tepi jendela dan menatap ke arah luar.Kebetulan posisi ini bisa melihat dua mobil di pinggir jalan.Sejak kemarin dia bisa berjalan, dua mobil itu berhenti di sana. Jelas hanya dua mobil saja, tetapi setiap dia melihatnya, jantungnya selalu berdebar-debar.Apakah ada orang di dalam mobil?Jika ada orang, siapa orang itu?Kenapa dia memiliki perasaan seperti ini?Saat termenung, pintu di belakangnya terbuka dan terdengar sapaan yang lembut ...."Nyonya ...."Tanpa menoleh ke belakang, Celine tahu siapa yang memanggilnya.Celine mengerutkan bibir, lalu sekeranjang bunga muncul di depannya.Tatapan Albert terhadap Celine penuh dengan perasaan. "Aku memetik bunga
Andreas dan Hansen mengejar mobil, tetapi tidak bisa menandingi kecepatan mobil. Hanya sebenar, sosok mobil sudah menghilang."Sialan!" Andreas mengutuk.Albert pati sengaja.Tiba-tiba, terdengar deruan mobil.Albert mengendarai mobil kembali, siuh, melesat melintasi depan mereka.Andreas bisa melihat senyuman bangga pada wajah Albert dengan jelas. Di sisi lain, dia juga melihat wajah wanita yang duduk di sebelah kursi pengemudi.Celine, itu adalah Celine!Andreas dan Hansen saling bertatapan, lalu mengendarai mobil masing-masing secara kompak untuk mengejar Albert.Namun, saat ini Albert bersiul dengan antusias.Celine termenung melihat dua mobil yang mengejarnya melalui kaca spion.Meskipun tadi hanya melirik sekilas, dia bisa melihat wajah mereka berdua dengan jelas. Semacam perasaan yang tidak asing pun tumbuh.Dua jam kemudian, mobil berhenti.Celine dibawa oleh Albert ke sebuah klub pribadi yang sangat rahasia di Kota Binara. Setelah masuk ke klub, Albert langsung mendorongnya ke
Lily dalam kondisi ditarik oleh Carla masuk ke klub.Ini adalah klub yang sangat rahasia. Lelang hari ini hanya ditujukan kepada tamu yang diundang secara khusus. Ini pertama kali Lily datang ke tempat seperti ini.Setelah melintasi beberapa koridor, mereka masuk ke sebuah aula.Di dalam aula besar, para tamu meminum anggur dan setiap orang mengenakan topeng di wajahnya.Saat Carla dan Lily masuk juga mendapat topeng.Carla agak terkejut saat mendapat topeng.Klub ini berada di pusat Kota Mastika. Carla bukan pertama ke sini, tetapi tiada aturan mengenakan topeng.Carla hanya seketika terkejut, tetapi tidak banyak pikir.Mereka berdua mengenakan topeng masuk ke aula.Tidak lama kemudian, ada pelayan yang mengundang para tamu ke ruangan lelang.Selain pentas lelang, ruangan lelang sangat gelap.Andreas mengenakan sebuah topeng berwarna hitam. Saat dia masuk, Carla langsung mengenalinya.Carla tidak sempat terkejut, langsung melihat Hansen di belakangnya.Carla pun langsung mengerutkan k
"Kemari ...." Tatapan Albert penuh kasih sayang.Dia sudah tidak sabar ingin merangkul lengan Celine dan berjalan di depan Andreas dan Hansen.Dirinya kaya dan berparas tampan, sedangkan Celine secantik bunga, terlihat sangat serasi.Saat Albert pikir Celine ingin meletakkan tangannya ke telapak tangan dirinya, ternyata Celine mundur beberapa langkah, lalu merangkul lengan Vicky.Sontak, suasana menjadi sangat canggung.Kedua wanita melihat senyuman Albert mematung. Tangannya juga terdiam di udara dengan sangat canggung."Ck ...." Akhirnya Vicky tidak kuat menahan tawa."Apa yang kamu ketawakan?" Albert memelototi Vicky, lalu menatap Celine dengan tatapan yang penuh kesedihan.Vicky memegang tangan Celine dan bercanda, "Hanya kamu. Kalau orang lain memperlakukan CEO kami seperti ini, orang itu pasti sudah mati. Untungnya kamu, sehingga dia tidak marah padamu."Dengan begitu, Albert yang memang tidak marah pun tidak ada alasan untuk marah.Celine bersandar pada Vicky, lalu menoleh ke ar
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s