Saat Vicky bilang seperti itu, kesedihan Albert langsung hilang dan matanya memancarkan cahaya antusias."Hansen! Heh ... menarik!"Mereka berdua datang demi Celine.Ini adalah Celine ....Albert menatap ke arah kamar Celine, lalu menjinjing keranjang bunga yang disusun oleh Vicky masuk ke rumah.Di dalam kamar, Celine berdiri di tepi jendela dan menatap ke arah luar.Kebetulan posisi ini bisa melihat dua mobil di pinggir jalan.Sejak kemarin dia bisa berjalan, dua mobil itu berhenti di sana. Jelas hanya dua mobil saja, tetapi setiap dia melihatnya, jantungnya selalu berdebar-debar.Apakah ada orang di dalam mobil?Jika ada orang, siapa orang itu?Kenapa dia memiliki perasaan seperti ini?Saat termenung, pintu di belakangnya terbuka dan terdengar sapaan yang lembut ...."Nyonya ...."Tanpa menoleh ke belakang, Celine tahu siapa yang memanggilnya.Celine mengerutkan bibir, lalu sekeranjang bunga muncul di depannya.Tatapan Albert terhadap Celine penuh dengan perasaan. "Aku memetik bunga
Andreas dan Hansen mengejar mobil, tetapi tidak bisa menandingi kecepatan mobil. Hanya sebenar, sosok mobil sudah menghilang."Sialan!" Andreas mengutuk.Albert pati sengaja.Tiba-tiba, terdengar deruan mobil.Albert mengendarai mobil kembali, siuh, melesat melintasi depan mereka.Andreas bisa melihat senyuman bangga pada wajah Albert dengan jelas. Di sisi lain, dia juga melihat wajah wanita yang duduk di sebelah kursi pengemudi.Celine, itu adalah Celine!Andreas dan Hansen saling bertatapan, lalu mengendarai mobil masing-masing secara kompak untuk mengejar Albert.Namun, saat ini Albert bersiul dengan antusias.Celine termenung melihat dua mobil yang mengejarnya melalui kaca spion.Meskipun tadi hanya melirik sekilas, dia bisa melihat wajah mereka berdua dengan jelas. Semacam perasaan yang tidak asing pun tumbuh.Dua jam kemudian, mobil berhenti.Celine dibawa oleh Albert ke sebuah klub pribadi yang sangat rahasia di Kota Binara. Setelah masuk ke klub, Albert langsung mendorongnya ke
Lily dalam kondisi ditarik oleh Carla masuk ke klub.Ini adalah klub yang sangat rahasia. Lelang hari ini hanya ditujukan kepada tamu yang diundang secara khusus. Ini pertama kali Lily datang ke tempat seperti ini.Setelah melintasi beberapa koridor, mereka masuk ke sebuah aula.Di dalam aula besar, para tamu meminum anggur dan setiap orang mengenakan topeng di wajahnya.Saat Carla dan Lily masuk juga mendapat topeng.Carla agak terkejut saat mendapat topeng.Klub ini berada di pusat Kota Mastika. Carla bukan pertama ke sini, tetapi tiada aturan mengenakan topeng.Carla hanya seketika terkejut, tetapi tidak banyak pikir.Mereka berdua mengenakan topeng masuk ke aula.Tidak lama kemudian, ada pelayan yang mengundang para tamu ke ruangan lelang.Selain pentas lelang, ruangan lelang sangat gelap.Andreas mengenakan sebuah topeng berwarna hitam. Saat dia masuk, Carla langsung mengenalinya.Carla tidak sempat terkejut, langsung melihat Hansen di belakangnya.Carla pun langsung mengerutkan k
"Kemari ...." Tatapan Albert penuh kasih sayang.Dia sudah tidak sabar ingin merangkul lengan Celine dan berjalan di depan Andreas dan Hansen.Dirinya kaya dan berparas tampan, sedangkan Celine secantik bunga, terlihat sangat serasi.Saat Albert pikir Celine ingin meletakkan tangannya ke telapak tangan dirinya, ternyata Celine mundur beberapa langkah, lalu merangkul lengan Vicky.Sontak, suasana menjadi sangat canggung.Kedua wanita melihat senyuman Albert mematung. Tangannya juga terdiam di udara dengan sangat canggung."Ck ...." Akhirnya Vicky tidak kuat menahan tawa."Apa yang kamu ketawakan?" Albert memelototi Vicky, lalu menatap Celine dengan tatapan yang penuh kesedihan.Vicky memegang tangan Celine dan bercanda, "Hanya kamu. Kalau orang lain memperlakukan CEO kami seperti ini, orang itu pasti sudah mati. Untungnya kamu, sehingga dia tidak marah padamu."Dengan begitu, Albert yang memang tidak marah pun tidak ada alasan untuk marah.Celine bersandar pada Vicky, lalu menoleh ke ar
Andreas melepaskan Celine.Tatapannya penuh kegembiraan dan begitu menakutkan.Celine menatap Andreas. Jantungnya berdebar kencang saat Andreas memeluknya. Intuisinya memberitahunya bahwa dia mengenalnya.Bukan sekadar kenal.Setelah memandangnya beberapa lama, akhirnya Celine perlahan bertanya, "Siapa ... kamu?"Kegembiraan di wajah Andreas tiba-tiba mematung. Seolah-olah dia salah dengar.Apa ... siapa kamu? Aku ... apa kamu nggak kenal aku lagi?" Andreas memegang tangan Celine dan merasa agak takut.Tubuh Celine secara naluriah tidak menolak sentuhan semesra ini."Aku ... mengalami kecelakaan mobil, maafkan aku ya ...."Celine mengerutkan bibir. Habis berbicara, dia dipeluk pria itu lagi.Hidungnya menabrak dada Andreas. Dia belum sempat menjelajahi perasaan familiar yang melekat pada hatinya ini, langsung mendengar pria itu berbicara di tepi telinganya."Aku suamimu! Nggak masalah, aku akan membawamu pulang dan kamu bakal teringat ...."Celine belum sempat bereaksi langsung ditarik
Pengurus rumah menyadari dia tidak gembira, sehingga segera menjelaskan, "Nona Lily, jangan salah paham. Jelang waktu ini, penyakit Tuan sembuh dan kambuh, sehingga agak pikun. Dia sering lupa bahwa Nona Celine sudah meninggalkan rumah ini."Lily menyadari bahwa dirinya telah menunjukkan emosinya, sehingga segera menyunggingkan senyuman yang ramah seperti biasa."Aku tahu, Kakek terlalu merindukan Kak Celine. Hal ini sangat wajar. Aku juga berharap Kak Celine bisa pulang untuk menjenguk Kakek, tapi ...."Lily menghela napas.Orang lain hanya akan merasa Celine terlalu nakal.Pengurus rumah itu juga menghela napas dan menatap Richard dengan tidak berdaya.Saat ini Tuan Richard masih memikirkan Celine. Tiba-tiba, dia sepertinya teringat sesuatu dan bertanya kepada pengurus rumah, "Di mana Hansen? Suruh dia telepon Celine. Bilang saja, rumah sudah membuatkan makanan favoritnya, suruh dia pulang ke rumah." Tidak, seharusnya suruh Hansen omong sama Celine secara langsung. Aku merindukannya,
Setelah itu, Celine ditarik keluar dari rumah.Satu jam kemudian, Celine sudah mengenakan gaun pengantin. Ketika dia keluar dari kamar pas, Andreas sudah mengenakan jas dan sedang menunggu.Sosok yang jangkung membuat hati Celine menegang.Saat tertegun, terdengar suara pelayan toko,"Tuan Andreas, gaun pengantin yang Anda pesan sebelumnya masih dalam tahap pembuatan. Kami pasti akan bekerja keras untuk membuatnya. Tapi, gaun pada tubuh Nyonya ini juga edisi terbatas dari produk kami. Bentuk tubuh Nyonya sangat bagus, sehingga cocok untuk pakaian apa saja."Saat pelayan belum habis berbicara, Andreas sudah berbalik pergi.Saat melihat Celine, seolah-olah sekelilingnya menjadi sunyi. Dalam dunianya hanya ada Celine."Memang sangat cantik." Andreas terpikat menghampiri Celine.Tatapan yang penuh cinta dan posesif pun membuat jantung Celine berdebar kencang.Celine tidak tahu apa yang salah dengan dirinya.Pria ini mengatakan bahwa dia adalah suaminya. Dia membawa dirinya ke rumah, lalu k
Tubuh belum melupakannya ....Saking dekatnya jarak mereka, membuat Celine teringat hal yang tidak menyenangkan pada masa kecilnya.Suhu panas melonjak, lalu Celine ingin menjauhkan diri dari pria itu secara refleks. Namun, tangan Andreas memegang belakang kepalanya, sehingga begitu Celine mengangkat kepala, dahinya langsung mengenai bibir Andreas.Sontak, tidak hanya Celine, tetapi juga Andreas tertegun sejenak.Celine merasa wajahnya makin panas.Dia agak menundukkan kepalanya dan bersandar di dadanya lagi. Dia selalu merasa bahwa tidak peduli bagaimanapun, mereka selalu dipenuhi perasaan.Celine memberanikan diri dan ingin mengalihkan perhatian.Tiba-tiba, dia teringat sesuatu dan segera berkata, "Bagaimana ... bagaimana kita bisa bertemu?"Temperamen pria ini tidak kalah dengan Albert, sedangkan identitasnya mungkin juga tidak biasa. Sementara berdasarkan pemahaman Celine terhadap dirinya, kontak mereka sebelumnya mungkin sangat jarang.Meskipun bertemu, juga mungkin bertemu secara
Nyonya Keluarga Jayadi bernama Fera itu mau membunuh Celine, terus Nyonya Yuni ini mau memanfaatkan Celine untuk memancing pamannya menghadiri pesta ulang tahun ini.Dari tadi sikap baiknya semua ada tujuannya.Namun hadiah balasan ini ....Albert mencibir.Yuni tidak bisa berkata-kata.Sebentar, dia bilang biasa saja itu hanya merendah, merendah!Bukan serius bilang benda ini biasa saja!Hadiah ini harganya ratusan miliar!"He ... hehehe ...."Ekspresi Yuni sangat canggung, dulu selalu dia yang menyusahkan orang, otaknya berputar mencari cara agar bisa menunjukkan nilai dari hadiah ini.Suara Albert kembali terdengar, kata-katanya bagaikan petir yang menyambar semua orang."Sebuah barang palsu ...."Donny menyela, "Albert Tjangnaka!"Albert hanya sempat mengatakan beberapa kata sebelum ditegur oleh Donny. Donny memasang ekspresi tegas untuk memberi keponakannya pelajaran. "Kamu nggak sopan!""Paman!" Albert agak kesal, bergumam dengan kesal, "Aku juga nggak salah, ini memang palsu!"P
Andreas melamun melihat Celine.Melihat tuannya yang dimabuk cinta, Owen diam-diam mengangkat alisnya. Namun, dia mau tidak mau harus mengganggu pikiran tuannya."Apakah perlu perketat perlindungan Nyonya malam ini?" ujar Owen.Lucen sudah mulai beraksi, kalau dilihat secara kasar, targetnya adalah Dylan.Namun, target Fera selama ini adalah Celine!Apa yang mau Nyonya Fera lakukan pada Nyonya?Owen teringat pada Dylan, dalam hatinya samar-samar ada sebuah tebakan, membuat ekspresinya ikut suram. Kalau tebakannya benar, Nyonya Fera benar-benar ... kejam!Owen melihat Andreas lalu terkejut dengan ekspresi di wajah Andreas.Andreas tidak mengatakan apa-apa, tapi seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin yang mengutarakan semuanya.Tak lama kemudian, Andreas mengambil kotak yang berisi "Seri Lastu" di ruang baca Yuni.Ketika dia kembali ke hall utama, perhatian semua orang tertuju pada kotak yang dia bawa. Hampir semua orang samar-samar merasa kalau benda yang ada di dalam kotak ini pasti
Matanya yang melihat Donny berbinar-binar, membuat Donny merasa sangat bangga."Ayah ternyata ...."Begitu Celine berbicara, Donny akhirnya tidak tahan lagi. "Waktu merindukan ibumu, aku melatih tulisanku, membayangkan sosoknya waktu menulis ...."Saat berbicara, wajah Donny penuh dengan senyuman yang bangga dan juga lembut.Celine merasa kehangatan di hatinya.Dia membayangkan sepasang pria dan wanita muda. Wanita itu menulis dengan serius, lalu pria itu melihat wanita itu dengan mata penuh cinta. Celine pun tanpa sadar berkata, "Seandainya Ibu masih ada."Kalau Ibu masih ada, mereka bisa bertemu kembali, pasti sangat bahagia.Donny tertegun sejenak, lalu di matanya terlihat kekecewaan.Mereka berdua berbicara dengan suara kecil, ditutupi oleh suara-suara pujian. Senyuman terpaksa di wajah Yuni akhirnya tidak bisa dipertahankan lagi.Tulisan Donny sebagus ini, membuatnya tidak bisa menyerahkan karya asli yang sudah dia siapkan itu.Namun, hadiah yang sudah disiapkan mana bisa tidak di
Senyuman di wajah Andreas membuat orang-orang tidak bisa menebak tujuan dari kata-katanya itu.Namun, setelah berpikir sejenak, semuanya mengerti.Orang Keluarga Jayadi tentu saja membantu Keluarga Jayadi.Seketika, semua orang di sana menahan napas, tapi dalam hati mereka sangat semangat.Situasi apa ini?Keluarga Jayadi dan Keluarga Tjangnaka yang merupakan dua keluarga terbesar ... bermusuhan?Mereka mengira hari ini datang untuk menghadiri pesta ulang tahun, tapi ternyata mau menyaksikan permusuhan antara dua keluarga besar.Begitu Andreas membuka mulut, bahkan "sikap baik" Yuni terhadap Keluarga Tjangnaka tadi seketika dilupakan semua orang.Tuan Andreas mewakili seluruh Grup Jayadi!Namun, senyuman Andreas itu malah membuat Omar dan Fera gelisah.Andreas memang anggota Keluarga Jayadi, tapi dia tidak pernah suka dengan Fera, juga tidak pernah menganggap Fera sebagai keluarganya. Dia mana mungkin melindungi Fera?"Andreas ... " panggil Omar.Namun, suaranya yang memanggil Andreas
Tapi?Bagus ya bagus saja, kenapa masih ada tapi?Yuni berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan senyumannya. Dia mendongak dan melihat wajah Donny yang tadinya tersenyum sekarang sudah mengernyit.Yuni semakin berusaha untuk mempertahankan senyumannya.Kemudian, dia mendengar Donny berkata, "Nyonya Yuni memang ahli, tulisannya memang biasa saja, sayang sekali. Tulisannya nggak pantas untuk menulis "Seri Lastu"!"Setelah itu, Donny tidak melihat karya Fera lagi, seakan-akan sangat tidak suka dengan karya itu.Para tamu langsung membelalak.Sebentar, kalau begitu, bagaimana dengan mereka yang tadi memuji?Semua orang melihat Donny, lalu melihat tulisan kaligrafi itu, seketika merasa pujian mereka tadi hanyalah pujian terhadap status Keluarga Jayadi.Memang benar mereka terlalu mementingkan kekuasaan dan status.Bos Keluarga Tjangnaka memang pemberani.Albert juga menambahkan di saat yang tepat. "Tulisan ini memang biasa saja, kalian semua hebat bisa memuji sampai seperti itu!"Orang-o
Fera diam-diam melirik Celine sekilas dengan ekspresi sombong seorang pemenang.Dalam sedetik, dia sudah mengalihkan tatapannya. Ekspresi sombong itu juga tidak terlihat lama, tapi Celine tetap menangkapnya.Celine kebingungan.Tatapan Nyonya Fera terhadapnya ini sangat aneh.Tepat ketika Celine mau memikirkan makna dari tatapan itu, Fera sudah berdiri tegak.Dia sudah selesai menulis!Menghadapi karya lengkap yang sudah selesai ditulis, semua orang menjadi semakin rajin memuji.Mereka semua saling bergantian, pujian terus terdengar, seakan-akan ini adalah karya seorang master."Terima kasih, terima kasih atas pujian kalian terhadap menantuku, maaf kalau ada yang kurang." Yuni tersenyum berseri-seri.Meski dia suka melihat kaligrafi, tapi kalau diteliti lagi, dia sebenarnya tidak mengerti apa-apa.Dia pernah melihat "Seri Lastu" yang asli, dibandingkan dengan tulisan Fera ini, sepertinya tidak jauh berbeda.Mendengar begitu banyak pujian, Yuni juga merasa tulisan ini pasti bagus.Namun
Saat ini, Ayah, Kakak selalu memanjakannya, ingin sekali setiap saat bisa melihatnya.Kalau tahu hari ini dia akan datang ke kediaman Jayadi, mereka pasti akan datang.Inilah yang Yuni inginkan.Celine merasa sedikit bersalah.Yuni mencari kesempatan menyanjung Donny, maka permintaan yang datang bersamanya pasti akan semakin besar.Donny tahu apa maksud Celine.Dia tidak peduli dengan permintaan Yuni, dia cuma mau melihat putrinya. Donny pun menepuk tangan Celine dan menenangkannya. "Nggak apa-apa, nggak repot."Melihat mereka berdua terus mengobrol dengan kepala menunduk, Yuni jadi gelisah.Dia mau Donny melihat ke sini! Melihat Fera menulis!"Fera, sudah siap? Tulis baik-baik!" ujar Yuni dengan suara keras.Suara ini menarik kembali perhatian Celine dan Donny. Mereka berdua bertatapan lalu melihat ke pusat kerumunan. Di depan meja, ada Fera yang sudah siap memulai karyanya.Memang terlihat pernah berlatih dalam seni.Fera pada dasarnya sudah punya aura yang lembut. Saat ini, sosoknya
Master Yasha adalah ahli kaligrafi yang paling terkenal di Mastika.Pencapaiannya dalam kaligrafi sangat tinggi. Sebelum meninggal, karya kaligrafi yang dia tinggalkan sangat sedikit, tapi semuanya adalah mahakarya, harganya sangat tinggi.Tidak disangka, nyonya Keluarga Jayadi ini adalah muridnya Master Yasha. Asal tahu saja, Master Yasha tidak menerima murid sembarangan, kecuali kalau orang itu sangat berbakat.Seketika, semua orang yang ada di sana melihat Fera dengan tatapan kagum.Bagaimanapun juga, Fera adalah Nyonya Keluarga Jayadi, juga tokoh utama dari pesta ulang tahun hari ini. Meski dia menjadi tidak terlalu penting karena ada Celine yang belakangan ini sangat mencolok dan juga ada orang Grup Angkasa,orang-orang tetap harus menunjukkan sikap yang sopan terhadap anggota Keluarga Jayadi.Semua tamu yang datang hari ini adalah orang-orang pintar, Yuni sengaja mengungkit hal ini pasti ada alasannya.Ada beberapa orang yang terlihat menanti-nanti."Nggak kusangka ternyata Nyony
Kalaupun dia ganti gaun, atau menambah syal di lehernya untuk menutupinya, malamnya tetap akan ketahuan Omar.Oleh karena itu, Fera menahan sakit dan sengaja menggores tempat itu dengan ranting pohon.Meski hanya luka kecil, Lucen tetap merasa sakit hati."Fera, semua ini salahku, nggak berhasil meminta Nona C dari K&K untuk mendesain sebuah gaun untukmu." Omar merasa sangat bersalah.Fera suka desain Nona C itu.Omar sudah mencari bos K&K, bahkan meminta bos itu yang mengajukannya, tapi tetap tidak berhasil mendapat persetujuan dari Nona C itu.Dia hanya mendapat satu balasan. "Nona C sedang sibuk, tidak ada waktu untuk mendesain gaun."Sibuk?Seorang desainer baju memangnya bisa sesibuk apa?Omar bahkan sudah menunjukkan identitasnya, tapi jawabannya tetap sama, yaitu "Nona C sibuk."Waktu tahu hal ini, Fera terlihat sedikit kecewa.Untungnya Fera orangnya pengertian, kalaupun kecewa, dia tidak akan menunjukkannya, malah menghibur Omar. "Nggak apa-apa, aku pakai gaun yang dulu didesa