Maksud dari kata-katanya juga sangat jelas.Dia ingin memastikan hubungan Celine dan Dylan, atau bahkan pernikahan mereka!Namun, Dylan ....Apa hubungan Dylan dan Keluarga Jayadi? Sampai-sampai Yuni yang maju, hal ini bukannya kebanyakan ditentukan oleh orang tua di keluarga?Tak lama kemudian, para tamu mendapat jawabannya.Melihat Donny mengernyit, Yuni baru sadar kalau mungkin Donny tidak tahu siapa itu Dylan. Oleh karena itu, dia segera menjelaskan,"Tuan Donny, mungkin kamu tidak tahu, Dylan itu anggota Keluarga Jayadi, dia itu adik kandung satu ibu dengan Andreas.""Karena ada alasan khusus, Dylan mengikuti marga ibunya, setelah itu juga nggak diubah.""Dylan ini anaknya polos, juga sangat pengertian. Setelah dewasa, dia ingin berkecimpung di dunia hiburan, jadi dia berinisiatif menyatakan nggak mau bergantung pada kekuasaan Keluarga Jayadi, jadi dunia luar nggak tahu hubungannya dengan Keluarga Jayadi. Sebenarnya, dia itu tuan muda keempat Keluarga Jayadi."Tuan muda keempat ..
Seiring dengan dia yang berjalan semakin mendekat, semua orang pun melihatnya.Begitu melihatnya, hampir semua orang tertegun di tempat. Sampai ketika dia berjalan sampai di depan mereka, mereka baru sadar kalau mereka menghalangi jalan Dylan dan segera mundur selangkah untuk membukakan jalan untuknya.Dia ... dia ....Dylan Retno!Tatapan semua orang berhenti di wajahnya sekian lama dan akhirnya yakin kalau dia itu Dylan!Namun, kalau dia Dylan, siapa yang sedang bersama dengan Nona Celine di pojokan?Seketika, semua orang bingung.Terutama Fera.Waktu dia melihat Dylan, tatapan menantikan pertunjukan di matanya langsung menghilang. Di benaknya hanya ada satu pertanyaan yang terus bergema.Dylan ... kenapa bisa ada di sini?Benar! Dia tidak seharusnya di sini!Dia harusnya sedang bersama Celine, 'kan?Kalau dia di sini, orang yang bersama Celine ....Dia tidak berkesempatan berpikir terlalu banyak. Suara Dylan sudah kembali bergema memukul gendang telinganya seperti hantu."Nenek, aku
"Kalian ... mengganggu."Andreas menoleh, kekesalan di matanya semakin terlihat jelas.Semua orang pun terkejut!Mereka sepertinya ... memang mengganggu kedua orang ini!Namun, terus sekarang bagaimana?Mereka ... keluar? Serahkan rumah kaca ini kepada Andreas dan ... Nona Celine?"Istriku nggak enak badan, aku bawa dia pergi dulu. Kalian ... terserah!"Sambil berbicara, Andreas mengambil jasnya yang ditaruh di atas bunga segar untuk menutupi Celine. Jasnya yang besar menutupi Celine sampai ke wajahnya.Tubuh Celine sangat lemas.Untungnya Andreas menggendongnya.Begitu Andreas menggendongnya, Celine langsung otomatis merangkul leher Andreas.Andreas pun berjalan melewati semua orang.Waktu dia melewati Dylan, langkahnya terhenti sejenak, lalu mereka saling bertatapan. Hanya dalam sekejap, mereka sudah saling bergantian informasi.Sampai setelah sosok Andreas yang menggendong Celine menghilang di pintu rumah kaca, semua orang yang ada di sini masih belum sadar.Di benak mereka terngian
Masalah Keluarga Jayadi!Masalah apa?Yuni tiba-tiba menyadari, dia itu orang yang pintar, tadi karena sibuk mau memastikan pernikahan antara Keluarga Jayadi dan Keluarga Tjangnaka, dia tidak menyadari keanehan dari situasi ini.Saat ini, setelah diingatkan oleh Donny, dia baru sadar dengan beberapa keanehan.Dia tahu kalau hati Andreas dipenuhi dengan Celine.Namun, dengan karakter Andreas, kalaupun dia tidak bisa menahan godaan dari Celine, dia tetap tidak akan sembarangan melakukan hal seperti itu di rumah kaca tanpa mempertimbangkan nama baik Celine, apalagi dilihat oleh orang sebanyak ini.Teringat dengan Andreas yang berusaha keras untuk menutupi Celine tadi, Yuni semakin yakin dengan pemikirannya ini.Situasi tadi membuktikan sesuatu.Ada yang aneh di balik kejadian di rumah kaca ini.Ekspresi Yuni menjadi sedikit suram, dia memikirkan semua poin yang aneh sejak dia masuk dengan teliti lalu tiba-tiba berkata, "Saudara-saudara, malam ini masih ada sedikit urusan di keluarga kami.
Boleh!Celine bilang boleh!Andreas langsung tersenyum lebar, dia berusaha menahan kesenangannya lalu berkata dengan suara serak, "Apa kamu tahu apa arti dari jawabanmu itu?"Celine terdiam.Apa artinya?Saat ini, otaknya benar-benar lambat, tidak bisa berpikir terlalu banyak.Dia mendongak melihat Andreas. Dilihat dari sudut mana pun, wajah Andreas ini benar-benar membuat orang terkagum-kagum, tapi apa artinya ...."Apa artinya?" tanya Celine polos.Andreas menunduk untuk bertatapan dengan Celine, setiap kata-katanya terdengar sangat yakin. "Artinya, apa pun yang terjadi di masa depan, kamu nggak bisa kabur lagi."Tidak bisa kabur lagi.Kata-kata ini masuk ke telinga Celine, dia langsung menyadari sesuatu dan wajahnya memerah.Ternyata Andreas tahu.Tahu dia ingin kabur darinya, tahu dia tidak ingin tinggal di Mastika dan ikut campur dalam urusan yang berhubungan dengan Andreas.Namun, waktu itu di gunung Prana, Andreas mempertaruhkan nyawanya untuk melindunginya.Saat itu, Celine sud
Setelah para tamu sudah pergi.Paman dan keponakan Keluarga Tjangnaka, kakak adik Keluarga Nadine dan juga semua anggota Keluarga Jayadi ada di ruang tamu.Pesta ulang tahun yang tadinya ramai sekarang sangat hening, tidak ada yang bicara, semua orang memasang ekspresi yang berbeda-beda. Suasana yang aneh ini membuat kue raksasa yang ada di tengah-tengah ruangan terlihat sangat ironis.Saat ini, di otak mereka masih terngiang-ngiang kata-kata Andreas di luar tadi.Suami istri ....Andreas dan Celine itu ... suami istri?Orang-orang yang sebelumnya tahu hal ini, memasang ekspresi tidak mengakui, seperti Albert dan Donny, ada juga yang tenang, seperti Hansen dan Dylan.Namun, Lala dalam hati merasa takut.Dia tidak memberi tahu Nyonya kalau Celine dan Andreas sudah menikah.Dia diam-diam melirik ke arah Fera, ekspresinya biasa saja ....Namun, ekspresi ini justru membuatnya semakin gelisah.Di suasana seperti ini, Yudi membawa Andreas masuk ke ruang tamu dengan terburu-buru."Nyonya Yuni
Yuni tentu saja tidak senang Keluarga Jayadi direndahkan.Apanya orang dan masalah aneh-aneh? Siapa orang yang aneh-aneh? Terus masalah apa yang aneh-aneh?Dia ingin melawan, tapi akhirnya menahan diri.Teringat dengan kejadian di rumah kaca tadi, Yuni pun mengerti."Besan ....""Eh, jangan asal panggil!"Begitu dia berbicara, dia langsung dipotong oleh Albert.Yuni merasa sangat canggung, untungnya Donny langsung menegur Albert. "Albert, memangnya aku nggak pernah mengajarimu harus sopan bicara sama orang tua?"Setelah itu, dia menoleh ke Yuni dan berkata, "Nyonya Yuni, maaf atas sikap Albert.""Nggak apa, nggak ....""Tapi, sekarang memang terlalu cepat memanggil kami besan."Yuni yang kembali disela pun terdiam.Kalimat terakhir ini boleh tidak usah diucapkan.Dia berusaha tetap tersenyum, dalam hati menyesal, harusnya waktu Celine baru datang ke Mestika, dia langsung mengadakan pesta pernikahan untuk Celine dan Andreas.Dengan begitu, sekarang tidak usah sampai dihalang-halangi ora
Namun, semua orang yang di sini tidak percaya padanya.Bahkan Omar juga mengernyit, kegelisahan di hatinya semakin kuat dan berkobar semakin besar.Namun, meski begitu, Omar langsung sadar kembali dan langsung membela Fera sebelum ada yang berbicara. "Ibu, Fera sama aku terus ....""Heh ...."Sebelum dia selesai bicara, cibiran seseorang memotongnya.Omar melihat ke Dylan lalu terkejut sejenak melihat tatapan Dylan yang sedingin es. Setelah itu, muncul amarah di hatinya. "Dylan ....""Dylan, coba kamu bilang, apa yang terjadi?" Yuni mengabaikan amarah Omar.Lagi-lagi dipotong, ekspresi Omar berubah jelek.Namun saat ini, tidak ada yang peduli dengannya.Meski tadi orang yang bersama Celine di rumah kaca adalah Andreas, tapi awalnya orang-orang salah paham kalau pria itu adalah Dylan."Hari ini di keluarga ada acara besar, ada yang datang menjemputku pulang. Awalnya aku pikir supaya keluarga bisa berkumpul, tapi ternyata ada jebakan yang menungguku."Suara Dylan penuh dengan maksud meny
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s