Andreas ... jelas-jelas tadi masih di sini, tapi sekarang .... Setelah mencari sekali lagi, dia tetap tidak melihat sosok Andreas."Fera, ada apa denganmu?" Omar merasakan tatapan Fera yang aneh, dia pun bertanya khawatir.Fera sadar kembali.Dia hampir saja bertanya di mana Andreas.Namun, akal sehatnya kembali. Dia langsung sadar kembali dan membuat alasan. "Aku cuma ... terlalu senang."Senang karena dia mengutarakan perasaannya?Omar sangat senang, dia langsung menyerahkan pisau untuk potong kuenya kepada Fera. "Ayo potong kuenya, setelah itu, masih ada satu kejutan untukmu."Fera sama sekali tidak tertarik dengan kejutan itu.Di benaknya masih tetap memikirkan di mana Andreas dan juga Celine ...."Mana Celly? Tadi Celly pergi ganti baju, kenapa sampai sekarang masih belum pulang?"Tiba-tiba terdengar suara seseorang, yaitu Lala yang berdiri di samping Hansen.Di pesta ulang tahun hari ini, dia seperti transparan, semua orang sibuk dengan Celine, dia sudah menduga hal ini. Namun, C
Kediaman Jayadi sangat besar.Semua tamu yang hadir ikut dalam proses pencarian.Begitu Omar berjalan keluar dari hall, sudah ada pembantu yang datang memberi tahu dia, "Tuan, Tuan Muda Dylan ... nggak ada!"Sebelum Omar sempat bereaksi, Fera yang di sebelahnya langsung menunjukkan ekspresi khawatir. "Kak Omar, apa Dylan ... lagi-lagi ...."Maksudnya adalah apakah penyakit Dylan kambuh lagi.Penyakit Dylan adalah rahasia Keluarga Jayadi. Kalau hari ini kambuh lalu di prosesnya dia melakukan sesuatu pada Celine, kondisinya akan semakin serius.Fera sengaja membuat Omar berpikir ke arah sana.Namun, dia tahu kalau "pertunjukan" yang sebenarnya jauh lebih seru dari kambuhnya penyakit Dylan yang membuatnya kembali melukai Celine.Ada orang yang mendengar nama "Dylan" dari mulut Fera.Dylan? Apa Dylan Retno yang merupakan artis top dengan penggemar tak terhitung itu?Dia juga datang menghadiri pesta ini?Sementara Tuan Muda ...."Sudah ketemu? Di sana ada, nggak?""Di sini nggak ada, sudah
Pria menoleh sedikit karena mendengar suara langkah kaki. Namun meski begitu, semua orang tidak mengenalinya.Di wajahnya ada sebuah topeng.Topeng itu menutupi sebagian besar wajah pria itu, ditambah lagi pencahayaan di rumah kaca sangat kurang. Tidak mudah menebuk siapa pria itu!Namun, ada yang mengenali topeng itu."Dylan Retno! Kamu ... " ujar Omar refleks.Begitu menyadari dia tidak seharusnya memanggil nama Dylan dan ingin memperbaiknya, tapi sudah tidak sempat.Semua orang yang hadir mendengarnya.Tadi di luar, mereka sepertinya juga mendengar nama "Dylan Retno".Dylan Retno adalah artis ternama di dunia hiburan. Meski semua tamu di sini adalah pengusaha, mereka tahu Dylan, mungkin pernah melihatnya secara langsung atau di berita.Sosok punggung itu sangat mirip Dylan!Pria ini adalah Dylan Retno, wanita itu ...."Celly." Suara serak itu terdengar sangat yakin.Wanita itu ditutupi secara sempurna, tapi tetap ada yang yakin. Orang itu tidak lain adalah Lala!Hansen pun mengernyi
Pertanyaan Yuni ini adalah pertanyaan semua orang yang ada di sini.Semua orang melihat ke sudut ruangan itu, menunggu ada yang menjawab.Suasana di ruangan sangat hening.Celine merasa sangat lemas, kalau bukan karena pria di depannya menopangnya, saat ini kalaupun tidak ada efek obat, dia juga akan lemas karena ketakutan.Sebelumnya di benaknya hanya ada keinginan untuk mencoba rasa bibir itu, begitu orang-orang itu masuk, akal sehatnya akhirnya kembali sedikit.Suara-suara itu masuk ke telinganya satu per satu.Dia mendengar Lala memanggilnya dengan cemas, mendengar ada orang yang berkata, "Dylan Retno, kamu ...."Dylan?Oh ya, Dylan juga terkena efek obat.Namun, saat ini di depannya, orang yang merangkul pinggangnya, menopang tubuhnya yang lemas dan menutupi sosok menyedihkannya saat ini dengan tubuhnya bukan Dylan, tapi Andreas!Sementara orang yang dia "lecehkan" tadi juga Andreas.Teringat dengan kelakuannya tadi, wajah Celine langsung memanas.Dia tidak menjawab pertanyaan Yun
Maksud dari kata-katanya juga sangat jelas.Dia ingin memastikan hubungan Celine dan Dylan, atau bahkan pernikahan mereka!Namun, Dylan ....Apa hubungan Dylan dan Keluarga Jayadi? Sampai-sampai Yuni yang maju, hal ini bukannya kebanyakan ditentukan oleh orang tua di keluarga?Tak lama kemudian, para tamu mendapat jawabannya.Melihat Donny mengernyit, Yuni baru sadar kalau mungkin Donny tidak tahu siapa itu Dylan. Oleh karena itu, dia segera menjelaskan,"Tuan Donny, mungkin kamu tidak tahu, Dylan itu anggota Keluarga Jayadi, dia itu adik kandung satu ibu dengan Andreas.""Karena ada alasan khusus, Dylan mengikuti marga ibunya, setelah itu juga nggak diubah.""Dylan ini anaknya polos, juga sangat pengertian. Setelah dewasa, dia ingin berkecimpung di dunia hiburan, jadi dia berinisiatif menyatakan nggak mau bergantung pada kekuasaan Keluarga Jayadi, jadi dunia luar nggak tahu hubungannya dengan Keluarga Jayadi. Sebenarnya, dia itu tuan muda keempat Keluarga Jayadi."Tuan muda keempat ..
Seiring dengan dia yang berjalan semakin mendekat, semua orang pun melihatnya.Begitu melihatnya, hampir semua orang tertegun di tempat. Sampai ketika dia berjalan sampai di depan mereka, mereka baru sadar kalau mereka menghalangi jalan Dylan dan segera mundur selangkah untuk membukakan jalan untuknya.Dia ... dia ....Dylan Retno!Tatapan semua orang berhenti di wajahnya sekian lama dan akhirnya yakin kalau dia itu Dylan!Namun, kalau dia Dylan, siapa yang sedang bersama dengan Nona Celine di pojokan?Seketika, semua orang bingung.Terutama Fera.Waktu dia melihat Dylan, tatapan menantikan pertunjukan di matanya langsung menghilang. Di benaknya hanya ada satu pertanyaan yang terus bergema.Dylan ... kenapa bisa ada di sini?Benar! Dia tidak seharusnya di sini!Dia harusnya sedang bersama Celine, 'kan?Kalau dia di sini, orang yang bersama Celine ....Dia tidak berkesempatan berpikir terlalu banyak. Suara Dylan sudah kembali bergema memukul gendang telinganya seperti hantu."Nenek, aku
"Kalian ... mengganggu."Andreas menoleh, kekesalan di matanya semakin terlihat jelas.Semua orang pun terkejut!Mereka sepertinya ... memang mengganggu kedua orang ini!Namun, terus sekarang bagaimana?Mereka ... keluar? Serahkan rumah kaca ini kepada Andreas dan ... Nona Celine?"Istriku nggak enak badan, aku bawa dia pergi dulu. Kalian ... terserah!"Sambil berbicara, Andreas mengambil jasnya yang ditaruh di atas bunga segar untuk menutupi Celine. Jasnya yang besar menutupi Celine sampai ke wajahnya.Tubuh Celine sangat lemas.Untungnya Andreas menggendongnya.Begitu Andreas menggendongnya, Celine langsung otomatis merangkul leher Andreas.Andreas pun berjalan melewati semua orang.Waktu dia melewati Dylan, langkahnya terhenti sejenak, lalu mereka saling bertatapan. Hanya dalam sekejap, mereka sudah saling bergantian informasi.Sampai setelah sosok Andreas yang menggendong Celine menghilang di pintu rumah kaca, semua orang yang ada di sini masih belum sadar.Di benak mereka terngian
Masalah Keluarga Jayadi!Masalah apa?Yuni tiba-tiba menyadari, dia itu orang yang pintar, tadi karena sibuk mau memastikan pernikahan antara Keluarga Jayadi dan Keluarga Tjangnaka, dia tidak menyadari keanehan dari situasi ini.Saat ini, setelah diingatkan oleh Donny, dia baru sadar dengan beberapa keanehan.Dia tahu kalau hati Andreas dipenuhi dengan Celine.Namun, dengan karakter Andreas, kalaupun dia tidak bisa menahan godaan dari Celine, dia tetap tidak akan sembarangan melakukan hal seperti itu di rumah kaca tanpa mempertimbangkan nama baik Celine, apalagi dilihat oleh orang sebanyak ini.Teringat dengan Andreas yang berusaha keras untuk menutupi Celine tadi, Yuni semakin yakin dengan pemikirannya ini.Situasi tadi membuktikan sesuatu.Ada yang aneh di balik kejadian di rumah kaca ini.Ekspresi Yuni menjadi sedikit suram, dia memikirkan semua poin yang aneh sejak dia masuk dengan teliti lalu tiba-tiba berkata, "Saudara-saudara, malam ini masih ada sedikit urusan di keluarga kami.
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad
"Ah!"Lily langsung berdiri dengan panik dan ingin kabur, tapi karena sepatu hak tingginya terlilit seprai di bawah,sebelum dia berdiri, dia sudah terjatuh lagi dengan posisi duduk.Dia merasa sakit, tapi dia tidak peduli.Dia melihat wanita yang tadinya jongkok perlahan-lahan berdiri, wajahnya penuh dengan ketakutan.Celine!Itu hantu Celine!"Pergi, pergi kamu." Lily menutup matanya, seakan-akan tidak akan takut kalau tidak kelihatan.Namun, meski mata tertutup, telinga tetap bisa mendengar.Dia mendengar ada suara langkah kaki yang mendekat, suara Celine pun terdengar. "Aku datang untuk menghadiri pesta, sayang sekali kalau aku meninggalkan pesta seseru ini. Aku nggak mau pergi."Setelah itu, dia mendekati Lily dan berkata lagi, "Kamu nggak menyambutku?"Menyambutnya?Menyambut hantu?Lily tadinya merasa dia yang meledakkan gudang itu, kalaupun Celine mendatanginya dalam bentuk hantu, dia juga tidak takut. Dia bahkan akan memamerkan kemenangannya ke Celine.Namun, dia ternyata teta
Akan tetapi, setelah dia merengek kesakitan, tetap tidak ada jawaban.Mana Hansen?Tadi dia jelas-jelas melihat Hansen ada di belakangnya, tidak jauh darinya.Lily berusaha menahan sakit lalu menopang tubuhnya sendiri dan menoleh mencari Hansen.Dia langsung melihat ke arah terakhir dia melihat Hansen, Hansen ada di sana."Kakak ...." Lily melihatnya dengan ekspresi sedih, ingin mendapat kasih sayang darinya. Namun, Hansen .... Wajahnya datar ....Hansen hanya melihatnya. Melihat dia jatuh, kenapa Hansen tidak bereaksi?"Kakak ...." Lily tidak percaya.Namun, waktu dia memanggil Hansen lagi, dia malah melihat Hansen tersenyum sinis.Tersenyum sini ....Sejak dia pulang ke kediaman Nadine, dia tidak pernah melihat ekspresi ini di wajah Hansen.Dia adalah Lala yang disayangi Hansen, Hansen kenapa malah menunjukkan ekspresi seperti ini padanya?"Kakak, sakit ...." Lily kebingungan, dia sudah memanggil Hansen berkali-kali, Hansen tidak mungkin tidak dengar. Namun, Hansen seakan-akan tidak