Share

BAB 94 : Mimpi Buruk

Penulis: reefisme
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-12 23:29:47
Semalaman Elara tidak mampu memejamkan mata --apalagi terlelap.

Ia terjebak di ranjang yang sama dengan Arion.

Pria itu tertidur saat masih berada di atas tubuh Elara.

Setelah mengerahkan semua otot-ototnya untuk menggeser tubuh kokoh Arion, Elara kehabisan tenaga dan kembali terjebak, ketika Arion yang sudah terbaring di sisinya, malah memutar tubuh menyamping dan menaikkan sebelah tangan untuk memeluk pinggang Elara dengan sangat erat.

Gadis itu lalu hanya berdiam dengan kaku, seperti sebatang besi yang tergeletak di atas ranjang.

Bukan hanya itu, ia juga mengalami mood swing yang sangat cepat berganti.

Dadanya yang semula sempat berdebar dan menggelitik, berganti rasa panas yang membuatnya ingin marah. Namun hanya beberapa detik kemudian, ia berdebar lagi.

Semua itu terjadi akibat gumaman terakhir Arion sebelum pria itu jatuh tertidur.

“Apa nama yang ia sebut, adalah aku?” Elara mendesah. “Ya itu mungkin saja. Ella… Elara… Ya. Itu pasti aku.”

Elara melipat bibirnya ke dalam. “Dia me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
reefisme
Aamiin! Terima kasih kaa... ^,^
goodnovel comment avatar
reefisme
siaap kaa... trm ksh ^,^
goodnovel comment avatar
Jie Roe
sehat2 terus thor biar bisa lanjut banyak...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 95 : Untuk Mengikatnya

    “Aaggh!!”Elara melonjak kaget. Ia langsung ikut terduduk begitu melihat Arion yang tiba-tiba terbangun dan terduduk dengan napas tersengal hebat.“Rion… ada apa?” Kening Elara mengernyit dalam.Arion mematung.Dadanya naik turun dengan napas pendek-pendek. Ia nyaris tidak berani menoleh setelah mendengar suara Elara.“Rion…?”Arion segera berpaling menghindari tatapan kaget Elara. “Hentikan.” Dadanya bergemuruh hebat.“Apa kau mimpi buruk? Ada apa?” Elara menaikkan tangan untuk menyentuh lengan kokoh pria itu, namun ia tersentak.Arion menepisnya dengan agak kasar.“Keluar.”“Mister Arion--”“Aku bilang, keluar!”Elara mematung dengan kekagetan, seakan terguyur air dingin membekukan. Arion berteriak padanya.Ini baru pertama terjadi.Dengan tersendat, Elara mereguk saliva yang terasa begitu sesak dan sulit ditelan. Tubuhnya sedikit gemetar, saat ia menurunkan kaki dan bergerak pelan me

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 96 : Menenangkan Diri

    Remang-remang lampu memenuhi ruang luas suatu bar di San Francisco. Lampu yang menyorot cukup terang hanya terdapat di beberapa sudut di area meja bar.Deretan stool bar itu kosong, hanya terisi satu oleh sosok tinggi dan proporsional yang terlihat duduk dengan kepala menunduk.Ia mengenakan jaket hitam dan kemeja putih di baliknya terlihat kusut.“Here,” (Ini) Satu gelas brandy di dorong ke depan sosok itu oleh bartender wanita sambil menatap lekat ke arahnya.“Kau kembali lagi ke sini setelah baru saja keluar dari sini. Sesuatu benar-benar terjadi rupanya.” Bartender wanita itu berkata sambil mengelap beberapa gelas.Namun sosok yang diajak bicara hanya diam dan terus menunduk.“Setidaknya bicara satu atau dua kata. Aku menutup tempat ini untukmu,” Bartender itu berdecak.“Nanti kubayar.”“Kau tahu bukan itu maksudku.” Kepala sang Bartender menggeleng pelan. “Apa kau butuh everclear*?”Sosok itu tidak menjawab, hanya t

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 97 : Menunggu Dia

    “Apa yang terjadi?” Isabelle bergerak gusar. “Mengapa Arion tidak menjawab telepon ku? Ada apa?” “Bukankah ia bilang ia akan kemari?” Isabelle berjalan ke dekat pintu, lalu kembali ke tengah sambil beberapa kali ia mengecek ponsel di tangannya. “Apa yang terjadi? Apa dia sudah pergi?” Isabelle mengempas tubuhnya di sofa. Namun sebelah kakinya mengetuk-ketuk lantai yang dilapisi karpet tebal itu dengan cukup keras --hampir mengentak. Ia kembali menekan nomor Arion dan melakukan panggilan. Namun setelah menunggu lama, panggilan itu tidak kunjung terhubung. Entah Arion meninggalkan ponselnya, tidak mendengar panggilan masuk darinya, atau mengabaikannya. Mengabaikan? Dirinya? Isabelle mendengkus dan menggeleng cepat. “Jelas tidak mungkin,” ujarnya yakin. “Ia mengaktifkan mode silent. Pasti.” Diliriknya deretan angka di ujung layar. Itu menunjukkan jam dua dini hari. Setelah meniupkan napas dari mulut dan menenangkan diri dengan berbagai pemikiran yang meyakini bahwa Arion akan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 98 : Menjemput Kekasih

    “Hey bangun!” Lelaki berbadan kekar membangunkan rekannya di samping.Ia bersama rekannya tersebut berada di dalam mobil double cabin berwarna hitam.“Huh?” Sang rekan terbangun dan menoleh.“Nona keluar.”“Apa?”“Cepat jalankan mobilnya!”Lelaki yang baru dibangunkan itu mengusap wajah lalu menegakkan tubuh. Dengan sigap ia menyalakan mesin mobil dan melajukannya perlahan.“Nona menggunakan taksi online. Tapi mau kemana?” Lelaki yang berada di belakang kemudi bertanya-tanya.“Sudah ikuti saja,” Rekannya yang duduk di samping, sedikit menyentak. “Kalau terjadi apa-apa pada Nona itu, kita berdua akan digantung Bos.”“Ya, kau benar.” Ia bergidik ngeri membayangkan konsekuensi yang akan mereka berdua hadapi, jika mereka gagal dalam tugas khusus yang diberikan pada mereka oleh Bos Besar mereka.Keduanya jatuh dalam keheningan yang lahir dari ekspresi serius mereka --terpancang ke depan, tepat pada sebuah mobil yang membawa pergi Elara Willow.Sekitar beberapa puluh menit berikutnya, Elara

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 99 : Berharap Yang Terbaik

    “Arion besar di sini? Di San Francisco?” Elara mengernyit. Ini adalah informasi baru baginya.“Tidak juga. Karena suatu hal. Ah ya, jadi apakah kau sudah lama menjadi kekasih Arion?” Zhenzhen terlihat tidak ingin membahas itu lebih lanjut dan langsung beralih topik.“Tidak. Belum lama. Hanya beberapa bulan,” jawab Elara.Pikirannya masih tertarik pada kalimat tentang ‘suatu hal’ yang tadi sempat disebutkan Zhenzhen. Namun ia merasa tidak pantas untuk memaksa bertanya lebih jauh.Ia beralih pada Arion, sebelum matanya kembali bersitatap dengan manik hitam Zhenzhen. “Maaf nona Zhen. Aku salah paham tadi.”“It’s ok. Not a big deal,” (Tidak apa. Bukan masalah besar) tukas Zhenzhen masih tersenyum.Wanita itu tampak memang murah senyum. Elara menyukai keramahan Zhenzhen dan suaminya --mungkin itu karakteristik orang Asia, Elara tidak begitu paham, dan hanya merasakan nyaman saat berinteraksi dengan pasangan ini.“Ah, bagaimana aku harus membawanya? Tubuhnya sangat berat…” gumam Elara setel

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 100 : Mengakhiri?

    Kedua langkah Isabelle terhenti.Kepalanya berputar sekeliling, mencari.Sekitar lima menit lalu Isabelle telah tiba di basement --tempat parkirnya mobil-mobil tamu hotel itu.Ia menggunakan akses khusus lift dari suite langsung ke basement, tidak perlu berpindah lift dan tidak bercampur atau berpapasan dengan tamu-tamu hotel lainnya yang tinggal di kamar standar.Isabelle merasa bersyukur telah memesan dua suite yang ada di lantai tempat ia berada. Salah satunya karena alasan kenyamanan dan privasi.Ia tidak ingin satu lantai dengan tamu lain.Suatu pemborosan, namun itu bukanlah masalah bagi seorang Goldwin.Isabelle meneruskan langkahnya dengan mata menyusuri deretan mobil yang terparkir rapi.Pada tiga langkah berikutnya, tiba-tiba satu tangan menarik lengan Isabelle dari belakang.“Akh!!”Tangan lain membekap mulut perempuan itu.Isabelle terengah dengan mata membelalak --kaget, meskipun bisa memperkirakan siapa pelakunya.Benar saja.Sosok yang membekap Isabelle itu menurunkan ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 101 : Kaya Tapi Tidak Kaya

    “Mengakhiri…?”“Ya. Mengakhiri pernikahan aneh kita,” ulang Arion. Kini ia mengarahkan tatapannya pada raut wajah gadis itu.Bibir Elara bergerak, hendak berkata lebih banyak.Namun entah mengapa, ia serasa kehilangan kata.Seharusnya ia bahagia, senang dan lega karena Arion menanyakan tentang ini padanya.Bukankah ini yang diinginkan Elara?Namun, lagi-lagi entah mengapa, Elara tidak lagi terlalu menginginkan pembahasan soal mengakhiri pernikahan mereka.Mungkin ia hanya merasa terlalu sayang pada uang yang seharusnya menjadi miliknya itu. Uang lima ratus ribu dolar kompensasi, lalu uang empat juta sekian --peninggalan mendiang sang ibu.Jika ia setuju mengakhiri pernikahan mereka, bukankah ia harus membayar Arion dan memberikan semua uang itu?Tapi, rasanya itu tidak terlalu seperti itu.“Aku--” Elara meneguk saliva.Tidak ada kata yang keluar dari mulut gadis itu. Dan Arion bisa melihat kebingungan dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 102 : Menarik Perhatiannya

    Elara menceritakan asal muasal pernikahannya dengan Arion.Bagaimana Arion menginginkan kesuciannya, sebagai ganti darah Rh-Null untuk didonorkan pada nenek Elara.Lalu bagaimana Elara akhirnya mengetahui bahwa ternyata Arion tidak bergolongan darah yang langka itu. Tapi memang telah memberikan darah langka jenis itu untuk neneknya.“Dia pria licik!” Jeanne mengernyit.“I know, rite?” (Iya kan?)“Pria licik yang seksi,” kata Jeanne lagi. “Dan menginginkanmu, sampai melakukan itu untuk mendapatkanmu. Keren!”“J….” Elara mendesah tanpa daya.“Hey, lihat sisi terangnya. Dia benar-benar menikahimu. Jika dia sebrengsek itu, dia hanya akan menidurimu tanpa memikirkan permintaanmu. Ya kan?”“Aku--”“Lagipula dia sangat tampan dan seksi. Dia menjadi keluarga untukmu. Di mana ruginya?”Elara terdiam.“Dia juga yang tanpa ragu menyelam ke kolam yang dingin, menyelamatkanmu. Look, aku tidak tahu keburukan apalagi yang dia lakukan padamu, selain menipumu dengan memanipulasimu soal darah itu. Tapi,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15

Bab terbaru

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   Catatan Author

    Aveline menjerit keras, suaranya memenuhi lorong sempit yang hanya diterangi lampu jalanan buram.Tubuhnya gemetar saat sebuah tangan kuat tiba-tiba meraih pinggangnya."Apa maksudnya ini?!" Aveline berteriak lagi, mencoba melawan, tapi tak ada yang mendengarnya.Udara malam yang dingin membuatnya semakin waspada, namun pria di depannya begitu cepat.Sebelum ia bisa bereaksi lebih jauh, bibirnya langsung tertutup oleh sesuatu yang hangat dan mendesak—bibir pria yang kini mencengkeramnya erat.Aveline meronta-ronta, hatinya dipenuhi kepanikan.Tubuhnya kaku saat pria itu memeluknya dengan kuat, membuka jaket kulit hitamnya seolah bersiap melakukan sesuatu yang lebih buruk.Mata Aveline melebar ketakutan.‘Tidak mungkin,’ pikirnya, ‘Apakah dia akan memperkosaku?’Ia semakin panik, berusaha membebaskan diri dari genggaman pria itu.Namun, pria itu begitu kuat.Semua tenaga Aveline seolah menguap, terjebak dalam dekapannya yang erat.Lalu, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan.Sekelo

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 94 : Cinta Sesungguhnya

    Langit sore yang kemerahan menyelimuti San Francisco Bay, tempat di mana sebagian besar kehidupan cinta sepasang insan berkisah.Suara ombak yang berdeburan pelan di pantai menciptakan melodi yang damai, selaras dengan angin sepoi-sepoi yang menyapu lembut permukaan laut.Elara berdiri di ujung dermaga kayu, menatap cakrawala yang tampak tanpa batas, tempat di mana langit bertemu lautan.Matanya menerawang, namun wajahnya kini memancarkan ketenangan yang baru.Dalam dekapan hangatnya, bayi kecil mereka terlelap, wajahnya damai seperti ibunya.Sudah lama sejak pertarungan hidup dan mati di acara peresmian Imera Sky Tower, dan sejak saat itu, kehidupan Elara dan Arion berubah drastis.Banyak hal yang telah dilalui—pengkhianatan, luka, cinta yang terlupakan dan kemudian dipulihkan.Namun hari ini, di bawah cahaya senja yang lembut, semuanya terasa sempurna.Tiba-tiba, langkah kaki yang berat namun mantap terdengar dari belakangnya.Elara tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang datang.A

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 93 : Seorang Ellworth Junior

    Arion duduk di ujung ranjang, pandangannya terpaku pada sosok mungil yang ada dalam dekapannya.Bayi perempuan itu terlelap dengan tenang, tubuhnya begitu kecil dan lembut seperti boneka porselen.Pipinya yang kemerahan tampak menggemaskan, kulitnya sehalus sutra dengan bulu-bulu halus yang masih tersisa di atas kepalanya.Mata bayi itu masih tertutup, namun ketika sempat terbuka sesaat, Arion melihat dengan jelas iris matanya yang kelabu, warna yang sama seperti miliknya—sebuah tanda tak terbantahkan bahwa bayi itu adalah darah dagingnya.Bibir kecilnya bergerak perlahan, seakan sedang menghisap udara, dan tangannya yang mungil mengepal erat, menggenggam sepotong kain selimut.Arion tersenyum kecil, hatinya penuh dengan rasa takjub yang tak pernah ia sanggup perkirakan sebelumnya.Di dalam ruangan itu, hanya suara napas lembut bayi perempuannya yang terdengar, membuatnya seperti terhanyut dalam keajaiban kecil yang ia pegang.Sudah lebih dari setengah jam, namun Arion tak bisa melepa

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 92 : Imera Sky Tower Grand Inauguration

    Arion mengangguk pelan, melanjutkan penjelasannya. “Selama aku menjalankan peranku sebagai The Draven, orang itu mengambil peran menjadi diriku, Arion Ellworth. Sehingga tidak ada yang curiga. Kecelakaan di Sunol itu terjadi pada doppelganger-ku.”Elara terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi yang baru saja diterimanya. “Jadi... orang itu? Apakah dia tewas dalam kecelakaan itu? Bagaimana aku bisa membedakan kalian? Bagaimana jika suatu saat aku salah mengenali orang itu sebagai dirimu?”Arion tersenyum melihat kepanikan sang istri. “Jangan khawatir, Honey. Orang itu berhasil selamat oleh orang-orangku. Wajahnya tidak sepenuhnya mirip denganku. Hanya postur tubuh dan perilakunya yang serupa. Aku membuatnya menjalani operasi plastik untuk mengubah beberapa bagian, seperti rahang dan hidung saja. Namun, saat dia menjalankan peran sebagai aku, dia menggunakan prosthetic mask yang dibuat menyerupai wajahku.”Elara memandang Arion, dengan sorot kompleks. “Astaga… sampai seperti itu kau m

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 91 : Menemui Imelda

    Elara dan Arion berdiri di tengah keheningan, menghadap sebuah makam dengan batu nisan marmer yang megah. Di atasnya terukir dengan indah: Imelda Ellworth. Satu buket mawar putih mewah yang segar ditempatkan rapi di atas pusara, memberikan sentuhan penuh penghormatan. Pemakaman ini, yang terletak di Cypress Lawn Memorial Park, San Francisco—tempat peristirahatan terakhir para keluarga kaya dan terpandang—dikelilingi oleh pohon-pohon ek yang menjulang tinggi. Jalanan berkerikil putih menghubungkan setiap makam, dan di kejauhan terlihat pemandangan laut yang tenang, menambah suasana damai nan elegan. Udara pagi terasa sejuk, disertai suara angin yang membelai lembut pepohonan. Elara memandang ke sekeliling area pemakaman yang tampak megah, penuh dengan nisan-nisan yang terbuat dari batu marmer putih dan hitam. Di antara semua itu, nisan Imelda berdiri sebagai salah satu yang paling indah, seperti sebuah karya seni yang mencerminkan kehidupan seseorang yang telah meninggalkan jejak

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 90 : Hukuman Untuknya

    Arthur Ellworth, atau Clay Mallory, kini duduk di sudut sel gelap penjara federal, matanya kosong menatap dinding dingin yang tak lagi bergema dengan wibawa yang pernah ia miliki.Hanya bayangan suram yang tersisa, menggantung di antara kesadaran dan kehancuran. Di penjara ini, waktu seolah-olah melambat, setiap detik menjadi siksaan yang tidak berujung.Hari ini, seorang penjaga penjara menghampiri pintu selnya.Wajah penjaga itu datar, tidak ada belas kasihan, tidak ada penghormatan.Hanya secarik kertas yang dilempar ke lantai di depan Arthur, yang langsung mengenal lambang Ellworth di atasnya.Tangannya yang dulu perkasa sekarang gemetar ketika meraih kertas itu.Di dalamnya, satu pesan singkat yang menghantamnya dengan kejam: "Semua aset, kekayaan, dan perusahaan yang pernah kau curi telah dikembalikan kepada pemiliknya yang sah—Aiden Ellworth."Arthur meremas kertas itu dengan tangannya yang gemetar, rasa panas menjalar da

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 89 : Mundurnya The Draven

    Markas utama di San Bernardino tampak penuh ketegangan. Di ruang pertemuan besar, cahaya lampu gantung memantul di atas meja panjang tempat para eksekutif utama The Draven berkumpul. Ketiga Executor—Albert, Isaac, dan Samuel—duduk di posisi masing-masing, menatap sosok Arion Ellworth, pria yang selama ini mereka kenal sebagai The Draven, pemimpin mereka yang tak terbantahkan. Samuel, Executor wilayah San Jose, adalah pria bertubuh tegap dengan garis wajah tegas. Rambutnya mulai memutih, namun sorot matanya masih tajam, mencerminkan kekuatan dan ketenangan yang ia bawa selama bertahun-tahun memimpin wilayahnya. Isaac, Executor wilayah Mount Horeb, Wisconsin, berbeda. Tubuhnya ramping, wajahnya lebih halus, tetapi matanya menyiratkan kejeniusan yang sering kali tersembunyi di balik sikapnya yang tenang. Ia terkenal sebagai ‘otak cadangan’ di balik banyak rencana besar yang berhasil dijalankan The Draven. Albert, Executor wilayah San Bernardino, adalah yang termuda. Dengan rahang pers

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 88 : Mereka Sungguh Ayah Dan Anak

    Aiden tersenyum tipis, sebuah senyuman yang mengandung ketegasan, bahkan ancaman halus di baliknya.“The Orcus bukan ancaman bagi pemerintah. Kami tidak pernah bergerak melawan kalian, Donovan. Jika ada yang perlu kau pahami, ketahuilah ini: The Orcus hanya berurusan dengan mereka yang mengincar kami atau mereka yang berada dalam wilayah kami. Kami adalah perisai, bukan pedang.”Donovan menatapnya, tak sepenuhnya yakin apakah pernyataan itu adalah bentuk pembelaan atau manipulasi.Aiden melanjutkan, kali ini dengan suara yang lebih dalam dan penuh makna. “The Orcus tidak akan pernah menjadi ancaman bagi pemerintah Amerika Serikat… kecuali, jika pemerintah membuat kami tidak punya pilihan lain.”Kalimat itu menggantung di udara, begitu dingin dan tajam seperti bilah pedang yang tersembunyi di balik kata-kata.Donovan tahu, ini bukan ancaman langsung, tapi sebuah peringatan yang tak bisa diabaikan.Aiden sangat c

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 87 : Kembali Lagi

    Matahari pagi yang hangat menyinari kamar tidur mewah di mana Elara sedang berdiri, merapikan dasi Arion dengan penuh perhatian.Arion Ellworth, dengan tubuh tegapnya dan postur sempurna, tampak gagah dalam setelan formal berwarna gelap yang membingkai fisiknya dengan sempurna.Mata kelabu pria itu berkilauan, menambah kesan misterius sekaligus memikat.Ketampanannya terasa tak terbantahkan, membuat Elara sejenak terpana, seperti kembali mengenang saat pertama kali bertemu dengannya.Arion telah kembali ke wujud lamanya—kuat, berwibawa, dan penuh energi—setelah beberapa bulan melemah akibat Couvade Syndrome.Selama sekitar 4 bulan, pria yang biasanya tegas dan tak tergoyahkan ini harus terkapar karena gejala kehamilan palsu yang dialaminya.Namun, kini di bulan kelima kehamilan Elara, semua gejala itu telah sirna.Tidak ada lagi mual, muntah, atau kelelahan yang membebani Arion. Dia kembali pada dirinya yang dulu, dengan e

DMCA.com Protection Status