Mobil Dodge hitam dengan plat nomor SP-3487 berhenti terjepit di satu jalan yang sunyi, di pinggiran kota yang diterangi hanya oleh lampu jalan yang remang-remang.
Sore itu sepi, seolah dunia meresapi ketenangan yang tidak wajar sebelum badai.
Dalam keheningan itu, enam lelaki bersenjata dengan gerakan terlatih mengepung mobil tersebut dengan sigap dan disiplin.
Seseorang di antaranya --pemimpin mereka, adalah seorang pria dengan sorot mata penuh kekejaman, mendekati mobil dan menggedor jendela dengan keras.
“Keluar dari mobil sekarang!” perintahnya dengan suara lantang yang menggema di udara sore itu.
Ada jeda sesaat.
Ketegangan merambat di antara enam pengepung itu, namun mereka tetap fokus, memegang erat senjata mereka, siap menembak kapan saja.
Mereka sudah dilatih untuk segala kemungkinan.
Pintu pengemudi terbuka perlahan, dan seorang pria dengan tubuh tegap keluar dari dalam mobil.
Dia mengenakan jaket
Di dalam mansion megah milik James Wayne, malam itu suasana terasa hening dan penuh ketenangan.Lampu kristal besar menggantung di langit-langit ruang makan yang luas, memancarkan kilau emas yang menyinari meja makan panjang dari kayu mahoni.Di ujung meja, James Wayne duduk di kursi utama dengan postur tegas. Di sebelah kirinya duduk Liliana, istrinya, wanita anggun dengan senyum yang selalu tampak tenang meski hatinya sering kali bergolak.Di seberang Liliana, ada Gerard, adik James, seorang pria dengan sorot mata teduh dan ramah. Di samping Gerard duduk Paula, istrinya, yang memancarkan aura dingin namun berkelas.Sementara di sebelah kanan James, Dianne, putri kesayangan James, duduk dengan anggun, sementara di sebelah Dianne, Ethan, putra Paula dan Gerard, terlihat pucat dan lebih pendiam dari biasanya.Mereka semua duduk dengan rapi di meja makan yang besar itu, menikmati makanan yang dihidangkan oleh para pelayan dengan penuh kesopanan.
Elara hampir tidak bisa percaya pada penglihatannya. "Ri-on...?"Arion Ellworth, pria yang selama ini memenuhi pikirannya, berdiri di ambang pintu dengan ekspresi yang sulit dibaca.Garis wajahnya selalu terlihat tegas, namun ada sesuatu di matanya yang tidak bisa diabaikan oleh Elara."Ara," Arion memanggil namanya dengan suara rendah, mengunci tatapan mereka.Elara merasakan campuran antara kelegaan dan kekhawatiran. "Apa yang kau lakukan di sini? Kenapa... kenapa kau ada di sini? Aku seharusnya berada di Deerfield. Ada apa dengan ini semua?"Arion tidak segera menjawab.Pria bermanik kelabu itu melangkah mendekat, manik kelabunya tetap terpaku pada Elara, seolah berusaha memberikan jawaban yang tersembunyi di balik ketenangan dan ketegasan yang terpancar dari wajahnya."Kita perlu bicara," jawab Arion akhirnya, suaranya serius namun mengandung kelembutan yang membuat hati Elara berdebar kencang.* * *James merasakan detak jantungnya meningkat, namun sebagai seseorang yang terbiasa
Ethan tetap tenang, meskipun ada kesedihan di matanya. “Aku hanya mengira kau adalah putri Paman James karena anting itu. Anting buatan mendiang Melanie yang ada di tanganmu… Ternyata itu bukan milikmu, Dianne. Itu milik Elara.”Dianne membeku di tempatnya. Begitu pula Paula.Kengerian menyelimuti wajah kedua wanita beda generasi tersebut, menyadari bahwa tipuan mereka sudah terbongkar.“Tidak… Tidak mungkin… Bagaimana kau bisa tahu?” desis Dianne.“E-Ethan… Nak, kau… kau tahu?”“Aku sangat kecewa padamu, Bu,” ucap Ethan dengan suara yang hampir berbisik, namun cukup jelas terdengar di ruangan itu.Paula membeku.Matanya melebar, dan menatap Ethan dengan sorot mata penuh keterkejutan dan rasa sakit. “Ethan, tidak, kau tidak boleh percaya pada omong kosong ini. Aku tidak bersalah! Mereka salah!”Namun, Ethan hanya menatap ibunya dengan mata yang penuh kekecewaan.Dia tidak mengatakan apa-apa lagi, tetapi ekspresi di wajahnya sudah cukup untuk membuat hati Paula teriris.Rasa percaya dir
Elara merasakan jantungnya berdetak kencang seiring dengan setiap langkah yang diambilnya menuju pintu depan mansion milik James Wayne.Arion menggenggam tangannya dengan erat, memberikan sedikit kenyamanan di tengah kegugupan yang melanda wanita muda bermanik zamrud di sisinya itu.“Aku… takut…” bisik Elara lirih.Pria bermanik kelabu itu hanya tersenyum samar lalu berkata menggoda, “Tidak semenakutkan saat malam pertama kita, bukan?”Sebelah mata Elara memicing dan menatap kesal pada sang suami, namun Arion terus menggodanya.“Kau tahu apa yang lebih menakutkan bagiku? Saat sedang menginginkanmu, tapi ada hal penting lain yang harus kita lakukan…”Arion mengarah pada momen mereka di presidential suite sebelumnya.Atmosfer panas yang sempat hampir membakar akal sehat Arion, namun pria itu langsung terhenti dan mengatakan bahwa ada hal penting lain yang harus mereka lakukan.Menemui James Wayne.‘Well, I’ll keep it for later,’ (Aku akan ‘menyimpan momen itu’ untuk nanti) pikir Arion d
Saat Ethan terus menatap Elara dan James, manik kelabu tajam Arion tidak pernah melewatkan apapun.Sejak awal, Arion sudah merasakan kehadiran Ethan di sudut ruangan itu.Meski Elara dan James terhanyut dalam momen emosional mereka, Arion tetap waspada terhadap lingkungan sekitarnya.Tatapan dinginnya menangkap sosok Ethan yang tampak tersisih di sudut sana.Mata mereka bertemu sejenak—cukup lama bagi Arion untuk menangkap ekspresi sendu di wajah Ethan.Tanpa sepatah kata pun, pesan tersirat itu sudah sangat jelas.Menyadari bahwa dirinya telah tertangkap basah oleh Arion, Ethan pun segera berbalik, melangkah keluar dari ruangan dengan hati yang berat.Arion mengikuti kepergian Ethan dengan tatapannya dan segera beranjak dalam hening, mengikuti arah Ethan pergi.“Tunggu.” Arion menghentikan langkah tergesa Ethan, ketika mereka berdua tiba di ruangan lain yang tak kalah besarnya.Ethan membalikkan tubuh dan tersenyum kecut pada Arion. “Tidak perlu mengasihaniku. Kau jagalah Elara denga
“Elara, sekarang setelah kita tahu kebenaran ini… apakah kau akan tinggal di sini? Aku ingin kau mempertimbangkan untuk meneruskan Wayne Group. Perusahaan ini adalah warisan keluarga kita, dan aku percaya kau mampu melanjutkannya,” kata James dengan penuh harap.Elara terdiam sejenak, merenungkan pertanyaan ayahnya.Sorot matanya menunjukkan keraguan yang jelas, dan akhirnya dia menjawab dengan jujur, “Ayah… aku belum memikirkan hal itu. Aku masih merasa belum siap, dan aku tidak memiliki pengalaman memimpin perusahaan sebesar itu. Justru aku lebih merasa bahwa Wayne Group harus berada di tangan yang berpengalaman untuk saat ini.”James menatap putrinya dengan tatapan penuh kasih, meskipun ia sedikit kecewa dengan jawaban itu.Namun, sebelum James sempat mengatakan apapun, Elara melanjutkan, “Aku berpikir bahwa, untuk sementara, Wayne Group lebih baik dipercayakan kembali kepada Paman Gerard atau Ethan. Mereka sudah tahu banyak tentang perusahaan ini dan sudah memiliki pengalaman yang
Pria itu melirik kedua rekannya dan mereka mengangguk setuju. "Kami kebetulan membutuhkan beberapa bagian tubuh untuk seorang klien yang sangat kaya. Ginjal, jantung, atau mungkin kornea matamu. Kau harus memilih satu, Nyonya."Wajah Tina seketika pucat pasi. "Kau bercanda, kan? Ini pasti lelucon!"Tapi senyum sadis di wajah mereka memberitahunya bahwa ini bukanlah lelucon.Mereka mendekat dan Tina mulai histeris, berteriak minta tolong. Namun, suara musik keras dan tawa riuh kasino menenggelamkan teriakannya."Kalian tidak bisa melakukan ini! Aku akan bayar! Aku bersumpah aku akan bayar!" Tina meronta-ronta saat mereka mulai menariknya dengan paksa.Ketakutannya semakin memuncak saat mereka menyeretnya keluar dari kasino, tanpa mengetahui bahwa tempat ini adalah milik Arion—suami Elara, seseorang yang seharusnya tidak pernah ia singgung.Tina mencoba melawan, tapi tidak ada gunanya.Ketakutannya berubah menjadi kepanikan penuh saat ia dibawa ke dalam kegelapan, tanpa tahu bahwa nasibn
“Serius, kita mau kemana sebenarnya? Kau terlihat terlalu pendiam dan itu membuatku sedikit khawatir.” Elara menatap Arion yang duduk di depannya. “Apakah ada masalah?”Elara dan Arion kini berada di dalam jet pribadi AE Group.Kemewahan dan kenyamanan itu terpancar dari setiap sudut. Kabin luas didekorasi dengan bahan premium, termasuk kursi kulit putih yang empuk dan dilengkapi dengan sistem hiburan pribadi.Lampu LED lembut menciptakan suasana hangat, sementara jendela besar menawarkan pemandangan langit yang menakjubkan.Meja makan elegan terbuat dari kayu mahoni, siap menyajikan hidangan gourmet. Bar mini dengan pilihan minuman berkualitas tinggi terletak di sudut kabin.Selimut dan bantal sutra menambah kenyamanan, menjadikan perjalanan ini bukan hanya sekadar perjalanan, tetapi pengalaman mewah yang tak terlupakan.Namun demikian, wajah serius Elara memberikan pesan dengan jelas, bahwa wanita cantik itu masih b