Sementara sosok bertubuh tinggi dan kekar itu berjalan lurus menuju Nyonya Stewart, tiga orang di belakangnya terlihat mengambil tempat di kursi yang kosong dengan tatapan waspada.
“Mrs Stewart,” sapa pria tinggi kekar bersetelan formal itu sambil mengangguk sopan. Ia terlihat melirik sekilas pada Elara, lalu kembali pada Nyonya Stewart.
“Aku diutus pimpinan tempat Mr. Stewart bekerja untuk menyampaikan belasungkawa kami.”
“Pimpinan?” Nyonya Stewart terlihat linglung.
Sosok itu mengeluarkan satu amplop dari saku di dalam jas dan memberikannya pada Nyonya Stewart.
“Aku menyampaikan titipan dari pimpinan kami. Mr. Stewart bekerja dengan baik selama ini, kami kehilangan salah satu pegawai yang loyal dan berdedikasi seperti Mr. Stewart,” ujar sosok itu lagi.
Nyonya Stewart tidak mampu berkata-kata dan menerima amplop dari tangan sosok tersebut.
“Sekali lagi, turut berduka atas kehilang
Pintu besar di ujung ruangan terdengar membuka. Suara langkah pelan tapi tegas terdengar mendekat. Itu adalah seorang pria.Cahaya dari lampu di luar ruangan menyinari siluetnya yang tinggi dan berwibawa.Wajahnya tampan, namun begitu dingin, seolah-olah seluruh perasaan telah terhapus dari jiwanya. Iris matanya yang berwarna kelabu, seperti badai yang mengancam di tengah lautan.Isabelle, yang biasanya begitu arogan dan percaya diri, merasakan keterkejutan. Rasa takutnya berubah penuh harapan saat ia berseru lantang, “Arion! Syukurlah kau datang! Mereka penjahat! Tolong bebaskan aku! Hukum mereka seberat-beratnya!”Arion menatap Isabelle dengan tatapan yang lebih dingin dari es di musim dingin. Hatinya tak lagi mampu merasakan apa-apa selain kebencian yang mendalam pada wanita yang pernah dianggapnya sebagai seseorang yang harus ia lindungi.Melihat tatapan membekukan dan menusuk itu, Isabelle seketika terbungkam. Hatinya diliputi dengan rasa cemas yang menjalar cepat di dalam diriny
Isabelle tetap terbaring di lantai, menangis dengan tubuh yang lemah dengan tatapan nanar mengarah pada pintu di mana Arion menghilang di baliknya.Keadaan yang ia ciptakan sendiri akhirnya menjeratnya dalam keputusasaan yang tak terhindarkan.Di belakangnya, Byron hanya tersenyum tipis, menikmati kekalahan wanita yang pernah menjadi sekutu juga teman bercinta-nya.Isabelle merasakan jantungnya seakan berhenti ketika pintu ruangan terbuka perlahan.Sekelebat harapan tiba-tiba muncul kembali.Arion mungkin berubah pikiran dan memaafkan dirinya. Tentu saja! Bagaimana pun selama dua tahun ini Arion selalu lemah dan bersikap lunak padanya, kan?Arion pasti tidak tega, kan?Namun harapan itu hancur berkeping saat ia melihat tiga lelaki muncul dari balik pintu.“Whoa! Byron! Kau mendapatkan wanita cantik ini untuk kita semua?” seru salah satu dari tiga lelaki tersebut.Wajah-wajahnya terlihat lapar dengan tatapan mesum memindai Isabelle dari atas hingga ke bawah.Isabelle membeku di tempat,
Dear ReeFellows!Satu penjahat telah menikmati badai yang ia tanam. Yang lainnya akan menyusul.Apakah saat ini kalian merasa lebih baik? Author harap demikian.Btw.... Author ingin mengucapkan terima kasih lagi dan lagi, untuk teman-teman setia yang menghujani Author dengan Hadiah... (Speechless!)Author nulis tentang CEO kaya, ternyata kalian adalah para Real Sultan berkedok pembaca, yah? Hayo ngaku!Begitu pula teman-teman yang dengan setia terus melimpahi buku ini dengan Gems, juga selalu menyempatkan memberi komentar yang menyemangati atau bahkan ngomelin Author. Wkwkwkw!It's Okay! Buku ini terasa menjadi lebih hidup, berkat kalian semua!Author sangat enjoy dengan karya pertama Author ini, ya karena kalian.Terima kasih yaaa...Oiyaa maafin Author, beberapa bab kemarin Author beneran ngga sempat balasin komen-komen kalian, saking minim waktu luang. Maaf ya... T,TSatu lagi, sekalian Author izin random memakai nama kalian ya... tentunya setelah disesuaikan dengan latar belakang
Publik California dikejutkan oleh sebuah skandal yang mengguncang media sosial dan berita utama, dengan tersebarnya video asusila yang diduga menampilkan Isabelle, seorang sosialita terkenal dan putri keluarga terpandang di Sacramento dengan reputasi tak bercela.Video tersebut dengan cepat menyebar, memicu perbincangan panas di antara masyarakat.Nama Isabelle menjadi trending di berbagai platform, dan spekulasi liar bermunculan tentang siapa yang menyebarkan video tersebut dan apa motifnya.Media tidak berhenti menggali informasi tentang latar belakang Isabelle, mencari tahu bagaimana video itu bisa beredar dan dampaknya terhadap status sosialnya.Sementara itu.Elara telah kembali di villa Arion sejak malam sebelumnya, dan kini berada di ruang tengah.Ruang tengah di villa Arion di Billionaire Rows, San Francisco adalah epitome dari kemewahan modern.Ruangan ini luas dengan langit-langit tinggi dan dinding kaca yang menawarkan pema
Elara termangu."Isabelle... bagaimana ini bisa terjadi? Aku memang merasa dia punya rahasia, tapi video itu... dan sekarang dia ditangkap karena percobaan pembunuhan nenek? Jadi dia yang menjebakku?!” Elara bergumam, suaranya bergetar.Ada amarah menggelegak tiba-tiba saat membayangkan nenek Arion ternyata dicelakai Isabelle.“Isabelle Goldwin, apa yang telah kau lakukan?!" Elara sampai berdiri dari duduknya, dengan kedua tangan mengepal di sisi tubuh. “Teganya wanita itu! Teganya terhadap wanita tak berdaya seperti nenek! Teganya dia lakukan itu pada nenek Arion!!”Airmata yang tadi sempat menggenang, kini meluruh.Rasa pedih dan sakit berselimut amarah, jelas kini terasa berkecamuk did alam dadanya. Meskipun hanya hitungan hari ia bersama Nyonya Besar Young, Elara sudah menganggap nenek Arion itu seperti neneknya sendiri.Sebagai pengganti keluarga yang memang tidak kunjung ia miliki.Dengan gerakan gusar, E
Arion menatap Zhenzhen dengan sklera mata yang nyaris memerah seluruhnya. "Aku tidak tahu bagaimana bisa memperbaikinya, Zhen. Bagaimana aku bisa membuatnya memaafkanku setelah semua ini?"Zhenzhen menatap sahabatnya itu dengan seksama. "Pertama, kau harus berhenti menghukum dirimu sendiri seperti ini. Minum sampai mabuk tidak akan mengubah apa pun, Arion. Kau harus hadapi masalah ini dengan kepala jernih. Dan kedua, jika kau benar-benar mencintai Elara, kau tidak boleh menyerah. Kau telah membuatnya patah hati, kau telah menghancurkan kepercayaannya, tapi itu tidak berarti kau tidak bisa mendapatkannya kembali."Arion menggelengkan kepalanya, merasa putus asa. "Bagaimana? Dia tidak mau berbicara denganku, dia bahkan tidak mau melihatku. Setiap kali aku mencoba mendekatinya, dia menjauh.”Pria itu mengesah frustrasi. “Baru kali ini, Zhen. Baru kali ini, aku tidak bisa menanggung melihat kebencian di mata seseorang. Dan itu adalah kebencian darinya."Zhenzhen menepuk tangan Arion, lalu
Arion segera merespons, tahu bahwa dia harus menjelaskan. “Aku... ya, aku minum sedikit. Aku baru dari tempat Zhenzhen.” Pria itu memandang Elara dengan lekat. “Aku butuh bicara dengan seseorang.”Elara mengangguk pelan, tanda bahwa dia mengerti.Dia jelas tahu siapa Zhenzhen—mereka sudah lama bersahabat, dan Elara tidak pernah mempermasalahkan hubungan mereka.Tetapi ada kelelahan yang terpancar dari wajahnya. “Arion, aku tahu kau ingin bicara. Tapi tidak sekarang. Kau tidak benar-benar dalam keadaan sadar, dan aku tidak ingin pembicaraan ini dilakukan ketika kau masih di bawah pengaruh alkohol.”Arion mencoba berkata lagi, ingin sekali mengungkapkan semua yang dia rasakan, namun Elara mengangkat tangannya, menghentikan setiap kata yang hendak keluar dari mulutnya.“Besok, Arion. Kita bicara besok.”Elara berbalik, hendak pergi meninggalkan ruangan.Tetapi Arion tidak bisa membiar
“Ya. Perempuan itu bahkan tidak menyadari sepenuhnya perannya dan siapa sebenarnya yang menarik benang-benang dari belakang layar.”Arion meremas rahangnya, lalu berkata lagi dengan suara dalam yang dingin. “Seperti kataku tadi, kita mulai dari Paul. Gali lebih dalam tentangnya.”“Dimengerti, Tuan.”Begitu Max pergi, Arion kembali termenung.Banyaknya masalah membuat kepalanya terasa mulai berat.Andai dia sejak awal jujur pada Elara, mungkin kini ia memiliki tempat untuk pulang dan bersandar di pangkuan Elara.Andai dia tidak menutupi siapa dirinya, Elara masih akan ada di tempat kemana Arion pulang dan menyambutnya dengan hangat.Andai ia lebih mempercayai Elara, Elara tidak akan pergi.Ya. Wanita bermanik zamrud yang ia cintai itu telah pergi. Terngiang pembicaraan mereka tadi pagi.“Jadi, itu keputusanmu setelah semalam memikirkannya?” Suara Arion terdengar begitu berat dan tersendat.Dadanya berdentum kecewa dan sakit, mengkhianati usaha pria itu untuk tetap tenang menghadapi wa