Malam itu, mereka tiba di rumah Kenzo. Samuel dengan hati-hati membantu Olivia keluar dari mobil, sementara Arka masih tertidur pulas di gendongannya. Cahaya rembulan menerangi wajah mereka, menciptakan bayangan yang bermain-main di tanah.“Selamat datang kembali, Olivia,” kata Kenzo dengan suara yang penuh kehangatan. Senyumnya lebar, matanya berbinar-binar. “Kau terlihat lebih cantik dari yang aku ingat.”“Terima kasih, Ayah,” jawab Olivia. Suaranya lembut, hampir tidak terdengar. Dia merasa canggung dan tidak nyaman, tetapi dia berusaha untuk tidak menunjukkannya.Kenzo melirik ke arah Arka yang sedang tidur di gendongan Samuel. “Siapa bayi ini?” tanyanya, mencoba untuk menyembunyikan rasa penasarannya.“Arka, anak dari kakak temanku. Aku meminjamnya untuk tidur denganku malam ini,” jawab Olivia cepat. Dia berharap Kenzo tidak akan bertanya lebih lanjut.Kenzo mengangguk, tetapi dia tidak bisa menyingkirkan perasaan aneh yang dia rasakan. Wajah Arka sangat mirip dengan Samuel saat
Pagi ini tidak seperti biasa, dimana Samuel selalu tidur berteman kan dengan guling setia nya pasca kepergian Olivia.Namun pagi ini sungguh berbeda. Pagi ini yang menjadi guling Samuel adalah Arka.Ya!! benar sekali!! Samuel yang menolak Arka untuk tidur diantara nya dan Olivia, malah memeluk Arka dengan erat.Dua pria itu terlihat lelap dalam dunia mimpi mereka.Olivia menggeliat, merentangkan tangannya. Dan saat tangannya menyentuh ke bagian tempat tidur di samping nya, Olivia langsung terlonjak. Dia ingat ada Arka di samping nya. Dia langsung khawatir kalau tangannya tadi mengenai Arka.Olivia langsung melihat ke samping. Dan alangkah terkejutnya Olivia melihat Arka sudah berada dalam pelukan Samuel.Air mata haru langsung berjatuhan ke dalam. Jujur hatinya senang melihat momen ini. Andaikan ini sebuah kenyataan, betapa membahagiakan nya..Tapi..."Mau berapa lama lagi kau melihat ku dan Arka, love?* tanya Samuel sambil membuka mata indah nya Olivia sontak terkejut. Dia tidak men
"Apa yang terjadi Sonya? Katakan pada ku?!!" Teriak Deri frustasi sambil mengguncang keras kedua pundak adiknya yang terlihat seperti orang frustasi."Ya Tuhan! Aku mohon pada mu Sonya! Katakan pada ku! Apa yang terjadi? Mengapa kau seperti ini! Katakan pada ku Sonya!!" Deri benar-benar merasa tidak berdaya saat melihat adiknya dalam kondisi yang sangat memprihatinkan seperti ini. Semua cara telah dia lakukan untuk membuat adiknya bercerita. Tapi semua usaha itu bagaikan hal yang sia-sia. Sonya tetap diam meringkuk di belakang pintu dengan air mata yang tak henti-hentinya menggalir di kedua pipi Sonya.Deri yang di ujung semua rasa frustasinya akhir nya ambruk. DI peluknya adiknya itu dengan sangat erat. Namun di saat semua ia pasrahkan tiba-tiba Sonya dengan lirih berkata..."Kak.. Aku ..aku .. ditelah diperkosa oleh orang suruhan Samuel. Aku tidak mamu hidup lagi kak..." Aku nya yang membuat dunia Deri langsung luluh lantak saat itu juga. Adiknya adalah dunianya, Dan disaat Adikn
Iklan karya baru ya?BAB 1Pagi itu langit cerah seperti biasa nya. Awan-awan juga berjejer dengan sangat indah di atas sana, persis seperti gulali yang selalu ku lihat setiap kali ayah dan ibu dahulu membawa ku pasar malam. Andaikan ada pohon yang menjulang tinggi ke atas sana, sudah akan aku panjat untuk mencicipi awan-awan yang seperti gulali itu. Namun yang nama nya berandai-andai tentu saja tidak akan pernah terjadi,bukan? Apalagi berandai-andai untuk hal yang tidak jelas seperti ini. Memang ada – ada saja pikiran ku kalau sudah gaje di sela-sela waktu rehat ku dalam mencari pekerjaan yang sampai saat ini belum terlihat hilal nya sama sekali. Dan ujung- ujung nya, hanya gelak tawa penuh ejek yang akhir nya muncul dari dalam diri ku. “Cukup sudah istirahat nya! Saat kita kembali mencari pekerjaan Aphrodite Noela Spancer!!” Ya, seperti biasa ! Itu lah yang aku teriakan di dalam hati setiap saat aku keluar dari rumah ku untuk mencari sebuah pekerjaan demi membantu perekonomian
"Apa kita harus memulangkannya?" tanya Samuel dengan tampang tidak iklas saat menyerahkan Arka pada Cici."Tentu saja. Apa kau kira Arka ini boneka yang bisa kau pinjam dalam jangka waktu lama?!" Celetuk Cici meski pertanyaan itu bukan lah untuk nya."Arka sayang, sini sama tante..." Ucap Cici menimang Arka yang terlihat tidak rela melepas pelukan nya dari Samuel."Lihatlah, Arka saja masih ingin bersama ku. Kenapa tidak aku biarkan saja Arka bersama ku dan Olivia satu hari lagi?" Tanya nya penuh harap."Sudah.. sudah. Ini adalah saat untuk menyerahkan Arka. Kau tidak boleh menahannya seperti itu." Ujar Olivia menangahi.Dengan tampang tidak iklas mau tidak mau Samuel harus merelakan Arka pulang ke Solo. "Cici, terima kasih sudah membiarkan Arka bersama ku dan Samuel. Kapan-kapan Arka kami pinjam lagi ya?"" Sabut Olivia pada Cici."Kalau orang tua Arka tidak masalah maka aku pun pastinya tidak masalah juga. Apalagi saat aku lihat Arka begitu akrab dengan Samuel." ujar Cici."Kalau be
Sesampainya di rumah, Samuel sama sekali tidak membiarkan Olivia bernafas sejenak saja. Aksi nya yang belum sempurna di dalam mobil langsung dia lanjutkan di rumah.Samuel membaringkan tubuh Olivia yang dalam keadaan setengah polos itu ke atas tempat tidur. Kemudian mulai menarik sisa pakaian yang tersisa. Dan finally, kini akhirnya yang tersisa hanya lah sehelai segi tiga tipis berwarna merah muda.Dengan cepat Samuel menanggalkan segi tiga tipis berwarna merah muda itu, yang walaupun tipis tapi dalam ritual pelepasan rudal ini sudah pasti menjadi penghalang besar.Rudal Samuel tidak mungkin bisa melesat masuk ke inti bumi Olivia. Rudal Samuel memang beda dari rudal lain nya. Jika Rudal lain nya di tembakkan ke atas, maka Rudal Samuel di tembakkan ke bawah! Ke tempat yang sangat gelap namun sangat nikmat.Olivia menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya. Dia masih saja tetap merasa malu dengan semua ini.“Heei. jangan ditutupi.” UJar Samuel, menggelang pelan.“Sesuatu yang seindah ini
“Sayang, bangun. Saat nya sarapan.” Ucap Samuel pelan sambil berbaring dengan menopangkan wajah nya di kedua tangannya. Sudah hampir lima belas menit Samuel dalam posisi itu dengan sebuah senyuman yang tidak pernah absen di wajah nya karena memperhatikan wajah Olivia.“Kenapa aku baru sadar kalau dia cantik sekali.” Gumam Samuel, mengagumi wajah Olivia. “Olivia sayang, ayo bangun. Kita sarapan bersama.” Ucap Samuel penuh cinta.“Olivia.. ??” Panggil Samuel sambil mencubit hidung Olivia.“Hhoooam.. “Olivia menguap bebas seenak nya lalu membuka mata. “Astaga naga!!” Olivia reflek masuk ke dalam selimut dan hanya menyisakan mata nya saja. “kenapa kau menatap ku seperti itu Samuel?” tanya Olivia heran melihat posisi Samuel saat ini. Mana mata Samuel berbinar-binar melihat pada nya.“Aku? apa aku tidak boleh melihat wajah istri ku?”“Hmm boleh sih... tapi ya gak seperti itu juga pose nya?”“Jadi harus seperti apa? apa harus seperti ini?” Samuel mendekatkan wajah ke Olivia. “Atau seperti in
“Kita jadi keliling Bali?” Tanya Samuel yang akhir memecahkan keheningan yang tercipta karena aksi licik nya mencuri satu ciuman dari sang istri.“Hmm..” Jawab Olivia kagok dan langsung melimpir pergi. Ciuman Samuel berhasil membuat Olivia langsung kenyang.Scene pun kini berganti. Terlihat Sonya sedang bolak balik sambil mendumel tidak jelas di ruang kerja nya.“Ini gimana cerita nya sih Alan!! Kenapa sampai saat ini pembunuh bayaran yang kita hire itu gak juga beraksi?!! Lamban banget tahu gak sih??” Ketus nya kesal.“Sabar dong Sonya!! Apa kamu kira membunuh itu hal mudah ?? Apalagi membunuh tanpa meninggalkan jejak. Itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.” Alan mencoba menenangkan sepupunya itu.“Aku rasa aku tidak bisa menunggu lagi Lan. Aku ingin Olivia mati malam ini juga! Kalau pembunuh bayaran yang kita hire kemarin tidak bisa menyegerakan misi mereka, aku akan menyewa pembunuh bayaran yang lain.”“Jangan gitu Sonya! Kalau berurusan dengan pembunuh bayaran itu kita gak
Arka yang tidak tahu kalau Yixin akan kembali ke inggris, tidak ada melakukan pergerakan apapun. Dia senang Yixin masuk kerja seperti biasanya.Melihat Yixin dari kejauhan merupakan kesenangan baru bagi Arka saat ini."Apa yang sebenarnya kau lihat disana? Sampai kau tidak menyadari ayah mu masuk sedari tadi sempat mengambil foto mu beberapa kali." Ujar Samuel sambil menyilangkan kaki nya setelah ia duduk di sofa yang berada di tengah ruangan kerja Arka."Daddy? Kapan datang?" tanya Arka menyembunyikan kepanikannya."Sejak perang dunia kedua,." Jawab Samuel asal.Arka mengatur mimik wajahnya setenang mungkin. Jangan sampai ayahnya tahu kalau dia tidak kerja sedari tadi. Satu-satunya hal yang dia lakukan hanya mengintip dari gorden dan melihat Yixin beraktivitas."Daddy aku sangat sibuk hari ini. Jika kedatangan daddy ke kantor hanya untuk membuat ku mendengarkan semua sarkasme daddy itu, sebaik nya aku lanjut kerja saja." Ungkap Arka, dengan wajah no ekspresinya seperti biasa sambil m
"Aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi aku sangat yakin, Tian tidak akan bersedia menemui mu bila ada hubungannya dengan hal tersebut. " Jawab Tang Shuya semakin membuat perasaan Yixin semakin buruk."Baiklah. Aku paham. Aku akan kembali ke Inggris satu minggu lagi kak. Akan aku selesaikan pekerjaan ku dulu di sini. Baru setelah nya aku akan pulang ke Inggris. Kakak pulang lah lebih dulu. Jangan khawatirkan aku. Adik mu ini tidak akan bunuh dirihanya karena hal itu." Ujar Yixin kemudian berdiri dari duduknya.Dia pergi meninggalkan Tang Shuya."Aku antar." Ucap Tang Shuya yang lebih mirip dengan perintah yang wajib untuk di taati."Apa aku boleh menolak?" tanya Yixin, sambil tersenyum."Tentu saja tidak." Jawab Tang Shuya dan kemudian berjalan bersama Yixin.***Dari kejauhan Bee mengernyitkan dahinya. Dia tentunya tidak salah orang. Toh wajah gadis yang ada di ujung sana, sama persis dengan wajah gadis di foto yang di tunjukan oleh Arka. "Kenapa gadis itu bisa bersama Shuya? Apa j
"Mau sampai kapan kau menunggunya di sini Tang Yixin?" Panggil Tang Shuya pada adik nya, yang sedang duduk bermenung di sebuah taman."Sampai dia datang kak." Jawab Yixin, pelan dan sangat kental dengan rasa harapan yang memudar."Christian tidak akan datang. Sudah! Sudahi saja semua ini Yixin. Pulanglah ke Inggris. Tidak ada gunanya lagi kau mengejar Tian hingga kemari." Bujuk Tang Shuya.Selama ini Tang Shuya memang terlihat tidak peduli pada adik perempuan satu-satunya itu. Tapi jauh di dalam hatinya, dia sangat menyayangi Yixin. Selain itu, tanpa Yixin ketahui, Tang Shuya acap kali membantu Yixin. Yixin tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh kakaknya. Dia tahu benar, bahwa setiap kata yang kakaknya katakan, tidak ada yang salah. Tapi Christian adalah crush landing cintanya. TIdak ada pria lain yang mampu menghapus nama Christian Cook itu hingga saat ini. TIdak ada.Lalu, bagaimana bisa kakak nya memintanya untuk berhenti? Disaat dirinya tahu persis dia tidak tahu bagaimana c
“Kau ini benar-benar…” Arka menghela napas panjang, mencoba menahan amarahnya. “Baiklah, lakukan apa yang kau mau. Tapi ingat, jangan sampai berita ini sampai ke telinga orang tua kita.”Bee tertawa kecil, menunjukkan ekspresi kemenangan di wajahnya. “Tenang saja kak, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Lagipula, ini kan demi kebaikanmu juga. Siapa tahu gadis ini bisa membuatmu lebih manusiawi.”Arka hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan adiknya. Dia tahu Bee hanya bercanda, tapi entah kenapa, kali ini leluconnya terasa begitu menyakitkan. Mungkin karena objek leluconnya adalah perasaannya, atau mungkin karena objek leluconnya adalah Yixin, gadis yang entah kenapa berhasil membuatnya merasa tidak nyaman dan nyaman dalam waktu yang sama.“Baiklah, aku akan pergi sekarang. Jangan khawatir, aku akan menyelesaikan tugas ini secepat mungkin.” Bee berdiri dari kursinya, mempersiapkan diri untuk pergi.“Dan satu lagi,” tambah Bee sebelum benar-benar meninggalkan ruangan. “Jangan terla
"Ini, selidiki semua tentang nya." Arka melempar foto Yixin ke atas meja. Gayanya yang bossy sama sekali tidak pilih pilih orang. Bahkan pada adiknya Bee sekalipun dia tidak mengecualikannya. "Apa ini?" tanya Bee penasaran, kemudian mengambil foto Yixin. "Seorang gadis?" Serunya diikuti dengan tatapan mata penuh kecurigaan. "Apa dia adalah gadis yang dari pagi hingga malam mommy selalu cerita kan di rumah? Kau tahu, topik tentang seorang gadis yang mandi berdua dengan mu tenang malam sedang hangat di mansion ayah dan ibu. Jangan bilang ini dia orang nya." Ujar Bee panjang kali lebar dengan nada menggoda. "Siapa pun dia kau tidak perlu tahu. Kau cukup mencari tahu tentang dirinya dan latar belakangnya. Serta kemana dia saat ini. Dia sudah beberapa hari tidak masuk kerja. Dan tidak ada kabar sama sekali darinya." Jelas Arka. "Nah! Nah! Nah! Benar kan? Dia adalah gadis yang buat kan mengusir mommy dan daddy tengah malam. Wah kau sungguh seorang anak yang durhaka Arka Ruiz. Tapi tida
"Joy? Yixin kemana?" tanya Arka pada salah satu managernya yang merupakan sahabatnya Yixin. Semenjak pulang dari rumah Arka waktu itu, Yixin tidak kelihatan batang hidungnya sama sekali. Dia tidak masuk kantor tiga hari, termasuk hari ini. Tidak mungkin dia sakit kan? Arka cukup terganggu akan hal itu."Yixin? Dia-.." Joy yang tadinya ingin menjelaskan kemana pergi nya si makhluk ajaib bernama Tang Yixin itu, malah tidak meneruskan kalimatnya. Dia memandang Arka dengan pandangan penuh curiga. Seingat Joy, hubungan Arka tidak lah seharmonis itu sehingga Arka sampai bersusah payah menanyakn yixin di mana pada dirinya."Ada bos mencari si biang onar?" Tembaknya tanpa basa basi."Ehm! Dia kan adalah salah satu karyawab ku. Aku rasa bukan hal yang aneh bila aku menanyakan keadaannya." Jawab Arka gelagapan. Dia mau jawab apa lagi coba kalau bukan jawaban diplomatis seperti itu."Ooh.." Bukan nya melanjutkan kalimat nya yang tadi, Joya malah hanya ber- Oo ria saja, seolah sengaja menungg
Pandangan mereka beradu. Detak suara jantung saling menabuh di dalam dada mereka masing-masing seolah sedang berpacu satu dengan lainnya. "Aku lupa. Sepertinya aku lupa mematikan kompor." Ujar Yixin beralasan agar bisa kabur. Tapi tentunya Arka sudah tahu kalau itu tidak lebih dari sebuah alasan belaka. Lagian mana mungkin Yixin lupa mematikan kompor. Kalau itu benar maka sudah pasti terbakar rumah Arka sedari tadi. "Apa kau mau kabur?" Tanya Arka, menatap dalam mata Yixin. "Kabur? Kabur kemana? Aku tidak berniat kabur kemana pun. Lagi pula untuk apa aku kabur, sudah jelas pekerjaan ku masih banyak di sini." Ocehnya tidak tentu arah alias asal jawab saja. "Kalau kau memang benar tidak ingin kabur, kenapa kau buru-buru untuk pergi? Apa kau tidak nyaman duduk di atas pangkuan ku?" Tanya Arka penuh jebakan. Bagaimana mungkin ini bukan pertanyaan jebakan. Karena apapun jawaban yang Yixin berikan sudah pasti membuat nya salah. Jika dia katakan dia nyaman, maka apa kabar dunia. Nam
"Ayo buka mulut mu. Ini tidak mudah membuatnya. Aku harus mencuci beras berkali-kali, dan memasaknya sepenuh hati agar tidak gosong." Bak sudah berteman akrab, Yixin memerintah Arka sesukanya. Arka menuruti Yixin. Dia membuka mulutnya dan menerima suapan pertama yang Yixin arahakan ke mulut Arka. Tapi tentu saja bubur itu tidak bisa melewati kerongkongan Arka. Baru masuk ke dalam mulut saja, Arka langsung melepehnya karena terlalu panas. "Kau ingin membunuh ku?" Teriak Arka menyala sepanas bubur yang Yixin masukan ke dalam mulut Arka. "Tentu saja tidak. Kau saja yang bereaksi berlebihan tuan Arka Ruiz. Baru kena senggol bubur hangat saja lebaynya membumi dan melangit." Celoteh Yixin mengejek. Sebenarnya Yixin mengetahui kalau dirinya memang salah langsung memberikan suapan itu begitu saja. Hanya saja dia pikir Arka lah yang akan menghembus bubur itu sendiri, bukan langsung melahap saja. "Sudah-sudah. Aku ingin tidur. Kau pulang lah. Aku sudah tidak ingin makan lagi." Lagi da
"Menjauh dari ku." Perintah Arka, menghindari Yixin. Tapi bukan Tang Yixin nama nya kalau dia akan menuruti perintah seseorang begitu saja. Perintah ayahnya saja dia lawan, apatah lagi hanya perintah seorang Arka Ruiz.“Arka, kau harus mau dibantu. Aku tidak akan meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini. Aku akan mencari handuk atau selimut untukmu. Kau harus mengeringkan badanmu dan beristirahat.” Kata Yixin dengan nada bersahabat.“Kau tidak perlu repot-repot. Aku baik-baik saja. Aku hanya perlu tidur sebentar. Kau bisa pergi saja. Aku tidak butuh bantuanmu.” Jawab Arka dengan suara dingin.“Apa kau marah padaku? Aku tahu, semalam kau yang telah menyelamatkan ku. Meski kau juga yang telah menyebabkan aku terjatuh ke kolam. Aku tetap menganggap aku berhutang budi padamu. At least pada akhirnya, kau telah menyelamatkanku dari tenggelam di kolam renang. Dan ini, lihatlah baju ku! ini perbuatan mu juga kan> Sementara kau membiarkan diri mu kedinginan sepanjang malam.” Ucap Yixin dengan