“Sayang, bangun. Saat nya sarapan.” Ucap Samuel pelan sambil berbaring dengan menopangkan wajah nya di kedua tangannya. Sudah hampir lima belas menit Samuel dalam posisi itu dengan sebuah senyuman yang tidak pernah absen di wajah nya karena memperhatikan wajah Olivia.“Kenapa aku baru sadar kalau dia cantik sekali.” Gumam Samuel, mengagumi wajah Olivia. “Olivia sayang, ayo bangun. Kita sarapan bersama.” Ucap Samuel penuh cinta.“Olivia.. ??” Panggil Samuel sambil mencubit hidung Olivia.“Hhoooam.. “Olivia menguap bebas seenak nya lalu membuka mata. “Astaga naga!!” Olivia reflek masuk ke dalam selimut dan hanya menyisakan mata nya saja. “kenapa kau menatap ku seperti itu Samuel?” tanya Olivia heran melihat posisi Samuel saat ini. Mana mata Samuel berbinar-binar melihat pada nya.“Aku? apa aku tidak boleh melihat wajah istri ku?”“Hmm boleh sih... tapi ya gak seperti itu juga pose nya?”“Jadi harus seperti apa? apa harus seperti ini?” Samuel mendekatkan wajah ke Olivia. “Atau seperti in
“Kita jadi keliling Bali?” Tanya Samuel yang akhir memecahkan keheningan yang tercipta karena aksi licik nya mencuri satu ciuman dari sang istri.“Hmm..” Jawab Olivia kagok dan langsung melimpir pergi. Ciuman Samuel berhasil membuat Olivia langsung kenyang.Scene pun kini berganti. Terlihat Sonya sedang bolak balik sambil mendumel tidak jelas di ruang kerja nya.“Ini gimana cerita nya sih Alan!! Kenapa sampai saat ini pembunuh bayaran yang kita hire itu gak juga beraksi?!! Lamban banget tahu gak sih??” Ketus nya kesal.“Sabar dong Sonya!! Apa kamu kira membunuh itu hal mudah ?? Apalagi membunuh tanpa meninggalkan jejak. Itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.” Alan mencoba menenangkan sepupunya itu.“Aku rasa aku tidak bisa menunggu lagi Lan. Aku ingin Olivia mati malam ini juga! Kalau pembunuh bayaran yang kita hire kemarin tidak bisa menyegerakan misi mereka, aku akan menyewa pembunuh bayaran yang lain.”“Jangan gitu Sonya! Kalau berurusan dengan pembunuh bayaran itu kita gak
“Apa kau sudah menikah?”Dari arah belakang Olivia dan teman-teman terdengar suara seorang wanita. Reflek Olivia dan teman-temannya melihat ke arah wanita itu.“Kalau kau memang sudah menikah, mengapa kau tidak mengatakan pada teman-teman mu? Waaaah jangan-jangan kau malu karena pria yang kau nikahi itu adalah hasil menghancurkan hubungan yang di miliki oleh orang lain? Sonya misal nya?!” Ucap Yossy ketus.“Jaga bicara mu Yossy!” Olivia yang tidak terima dikatakan merebut Samuel dari Sonya, langsung berdiri agar tinggi nya sama dengan Yossy. “Aku tidak pernah merebut apapun dari siapa pun.”Yossy memandang Olivia geram. Gigi nya merapat dan menatap tajam pada Olivia. “Dasar pelacur!!” umpat nya sambil mengambil segelas air nya ingin menyiram Olivia.“Bbbbbbbbbbbyuur!!!”“Jangan berpikir untuk menyiram ku dengan air!” Seru Olivia sambil memegang tangan Yossy yang kini sudah Olivia arahkan ke atas kepala Yossy.“Kau!!!!” Seru Yossy dengan wajah merah padam menahan amarah nya pada Olivia
"Pelayan!! Tolong ambilkan aku satu menu lagi yang seperti aku pesan tadi." Ujar Samuel sambil mengesampingkan piring nya.Usai mengatakan itu, Samuel langsung mengarahkan pandangan nya ke Ana."Aku membiarkan mu tetap bergabung dengan kami hanya karena aku menghormati Olivia. Ku pikir paling tidak dia menganggap mu teman. Tidak lebih dari itu." Ujar Samuel dengan tatapan nya tajam dan dingin pada Ana."Namun seperti nya kau tidak mengerti dengan situasi nya nona." sambung Samuel."Aku tidak sama dengan pria-pria lain yang dengan mudah nya akan tergoda dengan apa yang kau lakukan." Samuel benar-benar tidak mengerem kata-kata nya lagi."Seperti nya kau sudah salah sangka Samuel, aku sama sekali tidak bermaksud untuk menggoda mu. Aku memang terbiasa humble ke semua orang. Kau lihat sendiri kan, tidak hanya diri mu saja yang aku perlakukan seperti itu??" Ana mencoba membela diri nya.Samuel tersenyum mengejek mendengar perkataan Ana. Dan hal itu membuat Ana merasa benar-benar telah diper
"Kau seharusnya melihat sendiri apa yang terjadi tadi. Dia dengan sombong nya di hadapanku." Cerita Ana berapi-api pada Richard yang saat ini berada di Thailand."APa yang kau bilang? Olivia telah menikah??" Tanya Richard tidak percaya. Dia memang membuat Olivia murka karena ketahuan bercinta dengan seorang om-om, tapi jauh di dalam hati Richard, hanya Olivia seorang lah yang dia cinta. Dia terpaksa melakukan semua itu demi kehidupan yang mewah."Kau tidak tulis kan Richard?!! Sudah berulang kali tadi aku katakan kalau mantan kekasih mu itu sudah meninggalkan mu dan telah menikah dengan pria lain." jawab Ana ketus."Tidak mungkin! Aku dan Olivia tidak pernah putus! Dia bukan mantan ku! Tapi dia masih adalah kekasih kul Dan aku, aku tidak mungkin membiarkan dia menjadi milik pria lain!" Ujar Richard dengan hati yang berapi-api. "Bagus! Memang sudah seharusnya kau melakukan itu!" Balas Ana."Bagus! Jika dia berhasil memisahkan Olivia dan pria tampan itu, maka aku ada peluang untuk men
"Tuan, seperti nya tuan Deri tidak main-main dengan hal ini. Saya melihat orang-orangnya terus menguntit nona Olivia," Lapor Dion pada Samuel."Ini sangat berbahaya tuan. Selain tuan Deri, saya juga melihat beberap orang asing yang bukan orang suruhan tuan Deri. Sepertinya ada orang lain yang sedang menguntit nona Olivia. " Sambunganya."Kau benar. Aku juga menyadari hal tersebut. Aku melihat ada banyak orang yang terus membututi Olivia. Aku tidak bisa membiarkan hal ini terus menerus. Aku harus memikirkan sesuatu untuk menjauhkan Olivia dari orang-orang tersebut." Ujar Samuel."Apa sebaiknya aku jauhkan Olivia dari kota ini untuk sementara waktu hingga semua orang-orang itu bisa aku singkirkan?" Gumam Samuel, ragu.Jujur! Dia sendiri rasanya tidak mungkin bisa berjauhan dari Olivia. Tapi bila Olivia terus terusan ada di kota ini maka keselamatan Olivia menjadi taruhan."Saya rasa itu adalah ide yang baik tuan. Membawa nona Olivia sementara waktu ke tempat yang aman bisa menjadi pilih
Entah karena kelelahan atau apa, Olivia sampai saat ini masih tertidur. Bahkan saat Samuel mengangkat tubuh Olivia yang terbungkus selimut ke dalam villa nya yang super mewah, Olivia masih betah dalam dunia mimpi nya.Samuel membaringkan tubuh istrinya itu di atas ranjang bulat di kamar.Lalu Samuel turun ke lantai bawah untuk memasak.Meski Samuel adalah seorang CEO tapi untuk memasak Samuel lebih suka melakukan nya sendiri.Dan itu lah yang saat ini Samuel sedang lakukan di dapur. Samuel sedang memasak beberapa jenis makanan untuk sang istri tercinta.Samuel menaikan lengan kemeja nya dan membuka satu kancing kemeja bagian atas baju nya, lalu Samuel mulai mengambil beberapa bahan makanan dari dalam kulkas.Samuel pun dengan lihai mulai mengeksekusi semua bahan -bahan itu hingga aroma makanan lezat pun mulai tercium dari arah dapur tempat Samuel memasak.Di saat Samuel sibuk memasak, Dion sibuk mengatur memposisikan semua anak buah nya di luar Villa Samuel.Ada yang berjaga di halama
Samuel takut kalau Olivia yang memegang kendali dalam permainan ini,dengan cepat membopong tubuh Olivia ke sofa di ruangan itu.Samuel menurunkan Olivia pelan dan bermaksud untuk membaringkan Olivia disana untuk melanjutkan fore play mereka.Tapi saat Samuel ingin menaikan kaki Olivia ke atas sofa, Olivia menahan tangan Samuel, kemudian Olivia pun duduk."No...it's still my turn* Tidak..ini masih giliran ku." Ucap Olivia yang tetap terdengar seksih di telinga Samuel.Olivia pun mulai menci umi sekitar pu sar Samuel, seakan belum puas memberikan motif macam tutul di sana."apa kau suka Sam?" Kini giliran Olivia yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sebetulnya tidak perlu untuk ditanyakan lagi begitu melihat ekspresi wajah Samuel yang sudah menuju puncak akademi fantasi."Ini belum seberapa sayang." Bisik Olivia pelan, menambah seksi suaranya.Olivia dengan sengaja menyentuh Samuel dengan ujung kuku nya.Mulai dari leher, turun ke dada yang sudah bermotif polkadot di sana sini, turu
Arka yang tidak tahu kalau Yixin akan kembali ke inggris, tidak ada melakukan pergerakan apapun. Dia senang Yixin masuk kerja seperti biasanya.Melihat Yixin dari kejauhan merupakan kesenangan baru bagi Arka saat ini."Apa yang sebenarnya kau lihat disana? Sampai kau tidak menyadari ayah mu masuk sedari tadi sempat mengambil foto mu beberapa kali." Ujar Samuel sambil menyilangkan kaki nya setelah ia duduk di sofa yang berada di tengah ruangan kerja Arka."Daddy? Kapan datang?" tanya Arka menyembunyikan kepanikannya."Sejak perang dunia kedua,." Jawab Samuel asal.Arka mengatur mimik wajahnya setenang mungkin. Jangan sampai ayahnya tahu kalau dia tidak kerja sedari tadi. Satu-satunya hal yang dia lakukan hanya mengintip dari gorden dan melihat Yixin beraktivitas."Daddy aku sangat sibuk hari ini. Jika kedatangan daddy ke kantor hanya untuk membuat ku mendengarkan semua sarkasme daddy itu, sebaik nya aku lanjut kerja saja." Ungkap Arka, dengan wajah no ekspresinya seperti biasa sambil m
"Aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi aku sangat yakin, Tian tidak akan bersedia menemui mu bila ada hubungannya dengan hal tersebut. " Jawab Tang Shuya semakin membuat perasaan Yixin semakin buruk."Baiklah. Aku paham. Aku akan kembali ke Inggris satu minggu lagi kak. Akan aku selesaikan pekerjaan ku dulu di sini. Baru setelah nya aku akan pulang ke Inggris. Kakak pulang lah lebih dulu. Jangan khawatirkan aku. Adik mu ini tidak akan bunuh dirihanya karena hal itu." Ujar Yixin kemudian berdiri dari duduknya.Dia pergi meninggalkan Tang Shuya."Aku antar." Ucap Tang Shuya yang lebih mirip dengan perintah yang wajib untuk di taati."Apa aku boleh menolak?" tanya Yixin, sambil tersenyum."Tentu saja tidak." Jawab Tang Shuya dan kemudian berjalan bersama Yixin.***Dari kejauhan Bee mengernyitkan dahinya. Dia tentunya tidak salah orang. Toh wajah gadis yang ada di ujung sana, sama persis dengan wajah gadis di foto yang di tunjukan oleh Arka. "Kenapa gadis itu bisa bersama Shuya? Apa j
"Mau sampai kapan kau menunggunya di sini Tang Yixin?" Panggil Tang Shuya pada adik nya, yang sedang duduk bermenung di sebuah taman."Sampai dia datang kak." Jawab Yixin, pelan dan sangat kental dengan rasa harapan yang memudar."Christian tidak akan datang. Sudah! Sudahi saja semua ini Yixin. Pulanglah ke Inggris. Tidak ada gunanya lagi kau mengejar Tian hingga kemari." Bujuk Tang Shuya.Selama ini Tang Shuya memang terlihat tidak peduli pada adik perempuan satu-satunya itu. Tapi jauh di dalam hatinya, dia sangat menyayangi Yixin. Selain itu, tanpa Yixin ketahui, Tang Shuya acap kali membantu Yixin. Yixin tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh kakaknya. Dia tahu benar, bahwa setiap kata yang kakaknya katakan, tidak ada yang salah. Tapi Christian adalah crush landing cintanya. TIdak ada pria lain yang mampu menghapus nama Christian Cook itu hingga saat ini. TIdak ada.Lalu, bagaimana bisa kakak nya memintanya untuk berhenti? Disaat dirinya tahu persis dia tidak tahu bagaimana c
“Kau ini benar-benar…” Arka menghela napas panjang, mencoba menahan amarahnya. “Baiklah, lakukan apa yang kau mau. Tapi ingat, jangan sampai berita ini sampai ke telinga orang tua kita.”Bee tertawa kecil, menunjukkan ekspresi kemenangan di wajahnya. “Tenang saja kak, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Lagipula, ini kan demi kebaikanmu juga. Siapa tahu gadis ini bisa membuatmu lebih manusiawi.”Arka hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan adiknya. Dia tahu Bee hanya bercanda, tapi entah kenapa, kali ini leluconnya terasa begitu menyakitkan. Mungkin karena objek leluconnya adalah perasaannya, atau mungkin karena objek leluconnya adalah Yixin, gadis yang entah kenapa berhasil membuatnya merasa tidak nyaman dan nyaman dalam waktu yang sama.“Baiklah, aku akan pergi sekarang. Jangan khawatir, aku akan menyelesaikan tugas ini secepat mungkin.” Bee berdiri dari kursinya, mempersiapkan diri untuk pergi.“Dan satu lagi,” tambah Bee sebelum benar-benar meninggalkan ruangan. “Jangan terla
"Ini, selidiki semua tentang nya." Arka melempar foto Yixin ke atas meja. Gayanya yang bossy sama sekali tidak pilih pilih orang. Bahkan pada adiknya Bee sekalipun dia tidak mengecualikannya. "Apa ini?" tanya Bee penasaran, kemudian mengambil foto Yixin. "Seorang gadis?" Serunya diikuti dengan tatapan mata penuh kecurigaan. "Apa dia adalah gadis yang dari pagi hingga malam mommy selalu cerita kan di rumah? Kau tahu, topik tentang seorang gadis yang mandi berdua dengan mu tenang malam sedang hangat di mansion ayah dan ibu. Jangan bilang ini dia orang nya." Ujar Bee panjang kali lebar dengan nada menggoda. "Siapa pun dia kau tidak perlu tahu. Kau cukup mencari tahu tentang dirinya dan latar belakangnya. Serta kemana dia saat ini. Dia sudah beberapa hari tidak masuk kerja. Dan tidak ada kabar sama sekali darinya." Jelas Arka. "Nah! Nah! Nah! Benar kan? Dia adalah gadis yang buat kan mengusir mommy dan daddy tengah malam. Wah kau sungguh seorang anak yang durhaka Arka Ruiz. Tapi tida
"Joy? Yixin kemana?" tanya Arka pada salah satu managernya yang merupakan sahabatnya Yixin. Semenjak pulang dari rumah Arka waktu itu, Yixin tidak kelihatan batang hidungnya sama sekali. Dia tidak masuk kantor tiga hari, termasuk hari ini. Tidak mungkin dia sakit kan? Arka cukup terganggu akan hal itu."Yixin? Dia-.." Joy yang tadinya ingin menjelaskan kemana pergi nya si makhluk ajaib bernama Tang Yixin itu, malah tidak meneruskan kalimatnya. Dia memandang Arka dengan pandangan penuh curiga. Seingat Joy, hubungan Arka tidak lah seharmonis itu sehingga Arka sampai bersusah payah menanyakn yixin di mana pada dirinya."Ada bos mencari si biang onar?" Tembaknya tanpa basa basi."Ehm! Dia kan adalah salah satu karyawab ku. Aku rasa bukan hal yang aneh bila aku menanyakan keadaannya." Jawab Arka gelagapan. Dia mau jawab apa lagi coba kalau bukan jawaban diplomatis seperti itu."Ooh.." Bukan nya melanjutkan kalimat nya yang tadi, Joya malah hanya ber- Oo ria saja, seolah sengaja menungg
Pandangan mereka beradu. Detak suara jantung saling menabuh di dalam dada mereka masing-masing seolah sedang berpacu satu dengan lainnya. "Aku lupa. Sepertinya aku lupa mematikan kompor." Ujar Yixin beralasan agar bisa kabur. Tapi tentunya Arka sudah tahu kalau itu tidak lebih dari sebuah alasan belaka. Lagian mana mungkin Yixin lupa mematikan kompor. Kalau itu benar maka sudah pasti terbakar rumah Arka sedari tadi. "Apa kau mau kabur?" Tanya Arka, menatap dalam mata Yixin. "Kabur? Kabur kemana? Aku tidak berniat kabur kemana pun. Lagi pula untuk apa aku kabur, sudah jelas pekerjaan ku masih banyak di sini." Ocehnya tidak tentu arah alias asal jawab saja. "Kalau kau memang benar tidak ingin kabur, kenapa kau buru-buru untuk pergi? Apa kau tidak nyaman duduk di atas pangkuan ku?" Tanya Arka penuh jebakan. Bagaimana mungkin ini bukan pertanyaan jebakan. Karena apapun jawaban yang Yixin berikan sudah pasti membuat nya salah. Jika dia katakan dia nyaman, maka apa kabar dunia. Nam
"Ayo buka mulut mu. Ini tidak mudah membuatnya. Aku harus mencuci beras berkali-kali, dan memasaknya sepenuh hati agar tidak gosong." Bak sudah berteman akrab, Yixin memerintah Arka sesukanya. Arka menuruti Yixin. Dia membuka mulutnya dan menerima suapan pertama yang Yixin arahakan ke mulut Arka. Tapi tentu saja bubur itu tidak bisa melewati kerongkongan Arka. Baru masuk ke dalam mulut saja, Arka langsung melepehnya karena terlalu panas. "Kau ingin membunuh ku?" Teriak Arka menyala sepanas bubur yang Yixin masukan ke dalam mulut Arka. "Tentu saja tidak. Kau saja yang bereaksi berlebihan tuan Arka Ruiz. Baru kena senggol bubur hangat saja lebaynya membumi dan melangit." Celoteh Yixin mengejek. Sebenarnya Yixin mengetahui kalau dirinya memang salah langsung memberikan suapan itu begitu saja. Hanya saja dia pikir Arka lah yang akan menghembus bubur itu sendiri, bukan langsung melahap saja. "Sudah-sudah. Aku ingin tidur. Kau pulang lah. Aku sudah tidak ingin makan lagi." Lagi da
"Menjauh dari ku." Perintah Arka, menghindari Yixin. Tapi bukan Tang Yixin nama nya kalau dia akan menuruti perintah seseorang begitu saja. Perintah ayahnya saja dia lawan, apatah lagi hanya perintah seorang Arka Ruiz.“Arka, kau harus mau dibantu. Aku tidak akan meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini. Aku akan mencari handuk atau selimut untukmu. Kau harus mengeringkan badanmu dan beristirahat.” Kata Yixin dengan nada bersahabat.“Kau tidak perlu repot-repot. Aku baik-baik saja. Aku hanya perlu tidur sebentar. Kau bisa pergi saja. Aku tidak butuh bantuanmu.” Jawab Arka dengan suara dingin.“Apa kau marah padaku? Aku tahu, semalam kau yang telah menyelamatkan ku. Meski kau juga yang telah menyebabkan aku terjatuh ke kolam. Aku tetap menganggap aku berhutang budi padamu. At least pada akhirnya, kau telah menyelamatkanku dari tenggelam di kolam renang. Dan ini, lihatlah baju ku! ini perbuatan mu juga kan> Sementara kau membiarkan diri mu kedinginan sepanjang malam.” Ucap Yixin dengan