Kenzo tidak langsung beranjak tidur, dia masih menunggu kabar dari Melvin karena dia ingat, hari ini ada hal yang harus dilakukan, yaitu mengawasi Kristal.
Kristal sendiri ada mata kuliah perencanaan pangsa pasar di kampus lama Kenzo.Semua informasi tentang Kristal, termasuk jadwal perkuliahan gadis itu, sudah ada di tangan Kenzo dan diinput langsung oleh anggota Daidalos yang menyamar sebagai asisten pribadi Keluarga Tatumia.Kristal pasti hadir karena dia termasuk salah satu mahasiswi teladan yang hampir tidak pernah bolos pelajaran. Semua tugas dikerjakan gadis itu, tak terkecuali makalah. Kristal anti plagiasi, sampai-sampai, hampir semua memberinya standing applause ketika membaca hasil kerja gadis itu.Tapi, Kenzo sadar akan sesuatu. Dia salah menyuruh Kenzo pergi mengawasi Kristal. Segera dia menelepon Boris.“Ubah rencana! Sekarang, cepat pergi ke rumah Steve, rumahnya berjarak 100 meter dari komplek villa tempat restoran wagyu milik Bobby.&rd‘Bagaimana pembalasanku? Memuaskan, bukan? Aku pernah melihatmu jalan berdua dengan gadis itu. Mau melawan seorang Steve Rockshaw, udahlah, jangan mimpi! Kamu terlalu MISKIN dan LEMAH untuk menjatuhkanku!”Kenzo geram.Boris yang pagi tadi berangkat ke kampus untuk mengawasi Heri sekaligus menjaga Kristal dari bahaya, melaporkan hal tersebut pada Kenzo.Kenzo marah bukan main. Dia menyuruh Mr. Claine, tangan kanan One sekaligus pensiunan petinggi Daidalos, menyita semua harta Januel dan mengatakan jika anaknya sudah berontak, masih berani bergaul dengan Steve Rockshaw.Sementara, Januel sendiri, adalah orang yang memiliki dendam pada Kenzo karena dulu Kenzo sempat mengacaukan bisnis gelapnya di kampus dan membocorkan rencana kudeta rektor agar dia bersama Labib Hutama bisa menguasai salah satu kampus ternama di ibukota.Begitu Heri pulang ke rumah, dia langsung dipukuli oleh Januel hingga hidungnya mimisan. Januel marah bukan main. Heri lebih sayang gengnya dari pada ayahnya sendiri.
Setelah istirahat dua jam, Kenzo kembali ke Daidalos, kali ini dia berangkat ditemani sekuriti villa Phoenix.Boris sendiri sedang menjalani misi pengawasan di luar kota, dia bekerja sama dengan orang-orang Night Watcher untuk mengintai orang-orang Black Mamba, tak terkecuali Jabran dan Steve.Baru saja sampai di ruang admininstrasi lantai satu, seorang perawat berlari mendekati Kenzo dan menyampaikan sebuah kabar gembira.Kenzo masih bengong, tapi perawat itu meyakinkannya. Dia lari ke ruangan Boris. Begitu sampai di lantai atas, Boris sadar dan Kenzo langsung memeluknya.“Akhirnya kamu siuman, sudah tiga hari aku menunggumu di sini,” lirih Kenzo sambil memeluk Boris.“Sa-saya kenapa, Tuan? Kenapa pinggang saya sakit? Ahh...”“Jangan banyak gerak dulu, jahitanmu masih belum kering. Sebentar, aku akan memanggil Dokter Nathan!”“Tidak perlu repot-repot, Tuan, saya yang harusnya mandiri. Maaf telah merepotkan Anda. Rrrghh...” Boris coba minta maaf, tapi hal itu malah membuat lukanya kem
Di ibukota sendiri, ada dua mafia yang menguasai bisnis dunia bawah. Mereka dibagi menjadi dua, golongan putih dan golongan hitam.Yang kemarin melukai Boris dan Melvin adalah orang-orang dari Night Watcher, mafia golongan putih. Pemimpinnya masih misterius, tapi Kenzo, Boris, dan Melvin kenal dengan orang itu.Mereka menguasai belahan Utara kota JC dan memiliki relasi dengan beberapa miliarder terkenal, terutama Keluarga Mayapada, pemimpin Klan Emas, hingga Keluarga Orchid dan Keluarga Tatumia, keluarganya Kristal.Adapun golongan hitam memiliki markas di belahan Selatan, dan seringkali disebut sebagai Black Mamba.Tidak ada yang tahu kalau Night Watcher merupakan kaki tangan Daidalos, mereka sengaja mentasbihkan diri sebagai mafia yang tidak berafiliasi dengan miliarder manapun.Bentrok antar dua golongan ini sudah terjadi sejak belasan tahun silam.Konflik berkepanjangan, perebutan daerah kekuasaan, dan monopoli bisnis selalu menjadi makanan hangat untuk diperbincangkan.Daidalos s
“Tiga ratus juta untuk satu informasi. Bukankah itu harga yang setimpal?” tawar Jack, senyumnya sungguh licik.“Okay.”Kenzo menyuruh salah satu bodyguardnya mengambil koper dari jok mobil sedan putih yang tadi dia tunggangi. Koper itu diberikan pada Jack dan Jack langsung tergiur.Jumlah seluruhnya 500 juta.Kenzo sudah menyiapkannya sehari sebelum berangkat ke sini karena dia tahu, apa saja yang harus disiapkan sebelum menemui seorang mafia.Mereka saling jabat tangan tanda sepakat untuk jual-beli informasi.Jack mulai membuka rahasia bahwa yang mengincar nyawa Boris adalah Januel, wakil dekan kampus yang sudah dihinakan Kenzo beberapa tahun silam.Sedangkan, yang mengincar nyawa Melvin adalah Claudia, putri bungsu Gerald dari Keluarga Latusia karena dendam pribadi Claudia setelah Boris gagal mendapatkan kartu keanggotaan Klan Emas keluarga.Keduanya memiliki hubungan, sama-sama ingin membunuh mereka yang setia pada Kenzo, juga didasari dendam pribadi.“Sebenarnya, Tuan, Boris dan M
Kenzo cepat-cepat menuju titik koordinat yang dikirim, ada di sekitar kargo-kargo tua yang tidak dipakai. Dia menyiapkan mental sebelum benar-benar tahu apa yang akan terjadi dengan ibu angkatnya, Suci.Baru sampai di sana, pemandangan yang pertama dilihat Kenzo adalah darah yang bercucuran serta jasad bergelimang bagai ikan pindang siap diasap.“Suci... tidak. Aku harus segera masuk!?”Kenzo menendang salah satu pintu gerbong itu, dan...Tidak ada orang di sana!Kenzo makin kalut. Dia tidak peduli dengan dering telepon yang terus berbunyi. Segera, pria itu mengelilingi seluruh kontainer kargo hingga ujung pelabuhan hingga dia bertemu seorang misterius.Cpak!Satu putaran kaki kanan membuat pria itu lunglai. Dan, ketika melihat siapa yang menendang, dia terkejut.“Ze-Zero...”“Two, kenapa kau bisa ada di sini? A-aku minta maaf. Aku tidak tahu kalau itu adalah kau, Two!”Anak buah Two yang sedari tadi menodongkan pistol, segera membungkuk hormat pada Zero.Zero, One, Two, dan segala ju
Dua hari berikutnya, Kenzo dipanggil ke kediaman Tuan Besar Davin karena sang jenderal akan pergi ke luar negeri untuk sementara waktu, menjalankan misi rahasia bersama Jenderal Karl Meyer, One, dan Two.“Direktur Nayama Accent, Pak Malik, mengajukan masa pensiun dini. Aku tidak ingin mengecewakannya karena dia adalah pemimpin teladan. Umurnya dua tahun lebih dua dariku, memang sudah saatnya dia fokus mengasuh anak cucu.”Kenzo mengangguk-angguk saja saat Davin menjelaskan hal yang harus dia kerjakan.“Dan kamu, Nzo ... maksudku kita, dari pihak Daidalos, sepakat nunjuk kamu buat gantiin kerja Pak Malik selaku kepala direksi baru. Setidaknya, sampai Pak Nassar menemukan orang yang cocok untuk didapuk sebagai kepala direksi pengganti Pak Malik. Nanti kamu dibantu Pak Nassar mengurus semuanya.“Tenang, Pak Nassar orangnya sangat rendah hati. Dia sudah delapan tahun mengabdi kepada Daidalos di bagian keuangan dan relasi.”“Baik, Jenderal, akan kulakukan sebaik mungkin demi kemajuan Daida
Pikiran kotor Robby tidak bertahan lama. Ketika dia sedang asyik dengan fantasinya sendiri, tiba-tiba Kenzo melintas. Kenzo sedang bersiap-siap masuk pintu lift menuju lantai berikutnya. Serta-merta Robby menegur Kenzo.“Hei, sini dulu!” teriak Robby. “Mau ke mana? Sembarangan saja!”Kenzo menoleh ke arah Robby.“Aku?” tanggap Kenzo sambil menunjuk dirinya sendiri.Tanpa ditemani Boris, Kenzo berangkat sendiri ke Nayama Accent di kota B.Satpam-satpam sudah diberitahu bahwa kepala direksi baru akan datang menggunakan motor vespa butut. Hatinya berdebar-debar ketika memasuki kantor pusat cabang perusahaan tekstil tersebut.Pasalnya, baru kali ini dia memegang perusahaan tekstil yang mana tata cara pengurusannya sedikit lebih rumit dari perusahaan-perusahaan lain.Kenzo mengernyitkan dahi. Lalu dia berjalan mendekati Robby. Robby memperlihatkan tingkah lakunya yang congkak.Robby dulunya merupakan mantan kekasih Claudia sebelum Claudia kenal dengan Steve Rockshaw.Dan, insiden kehamilan
Kenzo tak terpancing. Dia tenang setenang-tenangnya. Dia menyadari bahwa posisinya saat ini jauh di atas Robby, dan dia harus bersikap bijaksana nan berwibawa.“Sudah kubilang, aku mau cari seseorang. Seseorang yang sangat penting di sini, jauh lebih penting dari pada mencarimu,” katanya.Robby spontan tertawa. Tawanya terdengar sinis dan mengejek.“Sudahlah, ngaku saja. Kamu mau cari Clara, kan? Nggak usah mimpi Clara masih suka sama kamu, dasar gembel bodoh! Cewek macam dia nggak akan pernah cocok sama anak gembel model kamu. Kamu mesti sadar diri. Tampangmu lumayan oke, sih. Tapi, kamu benar-benar bukan levelnya Clara. Kampungan!”Kenzo mulai geram, tapi dia masih menanti waktu yang tepat untuk menjatuhkan Robby.“Atau, kamu masih perlu bukti, ya? Bukti kalau kamu memang bukan levelnya Clara… kamu pakai pelet apa sampai bisa buat Clara klepek-klepek kayak gitu? Jujur aja, kamu pakai dukun, kan?” Robby tersenyum licik, sambil memamerkan foto-foto mesranya bersama Clara.Entah kenapa