“Apa hubungannya perampokan, informasi, dan Black Mamba?” Kenzo mulai penasaran.“Anda pasti tidak percaya jika aku jelaskan sekarang. Intinya, ada seseorang yang sedang mengincar nyawa Anda, dan orang itu merupakan salah satu petinggi Black Mamba. Tapi, dua orang itu, memang murni merampok.”“Ini ada kaitannya dengan gagalnya pembunuhan Kristal tadi. Itulah, kenapa aku bilang, kondisi ini menguntungkan bagi kita. Kita bisa mengorek informasi dari mereka, walau hanya satu dua kata.”Kenzo pura-pura tidak tahu, padahal dia sudah menyiapkan mental untuk bertarung melawan mereka.“Jadi, rencanamu, kita gunakan mereka sebagai sandera, untuk memancing salah satu petinggi Black Mamba? Oke, tidak masalah. Kita bisa melakukannya, berdua, tanpa senjata. Bukankah kita dulu dianggap sebagai duet maut di Daidalos?”“Ini baru Tuan Muda yang kukenal.” Boris menoleh, lantas tersenyum.Boris membisikkan strategi pada Kenzo dan Kenzo membalasnya dengan anggukan kecil. Keduanya coba duduk, tapi suara g
“Tuan Melvin, ini Boris dari divisi dua Daidalos. Aku bersama Tuan Muda sedang dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Tuan Muda minta tolong agar Tuan Melvin memberi perintah pada anggota kita yang berjaga di sekitar perbatasan kota, datang ke kantor polisi.“Kata Tuan Muda, kantor polisi harus tahu kalau radius dua kilometer dari Cliff Inna merupakan daerah berbahaya dan hanya businessman Daidalos yang boleh memasuki wilayah itu.”“Bravo, Boris, akan kulaksanakan. Tapi, aku ingin memastikan satu hal...”“Apa itu, Tuan?” Boris semakin penasaran. Dia khawatir akan keselamatan tuannya. Meski dia adalah tangan kiri Kenzo, dia tetap masih berada di bawah kendali Melvin selaku tangan kanan atau ajudan utama.“Apa kalian yakin, bisa melawan Greg tanpa butuh bantuan anggota yang lain?”Gleg!Boris menelan ludah.“A-apa, Tuan? Jangan bilang, Greg sedang dalam perjalanan ke Cliff Inna!”“Benar. Barusan, aku dapat info dari markas pusat. Kamu pasti tahu, kan, dia bukan laki-laki biasa. Dia man
“Kenzo, barusan aku dapat mandat dari Tuan Besar Lionel. Kamu diuruh mencairkan beberapa ratus dollar di ATM yang aku berikan kapan hari lalu. Pergilah ke Bank Platina di pusat ibukota. Setelah itu, carilah villa mewah yang kelak jadi tempat tinggalmu.”Baru saja ingin menutup mata, ponselnya berdering, dan Melvin segera memberi perintah.“Hmm, aku masih ngantuk. Apa nggak bisa diundur sampai nanti siang atau sore?” Kenzo menguap setelah semalaman tidak tidur.“Tuan Besar Lionel ingin kamu segera pergi. Aku sarankan, villa Heaven Garden yang letaknya ada di perkomplekan mewah Heaven Garden.”“Ah, sialan! Oke. Aku pergi sekarang.”Dengan kantung mata bengkak dan pakaian kusut milik Boris yang belum diseterika, Kenzo pergi, tanpa membangunkan Boris yang masih mendengkur pulas.Melvin mengirim titik koordinat lokasi Bank Platina.“Aneh, kenapa hanya ada satu Bank Platina di ibukota? Harusnya, ada minimal tiga atau empat bank. Kenapa pula Tuan Besar Lionel memberi perintah dadakan seperti
“Astaga, ini masih pagi, tapi sudah ada pelawak yang mau mengais recehan!” Claudia mengernyitkan dahi, dia tidak ikut memaki Kenzo karena malu. Bagaimanapun juga, Kenzo adalah mantan suaminya meskipun mereka sudah bercera. Nama Kenzo juga pernah menjadi bagian dari Keluarga Latusia.Dan, kejadian ini, kembali membuat Claudia kehilangan muka di depan Minnie dan beberapa miliarder yang ingin menarik uang.“Ingat ya, kita udah nggak punya hubungan lagi? Sampai aku tahu kamu mantau aktivitasku, aku nggak segan lapor polisi. Biar kamu ditangkap, dipenjara, lalu disiksa di sana!?”Kenzo heran, kenapa orang-orang kaya begitu arrogan.Dia, dengan santainya, mengulang ucapan yang tadi. “Tidak sama sekali. Buat apa aku membuntuti orang sepertimu, nggak ada manfaatnya. Sekali lagi aku katakan, aku ke sini untuk menarik uang!”Steve Rockshaw menoleh ke arah Minnie, lalu berujar halus. “Nona Minnie, tolong jelaskan pada pengemis ini, apa syarat awal menjadi nasabah Bank Platina...”“Untuk jadi nas
“Direktur Bella, kenapa Anda bela dia? Bukankah, petugas teller sudah menjelaskan jika kartu yang dibawa pria miskin itu tidak bisa dideteksi. Artinya, dia bukan nasabah di bank ini, kan? Kenapa, kenapa Anda bela pengemis dekil seperti dia? Jika Anda tidak percaya, Anda bisa tanya ke petugas teller yang tadi mengecek kartu milik Kenzo.”Bella, tanpa suara, menoleh ke gadis yang duduk di pojokan. Hanya dengan tatapan mata, gadis itu langsung gemetar, berkata terbata-bata.“Ma-maaf, Direktur, barusan saya sudah cek semua, bahkan sampai dua kali. Tidak ada satu pun data yang muncul setelah aku scan chip di kartunya. Ini, saya ada histori pengecekan kartu pria itu. Hasilnya, tetap sama, unidentified.”“Saya saksi mata,” sergah Minnie.“Kartunya tidak bisa diidentifikasi. Dan, karena dia datang hanya membuat gaduh dengan salah satu nasabah premium kita, saya suruh satpam mengusir dia.”“Oh, jadi kamu yang menyuruh satpam? Oke. Setelah ini, jangan pernah memanggilku dengan sebutan direktur.
“Bagaimana dengan kawasannya?” tanya Davin.“Setiap tamu atau penghuni Heaven Garden diwajibkan menggunakan pakaian rapi karena kawasan tersebut menjunjung tinggi kerapian dan elegansi pakaian.”“Ah, sialan, aku sudah dekat dengan lokasi. Kenapa kamu baru bilang sekarang?”Melvin terkekeh. “Aku kira, kamu ketiduran pagi tadi. Jadi, aku sengaja meneleponmu pukul tujuh. Ternyata, dugaanku salah.”“Lalu, aku harus bagaimana?”“Tidak masalah. Coba saja masuk, mereka pasti mengenalimu. Atau mungkin, mereka lupa denganmu karena tiga tahun belakangan, kamu menghilang begitu saja.”Lima menit menunggu di depan gerbang masuk, akhirnya datang lelaki yang beranama Kuncoro, pemilik sekaligus pewaris sah semua aset kekayaan Heaven Garden.“Selamat datang, Tuan, saya Kuncoro, saya akan memandu Tuan memilih rumah dan villa yang ada di sini. Ngomong-ngomong, bagaimana kriteria rumah atau villa yang Tuan inginkan?” Kuncoro menyambut mereka dengan sangat sopan.“Mmm, mungkin aku lihat-lihat dulu,” jawa
Kuncoro mengambil ponsel, lantas menelepon tiga perwira yang berjaga di gerbang depan. “Ada dua orang mencurigakan, menggunakan kacamata hitam dan topi baseball abu-abu. Cepat datang ke sini, aku dalam bahaya!”Merasa dipermalukan, Kenzo membanting sebuah kartu hitam tepat di depan muka Kuncoro.“Ka-kartu ini…”Kenzo coba membiarkan Kuncoro berkicau. Dia tidak mau menunjukkan siapa dia sebenarnya. Yang dia inginkan hanya membeli villa ini, lalu pulang dan istirahat sejenak.Namun, hal ini tidak bisa dibiarkan lebih lama lagi.Kuncoro semakin menghina Kenzo, bahkan tak segan menyebutnya miliarder papan bawah yang tidak bisa bersanding dengan anggota Klan Perak atau Elit X.Merasa tidak senang dengan hinaan Kuncoro, Kenzo mengeluarkan dompet, lalu membanting kartu hitam dengan simbol elang di atasnya.Plak!Kartu itu membungkam Kuncoro, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tubuhnya gemetar hebat melihat sepuh emas yang ada di bagian kiri bawah kartu.“An-Anda Legume Magician yang dulu m
“Ini sudah deal, kan?” tanya Kenzo lagi.“Ma-maaf, Tuan,” Kuncoro sadar dan langsung menjabat tangan Kenzo. “Sekarang Heaven Garden sudah menjadi milik Anda. Semua sertifikat dan surat kepemilikan sudah saya balik nama, disahkan langsung oleh notaris pribadi saya.”“Senang berbisnis denganmu, Kuncoro, kamu sangat ramah.”“Kehormatan tertinggi bisa berbisnis dengan Anda, Tuan.”Kenzo pamit pada Kuncoro, dia harus mengemasi barang-barangnya sebelum matahari terbenam.Selang beberapa menit setelah Kenzo pergi, seorang lelaki tampan berjas hitam sepatu brand terkenal, mendatangi Kuncoro bersama kekasih dan calon mertuanya.Lelaki itu tidak lain adalah Steve Rockshaw, dia datang ingin membeli villa Heaven Garden setelah salah satu perusahaan ayahnya mendapat deal tender dengan nilai lumayan fantastis.Tujuan Steve Rockshaw ingin membeli villa itu, tidak lain, untuk dijadikan rumah tempat tinggalnya bersama Claudia, sekaligus jadi tempat perencanaan resepsi nikah mereka.Tapi, semua itu, ha