“Ini sudah deal, kan?” tanya Kenzo lagi.“Ma-maaf, Tuan,” Kuncoro sadar dan langsung menjabat tangan Kenzo. “Sekarang Heaven Garden sudah menjadi milik Anda. Semua sertifikat dan surat kepemilikan sudah saya balik nama, disahkan langsung oleh notaris pribadi saya.”“Senang berbisnis denganmu, Kuncoro, kamu sangat ramah.”“Kehormatan tertinggi bisa berbisnis dengan Anda, Tuan.”Kenzo pamit pada Kuncoro, dia harus mengemasi barang-barangnya sebelum matahari terbenam.Selang beberapa menit setelah Kenzo pergi, seorang lelaki tampan berjas hitam sepatu brand terkenal, mendatangi Kuncoro bersama kekasih dan calon mertuanya.Lelaki itu tidak lain adalah Steve Rockshaw, dia datang ingin membeli villa Heaven Garden setelah salah satu perusahaan ayahnya mendapat deal tender dengan nilai lumayan fantastis.Tujuan Steve Rockshaw ingin membeli villa itu, tidak lain, untuk dijadikan rumah tempat tinggalnya bersama Claudia, sekaligus jadi tempat perencanaan resepsi nikah mereka.Tapi, semua itu, ha
Tuan Besar Lionel selalu menguatkan idealisnya kalau Daidalos tidak boleh bersekutu dengan serikat miliarder apapun. Bahkan, untuk sekedar menjalin kerja sama atau jalinan rapat resmi, sang jenderal tetap enggan melakukannya.“Klan itu tak ubahnya sampah yang menindas orang-orang miskin. Mereka memang yang terkaya di negeri ini, tapi kekayaan mereka tidak ada apa-apanya dibanding Daidalos.”“Daidalos harus berdiri sendiri. Tidak butuh sokongan dana siapapun. Tidak pula bergantung pada relasi dan kerja sama serikat di luar organisasi.”“Kuasa kita mutlak, tidak bisa diganggu gugat!”Kata-kata Tuan Besar Lionel saat memimpin rapat besar lima tahunan Daidalos kala itu, membuktikan bahwa Daidalos adalah bos yang sesungguhnya.Jika Tuan Besar Lionel sudah bertitah, semua anggota Klan Perak dan Elit X harus menurutinya, tidak peduli apa yang terjadi.Kuncoro yang sudah mengetahui hal tersebut, tidak berani memantik api dengan membocorkan identitas Kenzo di hadapan Keluarga Rockshaw dan Kelu
Keesokan harinya, Kenzo mendapat telepon dari Kuncoro pasal kedatangan istrinya bersama laki-laki lain. Dia hanya mengangguk, dan tertawa begitu saja.Saat sedang asyik berbincang dengan Steve, telepon lain masuk. Dari Damar, supervisior di tempat kerja Kenzo yang dulu.Hampir dua minggu Kenzo tidak masuk kerja. Dan, di tempat kerjanya, dia selalu jadi perbincangan hangat. Apalagi, dulu saat masih jadi suami kontrak di silsilah Keluarga Latusia, pria itu tergolong pekerja paling giat dan sesekali mendapat penghargaan pegawai teladan.Hanya dengan itu Kenzo bisa memuaskan keinginan Claudia, walau hanya sejumput pasir dari segala keinginan hedon gadis itu.“Kenzo, kamu itu bodoh atau apa? Ini sudah dua minggu. Gajimu bulan ini sudah kami bayarkan separuhnhya, tapi separuh sisanya, masih ditahan bos karena kamu nggak pernah masuk kerja sejak pergi dari rumah istrimu. Kemari, sebelum kami mendatangi istrimu untuk minta pertanggung jawaban!”Kenzo menghela nafas berat. “Tenang saja, aku ke
Seperti yang diketahui para pelanggan karaoke, gadis itu hampir tiap minggu memenangkan sesi fotografi bertemakan naturalitas dan elegansi yang diadakan salah satu tabloid terkemuka di kota JC.Nama Althea Mirajane dikenal sebagai blasteran yang tidak pernah gagal dalam hal kecantikan. Hampir semua endorse pakaian, make up, dari berbagai genre dan merk, dia lahap. Dan, tentu, semua omset penjualan naik minimal 200 persen.Namun, anehnya, Mira tetap bekerja di Majesty Karaoke. Dia masuk dua minggu setelah Kenzo bekerja di sini. Entah dia bertahan karena Kenzo, atau ada alasan lain. Tidak ada yang tahu.Tanpa mendatangi ruang supervisior, Kenzo langsung pergi ke kamar A1 tempat dia menyimpan seluruh pakaian.Menjelang pukul satu, tidak ada gangguan sedikitpun. Pria kekar itu hanya berjalan mengelilingi Majesty Karaoke sampai bosan. Terkadang dia minum kopi, terkadang juga menyandarkan diri di dekat kamar mandi, melihati pemuda-pemudi nongkrong sambil mabuk-mabukan.Tapi, baru saja Kenzo
Sekejap kemudian, direktur utama Majesty Karaoke datang.“Ada apa ini?”Kenzo langsung menyuarakan pembelaan.“Lapor, Pak Direktur, saya mendapati Mira dilecehkan dan saya harus melaksanakan tugas sebaik mungkin. Tak pandang bulu, tidak peduli walau itu atasanku sendiri. Saya sudah melaksanakan tugas dengan sangat baik.”“Apa yang sudah dia lakukan padamu?” Pak Nanang Robby bertanya pada sang supervisior.“Lihat tanganku, merah karena dia! Pecat saja, dia tidak pantas bekerja di sini.”“Tidak bisa begitu!” Kenzo kembali membela Mira.“Peraturan tetap peraturan. Profesionalitas selalu dinomor-satukan di tiap pekerjaan. Meski itu atasan sendiri, aku tidak bisa membiarkan dia berlaku sesuka hati!”Pak Nanang Robby tertawa sangat keras, disusul pembelaan dari Pak Yanto.“Cukup, Anak Muda, omong kosongmu lebih baik kamu sampaikan kepada pegawai-pegawai rendahan yang lain. Membual itu mudah, tapi mencari kepercayaan orang lain sangat susah. Lihat, apa direkturmu lebih percaya aku atau buala
Pak Yanto tidak habis pikir, bagaimana mungkin, orang seperti Kenzo yang menurutnya hanya pegawai rendahan tidak punya harta, bisa memiliki kartu ini.Awalnya, Pak Yanto mengira, kartu itu hanyalah kartu merk Platinum biasa, sengaja diberi sepuhan emas untuk mengintimidasi lawan bicaranya.“Kartu apa ini? Sejauh aku jadi nasabah di Bank Platina, tidak pernah sekalipun aku melihat kartu aneh dengan lambang naga milikmu. Jangan sok pamer hanya karena kamu menyepuh kartumu dengan emas bayaran!?”“Kenapa? Orang rendahan dengan harta menengah sepertimu tidak akan pernah tahu jenis kartu apa itu.”“Ba-bajingan!?”Belum sempat Pak Yanto melempar vas bunga yang ada di sampingnya, lebih dulu Mr. Clayne melarang. Dia bergidik ngeri, apalagi melihat pantulan cahaya lampu menyorot sepuhan emas kartu milik Kenzo.“Berikan!”Pak Yanto, memang, selalu menganggap Pak Nanang Robby sebagai budak dan anjing pesuruhnya, tapi tidak dengan Mr. Clayne.Pria berjas hitam rambut klimis itu merupakan penguasa
“Ma-maafkan aku. Gara-gara aku, kamu jadi kena masalah dan kena hukuman yang lebih berat. Maaf, Nzo, aku memang selalu merepotkanmu. Aku tidak tahu harus membalas apa. Kamu terlalu baik. Sumpah. Aku tidak mau kehilangan kamu.”Di balik air mata Mira, ada seberkas aura misterius. Mungkin air mata itu air mata buaya, kebohongan semata. Tapi, tidak sepenuhnya aura misterius itu menunjukkan gerak-gerik mencurigakan.Bagai seorang mata-mata yang menyamar untuk mencari informasi, tingkah Mira mulai mendapat kecurigaan Kenzo.Terlebih, setelah melihat respon Mr. Clayne, Pak Nanang Robby, dan Claire saat menyikapi kasus tadi.Tidak sedikitpun Mira dihina, diolok, atau bahkan ditampar seperti perempuan pembangkang pada umumnya. Semua menyudutkan Kenzo, tak peduli, walau itu salah Mira atau Pak Yanto.Seolah, ada persekongkolan antara Mira dan para petinggi Majesty Karaoke.“Ini sudah malam, Nzo, kamu mau pulang ke rumah keluargamu? Keluarga Latusia yang terkenal sombong dan tidak beradab itu?”
“Oh, si sampah udah berani bicara rupanya,” kata Stella, sambil menyenggol teman-temannya, satu per satu.“Cukup bahagia aja ngeliat kamu terlantar, hidup lontang-lantung tanpa rumah, setelah dicerai Claudia.”“Eh iya, Stel,” kata Angelina, salah satu yang paling aktif di sirkel pertemanan Stella Latusia.“Aku dengar, adik sepupumu itu langsung dapat pacar baru. Katanya juga, mereka mau nikah terus pesta pernikahannya dibuat sangat megah. Pacar adik sepupumu dari keluarga terpandang.”“Namanya Steve, dari Keluarga Rockshaw,” sela Stella.“Wow. Keluarga Rockshaw. Mendengar namanya saja sudah merinding. Hebat. Aku nggak habis pikir gimana cara adik sepupumu bisa dapat orang macam Steve Rockshaw. Dibanding Kenzo, Steve jauh di atas langit. Ibaratnya Kenzo adalah manusia kerdil yang bergantung dengan anugerah langit dari Steve.”“Aduh, Angelina, kamu itu salah bandingin orang. Bumi sama langit, selamanya ga bakal bisa nyatu.”“Dan, ini, apa kalian tahu? Uang saku dan uang belanja yang dib