Sekejap kemudian, direktur utama Majesty Karaoke datang.“Ada apa ini?”Kenzo langsung menyuarakan pembelaan.“Lapor, Pak Direktur, saya mendapati Mira dilecehkan dan saya harus melaksanakan tugas sebaik mungkin. Tak pandang bulu, tidak peduli walau itu atasanku sendiri. Saya sudah melaksanakan tugas dengan sangat baik.”“Apa yang sudah dia lakukan padamu?” Pak Nanang Robby bertanya pada sang supervisior.“Lihat tanganku, merah karena dia! Pecat saja, dia tidak pantas bekerja di sini.”“Tidak bisa begitu!” Kenzo kembali membela Mira.“Peraturan tetap peraturan. Profesionalitas selalu dinomor-satukan di tiap pekerjaan. Meski itu atasan sendiri, aku tidak bisa membiarkan dia berlaku sesuka hati!”Pak Nanang Robby tertawa sangat keras, disusul pembelaan dari Pak Yanto.“Cukup, Anak Muda, omong kosongmu lebih baik kamu sampaikan kepada pegawai-pegawai rendahan yang lain. Membual itu mudah, tapi mencari kepercayaan orang lain sangat susah. Lihat, apa direkturmu lebih percaya aku atau buala
Pak Yanto tidak habis pikir, bagaimana mungkin, orang seperti Kenzo yang menurutnya hanya pegawai rendahan tidak punya harta, bisa memiliki kartu ini.Awalnya, Pak Yanto mengira, kartu itu hanyalah kartu merk Platinum biasa, sengaja diberi sepuhan emas untuk mengintimidasi lawan bicaranya.“Kartu apa ini? Sejauh aku jadi nasabah di Bank Platina, tidak pernah sekalipun aku melihat kartu aneh dengan lambang naga milikmu. Jangan sok pamer hanya karena kamu menyepuh kartumu dengan emas bayaran!?”“Kenapa? Orang rendahan dengan harta menengah sepertimu tidak akan pernah tahu jenis kartu apa itu.”“Ba-bajingan!?”Belum sempat Pak Yanto melempar vas bunga yang ada di sampingnya, lebih dulu Mr. Clayne melarang. Dia bergidik ngeri, apalagi melihat pantulan cahaya lampu menyorot sepuhan emas kartu milik Kenzo.“Berikan!”Pak Yanto, memang, selalu menganggap Pak Nanang Robby sebagai budak dan anjing pesuruhnya, tapi tidak dengan Mr. Clayne.Pria berjas hitam rambut klimis itu merupakan penguasa
“Ma-maafkan aku. Gara-gara aku, kamu jadi kena masalah dan kena hukuman yang lebih berat. Maaf, Nzo, aku memang selalu merepotkanmu. Aku tidak tahu harus membalas apa. Kamu terlalu baik. Sumpah. Aku tidak mau kehilangan kamu.”Di balik air mata Mira, ada seberkas aura misterius. Mungkin air mata itu air mata buaya, kebohongan semata. Tapi, tidak sepenuhnya aura misterius itu menunjukkan gerak-gerik mencurigakan.Bagai seorang mata-mata yang menyamar untuk mencari informasi, tingkah Mira mulai mendapat kecurigaan Kenzo.Terlebih, setelah melihat respon Mr. Clayne, Pak Nanang Robby, dan Claire saat menyikapi kasus tadi.Tidak sedikitpun Mira dihina, diolok, atau bahkan ditampar seperti perempuan pembangkang pada umumnya. Semua menyudutkan Kenzo, tak peduli, walau itu salah Mira atau Pak Yanto.Seolah, ada persekongkolan antara Mira dan para petinggi Majesty Karaoke.“Ini sudah malam, Nzo, kamu mau pulang ke rumah keluargamu? Keluarga Latusia yang terkenal sombong dan tidak beradab itu?”
“Oh, si sampah udah berani bicara rupanya,” kata Stella, sambil menyenggol teman-temannya, satu per satu.“Cukup bahagia aja ngeliat kamu terlantar, hidup lontang-lantung tanpa rumah, setelah dicerai Claudia.”“Eh iya, Stel,” kata Angelina, salah satu yang paling aktif di sirkel pertemanan Stella Latusia.“Aku dengar, adik sepupumu itu langsung dapat pacar baru. Katanya juga, mereka mau nikah terus pesta pernikahannya dibuat sangat megah. Pacar adik sepupumu dari keluarga terpandang.”“Namanya Steve, dari Keluarga Rockshaw,” sela Stella.“Wow. Keluarga Rockshaw. Mendengar namanya saja sudah merinding. Hebat. Aku nggak habis pikir gimana cara adik sepupumu bisa dapat orang macam Steve Rockshaw. Dibanding Kenzo, Steve jauh di atas langit. Ibaratnya Kenzo adalah manusia kerdil yang bergantung dengan anugerah langit dari Steve.”“Aduh, Angelina, kamu itu salah bandingin orang. Bumi sama langit, selamanya ga bakal bisa nyatu.”“Dan, ini, apa kalian tahu? Uang saku dan uang belanja yang dib
Keluarga Orchid, satu dari segelintir orang terkaya di negeri ini. Mereka memiliki Kartu Platina tingkat bawah, sama seperti kartu Platina milik Kenzo dan Daidalos.Setelah memastikan Mira tidur, Kenzo beranjak pergi menuju jalan depan kontrakan karena Boris sudah menunggu.“Selamat malam, Tuan Legume Magician, ada yang bisa saya bantu?” Boris coba menghibur Kenzo yang tampak lesu.“Ayo pergi, kita sudah terlambat. Tuan Besar Lionel bisa marah kala tahu aku lama menghabiskan waktu di kontrakan seorang gadis. Kau tahu sendiri, kan, dia orang seperti apa?”“Sampai kepala enam masih belum menikah. Sepertinya, dia alergi perempuan. Aku juga tidak tahu. Militer membuatnya lupa kalau di dunia ini tidak hanya ada laki-laki.”“Hahaha, jangan sampai dia tahu percakapan ini,” serogoh Kenzo, lantas dia masuk mobil.Kenzo sebenarnya enggan pergi ke acara Keluarga Orchid, namun karena Lionel terus mendesaknya, Kenzo pun pergi ke sana.Boris sudah siap sejak 30 menit lalu, tapi Kenzo masih bermalas
Hah?!Kenzo mengernyitkan dahi. Kartu invitation katanya? Jelas dia tidak punya. Dia hanya datang bermodal ucapan Boris. Boris sendiri tidak memberikan kartu apa-apa, tidak juga memberi rekaman suara.“Aku tidak punya kartu itu. Di mana aku bisa mendapatkannya?” tanya Kenzo.Dua satpam saling pandang heran, di sana juga ada beberapa petinggi Klan Emas yang melihat Kenzo dengan tatapan sinis. Mereka mengira Kenzo hanya cari pamor dengan cara memaksa masuk ke acara tahunan Keluarga Orchid.“Hahaha, selalu saja ada laki-laki bodoh yang ingin diliput berita. Mentang-mentang acara ini diliput seluruh media Nasional terus dia maksa masuk biar jadi headline berita esok pagi? Jangan bercanda woi!”“Benar tuh, cari pamor aja sampai sebodoh itu. Kalau nggak punya kartu mending pulang, deh, malu-maluin keluarga aja!”“Untung kamu ganteng, coba nggak, petugas keamanan pasti mukul kamu!”Cacian demi cacian terlontar dari mulut tamu-tamu undangan.Mereka mengira Kenzo hanya cari sensasi dengan cara
“Hahaha, sudah aku peringatkan berapa kali, aturan tetap aturan. Simpelnya, jika kamu tidak punya kartu, kamu tidak boleh masuk. Beres!” Petugas keamanan itu mengelus rambut Kenzo seolah menganggapnya seperti anak kecil minta dibelikan permen.Kenzo menelepon Boris, tapi tidak diangkat.Dia berulang kali menelepon tapi hasilnya tetap nihil. Boris tidak menjawab telepon dari Kenzo karena dia sedang asyik berpesta dengan yang lain.“Aku adalah utusan Daidalos, jangan macam-macam!” Kenzo terpaksa membuka kartunya, agar dia bisa memastikan langsung keamanan salah satu pesta tahunan paling sakral di negeri ini.Dua penjaga itu tertawa terbahak-bahak. “Mana mungkin utusan Daidalos menggunakan pakaian biasa dan tidak dikawal militer negara? Setahuku, dari yang aku liat di koran-koran, mereka selalu dikawal setidaknya satu helikopter atau seperempat batallion militer.”“Kamu tidak percaya aku utusan Daidalos?” tanya Kenzo. “Tuan Besar Lionel yang menyuruhku datang ke sini. Aku bisa tunjukkan
Semua terkejut mendengarnya, termasuk Kenzo sendiri. Bella juga menggandeng Kenzo masuk ke dalam Annual Rich Bressia. Begitu menginjakkan kaki di lantai satu Annual Rich Bressia, semua mata memelototi Kenzo, melihatnya dengan tatapan dengki.Kenzo memilih menjauh dari perempuan itu karena wajahnya begitu familiar. Seperti tidak asing, Kenzo pernah melihatnya, tapi lupa di mana.Dia seolah baru melihat perempuan itu beberapa hari lalu.Pemuda tampan itu terkejut kala sadar Bella sudah berdiri tepat di sampingnya, menggandeng tangannya melewati penjagaan dua petugas keamanan Annual Rich Bressia.“Mari masuk bersamaku,” kata Bella sembari menyunggingkan senyum tipis, membuat semua orang terbelalak, tak bisa berkata-kata.Kenzo terheran-heran, apa ini bukan mimpi, tidak mungkin sosok wanita terhormat seperti Bella menggandeng tangannya memasuki Annual Rich Bressia.Dia menoleh sembari mengernyitkan dahi. Banyak sekali pertanyaan mengitari kepalanya saat ini, dia masih berpikir, apa Bella
Kenzo berpura-pura tidak mengenal Red Rose. Dia pun berkata dengan antusias, “Kota JC memiliki banyak tempat menarik yang banyak dikunjungi turis. Kalau kamu ke kota JC, maka harus pergi ke ….” Kenzo menyebutkan berbagai tempat.Setelah mengobrol sebentar, Red Rose tiba-tiba berkata, “Kamu tahu banyak juga! Kalau tidak, kamu jadi tour guide-ku saja!” Dia tersenyum lebar. “Kamu tidak boleh menolaknya!”Alis Kenzo bergerak sedikit, dan dia melihat ke arah Red Rose. “Tour guide?” Dia terdiam sebentar. “Apa ada bayarannya?”Red Rose membeku sesaat. Dia kira meminta Kenzo jadi pemandunya akan sangat mudah. Biasanya, orang akan langsung setuju tanpa syarat. Namun, Kenzo malah meminta bayaran!Red Rose tersenyum. “Kalau mau uang, bisa saja. Tapi, bukannya ada kompensasi lebih baik?”Kenzo membeku di tempat. Tak perlu orang cerdas untuk tahu apa maksud Red Rose. Hal itu membuat Kenzo sedikit kaget.Namun, di otak Kenzo, dia menganggap ini adalah kesempatan terbaik untuk dapatkan informasi men
Saat masih menjadi mahasiswa, karena Gladis dan Kenzo dekat, Diska tak pernah suka dengan Kenzo.Bahkan ketika kuliah, dia terus menemukan seseorang untuk menindas Kenzo. Saat itu, Kenzo belum diangkat jadi Zero Daidalos, jadi dia tidak ada seni bela diri. Ketika Diska menyuruh orang untuk menindasnya, Kenzo hanya bisa menerima dengan lapang dada.Saat itu, Gladis tidak tertarik dengan Diska. Lucu bagaimana sembilan tahun kemudian, keduanya benar-benar muncul bersama di Kota JC.Dulu, Gladis adalah wanita pujaan Kenzo juga. Lagi pula, gadis itu memang sangat cantik dan menawan. Keduanya juga sudah saling kenal sejak SMP, tapi Kenzo tidak pernah mengungkapkan perasaannya.Latar belakang Gladis sangat bagus. Ditambah dengan sifatnya yang dingin dan sombong, sungguh berkah dari langit karena Kenzo sempat dekat dengannya.Ekspresi Kenzo kembali tenang setelah keheranan singkat. Namun, Wendy masih ingin tahu lebih banyak.“Terkenal bagaimana?” tanya Wendy.“Keluarga Ardiansyah adalah kelua
Pada pukul empat sore, Wendy meninggalkan kantor lebih awal untuk pergi dengan Kenzo. Mengenai pulang lebih awal dari kantor, dia tak peduli sama sekali. Bagaimanapun, kantor tempatnya bekerja adalah perusahaannya sendiri.Entah kenapa, Wendy membawa Kenzo ke bandara. Sesampainya di pintu kedatangan bandara, Wendy terlihat sedang menunggu dengan bersemangat.Wendy tertawa ke arah Kenzo yang terlihat malas dan bosan. “Jangan khawatir, kamu tidak akan kecewa ikut denganku hari ini. Yang kita jemput sekarang adalah kakak senior di kuliahku dulu. Kami berdua disebut sebagai dua wanita tercantik sekolah, loh!”Kenzo mengabaikan kalimat terakhir Wendy dan berkata, “Kamu belajar di Universitas LH?”“Hmm?” Wendy merasa aneh dengan pertanyaan Kenzo. “Jangan bilang, kamu juga begitu?” Namun, dia menggelengkan kepalanya. “Tidak, kalau kamu lulus dari sana, tak mungkin kamu berakhir jadi pekerja konstruksi.”Sudut mulut Kenzo berkedut, merasa gemas dengan iblis kecil di hadapannya itu. Namun, dia
Di lobi kantor, Barry memandang keduanya dan berkata, “Ehem, aku tidak menyangka kalian begitu cepat menjalin hubungan. Aku kira, prosesnya sedikit lama. Tapi ternyata...”Mendengar hal ini wajah Wendy sedikit memerah. Antara malu, senang, atau bahkan segan karena papanya tahu dia mengucapkan hal seperti itu tadi pada Kenzo.Baru akan menjelaskan, Barry berkata lagi, “Kenzo, jangan khawatir. Aku jelas menerimamu. Kalau tidak, aku masabodoh dengan Erlangga dan tidak mengajak kalian naik. Berhubung sekarang kalian sedang duduk berdampingan, aku harap, kalian segera cari waktu untuk tentukan hari pernikahan!”Mulut Kenzo berkedut, pria tua ini sudah jelas kehilangan kewarasannya! Betapa besar keinginan Barry untuk menikahkan putrinya?!“Ayah!” Wendy memerah, dan dengan cepat melepaskan lengan Kenzo.“Apa yang Ayah bicarakan? Hanya karena Erlangga datang untuk menggangguku barulah aku minta Kenzo membantu sedikit. Aku belum siap menikah. Aku juga belum sepenuhnya kenal sama Kenzo. Ayolah,
Semenjak Kenzo minta tolong pada Clara untuk menyelesaikan beberapa masalah seputar bisnis dan perekonomian Daidalos, mereka berdua mulai akrab.Sampai pada akhirnya, Clara meminta Kenzo datang ke apartemennya, lalu ganti pakaian bagus karena mereka berdua akan menghadiri sebuah pesta yang juga dihadiri beberapa miliarder terkemuka negeri ini.Zachery yakin, Kenzo melakukan ini semua bukan tanpa sebab. Mengingat, Kenzo bukan orang sembarangan yang mau begitu saja diajak keluar oleh seorang gadis cantik.Lalu, matanya berbinar. “Ya, dia orang yang diakui Clara sebagai pacarnya, baru beberapa hari lalu saat mereka berdua nampak mesra di sebuah pesta. Kenapa sekarang dia jadi pacar Wendy Kang?! Apa hubungannya dengan Barry Kang?!”Banyak pertanyaan muncul di benak Zachery, tapi dia tidak mengatakan apa pun. Kebetulan dalam hal ini, lawan utama Kenzo bukanlah dirinya, melainkan Erlangga Dirga!Di sisi lain, Kenzo sedang berusaha membebaskan diri, tetapi Wendy menggenggamnya erat-erat. Pad
Terlihat wajah Wendy sedikit merah saat ini. Terlihat sekali bahwa gadis itu malu diperhatikan begitu banyak orang. Lebih-lebih, ketika dia akan dilamar di hadapan publik.Ekspresi di wajah Wendy begitu dingin, tidak ramah seperti ketika dirinya bertemu dengan Kenzo. Ini jelas adalah Wendy yang dulu pertama kali Kenzo lihat di Hotel Marriot, angkuh dan dingin.Terlihat Wendy melirik ke kanan dan ke kiri, mencari seseorang.Alih-alih tersadar bahwa orang yang Wendy cari adalah dirinya, Kenzo malah terkekeh.“Wah, menarik, menarik! Aku bantu rekam video untuknya saja!” batin Kenzo sembari mengeluarkan ponselnya.Kenzo kemudian berusaha untuk maju ke barisan paling depan. Lalu, dia ikut berseru mengikuti orang-orang lainnya sembari merekam video.Karena dirinya sekarang di barisan depan, Kenzo dapat dengan mudah terlihat oleh Wendy. Gadis itu segera memutar bola matanya ketika dia melihat wajah antusias Kenzo saat merekam dengan ponselnya.Pada saat ini, pintu mobil tiba-tiba terbuka. Se
Kenzo lanjut berbaris menunggu busnya datang. Dia tidak terlalu peduli. Kalau kedua orang itu berani macam-macam, tidak sulit baginya untuk menangani keduanya.Sampai di tujuannya, Kenzo sedikit terkejut. Sebuah gedung perkantoran yang menjulang tinggi berdiri di hadapannya. Di depan gedung tersebut, terlihat palang yang menunjukkan nama perusahaan itu.“Grup Panorama,” ucap Kenzo sembari membaca. “Hah ….” Kenzo menghela napas.Grup Panorama adalah salah satu perusahaan Barry. Ternyata, Wendy, gadis kecil itu, menyuruhnya bermain ke perusahaan mereka!“Apa aku boleh membatalkan pertemuan ini?” gumam Kenzo dalam hati.Pada akhirnya, Kenzo melangkahkan kakinya maju untuk menghampiri pintu masuk kantor. Tak berapa lama, dia sadar bahwa di depan pintu masuk gedung, terdapat sekelompok orang yang sedang menyiapkan sesuatu. Di luar area perusahaan, ada begitu banyak orang yang juga menonton.“Oh?! Pengakuan cinta?!” Kenzo menyeringai, sedikit tertawa.Terlihat di depan lobi terdapat sebuah
Kenzo merasa sangat senang setelah berhasil membungkam seluruh anggota keluarga Latusia.Kemenangan sudah ada di tangannya. Dia tidak lagi takut jika berhadapan dengan mereka. Rasa percaya dirinya perlahan bangkit, apalagi ketika melihat Stella mengemis agar Lithon Group mau bekerja sama dengan perusahaan logistik milik Heri.Perlahan, Dia merasa beban di hatinya terangkat dan tubuhnya terasa ringan, bahkan udara yang dia hirup terasa lebih baik!Tiba-tiba, Kenzo terbatuk. “Lupakan, udara masih saja buruk. Banyak polusi,” batinnya.Dari awal sampai akhir, Kenzo tidak pernah menyebutkan dari mana uangnya berasal. Dia sama sekali tidak peduli mengenai apa yang dipikirkan keluarga Claudia. Selagi Kenzo punya uang, keluarga wanita itu hanya bisa menyesalinya!Seperti yang dipikirkan Kenzo, saat ini di rumah Claudia, semua orang sedang terdiam. Terlihat sosok Martha memegangi wajahnya, ekspresinya sangat jelek.“Dia benar-benar berani memukulku! Aku tak akan melupakan dendam ini!” Martha m
“Kamu—!”“Hampir sebelas bulan terakhir, aku selalu pergi pagi pulang malam membanting tulang untuk bekerja. Memang, penghasilanku tak banyak, tapi paling tidak cukup untuk menghidupi kalian! Mobil, cicilan rumah dan villa, perhiasan, kurang apalagi?”Kenzo menumpahkan emosinya. “Setiap bulan aku bawa pulang kurang lebih dua puluh lima juta, kalian kira itu mudah dengan hanya bekerja di konstruksi saja?” Dia tertawa mengejek. “Lalu, kalian melakukan apa? Merendahkanku saja! Kalian pernah kerja sedikit pun? Tidak!”“Selama Hampir sebelas bulan kalian menghinaku selagi aku menafkahi kalian, tapi aku tak pernah mengatakan apa pun. Segala kerja kerasku tak pernah mendapatkan satu pun kalimat terima kasih. Kamu anggap Claudia cantik dan harusnya dapat orang kaya, bukan seorang pekerja kasar. Hampir sebelas bulan ini, apa kebaikan yang kalian berikan padaku?!” teriak Kenzo.Selagi Kenzo meluapkan kebenciannya, semua orang terdiam dan membeku di tempat. Namun, Kenzo sama sekali belum selesai