“Hai cowok,” Agnia hanya menunjukkan kepala di ambang pintu kontrakan petak kekasihnya, “Kamu seharian ke mana aja?”
Narendra tentu saja langsung tersenyum ketika menyadari keharian kekasihnya, “Bantu-bantu di toko orang tua.”
“I see,” gadis itu masuk ke kontrakan petak Narendra, “Capek pasti, ya?”
“Kinda,” Narendra tersenyum dan merentangkan tangan seakan meminta gadis itu untuk memeluknya.
“Butuh recharge, ya?”
Entah sejak kapan pelukan menjadi cara mereka untuk menghilangkan kelelahan. Di akhir hari, setelah lelah dengan aktivitas masing-masing, ketika bertemu mereka akan berpelukan. Agnia yang pertama kali menyebutnya sebagai proses recharge energi. Gadis itu berkata serupa dengan ponsel yang membutuhkan proses pengisian baterai secara berkala, begitu juga dengan mereka. Caranya tentu dengan berpelukan.
“Tentu. Ka
Lokasi syuting bukan sesuatu yang asing bagi Narendra. Sejak kecil dia sudah sering berkunjung ke lokasi syuting untuk menemani Reinya ketika ibunya masih aktif sebagai seorang artis. Beranjak remaja, alasannya berkunjung ke lokasi syuting berubah. Biasanya karena dia menemani Asija sebelum akhirnya alasan itu berubah menjadi tanggung jawab seorang produser. Tetapi ini pertama kalinya dia datang untuk menemani kekasihnya.Ketika sampai di rumah yang akan digunakan sebagai lokasi syuting pertama proyek film ini, Agnia dengan ramah menyapa seluruh kru dan pemeran yang berpapasan dengannya. Siapa pun dapat melihat kalau Agnia disukai oleh semua orang yang ada di lokasi syuting. Sementara Agnia menyapa dan briefing, Narendra memilih untuk mengamati sekitar dalam diam.Tanpa disadari oleh seorang pun, pria itu memperhatikan semua orang yang ada di sana. Mulai dari kru sampai pemeran lainnya. Dia tidak menemukan keanehan. Semuanya serupa dengan lokasi-lokasi syuting
Kenny memasuki salah satu ruangan di rumah yang disewa sebagai lokasi syuting hari ini dengan penuh percaya diri. Dia sangat yakin dengan proyeknya kali ini. Walau genre film yang digarapnya berbeda dengan yang bisa dikerjakannya, para pemeran yang bekerja sama dengannya membuat dia yakin proyek ini akan sukses besar.Dia semakin yakin ketika Agnia menerima tawarannya untuk menggantikan Berlian sebagai pemeran utama. Berlian aktris yang bagus. Aktingnya mengalami perkembangan jika dibandingkan dengan ketika dia pertama kali terjun ke dunia akting. Aktris itu akan menjadi pemeran utama yang baik. Tetapi Agnia akan berperan dengan jauh lebih baik.Sebagai seorang aktris, Agnia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh Berlian atau aktris lain. Walau masih minim pengalaman, gadis itu memiliki kharisma yang begitu menarik perhatian. Saat berperan, Agnia seakan tenggelam dalam karakter yang diperankan. Begitu nyata dan tidak berlebihan.Kemampuan itu mengingatkannya
Narendra berdiri menghadap jendela besar yang ada di lantai dua. Rumah yang disewa untuk proyek film ini dirancang dengan sangat baik. Cocok sebagai rumah tinggal bagi keluarga dengan lima atau enam anggota keluarga. Sayangnya rumah ini lebih sering kosong hingga akhirnya disewakan kepada production house.Di belakang pria itu, Kenny diam menunggu. Sutradara itu berharap Narendra segera mengatakan sesuatu. Dia paling tidak suka keheningan yang menyesakkan seperti sekarang. Sejak tadi Kenny sudah ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak ada kata yang keluar dari mulutnya. Aura Narendra terlalu mengintimidasi.“Sabda Narendra Widjaya,” Narendra berujar sambil berbalik menatap tajam ke arah Kenny.“Siapa?” Kenny mendengar nama yang diucapkan oleh Narendra. Dia hanya tidak paham mengapa pria itu mengucapkan nama itu dan mengapa nama itu terasa begitu familiar.“Nama saya,” walau dia tersenyum, Kenny masih merasa udara
“Jadi benar dulu Anda pernah memiliki hubungan istimewa dengan Gayatri?” Tanpa ampun, Narendra terus menghajar pria itu dengan runtutan pertanyaan.“Aku rasa itu bukan urusan kamu,” Kenny berusaha terdengar percaya diri ketika memberikan jawaban.“Tentu,” Narendra memutari meja kerja lebar sebelum duduk di kursi kemudian bersidekap dan menatap Kenny tajam, “Sama sekali bukan urusan saya. Sayangnya, kenyamanan saya terganggu karena orang suruhan Anda,” dia menyeringai, “Selain itu, Agnia kekasih saya. Sekarang masalah Agnia adalah masalah saya.”Kenny memejamkan mata selama beberapa saat. Sel-sel di otaknya sibuk bekerja mencari jalan keluar. Dia sudah salah langkah sebelumnya, jika dia kembali salah langkah maka bukan tidak mungkin dia akan kehilangan segalanya.“Oke,” pria itu menarik napas panjang, “Aku akan ceritakan semuanya.”“Keputusan yang baik. Boleh s
“Pacar aku bosan, ya?”Sudah malam ketika akhirnya Agnia selesai syuting dan menyapa Narendra yang sejak awal syuting berlangsung memilih untuk mengamati dari sudut ruangan dan dalam diam. Meski begitu, tidak ada seorang pun yang tidak menyadari kehadiran pria itu. Walau hanya berdiri diam, aura mengintimidasi dan kepercayaan dirinya mengisi setiap jengkal ruang.Kenny yang biasanya menjadi pusat pergerakan karena semua bergerak sesuai dengan instruksinya, beberapa kali kedapatan melirik ke arah Narendra. Seakan memeriksa dan memastikan kalau pria itu tidak ingin melakukan sesuatu yang aneh.“Tidak. Melihat kamu syuting itu menyenangkan,” Narendra balas tersenyum sambil mencubit gemas pipi kekasihnya.“Masa? Kamu pasti bosan banget, kan?” Agnia tertawa dan tanpa canggung memeluk lengan kekasihnya walau di sekitar mereka ada banyak kru yang sedang lalu lalang.“Aku tidak bosan.”Narendra tidak b
“Kamu kenapa dari tadi diam aja?” Agnia bertanya ketika mereka memasuki halaman kontrakan petak.“Kenapa? Aku tidak kenapa-kenapa,” Narendra menjawab sambil tersenyum untuk menenangkan kekasihnya.“Tadi kamu ngobrol apa sama Reizi?”Ketika Agnia keluar dari ruang ganti dia memang sempat melihat Narendra berbicara dengan Reizi dan dua aktor lainnya. Posisinya cukup jauh sehingga dia tidak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan. Ketika mendekat, Agnia dapat merasakan kalau tensi di antara mereka cukup tinggi.Gadis itu baru akan bertanya ketika Narendra langsung memperkenalkan diri sebagai kekasihnya sambil memeluk pinggung Agnia erat. Seakan pria itu ingin menunjukkan kepada yang lain kalau Agnia merupakan miliknya dan tidak seorang pun boleh mengganggu miliknya. Walau bingung karena kekasihnya tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya, Agnia sama sekali tidak keberatan. Dia suka ketika Narendra memamerkan hubungan
Menjelang pukul sepuluh malam Badi baru berjalan kembali ke kontrakan petak. Seharian ini Narendra berada lokasi syuting untuk menemani Agnia. Ketika majikannya berkata kalau dia tidak perlu ditemani, Badi memutuskan untuk berkunjung ke kantor. Selain ada yang ingin didiskusikan bersama atasannya, dia juga merindukan suasana kantor dan berlatih bersama teman-temannya yang lain.Selain berlatih bersama para bodyguard lain, hari ini dia juga diminta untuk memberikan pelatihan singkat kepada para calon bodyguard. Perusahaan keamanan milik Widjaja Group secara berkala memang membuka lowongan untuk merekrut bodyguard baru. Tetapi jangan berpikir kalau yang diutamakan adalah kemampuan bela diri atau menggunakan senjata tajam dan senjata api. Hal itu penting tetapi ada yang lebih diutamakan yaitu kemampuan analisis.Para calon bodyguard yang lolos tes ini sebagian besar lulusan universitas dengan nilai di atas rata-rata. Sementara sebagian
“Nia, ingat, jangan terlalu dekat atau ramah kepada Reizi!”Sambil tertawa kecil Agnia mengangguk, “Iya, Babe. Kamu udah bilang itu berulang kali dari tadi malam, lho!”“Kamu harus hati-hati!”“Iyaaa…” Agnia kembali tertawa sebelum kembali menikmati sarapannya.Pagi ini mereka memutuskan untuk jogging kemudian sarapan nasi uduk bersama. Tidak hanya berdua, Badu juga ikut bersama mereka. Tetapi Badi hanya ikut sarapan. Pria itu terlalu malas untuk bangun pagi. Dia beralasan kalau kemarin dia sudah berolahraga jadi hari ini adalah hari istirahatnya. Pria itu menunggu Narendra dan Agnia di warung nasi uduk.“Tapi kalau ngobrol doang boleh, kan?”Narendra mengangguk, “Tentu. Aku tidak memintamu untuk memutuskan hubungan dengan aktor itu. Aku hanya tidak ingin kamu terlalu akrab.”“Cuma itu?” Agnia menahan diri untuk tidak tersenyum. Dia suk