Hari ini, menjadi hari terakhir staycation akhir pekan Fina bersama kedua anak-anaknya. Tidak hanya berdua bersama anaknya saja, tapi Rama juga memilih untuk ikut menemani anak-anaknya. Sebelum pulang, Rama mengajak dirinya dan anak-anak untuk makan malam terlebih dahulu.
"Nanti Ayah antar kita pulang kan?" tanya Ali dengan polosnya.
Fina langsung menjelaskan kepada anaknya bahwa Rama harus segera pulang ke rumah keluarga pilihannya. Mendegar penjelasan Fina membuat Rama langsung angkat bicara. Ia mau mengantar anak-anaknya pulang. Namun Fina bersikeras menolak, ia sudah menghubungi taxi langgananya yang akan mengantarkan dirinya pulang.
"Kamu jangan keras kepala dong Fin," ucap Rama saat ia mulai kesal dengan penolakan Fina.
"Aku? cukup lah Ram," balas Fina.
"Apanya yang cukup," tanya Rama.
"Cukup sampai makan malam, setelahnya biar aku yang urus sendiri," balas Fina.
Fina sudah capek harus menghadapi Rama lagi, entah mengapa ia seol
Hari ini Fina sudah siap-siap untuk pergi bersama anak-anaknya. Ya, hari ini ia memiliki janji dengan Denias. Mereka ingin saling memperkenalkan anak-anaknya, setelah sebelumnya mereka berdua memutuskan untuk menjalin hubungan serius. Denias beberapa kali sudah bertemu dengan anak-anak Fina, tapi lain halnya Fina. Ia sama sekali belum pernah bertemu dengan anak-anak Denias. Ia hanya sedikit tahu mengenai cerita mereka saja.Ali sangat excited karena akan pergi jalan-jalan. Sudah cukup lama mereka tidak menghabiskan weekend dengan jalan-jalan. Meskipun kali ini Ali tau, ia tidak akan bertemu dengan Ayahnya. Sebelum benar-benar saling memperkenalkan, beberapa kali Fina memberikan penjelasan kepada Ali, berharap anak sulungnya itu memahami keadaan Mamanya.Ali sudah mulai paham mengenai hubungan Mama dan Ayah nya yang memang sudah tidak bisa lagi bersama. Ali sudah mulai terbiasa dengan itu. Kini ia dituntut harus mengerti keadaan lagi dengan akan diperkenalkannya antara ia dengan keluar
Beberapa kali Fina harus menghela napasnya berat. Sebab apa? tentu sebab sepasang suami istri yang kini sedang bertamu ke rumahnya. Perempuan yang tidak pernah menginjakkan kakinya di rumah keluarganya ini, bahkan saat dirinya masih sah menjadi menantu dalam keluarga perempuan tersebut. Siang tadi, saat Fina membuka pintu setelah beberapa kali mendengar ketukan pintu. Ia kaget melihat perempuan yang tidak ia harapkan datang ke rumahnya, berdiri di depan pintu. Sebagai tuan rumah yang baik, Fina mempersilahkan perempuan itu bersama suaminya masuk ke dalam rumah kecil milik keluarganya. Meskipun masih berat menerima perempuan tersebut masuk ke dalam rumahnya, tapi ia harus menghormati perempuan tersebut sebagai mantan mertua. Seharusnya istilah tersebut tidak pernah ada, sekalipun ia sudah bercerai dengan mantan suami. Mertua sama halnya dengan orang tua, tidak ada istilah mantan. "Rumah kamu sepi gini, pada kemana?" tanya Ibu Rita dengan nada yang masih terdengar sinis. Fina terlebih
Dari sekian banyaknya orang di dunia ini, Fina sangat bersyukur karena diberikan seoang adik perempuan yang tumbuh bersama. Ia adalah saudara, teman, dan juga sahabat terbaik yang hubungannya akan terus ada. Meskipun dahulu mereka lebih sering bertengkar dibandingkan baikannya, tapi semakin dewasa membuat mereka semakin akur sebagai saudara. Sedari dulu Fina juga tidak memiliki sahabat dekat yang apapun bisa ia ceritakan kepada orang tersebut. Fina tidak mudah percaya dengan orang lain. Tapi ia sangat bersyukur memiliki Safa yang selalu setia mendengarkan segala keluh kesahnya. Begitupun sebaliknya dengan Safa yang tidak pernah segan menceritakan semua kehidupannya kepada kakaknya. Perihal kedatangan orang tua Rama beberapa hari lalu. Fina sengaja tidak menceritakan hal tersebut kepada kedua orang tuanya. Ia tahu mereka pasti akan marah besar karena ia telah mengizinkan mereka masuk ke dalam rumahnya. Fina sadar betul bagaimana dulu Bapaknya sangat marah dan tidak ingin lagi bertemu
Lamaran, maaf kali ini bukan lamaran Fina dengan pasangannya. Melainkan lamaran adik Fina yang bernama Safa. Fina sangat bersyukur adiknya tersebut telah menemukan tambatan hatinya. Laki-laki baik yang insyaallah akan menjaga Safa dengan penuh tanggung jawab. Fina berharap keluarga adiknya kelak akan selalu dilimpahi kebahagiaan. "Kenapa deg-degan banget ya kak," ucap Safa sambil memegang dadanya. "Hmm yang bentar lagi jadi istri orang," balas Fina. "Masih juga lamaran, belum nikah," jawab Safa. "Tapi kakak bersyukur banget tau, kamu tuh udah diterima dengan baik loh sama keluarga Rio. Mereka semua datang untuk menyaksikan lamaran kalian berdua," ucap Fina sambil memegang tangan Safa. "Alhamdulillah, Allah mengirimkan laki-laki yang baik juga keluarganya yang menyayangi Safa juga kak. Tapi aku percaya, Kak Fina juga bakal dapetin mertua yang baik, yang jauh lebih baik dari sebelumnya," balas Safa. Safa tau bagaimana perasaan sang kakak saat melihat dirinya akan memasuki gerbang r
Fina merasa hidupnya tidak akan pernah tenang selama ada keluarga Rama yang terus mengusik keluarga kecilnya. Keputusan pengadilan surah resmi memberikan hak asuh anak kepada dirinya. Hanya saja keluarga Rama terus-terusan meminta agar anak-anaknya bisa ikut bersama mereka. Fina melarang hal tersebut, mereka bukan hanya ingin bermain dengan cucu nya lagi. Tapi mereka benar-benar meminta agar Ali dan Alfa ikut bersama mereka. Fina merasa bingung, entah dirinya yang bodoh atau mantan keluarganya tersebut yang tidak punya malu. Sudah jelas-jelas dahulu mereka membuang dirinya bersama anak-anaknya. Lantas mengapa sekarang berusaha untuk mengambil mereka. Apakah anak yang diberikan oleh menantu pertama belum cukup bagi mereka. Fina tidak habis pikir dengan cara pikir oarang-orang seperti Rama. "Kamu serahkan baik-baik Ali dan Alfa, atau saya ambil paksa mereka?" tulis pesan tersebut yang tidak lain berasal dari kontak yang ia beri nama mantan mertua. Fina hanya tersenyum sambil menggelen
Mengenai hubungan antara Fina dengan Denias, keduanya sudah sepakat untuk lanjut ke jenjang yang lebuh serius yaitu pernikahan. Keduanya sudah saling memperkenalkan pasangan kepada keluarga masing-masing. Fina sudah memperkenalkan Denias kepada keluarganya. Keluarga Fina menerima dengan senang hati. Sudah sepantasnya memang Fina membuka lembar baru dan menutup luka lama. Minggu ini Fina berencana untuk main ke rumah keluarga Denias. Kebetulan sore nanti di rumah Denias Denias sedang ada acara kumpulan kajian desa. Fina diminta datang oleh Ibu dari Denias untuk bantu-bantu sekaligus perkenalan. Ibu Marina yang merupakan Ibu dari Denias sudah beberapa kali mendengar cerita mengenai Fina, namun belum juga berkesempatan untuk bertemu. Maka dari itu acara tersebut ia jadikan momen untuk berkenalan dengan calon menantunya itu. Ibu Marina sangat senang mendengar putra nya ingin membangun rumah tangga lagi. Laki-laki itu sudah cukup lama menyendiri, menjadi kepala keluarga sekaligus mengurus
Akhirnya acara kumpulan rutin desa selesai dilakukan. Seharian ini Fina senang berada di rumah Denias. Entah mengapa ia merasa nyaman berada di dalam keluarga ini. Ia merasa hangat karena diterima dengan baik. Inilah yang selalu Fina harapkan dicintai oleh anaknya dan diterima oleh keluarganya. Belum menjadi keluarganya saja Fina sudah merasa sangat senang, bagaimana jika sudah menjadi bagian dari keluarga tersebut, pasti bahagiannya berlipat ganda. Selesai acara, Mega sibuk menghubungi kakaknya yang katanya sore ini mau video call dengan Fina. Tapi Mega belum berhasil juga terhubung dengan kakak pertamanya. Padahal siang tadi sudah sibuk pengen video call dengan Fina. Giliran sekarang ada waktu luang, kakaknya belum juga bisa dihubungi. "Lagian mau ngapain sih mbak, pake mau vc mbak Tari?" tanya Denias yang pusing melihat kakaknya berisik dengan ponsel. "Ya mau kenalan lah," jawab Mega. "Eh ini, bisa, Mbak," ucap Mega menyapa kakak nya di seberang sana. "Mana-mana Fina, pengen ke
Siang ini suasana rumah Fina menjadi ramai, karena kedatangan tamu dari keluarga Denias. Tujuan mereka yakni ingin menyambung silaturrahmi. Denias sudah mengenal dekat keluarga Fina. Begitupun Fina juga sudah kenal dekat dengan keluarga inti Denias. Kini ibu Denias yang sangat ingin berkenalan dengan keluarga Fina. Keluarga dari perempuan yang ia idamkan menjadi menantunya. Ibu Hana juga merasa senang dengan kedatangan tamu dari keluarga Denias. Ia bisa menilai keluarga Denias yang begitu tulus menyayangi putrinya. Keluarga seperti itu yang Hana idamkan menjadi rumah kedua bagi putrinya Fina. Sejak Fina mengenalkan Denias kepada dirinya dan suami, Hana sudah setuju dengan hubungan keduanya. Hana bisa melihat bagaimana baiknya Denias memperlakukan perempuan, ia akan merasa tenang jika Fina bisa bersanding dengan Denias. Begitupun dengan Bapak Yadi, ia bisa melihat keseriusan Denias dan tanggung jawabnya. Lain halnya dengan mantan menantunya dulu yang beda jauh dengan Denias. Yadi berh
Setelah beberapa waktu berlalu, hari ini Denias mendapat pesan masuk dari Rama yang tidak lain adalah ayah kandung dari anak-anak sambungnya. Denias tau betul konflik yang masih berkelanjutan antara istrinya dan mantan suami. Denias tidak bisa langsung menyalahkan sikap Fina, karena bagaimana pun tidak mudah berada di posisi istrinya tersebut. Begitupun dengan Rama, sikap Fina kepadanya adalah konsekuensi dari perbuatannya dimasa lalu."Sorry Den, aku Rama, ayah dari Ali dan Alfa. Kalau nggak keberatan apa bisa kita bertemu?" pesan Rama pada Denias melalui aplikasi chat.Sebenarnya Denias sudah menerima pesan tersebut dari tadi, hanya saja ia baru memiliki jawaban untuk pesan tersebut. Ia berusaha untuk tenang menyikapi pesan tersebut. Denias juga tidak buru-buru menceritakan hal tersebut kepada Fina."Iya Ram, boleh, kapan?" balas Denias langsung.Tidak butuh waktu lama, pesan tersebut langsung dibalas oleh Rama."Malam ini kalau bisa, kebetulan sekarang masih ada di Malang," balas R
Sebenarnya Fina sudah sangat lelah dengan masa lalunya itu. Setelah ia membangun rumah tangga baru, ia kira hidupnya akan lepas dari bayang-bayang masa lalu, namun nyatanya tidak. Rama masih saja mengusik hidupnya. Andai saja perpisahan dirinya dengan Rama tidak meninggalkan luka, mungkin Fina sudah berdamai dengan Rama. Ia bisa mengesampingkan egonya demi anak-anak. Tapi nyatanya tidak, perpisahannya dengan Rama hanya menyisakan luka, air mata dan trauma bagi Fina.Bagaimana tidak, sepanjang pernikahan pertamanya, ia tidak diterima di keluarga Rama. Jangankan diterima, restu saja tidak ia peroleh, bahkan di hari pernikahannya, sang ibu mertuanya tidak hadir. Saat pertama kali datang ke rumah mertuanya tersebut, ia seolah tidak dianggap, tidak diterima dengan baik. Bahkan selama menikah dengan Rama, status dirinya bukanlah istri pertama, melainkan istri kedua tanpa sepengetahuannya.Masa lalu seperti itu yang bisa Fina terima? tentu tidak. Fina sudah cukup menderita selama pernikahan
"Fin, ikut gabung makan siang sama kita yuk, kita mau makan di kafe belakang kantor," ajak Dita, teman kantor Fina."Sorry, lain kali aja deh kayaknya, aku masih ada kerjaan urgent nih, kebetulan aku juga bawa bekal, kalian duluan aja," balas Fina menolak ajakan Dita."Projeknya sama Pak Aris ya?" tanya Dita memastikan.Fina hanya menganggukan kepalanya sembari tersenyum. Ekspresi senyum Fina membuat Dita seolah paham, perempuan itu sedang butuh disemangatin. Dita sudah pernah turut mengerjakan projek dari Pak Aris yang orangnya super duper teliti, banyak mau dan perfeksionis."Semangat sayang, jangan lupa makan siang ya," ucap Dita memberikan semangat kepada Fina."Sekarang mau kemana? keluar?" lanjut tanya Dita."Iya nih, barusan Pak Aris ngabarin Reno ngajak ketemuan untuk bahas progressnya, dan Reno lagi ada meeting sama klient lain, jadi karna aku yang lagi free, jadi aku yang berangkat," jelas Fina."Udah dulu ya, liat nih, udah di telfon mulu sama Pak Aris, aku berangkat dulu,"
Fina merasa hidupnya kembali sempurna, hari-harinya selalu diselimuti perasaan bahagia. Anak-anaknya tumbuh dengan baik. Sekolah mereka juga berjalan dengan lancar. Perkerjaan Fina dan Denias juga alhamdulillah berjalan dengan baik. Semua terasa indah dan sempurna. Jika mengingat beberapa waktu lalu, rasanya kebahagiaan ini seolah tak akan menghampiri dirinya. Tapi Allah selalu memiliki rencana yang lain. Rencana yang selalu indah, di luar perkiraan yang selalu ia takutkan.Belajar dari pengalaman hidupnya selama ini, Fina selalu ingat bahwa kebahagiaan akan selamanya ada, dan kesedihan juga tidak akan selamanya menghampiri. Hidup yang telah ditentukan oleh sang pencipta selalu seimbang. Saat kebahagian datang menghampiri, pasti akan selalu ada kesedihan yang bergantian akan menghampiri. Untuk itu, Fina tidak ingin terlalu terlena dengan kebahagiaan yang kini ia rasakan. Karna mungkin saja, sebentar lagi kesedihan akan menghampirinya.Pagi ini, seperti biasa, sebelum berangkat kerja,
Menikah dengan Denias merupakan suatu hal yang sangat Fina syukuri dalam hidupnya. Hari-harinya kini selalu dihiasi dengan perasaan senang dan bahagia. Namun kini Fina tengah bingung untuk mengambil keputusan dimana ia dan suami akan tinggal. Selama hampir sebulan ini, ia dan suami masih hrus bolak balik dari rumah Fina ke rumah Denias. Anak pertama Fina masih harus menyelesaikan sekolahnya di dekat rumah Fina. Kemudian anak keduanya juga sangat dekat dengan sang nenek, setiap kali jauh dari neneknya, Alfa selalu bingung mencari sang nenek. Itu sebabnya Fina masih belum bisa tinggal menetap di rumah Denias.Begitupun sebaliknya dengan Denias. Jika ia sering tinggal di rumah Fina, ia tidak tega jika harus selalu menitipkan anak-anaknya kepada sang ibu. Terutama Adit yang masih SD, ia juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang penuh darinya. Tidak jarang, mereka harus pulang ke rumah masing-masing. Mereka seperti itu mungkin untuk beberapa bulan ke depan, mengingat Ali sebentar lagi lu
Fina segera meninggalkan Denias yang masih setia menatap langit malam. Ia masuk ke dalam kamar hotel. Tidak lupa menekan tombol yang secara otomatis menutup tirai jendela besar yang memisahkan kamar hotel dengan balkon. Denias yang dengan cepat menangkap sinyal yang diberikan oleh istrinya segera masuk ke dalam kamar hotel. Ia tidak mendapati Fina di dalam sana.Denias memilih menunggu Fina dengan duduk dipinggir ranjang sambil menikmati secangkir minuman yang ia bawa dari balkon. Tidak butuh waktu lama, ia melihat Fina berjalan menuju arahnya menggunakan ligerai seksi yang telah ia pilihkan sebelumnya."Sempurna," gumam Denias saat menatap Fina berjalan ke arahnya.Jalan Fina yang melikuk, membuat Denias ingin sekali segera menerkam dan memangsa habis-habisan istrinya itu. "You look so beautyfull, honey," ucap Denias sambil meletakkan dagunya di atas bahu Fina.Seperti biasa, aroma parfum apel milik Fina membuat Denias semakin tergoda. Ia menghirup aroma tersebut, menyusuri setiap in
Fina keluar dari ruang ganti menggunakan bikini beksi berwarna hitam dengan tali berwarna coklat muda. Potongan kain tipis itu hanya bisa menutup bagian puting dan bagian vaginanya saja. Sungguh minim, terlihat jelas lekuk tubuhnya yang masih terlihat seksi. Apalagi bikini yang ia kenakan merupakan pilihan sang suami yang sangat menyukai dirinya menggunakan warna hitam. Mengingat sedari tadi pakaian yang Denias berlikan selalu berwarna hitam. Dari kejauhan Denias melihat Fina berjalan ke arahnya membuatnya penuh gairah. Ia segera melepas pakaiannya. Meninggalkan bokser mini yang menutup kemaluannya. Ia segera memeluk Fina saat perempuan itu berdiri tepat dihadapanya. Terlihat lebih seksi dari pada sebelum-sebelumnya. Karena ini bukan kali pertama melihat tubuh seksi Fina. Tapi kali ini istrinya sunggu sangat berbeda. Apalagi dengan rambut yang dikuncir asal membuat istrinya terlihat seksi dengan leher jenjang. Membuat ia ingin sekali mengendus disana. "Kamu terlihat
Bahagia, satu kata itu yang kini menggambarkan perasaan Fina. Setelah musibah yang menimpanya beberapa waktu lalu. Ia mengira bahwa tidak akan pernah kembali merasakan kebahagiaan bersama pasangan. Tapi Tuhan masih sangat baik kepadanya. Tuhan mengirimkan sosok lelaki yang kini resmi menjadi suaminya. Laki-laki yang berhasil menjadi penawar disetiap luka yang pernah ia rasakan. Denias, ia yang kini membuat hari-harinya penuh semangat dan diselimuti rasa bahagia.Mungkin karena memang usia pernikahannya dengan Denias masih dalam hitungan hari. Sehingga rasa bahagia, berbunga-bunga yang kini ia rasakan. Bagaimanapun sebelumnya ia sudah pernah merasakan asam garamnya pernikahan sebelumnya. Disetiap pernikahan pasti akan selalu ada suka maupun dukanya. Wajar jika sekarang suka yang mereka rasakan. Karena keduanya kini sudah dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan. Fina dan Denias memang berdoa dan berharap rumah tangganya selalu tentram dan damai, tapi balik lagi, roda kehidupan terus b
Setelah acara pernikahan yang mereka gelar secara sederhana di kediaman Fina. Hari ini sebelum seluruh anggota keluarga kembali pulang ke rumah masing-masing. Mbak Tari mengajak semuanya untuk liburan bersama. Beberapa ada yang memberikan usulan untuk pergi ke pantai, beberapa ada yang minta pergi ke wahana air saja yang lebih dekat. Keputusan terakhir yang mereka pilih untuk ke wahana air saja yang lebih dekat sehingga tidak buang waktu di jalan.Sejak hari kedua pernikahan, Fina memang tinggal di rumah Denias, mengingat keluarga besar masih berkumpul disana, Fina tidak ingin kehilangan momen berkenalan dengan keluarga barunya tersebut. Ia kini harus mulai membiasakan anak-anaknya untuk tinggal ikut bersamanya, terutama Alfa. Anak keduanya itu masih belum terbiasa jauh dengan sang nenek. Karena setiap hari waktunya lebih banyak dihabiskan bersama sang nenek dibandingkan dirinya."Nenek, Mama" rengek Alfa."Iya, besok kita ke rumah nenek ya, sayang," ucap Fina k