Beranda / Pernikahan / Ternyata Aku Madunya / Belum Bisa Berdamai

Share

Belum Bisa Berdamai

Penulis: aifanzl
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sebenarnya Fina sudah sangat lelah dengan masa lalunya itu. Setelah ia membangun rumah tangga baru, ia kira hidupnya akan lepas dari bayang-bayang masa lalu, namun nyatanya tidak. Rama masih saja mengusik hidupnya. Andai saja perpisahan dirinya dengan Rama tidak meninggalkan luka, mungkin Fina sudah berdamai dengan Rama. Ia bisa mengesampingkan egonya demi anak-anak. Tapi nyatanya tidak, perpisahannya dengan Rama hanya menyisakan luka, air mata dan trauma bagi Fina.

Bagaimana tidak, sepanjang pernikahan pertamanya, ia tidak diterima di keluarga Rama. Jangankan diterima, restu saja tidak ia peroleh, bahkan di hari pernikahannya, sang ibu mertuanya tidak hadir. Saat pertama kali datang ke rumah mertuanya tersebut, ia seolah tidak dianggap, tidak diterima dengan baik. Bahkan selama menikah dengan Rama, status dirinya bukanlah istri pertama, melainkan istri kedua tanpa sepengetahuannya.

Masa lalu seperti itu yang bisa Fina terima? tentu tidak. Fina sudah cukup menderita selama pernikahan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ternyata Aku Madunya   Denias dan Rama

    Setelah beberapa waktu berlalu, hari ini Denias mendapat pesan masuk dari Rama yang tidak lain adalah ayah kandung dari anak-anak sambungnya. Denias tau betul konflik yang masih berkelanjutan antara istrinya dan mantan suami. Denias tidak bisa langsung menyalahkan sikap Fina, karena bagaimana pun tidak mudah berada di posisi istrinya tersebut. Begitupun dengan Rama, sikap Fina kepadanya adalah konsekuensi dari perbuatannya dimasa lalu."Sorry Den, aku Rama, ayah dari Ali dan Alfa. Kalau nggak keberatan apa bisa kita bertemu?" pesan Rama pada Denias melalui aplikasi chat.Sebenarnya Denias sudah menerima pesan tersebut dari tadi, hanya saja ia baru memiliki jawaban untuk pesan tersebut. Ia berusaha untuk tenang menyikapi pesan tersebut. Denias juga tidak buru-buru menceritakan hal tersebut kepada Fina."Iya Ram, boleh, kapan?" balas Denias langsung.Tidak butuh waktu lama, pesan tersebut langsung dibalas oleh Rama."Malam ini kalau bisa, kebetulan sekarang masih ada di Malang," balas R

  • Ternyata Aku Madunya   Pacaran

    Rintik hujan di sore hari membuat siapapun yang sedang beraktifitas di luar ruangan buru-buru mencari tempat berteduh. Tak terkecuali gadis bernama Safina yang sekarang sedang menempuh pendidikan tingginya di salah satu perguruan tinggi negeri. Menjadi seorang mahasiswa merupakan salah satu impian dan cita-cita yang akhirnya tercapai.Untuk itu, kesempatan yang sekarang ia terima, tak ingin ia sia-siakan. Sudah banyak yang dikorbankan oleh orangtuanya di kampung. Hingga akhirnya kini ia sudah sampai di akhir masa studinya. Safina baru saja menyelesaikan ujian akhirnya, ia tinggal menunggu yudisium kemudian dilanjutkan wisuda untuk gelar sarjananya.Pagi tadi ia baru menyelesaikan administrasi di fakultas teknik. Saat ini ia sedang dalam perjalanan menuju gazebo perpustakaan karena sudah ada janji dengan seseorang. Langkahnya menuju gazebo perpustakaan masih jauh. Tetapi hujan semakin deras membuatnya harus sejenak menunggu hujan reda di depan fakultasnya.Biasan

  • Ternyata Aku Madunya   Temu Orangtua

    Suasana sejuk pedesaan mulai kembali Fina rasakan saat perjalanan pulang bersama Rama sudah tinggal beberapa kilometer lagi. Meskipun masih berada di wilayah yang sama, kota dan desa sangatlah berbeda. Suhu di kota memang sering kali terasa dingin, tapi tak terasa sejuk. Hamparan sawah yang ditanami padi baru saja Fina lewati bersama Rama. Ada rasa senang bisa mengenalkan sang pujaan hati kepada orang tua. Sebenarnya tak jarang juga Fina menceritakan mengenai Rama kepada orangtuannya. Tapi tak pernah ia bercerita bahwa laki-laki itu adalah kekasihnya. “Di depan belok kiri mas,” ucap Fina memandu arah. Tak jauh dari itu, ucapan selamat datang di desa Bahagia tertulis disana. Fina merasa sangat senang, sudah tak sabar ia untuk pulang. Sudah cukup lama juga ia tak pulang ke kampung halaman. Jalanan masih terbilang sepi. Jalanan desa memang tak pernah ramai, terlebih ini masih terbilang pagi. Motor Rama berhenti di depan rumah khas pedesaan. Rumah kecil n

  • Ternyata Aku Madunya   Rama Menghilang

    Beberapa bulan lalu, Fina telah diwisuda, yang menandakan perjuangannya di bangku kuliah telah ia selesaikan. Level baru dalam hidupnya kini harus ia mulai. Menjadi fresh graduate membuatnya berjuang keras untuk mendapatkan pekerjaan. Sebuah tanggung jawab baru kini berada di pundaknya. Bapak sudah banting tulang untuk pendidikannya. Kini saatnya ia meringankan beban orangtuanya.Hari ini menjadi jadwal interview di tempat ia melamar pekerjaan. Jantungnya berdebar kencang, rasa deg-degan kembali ia rasakan. Ditemani Rama yang setia mengiringi langkahnya membuat Fani merasa sedikit lebih tenang. “Relaks aja, jangan dibikin tegang, kamu pasti bisa,” balas Rama.Fina berulang kali bertanya mengenai pengalaman pertama Rama saat melakukan wawancara. Rama memang lebih dahulu memiliki pengalaman itu. Saat ini ia juga sudah menjadi staff tetap di salah satu perusahaan konstruksi. Sidang tesisnya sudah selesai dia lakukan, kini hanya tinggal wisudanya. Dan selanjutn

  • Ternyata Aku Madunya   Where Are You?

    4Hal pertama yang Fina lakukan saat terbangun dari tidurnya adalah melihat notifikasi di layar ponselnya. Berharap ada pesan masuk dari orang yang sedari beberapa hari lalu ia tunggu kabarnya. Karena tak menemukan apa yang dia inginkan di aplikasi chat, Fina beralih ke aplikasi instagram. Kebiasaan itu ia lakukan sembari menunggu nyawanya dan niatnya terkumpul.Ia menscroll beranda beberapa kali. Kemudian melihat feed yang berisi kenangan foto-fotonya. Matanya tertuju pada sebuah foto yang ia post setahun lalu. Foto Rama dengan caption ucapan selamat ulang tahun. Kemudian ia mereply postingan itu ke story dengan memberikan sebuah captioan.“Where are u???” tulis Fina sebagai caption di insta storynya.Tak ingin terlalu kalut dengan perasaan hatinya. Fina segera bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu kemudia menunaikan sholat subuh. Dalam sujudnya, semua keluh kesah ia curahkan kepada sang pemilik hati. Karena Allah lah yang membolak ba

  • Ternyata Aku Madunya   Melamar

    Mobil milik keluarga Rama sudah terparkir di depan rumah Fina yang baru selesai direnovasi. Sebuah rumah hasil karya desain Rama. Terlihat rumah Fina juga sepertinya sudah disiapkan untuk menyambut tamu. Bahkan adiknya, tadi pagi dijemput dari asrama untuk membantu ibunya mempersiapkan semuanya. Safa, sapaan akrab Safana, adik satu-satunya Fina. Ia langsung merangkul kakaknya mengurai kerinduan karena sudah lama tak jumpa.“Boleh izin ternyata, dek?” tanya Fina dan Safa mengangguk mengiyakan.“Kakakmu pulang bawa calon tuh,” ucap Ibu sambil berjalan dari dapur menuju ruang tamu membawa beberapa gelas minuman hangat.“Maaf ya pak, ya begini keadaan rumah Fina, baru direnovasi belum selesai sepenuhnya,” ucap Ibu Hana. Ia takut jika tamunya merasa tidak nyaman berada di rumahnya.“Jangan merendah seperti itu, Ibu. Memiliki putri berprestasi jauh lebih membanggakan dibandingkan dengan harta kekayaan,” balas Anto

  • Ternyata Aku Madunya   Pre Wedding

    Sebuah mobil hitam baru saja berhenti di depan rumah Fina. Mobil itu merupakan mobil milik Rama. Di akhir pekan, Rama menyempatkan waktunya untuk bertemu dengan tunangannya. Keduanya memiliki agenda untuk berlibur sembari ingin melakukan foto pre wedding.Rama keluar dari mobilnya dengan membawa tentengan disalah satu tanganya. Fina yang sedang menyapu teras rumahnya, memberikan senyum sapaan. Rama benar-benar menepati janjinya. Ia sampai di rumah Fina tepat jam 7 lewat 5 menit. Rama sengaja datang pagi karena ia ingin ikut sarapan bersama keluarga calon istrinya.“Hmm rajinnya,” ucap Rama saat sampai di teras rumah, tak jauh posisinya dengan Fina yang sedang menyapu bagian ujung teras.“Iya dong, kan mau pencitraan depan calon suami,” balas Fina sambil tersenyum.Rama memilih duduk terlebih dahulu di kursi teras sambil menunggu Fina menyelesaikan pekerjaanya. Ia barusaja melakukan perjalanan jauh dari Surabaya. Itu ia lakukan agar

  • Ternyata Aku Madunya   Pernikahan

    Sebuah tenda biru telah terpasang dipelataran rumah Fina. Konsep pernikahan sederhana yang Fina inginkan akan segera terealisasikan. Sebuah dekorasi pelaminan sudah disiapkan. Tak lupa, foto prewedding ingin ia tampilkan disana. Nuansa putih dan biru menjadi pilihan untuk dekorasi ruangan.Pada acara akad dan resepsi besok, tak banyak yang mereka undang. Rangkaian acara resepsi pun hanya akan digelar sehari semalam. Hal itu harus mereka lakukan, karena ada beberapa pekerjaan yang bentrok dan tak bisa mereka tinggalkan. Baik pekerjaan Fina maupun pekerjaan Rama.“Masa, kamu sama Rama nggak dapet cuti?” tanya Bude Ani saat Fina barusaja bergabung dengan ibu-ibu yang sedenga mengemas kue kering.“Kita cuma ada cuti dua hari, sedangkan Mas Rama cuma sehari,” jawab Fina sambil ia membantu aktivitas disana.“Udah calon manten jangan ikut repot, mending kamu tuh perawatan diri, meni pedi,” ucap Bu Rosa.Pergantian

Bab terbaru

  • Ternyata Aku Madunya   Denias dan Rama

    Setelah beberapa waktu berlalu, hari ini Denias mendapat pesan masuk dari Rama yang tidak lain adalah ayah kandung dari anak-anak sambungnya. Denias tau betul konflik yang masih berkelanjutan antara istrinya dan mantan suami. Denias tidak bisa langsung menyalahkan sikap Fina, karena bagaimana pun tidak mudah berada di posisi istrinya tersebut. Begitupun dengan Rama, sikap Fina kepadanya adalah konsekuensi dari perbuatannya dimasa lalu."Sorry Den, aku Rama, ayah dari Ali dan Alfa. Kalau nggak keberatan apa bisa kita bertemu?" pesan Rama pada Denias melalui aplikasi chat.Sebenarnya Denias sudah menerima pesan tersebut dari tadi, hanya saja ia baru memiliki jawaban untuk pesan tersebut. Ia berusaha untuk tenang menyikapi pesan tersebut. Denias juga tidak buru-buru menceritakan hal tersebut kepada Fina."Iya Ram, boleh, kapan?" balas Denias langsung.Tidak butuh waktu lama, pesan tersebut langsung dibalas oleh Rama."Malam ini kalau bisa, kebetulan sekarang masih ada di Malang," balas R

  • Ternyata Aku Madunya   Belum Bisa Berdamai

    Sebenarnya Fina sudah sangat lelah dengan masa lalunya itu. Setelah ia membangun rumah tangga baru, ia kira hidupnya akan lepas dari bayang-bayang masa lalu, namun nyatanya tidak. Rama masih saja mengusik hidupnya. Andai saja perpisahan dirinya dengan Rama tidak meninggalkan luka, mungkin Fina sudah berdamai dengan Rama. Ia bisa mengesampingkan egonya demi anak-anak. Tapi nyatanya tidak, perpisahannya dengan Rama hanya menyisakan luka, air mata dan trauma bagi Fina.Bagaimana tidak, sepanjang pernikahan pertamanya, ia tidak diterima di keluarga Rama. Jangankan diterima, restu saja tidak ia peroleh, bahkan di hari pernikahannya, sang ibu mertuanya tidak hadir. Saat pertama kali datang ke rumah mertuanya tersebut, ia seolah tidak dianggap, tidak diterima dengan baik. Bahkan selama menikah dengan Rama, status dirinya bukanlah istri pertama, melainkan istri kedua tanpa sepengetahuannya.Masa lalu seperti itu yang bisa Fina terima? tentu tidak. Fina sudah cukup menderita selama pernikahan

  • Ternyata Aku Madunya   Drama Mantan

    "Fin, ikut gabung makan siang sama kita yuk, kita mau makan di kafe belakang kantor," ajak Dita, teman kantor Fina."Sorry, lain kali aja deh kayaknya, aku masih ada kerjaan urgent nih, kebetulan aku juga bawa bekal, kalian duluan aja," balas Fina menolak ajakan Dita."Projeknya sama Pak Aris ya?" tanya Dita memastikan.Fina hanya menganggukan kepalanya sembari tersenyum. Ekspresi senyum Fina membuat Dita seolah paham, perempuan itu sedang butuh disemangatin. Dita sudah pernah turut mengerjakan projek dari Pak Aris yang orangnya super duper teliti, banyak mau dan perfeksionis."Semangat sayang, jangan lupa makan siang ya," ucap Dita memberikan semangat kepada Fina."Sekarang mau kemana? keluar?" lanjut tanya Dita."Iya nih, barusan Pak Aris ngabarin Reno ngajak ketemuan untuk bahas progressnya, dan Reno lagi ada meeting sama klient lain, jadi karna aku yang lagi free, jadi aku yang berangkat," jelas Fina."Udah dulu ya, liat nih, udah di telfon mulu sama Pak Aris, aku berangkat dulu,"

  • Ternyata Aku Madunya   Keluarga Bahagia

    Fina merasa hidupnya kembali sempurna, hari-harinya selalu diselimuti perasaan bahagia. Anak-anaknya tumbuh dengan baik. Sekolah mereka juga berjalan dengan lancar. Perkerjaan Fina dan Denias juga alhamdulillah berjalan dengan baik. Semua terasa indah dan sempurna. Jika mengingat beberapa waktu lalu, rasanya kebahagiaan ini seolah tak akan menghampiri dirinya. Tapi Allah selalu memiliki rencana yang lain. Rencana yang selalu indah, di luar perkiraan yang selalu ia takutkan.Belajar dari pengalaman hidupnya selama ini, Fina selalu ingat bahwa kebahagiaan akan selamanya ada, dan kesedihan juga tidak akan selamanya menghampiri. Hidup yang telah ditentukan oleh sang pencipta selalu seimbang. Saat kebahagian datang menghampiri, pasti akan selalu ada kesedihan yang bergantian akan menghampiri. Untuk itu, Fina tidak ingin terlalu terlena dengan kebahagiaan yang kini ia rasakan. Karna mungkin saja, sebentar lagi kesedihan akan menghampirinya.Pagi ini, seperti biasa, sebelum berangkat kerja,

  • Ternyata Aku Madunya   Galau

    Menikah dengan Denias merupakan suatu hal yang sangat Fina syukuri dalam hidupnya. Hari-harinya kini selalu dihiasi dengan perasaan senang dan bahagia. Namun kini Fina tengah bingung untuk mengambil keputusan dimana ia dan suami akan tinggal. Selama hampir sebulan ini, ia dan suami masih hrus bolak balik dari rumah Fina ke rumah Denias. Anak pertama Fina masih harus menyelesaikan sekolahnya di dekat rumah Fina. Kemudian anak keduanya juga sangat dekat dengan sang nenek, setiap kali jauh dari neneknya, Alfa selalu bingung mencari sang nenek. Itu sebabnya Fina masih belum bisa tinggal menetap di rumah Denias.Begitupun sebaliknya dengan Denias. Jika ia sering tinggal di rumah Fina, ia tidak tega jika harus selalu menitipkan anak-anaknya kepada sang ibu. Terutama Adit yang masih SD, ia juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang penuh darinya. Tidak jarang, mereka harus pulang ke rumah masing-masing. Mereka seperti itu mungkin untuk beberapa bulan ke depan, mengingat Ali sebentar lagi lu

  • Ternyata Aku Madunya   Panas

    Fina segera meninggalkan Denias yang masih setia menatap langit malam. Ia masuk ke dalam kamar hotel. Tidak lupa menekan tombol yang secara otomatis menutup tirai jendela besar yang memisahkan kamar hotel dengan balkon. Denias yang dengan cepat menangkap sinyal yang diberikan oleh istrinya segera masuk ke dalam kamar hotel. Ia tidak mendapati Fina di dalam sana.Denias memilih menunggu Fina dengan duduk dipinggir ranjang sambil menikmati secangkir minuman yang ia bawa dari balkon. Tidak butuh waktu lama, ia melihat Fina berjalan menuju arahnya menggunakan ligerai seksi yang telah ia pilihkan sebelumnya."Sempurna," gumam Denias saat menatap Fina berjalan ke arahnya.Jalan Fina yang melikuk, membuat Denias ingin sekali segera menerkam dan memangsa habis-habisan istrinya itu. "You look so beautyfull, honey," ucap Denias sambil meletakkan dagunya di atas bahu Fina.Seperti biasa, aroma parfum apel milik Fina membuat Denias semakin tergoda. Ia menghirup aroma tersebut, menyusuri setiap in

  • Ternyata Aku Madunya   Dinner Romantis

    Fina keluar dari ruang ganti menggunakan bikini beksi berwarna hitam dengan tali berwarna coklat muda. Potongan kain tipis itu hanya bisa menutup bagian puting dan bagian vaginanya saja. Sungguh minim, terlihat jelas lekuk tubuhnya yang masih terlihat seksi. Apalagi bikini yang ia kenakan merupakan pilihan sang suami yang sangat menyukai dirinya menggunakan warna hitam. Mengingat sedari tadi pakaian yang Denias berlikan selalu berwarna hitam. Dari kejauhan Denias melihat Fina berjalan ke arahnya membuatnya penuh gairah. Ia segera melepas pakaiannya. Meninggalkan bokser mini yang menutup kemaluannya. Ia segera memeluk Fina saat perempuan itu berdiri tepat dihadapanya. Terlihat lebih seksi dari pada sebelum-sebelumnya. Karena ini bukan kali pertama melihat tubuh seksi Fina. Tapi kali ini istrinya sunggu sangat berbeda. Apalagi dengan rambut yang dikuncir asal membuat istrinya terlihat seksi dengan leher jenjang. Membuat ia ingin sekali mengendus disana. "Kamu terlihat

  • Ternyata Aku Madunya   Bahagia Bersamamu

    Bahagia, satu kata itu yang kini menggambarkan perasaan Fina. Setelah musibah yang menimpanya beberapa waktu lalu. Ia mengira bahwa tidak akan pernah kembali merasakan kebahagiaan bersama pasangan. Tapi Tuhan masih sangat baik kepadanya. Tuhan mengirimkan sosok lelaki yang kini resmi menjadi suaminya. Laki-laki yang berhasil menjadi penawar disetiap luka yang pernah ia rasakan. Denias, ia yang kini membuat hari-harinya penuh semangat dan diselimuti rasa bahagia.Mungkin karena memang usia pernikahannya dengan Denias masih dalam hitungan hari. Sehingga rasa bahagia, berbunga-bunga yang kini ia rasakan. Bagaimanapun sebelumnya ia sudah pernah merasakan asam garamnya pernikahan sebelumnya. Disetiap pernikahan pasti akan selalu ada suka maupun dukanya. Wajar jika sekarang suka yang mereka rasakan. Karena keduanya kini sudah dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan. Fina dan Denias memang berdoa dan berharap rumah tangganya selalu tentram dan damai, tapi balik lagi, roda kehidupan terus b

  • Ternyata Aku Madunya   Liburan Keluarga

    Setelah acara pernikahan yang mereka gelar secara sederhana di kediaman Fina. Hari ini sebelum seluruh anggota keluarga kembali pulang ke rumah masing-masing. Mbak Tari mengajak semuanya untuk liburan bersama. Beberapa ada yang memberikan usulan untuk pergi ke pantai, beberapa ada yang minta pergi ke wahana air saja yang lebih dekat. Keputusan terakhir yang mereka pilih untuk ke wahana air saja yang lebih dekat sehingga tidak buang waktu di jalan.Sejak hari kedua pernikahan, Fina memang tinggal di rumah Denias, mengingat keluarga besar masih berkumpul disana, Fina tidak ingin kehilangan momen berkenalan dengan keluarga barunya tersebut. Ia kini harus mulai membiasakan anak-anaknya untuk tinggal ikut bersamanya, terutama Alfa. Anak keduanya itu masih belum terbiasa jauh dengan sang nenek. Karena setiap hari waktunya lebih banyak dihabiskan bersama sang nenek dibandingkan dirinya."Nenek, Mama" rengek Alfa."Iya, besok kita ke rumah nenek ya, sayang," ucap Fina k

DMCA.com Protection Status