Alin tampak sangat mempesona dengan gaun berwarna hijau tua selutut di padankan dengan bolero mewah berwarna hitam membuat tubuh mungilnya sangat manis namun tetap ada sisi kedewasaan dan ketegasan di wajahnya. Sky Yuan juga selalu tampak gagah dan tampan dengan pakaian kerja berkualitas tinggi buatan tangan, menggandeng pinggang Alin yang masih ramping turun dari kamar mereka menuju ruang makan.Sky membawa Alin untuk sarapan sebelum berangkat ke kantor Sky."Aku kenyang, Sky" Alin memang tidak berselera makan apapun yang sebenarnya dia kuatir muntah dan Sky bisa terlambat menghadiri meeting pagi. Alin tidak sengaja mengintip jadwal Sky yang di kirim oleh Daffa ke tablet suaminya itu."Baiklah. Kalau gitu, mari kita berangkat" ujar Sky sambil kembali memeluk pinggang Alin dan berjalan menuju mobilnya. Mr. Philippe memberikan kunci mobil pada Tuan Mudanya dan tersenyum kagum menatap Alin yang sangat serasi dengan Tuan Muda mereka.Sky mengendarai sendiri mobilnya ke kantor. Tangannya
~Setiap manusia mempunyai tingkat kewaspadaan alami di dalam dirinya yang akan keluar di saat berbahaya, entah itu pikiran atau kekuatan tenaga yang dahsyat~Sky mengajak Alin makan di luar. restoran jepang dengan kamar pribadi menjadi tujuan Sky mengajak Alin. "Sky, boleh ku tanya sesuatu?" ujar Alin sambil menyendok telor ikan masuk ke dalam mulutnya yang menggugah seleranya, ada sensasi meletup-letup di dalam mulut Alin. "Hm, mau tanya apa?" Sky menatap mata Alin, menunggu pertanyaan yang ingin di tanyakan wanitanya itu. Sudah menjadi kebiasaan Sky untuk selalu memperhatikan mata Alin jika istrinya itu berbicara. Pemujaan dan cintanya pada Alin memang sangat manis."Kamu memberikan dokumen sensitif untuk ku tandatangani. Maaf sebelumnya kamu bilang aku ga boleh banyak tanya, cukup tandatangani aja. Tapi..." Alin bertanya pelan sambil membalas menatap mata biru suaminya lekat-lekat. "Besok pagi, Mr. Norman jelaskan padamu. Untuk saat
Alin dan Sky bersama Daffa datang berkunjung untuk makan malam di foodcourt Bisan tempat Aunty Chen berjualan. "Aiyo, pengantin baru datang. Bagaimana kabarmu, Nak?" sapa Aunty Chen gembira dan riang melihat Alin datang bersama Sky dengan bergandengan tangan mesra, Daffa berjalan cuek di sebelah Sky. "Hai Aunty, sehat. Alhamdulillah. Aunty Chen apa kabar? Aku kangen makan ubi rebusnya Aunty Chen dan roti pratanya Ahmed" Alin berkata sambil memeluk Aunty Chen dan mengerling ke pekerja lainnya. Ucapan Alin yang hanya menyebutkan dua jenis makanan, pada akhirnya dia seperti biasanya memesan makanan dan minuman di setiap stand makanan yang ada di foodcourt tersebut karena foodcourtnya hanya menjual makanan dan minuman halal, aman buat Alin. Sky dan Daffa saling berpandangan dalam diam saat Alin menyebutkan ingin makan ubi rebus. Daffa baru pertama kali ikut dan merasa senang melihat betapa kekeluargaannya para pedagang foodcourt ini dengan Alin. "Alin, kapan Sean ke sini lagi? Amei k
"Gimana rasanya?" tanya Angelo menatap Alin dan Riri yang sedang lahap memakan spaghetti buatannya. "Lezat seperti biasanya!" ucap Alin sambil mendecakkan lidahnya, nikmat. Angelo tersenyum lalu menatap Riri yang mengacungkan jempolnya. Tanpa sadar Angelo mengelus rambut Alin. "Ehem!" Riri berdehem yang mengagetkan Angelo. "Istrimu di sini juga Ngel" Alin bertanya lagi karena tadi dia bertanya Angelo belum menjawabnya. "Tidak, dia di Philipina. Aku belum menikah, Alin. dia bukan istriku!" jawab Angelo sambil tersenyum lembut menatap Alin. "Beugh! Ngakunya bukan istri, tapi buktinya dia mengandung anakmu kan? Bearti dia istrimu" decak Alin sarkas. "Dia mau baby, saya suka membuat baby. Saling menguntungkan. Ya kan Ri?" jawab Angelo santai. "Jangan bawa-bawa aku dalam urusan pribadimu!" ketus Riri. Angelo tergelak, Alin hanya bisa geleng-geleng kepala menatap Angelo dan Riri. Beberapa gadis melewati tempat duduk Alin dan Riri. Ada aroma parfum yang sangat familiar di hidung Al
"Alin tadi pergi ke toilet sana, aku tidak bisa mengikutinya ke dalam" jawab Daffa ke Sky. Sky langsung berlari ke arah toilet yang di tunjuk Daffa, tapi tidak ada siapapun di dalamnya.Sky berlari ke arah Daffa kembali. "Yakin tidak mendengar suara lift?" tanya Sky panik. Daffa yang menyadari ada yang janggal, ikut merasa panik."Dimana Velisha?" tanya Daffa."Masih di ruangan ku tadi" Sky dan Daffa berlari kembali ke ruangan Sky bersamaan. Tidak ada jejak Velisha di temukan. Di depan pintu beberapa security yang di panggil Sky untuk membawa Velisha baru saja sampai.Sky dan Daffa saling berpandangan dalam diam. Sky menghubungi Nicholas namun tidak tersambung. Begitu juga dengan Daffa yang menghubungi Nicholas juga tidak tersambung."Ruangan sistem" teriak Daffa bersamaan dengan Sky. Dua pemuda tampan berkaki panjang itu kembali berlari ke ruangan sistem.Mereka melihat rekaman CCTV ketika Alin berjalan masuk ke toilet wanita namun tidak ada terlihat keluar lagi. Velisha bahkan tidak
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Masih belum ada tanda-tanda keberadaan Alin.Sky menghentikan mobilnya di cafe pinggir jalan, masih duduk di depan kemudi. Dia merunutkan kejadian sejak pagi bersama Alin. Semuanya tampak biasa saja dan tidak ada menerima gangguan atau teror dari luar. Meskipun Sky sangat paham jika keberadaannya dan Alin selalu dalam pantauan orang-orang yang ingin menghancurkan perusahaan warisan ayahnya."Wifey, kamu dimana?" bisik Sky lirih. Wajahnya sudah sangat kusut dan kucal, bahkan dia belum menyentuh makanan sejak sore. Rencananya Sky ingin mengajak Alin makan malam di luar, akan tetapi terjadi masalah yang sangat tidak dia harapkan.Terdengar dua mobil berhenti di belakang mobil Sky Yuan.Nicholas mengetuk jendela mobil Sky,"Apa yang kamu lakukan di sini?" tegur Nicholas ke saudara kembarnya itu. Daffa juga ikut masuk ke mobil Sky dan duduk di kursi belakang. "Ini, isi dulu perutmu!" ucap Daffa sambil menyodorkan hotdog untuk Sky dan Nicholas besert
Alin membuka matanya perlahan. Dia kaget melihat Seiji duduk di dekatnya."Seiji?" panggil Alin dengan kening berkerut."Akhirnya kamu bangun juga. Ya, ini aku" ucap Seiji yang senang melihat wanita yang dia cintai itu akhirnya sadar. Tangan Alin masih di genggam Seiji di mulutnya.Alin melihat ada air mata jatuh dari mata pria yang belum pernah sekalipun dia lihat menangis itu. Reflek Alin melepaskan tangannya dan jemarinya menghapus air mata yang bergulir di pipi Seiji."Ada apa? Kenapa aku di sini? Di mana Sky?" tanya Alin perlahan namun merasakan gejolak dari perutnya yang sedikit kram."Aduh!!" rintih Alin mencengkeram perutnya yang sedikit nyeri.Seiji langsung memanggil dokter untuk memeriksa Alin.Dokter terus memeriksa Alin dan wanita itu terlihat menggigit bibir bawahnya menahan perih dan rasa tidak nyaman dari dalam perutnya.Dokter menatap Seiji lalu ke Alin dan berkata semuanya baik-baik saja."Kamu hamil, Alin!" ujar Seiji sambil membawa sarapan untuk Alin dan duduk di de
Sudah hampir 24 jam Alin hilang dan belum di temukan dimana dirinya. Coding yang di kirimkan Nicholas pada Seiji juga belum di balas. Sky keluar dari mobilnya dan berjalan gontai menuju rumahnya di ikuti Nicholas dan Daffa yang juga baru saja selesai memarkirkan mobilnya di halaman rumah Sky Yuan.Mr. Philippe berjalan terburu-buru menyambut kedatangannya ketiga pemuda tampan yang terlihat kusut dan kucel tersebut."Nyonya Janette menunggu Tuan di kamarnya" lapor Mr. Philippe segera kepada ketiga pemuda tersebut."Baik!" ujar Sky yang langsung pergi ke kamar Ibu angkatnya.Tok! Tok!Sky mengetuk pintu kamar Janette. Janette segera membukakan pintu kamarnya, melihat Nicholas dan Daffa juga ada bersama Sky Yuan berdiri di depan pintu kamarnya."Masuklah!" ujar Janette mempersilakan ketiga pria tampan tersebut masuk ke kamarnya yang luas."Ada apa, Mom?" tanya Sky setelah mencium pipi ibu angkatnya itu seperti biasanya. Janette juga memeluk tubuh Sky erat dan membalas dengan mencium punc