"Mari masuk Tuan, Anda sudah di tunggu Tuan Muda kami di ruangannya" ujar Mr. Philippe mempersilakan Seiji masuk dan langsung mengantarkannya ke ruang kerja Sky Yuan. Mr. Philippe mengetuk daun pintu ruangan kerja Sky Yuan sebelum membukanya. Terlihat Sky Yuan sedang berdiri di depan jendela besar membelakangi pintu masuk. Mr. Philippe segera menutup pintu kembali dan pergi meninggalkan Seiji yang berjalan santai duduk di sofa meskipun Sky Yuan belum mempersilakannya. "Jadi kamu menyelamatkan istriku dengan cara menculiknya? Katakan berapa yang kamu inginkan?" tanya Sky Yuan sambil membalikkan badannya dan menatap tajam ke arah pria yang duduk santai di sofa. Nicholas sudah memberitahukan Sky bahwa Alin menjadi target dari kepingan puzzle yang ingin menghancurkan Sky Yuan. Bertepatan dengan Seiji memang sedang berada di sana. "Kamu pikir aku membutuhkan uangmu?" sarkas Seiji dengan nada enteng. "Bekerjalah untukku" Sky Yuan berharap agar Seiji mau bekerja untuknya. "Jika kamu me
Alin terlelap cukup lama. Sky Yuan sudah memindahkannya tidur di tempat tidur. Ketika dia terbangun, tidak ada Sky di sampingnya.Alin mengintip ke kamar mandi, tidak ada Sky di sana. Alin berjalan keluar kamar pergi ke dapur dan melihat pria itu sedang memotong sayuran dan buah, kompor menyala. sepertinya dia sedang memasak. "Aku tidak tau kalau kamu bisa memasak" celetuk Alin memasuki area dapur. Sky tersenyum manis tidak menjawab pertanyaan Alin, sibuk mengiris tomat segar di talenan. Senyuman Sky yang sangat manis. Seketika Alin merasa, dia juga tidak memperhatikan jika Sky mempunyai senyuman yang sangat manis. Pikiran Alin travelling, pandangannya turun ke lengan kekar pria yang sibuk memotong sayuran timun di talenan. Dadanya yang bidang, pinggul berisi dan kaki yang panjang. Oh jangan lupakan warna matanya yang biru seperti langit biru. Tanpa sadar Alin menelan ludahnya."Sudah bangun? Duduklah, sebentar lagi ini matang" ucap Sky. Alin sedikit tergagap dengan pikirannya. Dia m
“Wifey, Kunci pintunya. Aku pergi keluar” chat dari Sky Yuan masuk ke HP Alin. Alin masih belum tertidur, dia kembali mengingat kenangannya dengan Seiji yang setiap hari berkata cinta, rindu dan sayang padanya. Tapi juga setiap saat mendorong Alin untuk mencari pria lain. Saking gilanya, Seiji pernah memperkenalkan temannya orang Brazil pada Alin agar Alin tertarik kepada temannya itu. Perasaan Alin yang di dorong oleh Seiji itu kembali menguak dan berdarah di hatinya, karena itu dia sangat kesal dan marah pada Sky. Alin tidak membuka pesan Sky tapi dia mendengar suara pintu berbunyi terbuka dan tertutup. Alin beringsut bangun dari tempat tidur, membuka kunci pintu kamarnya dan berjalan keluar. Alin tidak melihat Sky di ruang tamu juga dia gengsi untuk mengintip ke kamar tidurnya. Tiba-tiba sebuah lengan kekar langsung memeluk pinggang Alin dari belakang. Tanpa sempat menoleh, bibir Alin sudah di paksa terbuka untuk menerima ciuman yang ganas dari Sky Yuan. Sky Yuan baru melepaskan
Layaknya pengantin baru, Sky Yuan mengajak Alin pergi berbulan madu. Sky merahasiakan tempat bulan madunya dari Alin. Salah satu tujuannya adalah agar Matsuyama Seiji tidak mendahuluinya pergi ke lokasi yang menjadi tujuan Sky mengajak Alin. “Sky, Kita pergi sekarang? Kamu tetap gak mau kasih tau aku, kita mau pergi kemana?” “Sebentar lagi. Nanti sore dan kita masih ada waktu untuk …. ” Mata Sky berkedip genit memberi kode pada Alin sambil tersenyum. Sky sedang membaca laporan melalui tabletnya dan menulis beberapa poin di kertas kerjanya di meja kerja di ruangan tamu apartemen minimalis mereka. “Dasar bule mesum! Tiap hari, tiap malam kamu masuk mulu. Emang ga bosan ya? Pinggang ku pegel loh. Baru aja selesai di urut dah kamu goyang-goyang lagi. Ga kasian ya ama pinggangku?” Sungut Alin sambil tertawa. Dia kecup pipi suaminya itu gemas dan mencubit puncak hidung mancungnya. Tadi pagi bangun tidur, Alin memanggil jasa pijat online untuk memijat tubuhnya yang pegel dan lelah. “Kamu
“Och sky! Ini indah sekali!” teriak Alin tanpa malu-malu pada Sky Yuan saat mereka sampai di lantai 60 Five Jumeirah Village. Sky mengecup puncak kepala istrinya lembut. Energi bahagia dan ceria Alin sangat mempengaruhi moodnya. Energi yang selama ini belum pernah Sky Yuan dapatkan. Mr. Keith yang mengantarkan pasangan suami istri bucin itu ikut tersenyum bahagia melihat keantusiasan Alin dan betapa sang suami terlihat sangat mencintai istrinya. Mr. Keith segera keluar setelah menjelaskan beberapa info yang mungkin di butuhkan dan di perlukan pasangan itu, lalu ijin pamit undur diri. Mata Alin bersinar cerah melihat ke sekeliling Five Jumeirah yang terdiri dari 60 lantai dengan taman yang indah di setiap unit kamarnya. Pemandangannya benar-benar sangat indah dan unit kamar yang di tempati Sky dan Alin terlihat semakin berkilau dengan sinar matahari sore di Dubai. “Sky, kalau nginap di sini mahal ya?” bisik Alin perlahan. “Kamu mau menginap di sini wifey? Ga mahal kok, palingannya
Sudah 2 hari Sky Yuan mengalami sakit perut. Alin sudah meminta dokter kepada Staff untuk memeriksa Sky Yuan namun tidak ada penyakit yang perlu di kuatirkan. Sky juga mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, tidak alergi ataupun keracunan makanan. Akan tetapi setiap selesai makan, Sky akan tiba-tiba muntah atau diare. Alin sangat kuatir meskipun Sky tetap mengajaknya bercocok tanam setiap pagi, siang, sore dan malam sebelum tidur dan tenaganya tidak berkurang sedikitpun. “Sky, Mari kita pergi ke destinasi selanjutnya. Sepertinya mungkin udara di sini kurang cocok denganmu” ucap Alin setelah mereka selesai makan dan Sky baru saja selesai mengeluarkan isi perutnya di wastafel. “Kamu yakin ga mau jalan-jalan lagi? Kita belum ke gurun, belum ke Dubai Mall, belum ke museum Ferrari … Banyak tempat lainnya yang belum kita kunjungi loh” “Aku lebih suka pemandangan alam, Sky” jawab Alin tersenyum. Sky memang belum tahu banyak mengenai kesukaan Alin. “Benarkah? Kalau begitu kamu kurang su
Selesai makan siang, Sky Yuan mengajak Alin berbelanja ke pusat perbelanjaan di kota. Mr. Rain dan para pelayan tidak seorangpun yang membahas Mr. Norman ada di ruang sebelah pada Sky Yuan. "Apakah perutmu sudah baikan?" tanya Alin karena Sky tidak memuntahkan isi perutnya kali ini."Aku baik-baik aja, Honey. Jangan kuatir. Hem?" Sky mencubit puncak hidung Alin gemas. Meskipun wajah Alin terlihat kuatir tapi melihat suaminya terlihat baik-baik aja, hatinya lega.Sky membawa Alin berkeliling ke beberapa butik dan meminta Alin mencoba beberapa pakaian sampai wanita itu lelah bolak-balik ke ruang ganti, karena Sky bilang "hm..." yang entah apa artinya dan beberapa pelayan toko datang kembali membawa beberapa pakaian di tangan mereka. Akhirnya hanya di ambil 2 set pakaian yang sedikit tertutup dan sangat cantik di pakai di tubuh Alin. Sky juga membawa Alin membeli pakaian dalam yang dia pilih sendiri juga berbelanja beberapa sandal, sepatu dan booth untuk mereka berdua."Apakah kamu lela
Sudah sebulan Alin dan Sky berada di rumah peninggalan ibunya Sky di belahan Skotlandia. Setiap hari Alin akan pergi berkuda yang di temani Sky atau Lupita.Keadaan Sky Yuan semakin membaik, tidak mengeluarkan isi perutnya lagi setelah makan. Akan tetapi Sky sedang kecanduan makanan penutup yang manis seperti cake atau apapun itu yang manis.Alin sedang di dapur, belajar membuat cake bersama Lupita untuk Sky."Hai, kamu sepertinya betah di sini" tegur Nicholas mengagetkan Alin yang sedang mengatur suhu untuk mengukus cake. "Nic! Kapan kamu datang? Sendiri? Sky ada di ruang kerjanya. Aku membuat cake, nanti cobain ya" Alin sangat antusias bisa melihat Nicholas lagi. Alin tidak menyadari jika Nicholas sudah datang sebelum dia sampai ke rumah peninggalan ibunya Sky itu."Baru saja. Oke, aku cari suamimu dulu. Ingat, untuk sisain aku, hem?""Tentu. Pergilah" balas Alin sumringah melihat kepergian Nicholas naik ke lantai dua menuju ruang kerja Sky Yuan. Akhir-akhir ini Sky Yuan sangat sib