Alin tiba di gedung perkantoran Yuan Corp setelah tadi menemui Riri di penjara selama tidak lebih dari 10 menit. Alin langsung memasuki ruang kerja suaminya, Sky di iringi oleh Irene di belakangnya. Seiji memiliki banyak pekerjaan yang harus dia lakukan dan tidak ingin Alin tahu kemana dia pergi akan tetapi menjanjikan akan kembali ke kediaman Yuan di sore harinya. "Sampai kapan kamu akan diam Irine?" tanya Alin sambil duduk di kursi kebesaran Sky, menatap ke arah Irine yang duduk di seberang mejanya. Irine tentu saja tidak mengerti apa yang di maksud oleh Alin. Dia merasa baik-baik saja, tidak ada rahasia yang dia sembunyikan kecuali yang satu itu. "Aku pikir kamu tulus mencintaiku sebagai sahabatmu .... " lanjut Alin, menatap mata Irine lekat-lekat sambil menghela nafas. "Aku tidak mengerti apa maksudmu, Baby?" jawab Irine dengan gayanya yang cengengesan melirik Alin dan mengedipkan kedua bola matanya menggoda wanita di depannya itu. "Kamu dan aku adalah saudari se-Ayah, b
Kehadiran Irine membuat Alin jauh lebih rileks apalagi mereka juga saudari satu ayah dan Alin sangat paham bagaimana ketulusan Irine padanya.Daffa ikut merasakan tenang di dalam hatinya, melihat keakraban Irine dengan Alin."Daf, kenalkan ini Irine, saudariku," Alin memperkenalkan Irine pada Daffa."Welcome Nona Irine, salam kenal. Saya Daffa," Daffa mengulurkan tangannya yang di sambut Irine hangat."Akhirnya bisa bertemu Nona Irine secara langsung," lanjut Daffa yang di tanggapi dengan senyuman oleh Irine."Ya, apakah tawaran yang di kirimkan pada saya waktu itu masih berlaku?" tanya Irine berterus terang. Daffa melirik ke Alin yang di balas Alin dengan anggukan kepala.Mereka bertiga pindah duduk di sofa, "Tentu Nona, tentu masih berlaku. Kami akan menyiapkan surat perjanjian kerjasama Yuan Corp dengan agency Nona Irine secepatnya," tutur Daffa sopan yang di anggukin antusias oleh Irine.Mereka be
Alin bangun dinihari, sudah mandi dan langsung fokus membaca laporan yang di bawa Daffa dan Jonathan saat makan malam semalam. Janette juga memberikan laporan yang dia bawa dari Hong Kong untuk Alin."Jangan kuatir, Mommy dan mereka berdua akan melindungimu. Yang penting kandunganmu aman. Hem?" ujar Janette pada Alin saat melihat gamang di wajah Alin ketika melihat laporan-laporan di hadapannya.Alin membolak-balik lembaran demi lembaran laporan yang di berikan Janette juga laporan dari Jonathan dan laporan dari Daffa. Ada satu laporan lain yang terselip yang semalam belum ada. Alin membukanya dan isinya sangat relevan dengan tiga laporan yang sudah di baca Alin, bahkan laporan terakhir ini adalah kunci untuk perusahaan Sky bisa bertahan."Nona sudah bangun? Mau di buatkan sarapan sekarang?" Mr. Philippe mengetok pintu kamar Alin dan melihat Nona muda nya sudah rapi dan duduk di sofa membaca laporan."Hm, boleh aku minta zuppa soup dan mashed pota
"Semua kerugian Yuan Corp cabang Sydney semakin memburuk sejak kedatangan Merlin yang liburan ke Sydney di mana semua biaya liburan mewahnya di bebankan ke Yuan Corp untuk membayarnya karena Merlin memberikan data pribadi perusahaan Yuan Corp untuk menjaminnya. Untuk itu, saya sudah membekukan semua aset milik Merlin di Singapura maupun di luar negeri untuk menjadi milik Yuan Corp guna membayar kerugian yang sudah dia akibatkan kepada perusahaan," lanjut Alin yang kembali Brook bertugas memberikan kertas laporan kepada semua anggota Direksi. "Sepertinya Anda tidak tau dengan siapa Anda bercanda, Young Lady! Sky Yuan sekalipun, tidak akan berani memilih jalan yang Anda tempuh kali ini. Ku harap Anda tidak menyesali keputusan Anda!" ejek Mr. Robert seraya beranjak berdiri dari duduknya. "Tunggu, Mr. Robert. Saya masih ada perlu dengan Anda!" ujar Alin tegas, melirik Janette sekilas yang tersenyum tipis dengan mata berbinar menatap Alin. Brook membantu men
Seiji segera membawa Alin ke helikopternya di rooftop gedung perusahaan Sky Yuan, langsung menuju rumah sakit terdekat. "Baby ... Please bertahan. Aku tau kamu wanita yang kuat, please Alin. Kembali ... Melihat mu hidup meskipun bukan untukku, aku rela. please ..." Seiji berbisik berkali-kali di telinga Alin dan tetap menggenggam erat tangan wanita yang sangat dia cintai itu. Matanya berkabut. Para Dokter melakukan pertolongan pertama pada Alin, para suster memasang infus juga ada yang bertugas untuk menguras cairan lambung Alin dan ada yang membawa mesin EEG untuk memeriksa keadaan bayi dalam kandungan Alin. Dokter memberitahu keadaan bayi cukup stabil dan detak jantungnya kuat pada Seiji. "Alin, kamu dengar itu? bayimu sangat kuat dan bertahan. Ku mohon, kamu juga harus berjuang. Please demi bayi dalam perutmu dan anak kita, Sean. Please, Baby ..." rintih Seiji kembali di telinga Alin. "Kondisi pikiran Nyonya sepertinya sangat lelah dan sepertinya dia masuk ke alam tidur yang da
Alin akhirnya terbangun setelah dua jam di berikan suntikan darah Lucy, Istrinya Zhang, orang yang di panggil Seiji dengan sebutan 'Ketua'."Sky ..." panggil Alin saat merasakan tangannya di genggam oleh seseorang.Seiji mendongakkan wajahnya, menatap Alin penuh syukur dan senyuman."Ini aku. Terima kasih sudah kembali," bisik Seiji mendaratkan kecupan di kening Alin."Aku bermimpi tentang Sky," lirih Alin melihat ke sekeliling ruangan."Babyku, apakah baik-baik saja?“ Alin langsung meraba perutnya dan merasakan pergerakan bayi di dalam perutnya sangat agresif seperti bayinya juga sangat senang, mommynya kembali sadar."Dokter Dimitri yang menyelamatkanmu. Dia satu jam yang lalu sudah kembali ke Rusia setelah memastikan keadaanmu baik-baik saja""Och, sampaikan terima kasihku pada Dokter Dimi. Seiji, antarkan aku pulang ke kediaman Yuan" pinta Alin ingin mencabut selang infus yang terpasang di punggung tangannya.
Melihat Alin sangat menyukai sashimi dan bisa memakannya tanpa mual, Seiji memesankan kembali menu sashimi yang sangat Seiji hapal ikan apa saja yang menjadi kesukaan Alin. Tidak lupa Seiji juga memesan chawan mushi dan misho shiru nya."Aku mau nasi topping natto dan wakame salad," ucap Alin yang di senyumin Seiji, segera menambahkan apapun permintaan Alin.Seiji sendiri memilih pesan nikujaga, nasi dan sashimi sharing dengan Alin karena Seiji memesan sashimi moriawase yang porsinya jumbo dan terdiri dari berbagai macam jenis ikan dalam satu piring bulat besar."Apakah masih bisa makan dessert? Matcha ice cream mix kacang merah sepertinya lezat," tawar Seiji pada Alin setelah piring yang tadinya berisi menu pesanan mereka sudah berhasil mereka kosongkan.Alin duduk bersandar ke bantal dan baru memperhatikan tayangan televisi lokal Japan yang dari tadi hanya Alin lihat tanpa memperhatikan. Berita mengenai aset Omura Ken, Papanya Sachiko, mertuanya Seiji. "Hm, Matcha ice cream mix kaca
Seiji berjongkok di hadapan Alin, meletakkan wajahnya di kedua lutut Alin. Apa yang dia dengar dari Alin bagaikan mendera hatinya dengan godam palu yang besar, menghentak dan menghancurkannya dari dalam. Seiji memang bukan anak laki-laki yang manja namun hubungannya dengan kedua orangtuanya sangat harmonis layaknya sahabat yang akrab. Papanya Seiji bersedia menjadi anak buah Omura Ken, Papanya Sachiko juga demi keamanan bisnisnya yang banyak tersebar di Tokyo dan juga merupakan orang yang paling banyak berdonasi di kelompok mafia Omura Ken. Sekarang mendengar Alin yang menyiratkan bahwa kedua orangtuanya di bunuh oleh Omura, membuat tubuh Seiji lemas seketika. Ada bara api yang menyala dalam urat nadinya, Seiji akan mengumpulkan bukti untuk menuntut balas atas kematian kedua orangtuanya. “Aku tidak ingin melihatmu lemah seperti ini di depan orang lain. Cukuplah hanya di hadapanku saja. Seiji … Ceritakan apa yang kamu ketahui tentang Sachiko, tentang helikopter ya