Alin masih bermalasan di atas ranjang di kediaman Sky Yuan di belahan Skotlandia. Hanya ada mereka berdua di rumah, Lupita masih fokus melanjutkan kuliahnya sedangkan Mr. Rain sudah menemui ajalnya akibat perbuatannya di Singapura. Dan para pekerja lainnya hanya datang membersihkan rumah pagi hari sekaligus mengantarkan bahan makanan. Anak buah Nicholas tetap berjaga di kejauhan termasuk Brook yang memang selalu mengikuti Alin kemanapun dia pergi kecuali ke Jepang waktu itu tapi dia datang saat penyelamatan Alin dan Seiji bersama Nicholas. Alin sudah bangun dari tadi, tapi dia masih menelungkup di atas ranjang. Menghirup udara segar wangi musim semi di Skotlandia bercampur aroma asin air laut, sangat wangi. Tubuhnya merasakan ngilu dan masih perih akibat pelepasan kerinduannya dengan Sky yang sudah setahun lebih tidak bertemu. “Wife, kamu masih tidur?” Sky datang membawa salad, bubur roti dan susu segar untuk mereka berdua ke kamar dan meletakkannya di atas meja. Sky ikut masuk ke
Selesai sarapan pagi, Sky mengajak Alin jalan-jalan ke Edinburgh yang berjarak tiga puluh menit berkendara mobil sport milik Sky Yuan. Udara sangat segar karena kota Edinburgh baru saja di guyur hujan deras. Suhu di Edinburgh lebih dingin dari tempat tinggal Sky yang lebih dekat ke laut. Sky memarkirkan mobilnya di salah satu lobi hotel, menyerahkan kunci mobilnya ke staff valet hotel yang siap sedia untuk memarkirkan mobilnya.Alin baru pertama kali datang ke Edinburgh ini dan dari awal sudah menyukai kota dingin yang sangat klasik di matanya. dia tidak sabar ingin jalan-jalan mengitari dan menikmati segalanya. Alin langsung menarik lengan Sky untuk beralasan minum kopi di salah satu kafe yang tidak jauh dari hotel.“No kafein, Wifey!” bisik Sky lembut menuruti istrinya itu masuk ke salah satu cafe yang terletak di pinggir jalan bersebelahan dengan toko menjual bunga yang seperti menyatu dengan cafe karena memang tidak ada penyekat yang membata
Alin tidak berani menatap mata Sky Yuan yang sedang berjongkok di hadapannya. Sky terlalu sangat sempurna sebagai laki-laki, sebagai pria dan sebagai suami juga sangat tampan dengan bentuk tubuh yang bisa mengalahkan para model pria international. “Kamu akan mengakuisisi hotel ini?” tanya Alin singkat sambil memperhatikan interior kamar suite president yang mereka tempati, sangat bagus. Dan lokasi hotel juga ada di pusat kota Edinburgh. “Ya, masih dalam tahap pembicaraan. Tapi kami serius ingin bekerja sama. Sekarang katakan padaku, ada apa?”Alin menelan salivanya dengan berat, “Kamu sudah sering ke sini, apakah kamu pernah bercinta dengan para wanita yang kamu kenal di sini dan melewatkan malam bersama atau one night stand?” cicit Alin pelan memalingkan matanya tapi ekor matanya memperhatikan perubahan sekecil apapun pada diri suaminya itu. “Och Tuhan, Alin! Kamu cemburu, Wifey?” Sky berteriak, menangkup wajah Alin dengan kedua tangannya. Menatap dalam ke netra coklat hazel mili
Alin selesai membersihkan dirinya dan keluar menggunakan jubah mandi. Sky Yuan langsung berdiri menghampiri istrinya itu. "Aku ga bisa bermain solo. Kamu bantu ya" mohon Sky sedikit merajuk menarik tangan Alin, mengecup punggung tangan wanitanya itu lembut lalu dia bawa duduk di sofa di pinggir jendela. Alin duduk di sofa, sengaja membelakangi Sky Yuan yang memeluknya dari belakang, melihat pemandangan kota Edinburgh yang terlihat sangat jelas dari jendela tempat Alin duduk. Hujan turun gerimis yang bulir-bulirnya seperti jutaan berlian jatuh ke bumi. Alin sangat menyukai hujan, membuat pikirannya menjadi lebih tenang. "Sudah ga marah lagi kan? Jadi kamu cemburu karena kamu datang bulan, Wifey?" Sky menangkup kedua pipi Alin, menengadahkannya dan memberikan kecupan-kecupan manis di atas bibir dan wajah istrinya itu yang kalau merajuk bisa membuat dunia Sky Yuan tenggelam. Sky bukan pria penggombal yang punya banyak stok kata-kata manis, dia adalah pria yang memiliki hasrat besar d
Sky masih terbaring di atas ranjang dan Alin sudah membersihkan dirinya, berganti pakaian lalu naik ke atas ranjang kembali untuk menggoda suami tampannya yang kelelahan dari percintaan mereka sebelumnya. Alin meraba alis, hidung dan menekan-nekan bibir suaminya dengan telunjuknya. Kemudian dia kecup dengan gemas. Terdengar bunyi getaran di Hp nya, telpon dari Seiji. “Ya, Halo …” Alin mengalihkan panggilan telp menjadi videocall. “Hallo Mommy …” Seiji mengucapkan ‘mommy’ untuk Syelin tiru ucapkan ke Alin. Karena putri cantik yang berumur satu tahun itu baru bisa mengucapkan Mamama untuk Janette dan Papa untuk Seiji. “Och cintanya Mommy, sudah makan Sayang?” tanya Alin dengan wajah sangat lembut menatap ke kamera.Syelin menyemburkan air ludahnya, dia sedang senang bermain air ludahnya sendiri dan mulutnya membulat mengerucut seperti meniup. Seiji terlihat sangat bahagia dengan Syelin yang dia tidurkan di lengannya. Sean juga ikut masuk ke dalam videocall, memberikan kecupan jauh u
Hujan kembali turun mengguyur kota Edinburgh. Alin ngotot ingin pergi berjalan-jalan bersama Sky, menikmati malam dan udara segar sehabis hujan mereda, karena jika tetap berada di dalam kamar, Alin tidak bisa memastikan jika dirinya tidak akan kembali menggoda suami ganteng yang sangat memanjakannya itu dan melakukan beberapa ronde bercinta lagi. Tubuh Alin lelah, bagian intinya cenat-cenut dan pinggangnya serasa mau rontok tapi dia sangat bahagia. Wajahnya tanpa polesan kosmetik namun sangat mempesona terlihat. Sky tidak tidak henti-hentinya mengagumi istrinya itu, sesekali mencium punggung tangan Alin yang selalu dia genggam dan tidak jarang juga mereka menghentikan langkah sejenak untuk saling melumat dan berciuman di tengah jalan. Benar-benar seperti dua orang yang saling sangat jatuh cinta. “Sky, aku benar-benar lapar sekarang,” bisik Alin setelah Sky melepaskan pagutan bibirnya di bibir Alin. “Mari ku ajak kamu ke restoran favorite orangtuaku. Menurut cerita Janette, dulu mere
Sky Yuan hanya memakai handuk yang melilit rendah di pinggang seksinya, sedang menikmati secangkir kopi hitam di balkon saat Alin baru bangun tidur dan mencarinya.“Sky, apa yang kamu lakukan di sana?” tanya Alin kembali menarik selimut menutupi tubuh telanjangnya. Tubuhnya benar-benar seperti rontok, tapi hasratnya sulit untuk di hentikan. Entah soup apa yang di minta oleh Sky pada pelayan namun rasanya sangat lezat meski kenyal tidak seperti daging yang berserat. Sky berjalan masuk ke dalam kamar, membelai rambut dan wajah Alin, “Morning My Love, Ibu anak-anaku!” bisik Sky merunduk menciumi puncak kepala istrinya. “Apa yang kamu lakukan di balkon dengan memakai handuk seperti itu? Mau pamer?” sungut-sungut Alin memanyunkan bibirnya mengerucut maju. “Pamer?” ulang Sky, meraih tubuh Alin agar bangun dan bersandar pada tubuhya. “Ya. Pamer punya body bagus begitu. Mungkin entah dari arah mana, ada nenek-nenek yang memperhatikanmu di balkon minum kopi. Kamu sengaja ingin nenek-nenek
Alin langsung berlari meraih dan memeluk Syelin ke dalam pelukannya. Seiji baru saja tiba bersama Sean dan Syelin setelah mendapat kabar Alin dan Sky sudah berada di kediaman Yuan. Syelin merangkulkan tangan gempalnya ke leher Mommynya dan mengendus tubuh Mommynya yang wangi dan sepertinya bayi perempuan itu terlihat sangat merindukan Mommynya namun dia tidak pernah dia perlihatkan pada saat videocall.“Mommy juga sangat rindu padamu, My Baby Girl!” bisik Alin memeluk tubuh montok Syelin seakan ingin meleburkan masuk ke dalam tubuhnya. Beberapa tetes airmata membasahi sudut mata indahnya. Sean juga ikut berhambur memeluk Alin dan menciumi lengan Syelin yang memeluk leher Alin. Syelin akhirnya tertawa geli menarik rambut Sean. Mata Syelin menatap ke arah Sky yang berdiri di samping Mommynya dan tersenyum padanya. Pertama kalinya lengan Syelin teracung dan Sky langsung meraih tubuh Syelin di gendongan Alin untuk dia gendong, peluk dan cium bertubi-tubi. Pertama kali Sky memeluk Syelin