Pesta ke satu tahun Syelin diadakan di restoran hotel Sky Yuan dengan tema makan malam bersama. Sean libur selama beberapa hari untuk menghadiri pesta ulang tahun adik perempuannya tersebut. Ini adalah idenya Janette yang merasa dirinya mungkin tidak bisa lagi ikut merayakan pesta ulang tahun Syelin di tahun-tahun berikutnya. Aunty Chen, Amey, Ahmed dan pedagang di food court Bisan tentu saja datang, begitu juga dengan Mirza yang datang bersama istri dan putrinya Melvi.Dari semenjak lahir sampai berumur satu tahun, Syelin selalu di mandikan pagi dan sore oleh Seiji. Hanya libur yang bisa di hitung dengan jari. Syelin akan merengek dan sulit di tenangkan jika tidak mendengar atau video call dengan Seiji. Begitulah anak perempuan cantik bermata biru itu selalu merasakan jika Seiji adalah Papanya. Mr. Philippe dan Janette hanya tersenyum melihat Syelin yang lebih manja ke Seiji, mereka tidak pernah lupa bagaimana peran Seiji terhadap Syelin saat dia masih berada dalam kandungan
Syelin menangis terisak di leher Sky, air mata bayi berumur satu tahun itu membanjir membasahi leher dan kemeja yang di pakai Sky Yuan. Hati Sky merasa sangat sakit mendengar tangisan putri kecilnya itu, tangannya mendekap erat tubuh Syelin dan menciuminya. Tapi tangisan Syelin tidak kunjung berhenti. Nicholas memegang pundak Sky dan akhirnya Sky mengembalikan putrinya ke pelukan Daffa.Mr. Philippe datang dari samping membujuk Syelin dan mendudukkannya di pelukannya, mata besar Syelin berpendar mencari berkeliling pria mata biru yang tadi memeluknya, namun dia Sky sudah pergi dengan cepat bersama Nicholas.Daffa duduk di kursi depan Syelin yang di pangku Mr. Philippe membelai rambut coklat milik Syelin.Daffa berbicara lembut ke bayi perempuan itu layaknya kepada anak yang sudah bisa berbicara, “Daddy-mu sedih melihatmu menangis. Katakan pada Ayah, apa yang membuat Syelin menangis? Syelin mau Mommy?” Syelin mengangguk dan mengulurkan ked
Alin terkejut melihat orang yang duduk kaku tidak bisa bergerak di depannya. Dengan cepat Alin membuka kembali totokannya di bahu, leher dan punggung pria yang tersenyum manis menatapnya sedangkan Alin masih tidak bisa berkata apapun, mulutnya terbuka tapi tidak ada kata yang keluar karena terlalu banyak kata dalam pikiran Alin yang ingin berdesakan keluar. “Wifey …” panggil Sky lirih, berdiri menyerahkan satu cangkir coklat hangat yang sudah selesai dia buat untuk Alin dan satu untuk dirinya. “Duduklah di dalam, aku sudah membakar roti untukmu.” ujar Sky kembali menarik tangan Alin dengan tangannya kirinya dan mendorong sedikit punggung Alin dengan tangan yang memegang cangkir coklat hangat agar Alin masuk ke dalam tenda di hadapan mereka. Alin menurut, masih terus menatap wajah Sky Yuan di sampingnya, tidak ingin berkedip karena jika berkedip dia kuatir pria di sebelahnya akan pergi dan semuanya hanyalah mimpi sampai Alin duduk pun dia tetap patuh mengikuti apapun ucapan pria yan
Alin masih bermalasan di atas ranjang di kediaman Sky Yuan di belahan Skotlandia. Hanya ada mereka berdua di rumah, Lupita masih fokus melanjutkan kuliahnya sedangkan Mr. Rain sudah menemui ajalnya akibat perbuatannya di Singapura. Dan para pekerja lainnya hanya datang membersihkan rumah pagi hari sekaligus mengantarkan bahan makanan. Anak buah Nicholas tetap berjaga di kejauhan termasuk Brook yang memang selalu mengikuti Alin kemanapun dia pergi kecuali ke Jepang waktu itu tapi dia datang saat penyelamatan Alin dan Seiji bersama Nicholas. Alin sudah bangun dari tadi, tapi dia masih menelungkup di atas ranjang. Menghirup udara segar wangi musim semi di Skotlandia bercampur aroma asin air laut, sangat wangi. Tubuhnya merasakan ngilu dan masih perih akibat pelepasan kerinduannya dengan Sky yang sudah setahun lebih tidak bertemu. “Wife, kamu masih tidur?” Sky datang membawa salad, bubur roti dan susu segar untuk mereka berdua ke kamar dan meletakkannya di atas meja. Sky ikut masuk ke
Selesai sarapan pagi, Sky mengajak Alin jalan-jalan ke Edinburgh yang berjarak tiga puluh menit berkendara mobil sport milik Sky Yuan. Udara sangat segar karena kota Edinburgh baru saja di guyur hujan deras. Suhu di Edinburgh lebih dingin dari tempat tinggal Sky yang lebih dekat ke laut. Sky memarkirkan mobilnya di salah satu lobi hotel, menyerahkan kunci mobilnya ke staff valet hotel yang siap sedia untuk memarkirkan mobilnya.Alin baru pertama kali datang ke Edinburgh ini dan dari awal sudah menyukai kota dingin yang sangat klasik di matanya. dia tidak sabar ingin jalan-jalan mengitari dan menikmati segalanya. Alin langsung menarik lengan Sky untuk beralasan minum kopi di salah satu kafe yang tidak jauh dari hotel.“No kafein, Wifey!” bisik Sky lembut menuruti istrinya itu masuk ke salah satu cafe yang terletak di pinggir jalan bersebelahan dengan toko menjual bunga yang seperti menyatu dengan cafe karena memang tidak ada penyekat yang membata
Alin tidak berani menatap mata Sky Yuan yang sedang berjongkok di hadapannya. Sky terlalu sangat sempurna sebagai laki-laki, sebagai pria dan sebagai suami juga sangat tampan dengan bentuk tubuh yang bisa mengalahkan para model pria international. “Kamu akan mengakuisisi hotel ini?” tanya Alin singkat sambil memperhatikan interior kamar suite president yang mereka tempati, sangat bagus. Dan lokasi hotel juga ada di pusat kota Edinburgh. “Ya, masih dalam tahap pembicaraan. Tapi kami serius ingin bekerja sama. Sekarang katakan padaku, ada apa?”Alin menelan salivanya dengan berat, “Kamu sudah sering ke sini, apakah kamu pernah bercinta dengan para wanita yang kamu kenal di sini dan melewatkan malam bersama atau one night stand?” cicit Alin pelan memalingkan matanya tapi ekor matanya memperhatikan perubahan sekecil apapun pada diri suaminya itu. “Och Tuhan, Alin! Kamu cemburu, Wifey?” Sky berteriak, menangkup wajah Alin dengan kedua tangannya. Menatap dalam ke netra coklat hazel mili
Alin selesai membersihkan dirinya dan keluar menggunakan jubah mandi. Sky Yuan langsung berdiri menghampiri istrinya itu. "Aku ga bisa bermain solo. Kamu bantu ya" mohon Sky sedikit merajuk menarik tangan Alin, mengecup punggung tangan wanitanya itu lembut lalu dia bawa duduk di sofa di pinggir jendela. Alin duduk di sofa, sengaja membelakangi Sky Yuan yang memeluknya dari belakang, melihat pemandangan kota Edinburgh yang terlihat sangat jelas dari jendela tempat Alin duduk. Hujan turun gerimis yang bulir-bulirnya seperti jutaan berlian jatuh ke bumi. Alin sangat menyukai hujan, membuat pikirannya menjadi lebih tenang. "Sudah ga marah lagi kan? Jadi kamu cemburu karena kamu datang bulan, Wifey?" Sky menangkup kedua pipi Alin, menengadahkannya dan memberikan kecupan-kecupan manis di atas bibir dan wajah istrinya itu yang kalau merajuk bisa membuat dunia Sky Yuan tenggelam. Sky bukan pria penggombal yang punya banyak stok kata-kata manis, dia adalah pria yang memiliki hasrat besar d
Sky masih terbaring di atas ranjang dan Alin sudah membersihkan dirinya, berganti pakaian lalu naik ke atas ranjang kembali untuk menggoda suami tampannya yang kelelahan dari percintaan mereka sebelumnya. Alin meraba alis, hidung dan menekan-nekan bibir suaminya dengan telunjuknya. Kemudian dia kecup dengan gemas. Terdengar bunyi getaran di Hp nya, telpon dari Seiji. “Ya, Halo …” Alin mengalihkan panggilan telp menjadi videocall. “Hallo Mommy …” Seiji mengucapkan ‘mommy’ untuk Syelin tiru ucapkan ke Alin. Karena putri cantik yang berumur satu tahun itu baru bisa mengucapkan Mamama untuk Janette dan Papa untuk Seiji. “Och cintanya Mommy, sudah makan Sayang?” tanya Alin dengan wajah sangat lembut menatap ke kamera.Syelin menyemburkan air ludahnya, dia sedang senang bermain air ludahnya sendiri dan mulutnya membulat mengerucut seperti meniup. Seiji terlihat sangat bahagia dengan Syelin yang dia tidurkan di lengannya. Sean juga ikut masuk ke dalam videocall, memberikan kecupan jauh u