Beranda / Romansa / Jodoh di Tangan Kakek / 87. Salju Pertama Zayn

Share

87. Salju Pertama Zayn

Penulis: Reyn
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-09 16:11:32

Hari kedua Alea, Rafif beserta rombongan di Swiss.

Hari ini mereka akan berpindah kota dari Zurich ke Zermatt dengan menggunakan kereta api. Butuh waktu sekitar 3-4 jam untuk mereka tiba di Zermatt.

Tidak ada kereta langsung yang bisa membawa mereka dari Zurich ke Zermatt, mereka harus berganti kereta di Visp, sebuah kota kecil di jantung Valais.

Dalam perjalanan, kereta akan melewati kota Bern dan Thun, yang sangat layak dikunjungi karena kastil, museum, dan kawasan perbelanjaannya. Dari Visp, perjalanan yang indah melewati lereng gunung yang terjal dan air terjun, lalu naik ke Lembah Matter menuju Zermatt.

Begitu tiba di Zermatt, mereka langsung menuju lereng ski. Ya, Zermatt terkenal di seluruh dunia karena jaringan lerengnya yang berada di dataran tinggi, diapit oleh Gunung Matterhorn yang terkenal.

Mereka tiba pada siang hari, dan langsung menikmati pemandangan hamparan salju yang luas.

“Mama kenapa semuanya putih?” tanya Zayn polos.

“Itu namanya salju sayang, Zayn mau coba menye
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jodoh di Tangan Kakek   88. Kereta Gantung

    Setelah puas bermain ski, Rafif mengajak Alea dan rombongan menuju ke stasiun lembah Zermatt-Matterhorn.Kemudian naik gondola Matterhorn Express untuk menuju Trockerner Steg, dan menaiki kereta gantung dari sana menuju puncak Matterhorn Glacier Paradise.Matterhorn Glacier Paradise adalah sebuah stasiun kereta gantung yang terletak di puncak Klein Matterhorn, di kanton Valais, Swiss. Stasiun ini memiliki ketinggian 3.883 meter di atas permukaan laut, dan merupakan stasiun kereta gantung tertinggi di Eropa.Dari sini, mereka dapat melihat pemandangan 360° di atas Pegunungan Alpen, yang mencakup 38 puncak gunung berapi dan 14 gletser di tiga negara.Dari atas kereta gantung mereka melihat pemandangan yang menakjubkan. Sejauh mata memandang, hamparan es menutupi puncak gunung-gunung Alpen yang didominasi oleh bebatuan.“Wow! Wah!” kalimat yang keluar dari mulut Zayn sepanjang menaiki kereta gantung.“Indah sekali ya nak,” ujar papa yang sedang menggendong Zayn.“Iya opa! Zayn mau turun

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Jodoh di Tangan Kakek   89. Hangat di tengah Cuaca Dingin

    “Mas, Zayn demam!” pekik Alea saat terbangun di pagi hari.“Mungkin dia kelelahan sayang, biar aku ambilkan kompres dan obat penurun panas,” ujar Rafif lalu meninggalkan kamar.Di dapur, Rafif bertemu dengan bunda dan mama yang sedang memasak.“Kamu sudah bangun?” tanya bunda.“Sudah bunda. Bun, aku minta kompres untuk Zayn,” ujar Rafif.“Zayn kenapa?” tanya bunda panik.“Dia demam, sepertinya karena kemarin terlalu asyik main salju,” jawab Rafif.“Apakah parah?” tanya mama.“Tadi suhunya 38 derajat,” jawab Rafif.“Ini kompresnya, kamu langsung kasih obat penurun panas ya biar gak berlarut-larut!” ujar bunda.“Baik bunda, terima kasih,” ucap Rafif lalu kembali ke kamar.Alea dengan cekatan langsung membasuh kening Zayn, begitu Rafif memberikan sebuah baskom berisi air. Setelah mengompresnya, Alea memberikan obat sirup penurun panas. Satu jam kemudian.Mama dan bunda menghampiri Zayn dikamar karena terus mendengar suara tangisan Zayn.Di kamar Zayn tengah digendong oleh Rafif. Sement

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Jodoh di Tangan Kakek   90. Sungai Aare

    Setelah melakukan perjalanan selama hampir dua minggu di Swiss, Alea dan rombongan kini telah sampai di kota terakhir yaitu kota Bern, dimana sungai Aare melintang di tengahnya.Sungai Aare sepanjang 295 km mengalir dari Kanton Bern melintasi Brienzersee dan Thunersee, lalu bertemu dengan sungai Rhein di dekat kota Waldshut, Jerman. Dengan warna air hijau kebiruan yang membuat pemandangan kota Bern semakin indah.“Semua sudut di negeri ini tampak indah, rasanya aku jatuh cinta sekali,” ujar Alea di balkon kamar hotel yang menghadap tepat ke sungai Aare.Dari latai 29, Alea bisa melihat sepanjang aliran sungai yang dipenuhi oleh orang-orang yang sedang berfoto dan berenang.“Ayo turun dan melihat sungai Aare lebih dekat,” ajak Rafif.Alea mengangguk lalu mengikuti Rafif. Kemudian mereka berpamitan kepada keluarga yang sedang beristirahat karena kelelahan, Zayn pun sedang tidur bersama mama, sehingga Alea dan Rafif hanya pergi berdua.“Bagaimana, apakah dengan jarak sedekat ini sungai A

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Jodoh di Tangan Kakek   91. Cerita Alea

    Sepulangnya dari Swiss, Alea berencana akan berkunjung ke kantornya bekerja. Untuk memberikan buah tangan yang dia beli pada Najwa dan para karyawannya.Alea terkesima dengan banyaknya perubahan di kantor ini, namun ruangannya tidak berubah dan masih tertata rapi sampai hari ini. Sebab, selepas peninggalannya ruangan itu tetap digunakan oleh Rafif jika berkunjung kesana.Ya, tugas Rafif kini bertambah sebab selain memimpin Hadiwinata Grup yang sangat besar itu, dia juga tetap mengurus bisnis istrinya yang ditinggalkan demi mengurus dan membesarkan Zayn, putranya.“Wah tidak ada yang berubah disini!” ujar Alea.“Tentu saja, ruangan ini tetap gue rawat. Meskipun lo udah gak pernah kesini tapi laki lo masih sering mampir,” jawab Najwa.Setelah puas melihat ruangannya, Alea dan Najwa kembali ke lantai satu dan duduk di sofa yang ada di lobi.“Kayaknya gue pengen balik lagi kesini deh,” gumam Alea.“Ya udah balik aja, gue sih seneng banget kalo lo disini,” ujar Najwa.Saat mereka tengah as

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Jodoh di Tangan Kakek   92.

    “Hai bos kecil!” sapa Najwa pada Zayn. Dia baru saja kembali dari ruang marketing setelah mengurus beberapa pekerjaan.Saat kembali, Najwa melihat Zayn dan Rafif sudah bergabung bersama Alea di ruang tunggu.“Tante Awa!” sahut Zayn riang.“Ayo ikut tante jalan-jalan,” ajak Najwa.“Ayooo,” sambut Zayn.“Aku bawa Zayn dulu ya Al,” pamit Najwa pada Alea.“Iya,” jawab Alea.Selepas Najwa membawa Zayn pergi, Alea mendekat pada Rafif yang masih cemberut karena cemburu melihat istrinya berbincang dengan karyawan barunya.“Mas,” panggil Alea.Rafif tetap diam tanpa menghiraukan panggilan Alea.Alea sampai mengibaskan tangannya di depan wajah Rafif.“Mas!” panggil Alea lagi.“Apa sih?” tanya Rafif ketus.“Kok marah?” tanya Alea tidak kalah ketus.“Siapa yang marah?” Rafif mengelak.“Gak tahu lah! Lebih baik aku cari Zayn,” ujar Alea lalu berdiri dan hendak pergi meninggalkan Rafif.“Loh, Al!” cegah Rafif sambil memegangi tangan Alea.Alea tidak menghiraukan Rafif lagi, dia kesal karena tiba-ti

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Jodoh di Tangan Kakek   93. Gangguan Mantan

    Pagi hari Alea terbangun dan merasakan seluruh badannya sakit. Dia melihat sisa-sisa percintaannya dengan Rafif semalam.Kamar yang semula rapi, kini sudah terlihat seperti kapal pecah. Juga harum ruangannya telah berganti dengan bau keringat yang menyengat.Alea bangkit dengan merasakan perih di inti tubuhnya, dia meraih baju tidur berbentuk kimono yang semalam Rafif lemparkan ke sembarang arah.Alea berkaca di cermin dan melihat banyak sekali jejak yang Rafif tinggalkan di leher dan di dadanya.“Ish, kenapa dia selalu menyisakan jejak sebanyak ini sih?” gerutu Alea.“Itu adalah tanda kalau kamu milikku, Alea!” sahut Rafif yang tiba-tiba berdiri di sampingnya.Tubuh Rafif masih sangat polos, tanpa sehelai benangpun. Sehingga Alea bisa melihat secara keseluruhan tubuh suaminya melalui cermin.Alea menelan ludahnya, saat melihat benda pusaka milik Rafif yang ternyata sudah tegak sempurna. Lalu, Alea memikirkan seribu cara untuk menghindari serangan yang mungkin saja akan terjadi.“Sayan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Jodoh di Tangan Kakek   94. Duri

    “Sial-an! Kalo bukan bos gue udah gue habisi itu Rafif!”Elang mengumpat di tempatnya tatkala Rafif menutup panggilan secara sepihak.“Gimana caranya gue bisa deketin Alea lagi?” gumamnya.Ya, Elang memang berniat mendekati Alea. Selain karena alasan Alea adalah mantan kekasihnya di masa SMA dulu, Elang juga melihat jika Alea kini telah sukses dengan kekayaan yang luar biasa.Makanya, dia berniat untuk mencoba memanfaatkan Alea.Sementara itu disisi Rafif, dia telah merasa jika Elang memiliki niat buruk untuk istrinya, makanya sejak awal Rafif tidak menyukai Alea yang begitu akrab dengan Elang meskipun bisa dibilang hubungan mereka sudah berakhir sangat lama.Sedangkan Alea merasa kehadiran Elang kembali dihidupnya bukanlah hal yang mengganggunya, sebab Alea sama sekali tidak berniat untuk kembali akrab dengan Elang, apalagi dia melihat Rafif yang begitu cemburu.“Aku berangkat dulu, awas kalau kamu sembunyiin sesuatu dariku lagi!” ancam Rafif.“Iya sayang, gak akan,” jawab Alea lalu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Jodoh di Tangan Kakek   95. Api Cemburu

    Alea kembali ke rumah setelah sebelumnya mengantar mama pulang. Zayn telah tidur dengan nyaman di jok belakang.Sesampainya di rumah, Alea menggendong Zayn dan membawanya ke kamar tidur milik Zayn. Lalu setelahnya dia bergegas membersihkan diri di kamarnya.Hari sudah mulai sore, setelah selesai mandi Alea langsung masuk ke dalam walk in closet dan berpakaian.Saat keluar, Rafif telah menunggunya di kamar dengan raut muka marah. Keadaannya masih sama berantakannya seperti sebelumnya.Alea berjalan menuju meja rias tanpa menghiraukan keberadaan Rafif.“Kan aku sudah bilang, kamu tidak boleh bertemu dengannya kecuali kamu bersamaku!” Rafif mulai bicara dengan nada dingin.“Kenapa tadi malah dia yang antar kalian ke rumah sakit? Apa tidak cukup aku memberi peringatan?” tanya Rafif.Alea masih terpaku menatap dirinya di cermin, dia menyisir rambutnya yang masih sedikit basah.“Alea, aku sedang bicara!” bentak Rafif saat merasa di abaikan oleh istrinya.Alea menaruh sisirnya kembali di mej

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17

Bab terbaru

  • Jodoh di Tangan Kakek   109. Katakan atau Diam

    “Alea…” panggil Rafif begitu tiba di kamar hotel.“Kakak Zayn ayo mandi, habis ini kita pulang!” ujar Alea pada Zayn tanpa menghiraukan panggilan Rafif.“Alea!” suara Rafif mulai meninggi.“Hhhh..” Alea menghela napas berat.“Nanti aja. Aku mau mandikan Zayn!” ujarnya kemudian.Rafif terdiam di ujung tempat tidur hotel. Pikirannya tak tentu arah. Dia tahu dia telah bersalah pada Alea semalam. Sebetulnya mudah saja bagi Rafif untuk berkata jujur. Namun entah kenapa satu sisi hatinya masih terasa berat.Terlebih lagi, semalam dia terlanjur berbohong pada Alea bahwa yang ditemuinya adalah Mario bukan Melissa.Rafif juga bingung sebab mood Alea selalu berubah drastis setiap dia mengandung. Jadi jika dia tidak berhati-hati, bisa dipastikan keributan akan terjadi di antara mereka.Di sisi lain, Alea juga menunggu apakah Rafif akan menjelaskannya lebih dulu? Atau dia akan tetap diam sampai Alea mulai bertanya?Jika Rafif berani mengatakannya lebih dulu maka Alea akan segera memaafkannya, nam

  • Jodoh di Tangan Kakek   108. Diam-diam Curiga

    Jam 23.30 malam..Alea menunggu kedatangan Rafif di kamarnya. Sudah satu setengah jam sejak acara selesai, namun suaminya belum juga tiba di kamar.Alea mencoba menghubunginya berkali-kali namun tidak ada jawaban.“Kemana sih, sudah selarut ini belum juga sampai di kamar?” gumam Alea menatap layar ponselnya.Karena tidak ada jawaban, Alea pun memutuskan untuk menghubungi Azfar dan menanyakan keberadaan Rafif.“Halo kak, kalian masih di ballroom kah?” tanya Alea saat Azfar menjawab teleponnya.“Aku sudah kembali, kenapa?” tanya Azfar.“Mas Rafif kok belum datang?” tanya Alea lagi.“Bukannya Rafif sudah kembali lebih dulu? Tadi aku tidak melihatnya di ballroom.” Jawab Azfar.“Sampai sekarang dia belum kembali kak,” ujar Alea.“Oh! Tadi aku lihat dia ngobrol sama cewek sih. Aku kira habis itu dia kembali,” ujar Azfar polos.“Cewek?” tanya alea dengan nada meninggi karena sedikit terkejut.“Mungkin jurnalis, Al! Jangan terburu-buru menyimpulkan,” sahut Azfar yang merasa bersalah mengataka

  • Jodoh di Tangan Kakek   107. Kepingan Puzzle

    “Kenapa kamu disini?” tanya Rafif dengan suara sedikit bergetar.Dadanya tiba-tiba bergemuruh dan seketika melupakan keadaan sekitar, pandangan dan pikirannya terfokus pada sosok wanita cantik di depan matanya.Dia adalah Melissa. Kepingan puzzle milik Rafif yang telah menghilang lama.Meskipun kini Rafif telah menikah dengan cinta pertamanya, Alea. Bukan berarti masa lalu Rafif tanpa wanita. Apalagi Rafif juga pria normal, dia tetap tumbuh layaknya remaja menuju dewasa seperti orang lain.Ya, bukan Yesika melainkan Melissa. Seseorang yang pernah mengisi hati Rafif saat berkuliah di London.***Saat itu Rafif pertama kali bertemu Melissa di kelas yang sama, karena sama-sama berasal dari Indonesia, mereka cukup cepat mengakrabkan diri.Satu tahun berteman, hubungan Rafif dan Melissa sangat dekat. Mereka akhirnya memutuskan untuk memulai hubungan asmara.Kala itu Rafif sedang bersiap untuk menyusun skripsi, dia sudah melupakan sosok Alea yang dia anggap sebagai adik.Karena jauh dari ke

  • Jodoh di Tangan Kakek   106. Gala Dinner

    Beberapa bulan kemudian..Cindy sudah semakin terbiasa dengan kehamilannya, dia juga aktif kembali sebagai dokter spesialis kandungan. Selain memastikan kehamilannya aman, dia juga selalu memastikan kandungan setiap pasiennya aman.Begitu juga dengan Alea, di kehamilan ketiganya ini dia memilih untuk lebih banyak diam di rumah. Sekalipun keadaan memaksanya keluar rumah, dia akan menunggu sampai Rafif bisa menemaninya.Bukan apa, Alea masih cukup trauma atas kejadian beberapa tahun lalu saat hamil anak keduanya. Mengalami penculikan sampai harus merasakan kehilangan anak adalah hal yang sangat menyedihkan.Kali ini, dia tidak akan membiarkan sesuatu terjadi. Karenanya, dia memilih untuk menjalani keseharian di rumah. Jika merasa bosan, maka saatnya dia memanggil seluruh anggota keluarganya untuk datang.Sementara itu Rafif dan Azfar disibukan dengan pekerjaan mereka, kebetulan beberapa bulan terakhir Rafif berhasil mengembangkan kembali bisnis barunya yaitu sebuah aplikasi yang berhubu

  • Jodoh di Tangan Kakek   105. Dua Kabar Baik

    “Apakah program mereka tidak berhasil?” gumam Alea.“Kenapa sayang?” tanya Rafif yang tiba-tiba berdiri disamping Alea.“Mas, menurut kamu kak Azfar dan kak Cindy kenapa ya?” tanya Alea.Rafif memperhatikan Azfar dan Cindy sejenak, “mereka lagi lelah aja paling?” ujar Rafif.Alea mengangkat bahu tak mengerti. Namun hatinya berharap semoga apa yang dia khawatirkan tidak terjadi.“Ayo semuanya mendekat!” ujar papa.Lalu semua orang mendekat mengelilingi mama dan papa yang berdiri di tempat yang telah disiapkan di halaman rumah.Disana terdapat sebuah kue tart besar dan beberapa kado. Halaman rumah di hias dengan tema warna putih, serasi dengan pakaian yang dikenakan mama dan papa serta semua yang hadir.Mama mengenakan gaun warna putih panjang lengkap dengan veil warna serupa, papa memakai satu set jas putih senada, mereka benar-benar seperti pengantin.Di belakang mama dan papa ada sebuah layar yang sengaja dipasang untuk menampilkan rangkuman foto-foto sejak mama dan papa pertama kali

  • Jodoh di Tangan Kakek   104. Program

    Setelah mempertimbangkan banyak hal, Azfar dan Cindy akhirnya memutuskan untuk memulai kembali perjuangan mereka untuk mendapatkan buah hati.Butuh kesiapan mental, fisik dan materi untuk memulai perjalanan panjang ini.Mereka mulai dengan kembali memeriksakan kesehatan organ mereka ke dokter kandungan, yang bernama Leo. Dia adalah teman seperjuangan Cindy dan bekerja di rumah sakit yang sama dengan mereka.“Akhirnya kalian kembali!” ujar Leo.Sebelumnya, Cindy dan Azfar juga sempat memeriksakan kondisi mereka satu tahun lalu. Namun karena kesibukan Cindy dan Azfar, mereka memutuskan untuk menunda dulu program hamil yang harus dilakukan.“Apa kalian udah siap sekarang?” tanya Leo.“Untuk saat ini, aku jauh lebih siap!” ujar Cindy.“Oke, kita mulai lagi dari awal ya?” Leo kemudian kembali menjelaskan prosedur untuk melakukan program Hamill.Cindy tentu sangat memahami langkah demi langkah untuk melakukan program hamil, tapi bagaimanapun dia tetap butuh dokter lain untuk membantunya mem

  • Jodoh di Tangan Kakek   103. Keresahan Hati

    Selama perjalanan pulang dari Bandung menuju Jakarta, Cindy lebih banyak terdiam dan merenung.Dia memikirkan semua nasehat nenek padanya, hal yang ketika diucapkan sangat bisa membuatnya tenang. Namun ketika dia kembali pada kenyataan, rasanya sulit sekali untuk menemukan kebahagiaan.Rumah tangga tanpa anak, memang bukan satu-satunya sumber kebahagiaan. Namun, akan lebih sempurna kebahagiaan itu ketika hadir seorang malaikat kecil di antara mereka.Hal inilah yang sampai saat ini masih diusahakan Cindy dan Azfar selama dua tahun lebih pernikahannya.“Kamu kenapa?” tanya Azfar yang melihat Cindy hanya melamun dan menatap ke arah luar jendela.“Gak apa-apa!” jawab Cindy singkat.Mereka, bukan tidak berusaha. Mengingat mereka lebih paham tentang situasi mereka karena profesinya sebagai dokter. Namun, apapun yang mereka usahakan akan tetap sia-sia ketika Tuhan belum mengizinkan.”Apa selama di Bandung, ada hal yang menyinggungmu?” tanya Azfar pelan.“Hmm gak ada kok!” jawab Cindy.“Teru

  • Jodoh di Tangan Kakek   102. Kemah

    Hari ini, Alea dan Rafif berencana untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di Bandung, sebelum mereka kembali ke Jakarta.Selama sehari penuh mereka semua berkumpul di rumah nenek, makan masakan nenek, bermain bersama para sepupu dan bercerita tentang masa lalu.Semua terlihat sangat menikmati momen kebersamaan itu.Papa sebetulnya hanya anak tunggal, tetapi semasa kakek Abdul hidup, beliau sempat mengadopsi anak perempuan dari keluarga nenek yang mereka beri nama Ayu.Saat ini, tante Ayu lah yang tinggal bersama nenek di rumah ini, sehingga nenek tidak pernah kesepian.Beberapa kali papa juga mengajak nenek untuk tinggal bersama di Jakarta, namun nenek bersikeras untuk tetap tinggal di Bandung.Katanya, rumah ini penuh dengan kenangan semasa hidup bersama kakek Abdul. Dan hanya saat tinggal disini, nenek merasa kakek Abdul masih ada bersama mereka.“Kak, kenapa bengong?” tanya Alea pada Cindy yang terlihat sedang memandang kosong ke arah Zayn dan Nizam putra bungsu tante Ayu yang s

  • Jodoh di Tangan Kakek   101. Kota Kenangan

    Alea dan Rafif duduk di ujung tempat tidur sambil menikmati pemandangan malam kota Bandung dari kaca jendela besar kamar mereka yang berada di lantai 22.Tubuh mereka masih sama-sama polos setelah selesai saling memanjakan.Tangan Rafif merangkul bahu Alea dengan kepala yang saling menopang. Mereka mulai mengenang masa lalu mereka tentang kota ini.Bandung, merupakan kota kelahiran dua anak manusia yang sekarang saling mencintai ini. Mereka di takdirkan bertemu karena pertemanan kakek mereka yang berlangsung begitu lama.Kelahiran Rafif di keluarga Hadiwinata adalah hal yang membahagiakan, sebab ayah dan bunda terbilang cukup lama menanti kehadiran buah hati.Empat tahun berselang, Alea lahir di keluarga Haris.Kelahiran Alea disambut bahagia oleh dua keluarga, sebab kakek Hadiwinata dan kakek Abdul Haris telah berniat untuk menjodohkan cucu mereka kelak agar persahabatan mereka tidak terputus dan berlanjut sampai anak keturunannya.“Kalau dipikir-pikir, ternyata aku sudah jatuh cinta

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status