Jiang Xi menyadari bahwa hari ini Qiqiao benar-benar terlalu cerdas, sampai bisa menyadari hal-hal seperti ini. Terpaksa ia harus menggunakan keterampilan aktingnya, menghela napas, dan berkata, “Mungkin karena melihatnya, aku teringat masa-masa sulit kami, aku dan adik-adikku di tahun-tahun awal, jadi aku benar-benar tidak tega melihatnya. Lagipula, ada ibu angkat di sana, ada orang-orang dari Perlindungan Wanita dan Anak, kata-kata mereka lebih berpengaruh daripada kata-kataku. Informasi penting yang perlu aku ketahui, ibu angkat pasti akan memberitahuku. Jadi tidak harus aku berada di tempat kejadian.”
Qiqiao merasa perkataannya masuk akal, dan dia kembali teringat bagaimana beberapa tahun lalu Jiang Xi dan adik-adiknya tiba di perkebunan dalam keadaan kurus dan kecil, dan kemudian memutuskan hubungan dengan ayah kandung mereka. Memang menyedihkan.
Qiqiao lalu berkata sambil menenangkannya, “Maaf, aku tidak sengaja mengungkit hal-hal yang membuatmu
"Siapa yang ingkar janji adalah anjing!" Qiqiao setuju dengan tegas, "Ayo cepat pergi!"Meskipun Jiang Xi tidak ingin terlibat secara langsung dalam urusan keluarga Yindi, dia juga tidak ingin merusak semangat mereka, jadi dia tidak berkata apa-apa dan langsung memimpin jalan.Rumah Yindi sedang ramai, banyak orang berkumpul di depan pintu. Biasanya jarang ada rumah yang mengundang perhatian polisi, apalagi ini harus dilakukan autopsi, yang semakin membangkitkan rasa ingin tahu orang-orang.Mereka berempat dengan susah payah berhasil menerobos kerumunan!Jasad Laidi yang kecil diletakkan di halaman, dengan alas tikar rumput lusuh di bawahnya. Atas permintaan ayahnya, autopsi belum dilakukan, dan satu-satunya ahli forensik dari kantor polisi kabupaten sedang melakukan pemeriksaan sederhana.Yang Xiuying berpakaian rapat dan menangis tersedu-sedu di depan umum!Ayah Yindi berdiri di depan jasad Laidi, diam tanpa kata, dengan wajah muram penuh
"Laidi bahkan tidak pernah kenyang, bagaimana bisa dia mati karena kekenyangan?" Yindi adalah orang pertama yang meragukan, dia tidak percaya sama sekali bahwa Laidi mati karena kekenyangan.Yang Xiuying tidak menggubrisnya dan langsung berbicara kepada suaminya, "Aku ikut denganmu karena ingin hidup bahagia dan memberimu anak laki-laki. Biasanya, meskipun anakmu selalu melapor padamu, aku bisa terima, tapi Laidi sudah mati, dan dia masih ingin menuduhku. Aku hidup untuk apa? Kalau begitu, lebih baik aku mati dan ikut dengan Laidi. Kamu jaga baik-baik Pandi!""Ayah, kalau tidak ingin aku yang berikutnya mati, ayah harus percaya padaku!!! Ayah lihat sendiri kan, apakah Laidi dan aku pernah makan dengan cukup?!" Yindi dengan suara keras langsung berlutut di tanah, seolah sudah putus asa.Dia masih muda, hanya tahu bahwa Laidi yang sudah meninggal adalah saudara kandungnya, dan dia sendiri merasa hidupnya tidak lama lagi.Orang-orang yang menyaksikan mulai m
“Kamu sudah beberapa hari ini membuat dirimu kelelahan hingga tidak ada ASI lagi. Pemberian air tajin saja sudah cukup bagiku untuk membesarkan Pandi!” Ayah Yindi berkata dengan tegas, “Seharusnya aku sudah tahu sejak dulu siapa kamu. Saat kamu meninggalkan suami dan anak untuk ikut denganku, aku sudah seharusnya sadar bahwa kamu adalah orang yang egois, yang rela mengorbankan apa saja demi sesuap makanan, bahkan dirimu sendiri!”Memang, seorang istri yang dibeli jarang memiliki perasaan yang tulus, terlebih jika mereka menikah di tengah jalan.Yang Xiuying berusaha membela diri dengan sekuat tenaga, tetapi Ayah Yindi tidak mau lagi mempercayainya!Polisi hendak membawa Yang Xiuying untuk penyelidikan. Dia menangis dan berteriak minta anaknya, seakan-akan lupa bahwa kemarin dia masih ingin mencekik anak itu.Anak perempuan yang dia anggap sebagai jimat untuk menyelamatkan dirinya sedang menangis keras di dalam rumah.Ayah Yi
"Kakak, Kakak...." "Kakak, cepat bangun." "Kakak, Ibu sudah meninggalkan kita, kakak juga mau meninggalkan kita...huhuhu...." "Kakak, huhuhu...." Jiang Xi digoyang-goyangkan sampai kepala sakit, dengan berat membuka mata. Empat orang anak kecil dengan tinggi yang berbeda, tubuh kotor serta wajah yang penuh dengan air mata dan ingus, menangis sejadi-jadinya. Dia kaget, dengan otomatis mengeserkan tubuhnya dan tidak sengaja memegang sesuatu yang dingin dan kering, langsung membuatnya terduduk. Kenapa di sini ada jenazah? Sebuah tangan hitam memegangnya, dengan menangis tersedu-sedu berkata: "Kakak....untung kakak masih hidup....huhuhu..." Jiang Xi lansung menarik kembali tangannya. Baru menyadari tangannya tidak seperti tangannya, baju juga bukan bajunya. Langung memegang wajah yang kurus kering, jelas bukan wajahnya. Tatapan mata melihat ke sekujur tubuh. Baju yang sudah tidak terlihat warna aslinya, membuat suasana hati menjadi buruk. Membuat sekujur tubuhnya merinding.
Bibi ketiga karena Ibu Jiang Zhaodi meninggal sudah merasa bersalah, lalu mendengar perkataan yang mengangkatnya, jadi tidak enak menyalahkan Jiang Zhaodi di depan orang banyak. Dia pura-pura menghapus air matanya, "Kamu ngomong apa, ini kakak ipar saya. Saya berlutut di sini wajar, cepat kalian juga berlutut dan memberikan hormat." Jiang Xi dan empat anak lainnya berlutut satu baris. Empat anak tidak mengerti mengapa harus memberi hormat, tetapi tahu ini adalah perpisahan mereka dengan Ibu. Adik kedua Yuanbao memberi sujud sampai jidatnya merah. Adik ketiga Mibao menempelkan satu wajahnya ke tanah sehingga wajahnya penuh dengan tanah. Adik keempat Maimiao dengan tubuh lemas dan wajah yang pucat. Xiaoshitou yang terus memberikan hormat tanpa henti, ditahan oleh Jiang Xi. Jiang Xi lalu mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang membantu, merekapun mulai meninggalkan tempat. Pacar bibi mengulur waktu agar untuk pergi, dengan sengaja mengatakan, "Kita harus kembali melanjutkan
Setelah nenek mendengar permintaan bertambah sedikit, langsung menyetujuinya. Selanjutnya, Jiang Xi diskusi dengan nenek langkah selanjutnya, baru kembali ke gerbang desa. Bibi ketiga melihat dia tidak membawa orang untuk membantu, langsung bertanya: "Tidak menemukan orang untuk membantu?" Jiang Xi menjawab sambil mengigit bibir bawahnya, "Ada yang mau membantu, tapi mereka melihat saya anak kecil, tidak ada yang percaya." Bibi ketiga mengerutkan kening, "Lalu bagaimana?" Jiang Xi berpikir sebentar dan berkata: "Bagaimana kalau bibi pergi bersama saya. Jika ada bibi, mereka akan percaya. Yuanbao mereka pasti sudah lapar juga, beberapa hari tidak makan. Saya lihat keluarga itu baru selesai masak, bakpaonya lebih besar dari tinju paman, kita pergi minta beberapa." Bibi ketiga melihat pacarnya, lalu pacarnya menganggukan kepala. Yuanbao mengedip mata dan bertanya: "Kakak, benar ada makanan?" Jiang Xi menganggukan kepala, "Iya, keluarga itu membuat 1 panci besar! "Kalau begitu, b
Sebenarnya Jiang Zhaodi sekolah sampai tingkat SMP.Pada masa itu, bisa sekolah sampai tingkat SMP sangat tidak gampang.Yuanbao baru berusia 8 tahun, baru sampai pada usia untuk masuk sekolah, namun sudah harus berpindah rumah.Adik-adik lain yang baru berusia 5 tahun, baru belajar untuk mengurusi diri sendiri, tentunya belum bersekolah juga.Dia bercerita dengan penuh perasaan, empat adik juga mendengar dengan semangat, tanpa disadari semuanya tertidur lelap. Tertidur beralaskan tanah dan berselimutkan langit.Saat itu sudah masuk ke akhir musim semi, namun angin yang berhembus masih terasa dingin. Jiang Xi meraba-raba ke dalam tas bawaan, yang ditemukan hanya sebuah baju saja. Tidak tahu punya siapa dan bentuknya seperti apa, tanpa berpikir panjang, dia langsung menyelimuti adik-adik yang kedinginan.Dia sendiri sangat lelah dan mengantuk. Sambil memeluk adik-adiknya, diapun tertidur.Keesokan harinya, dia terbangun karena kedinginan. Di hutan belantara, penuh dengan rumput liar. D
Perkebunan dan perternakan nenek menggunakan teknologi paling cangih.Memiliki tanah seluas 100 hektar lebih, 20 hektar untuk menanam gandum, 15 hektar untuk menanam buah-buahan, 20 hektar untuk menanam sayur-sayuran, 15 hektar untuk menanam kedelai, 15 hektar untuk menanam rapa, 15 hektar untuk menanam kacang tanah, semua menggunakan teknologi cangih dalam menanam dan memanen.Selain itu masih ada 15 hektar untuk perternakan ikan dengan kolam alami, penuh dengan tanaman air. Ikan, udang dan kepiting semua ada, siap untuk dipanen.Di samping kolam ikan memelihara bebek, terlihat banyak telur bebek berserakan.Di dalam perternakan terdapat 1000 ekor kambing, 1000 ekor sapi, 2000 ekor babi, 5000 ekor ayam potong, 6000 ekor ayam telur, 1000 kotak lebah madu, semua dipelihara oleh mesin otomatis.Daging kambing, daging sapi, daging babi, daging ayam, telur ayam, minyak sayur, minyak kacang, madu, semuanya dijual secara segar.Juga terdapat sumur 200 meter, air sumur yang segar dan mempuny