Share

47. Demi Sebuah Misi

Penulis: Mawar Mariani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-19 19:31:36

"Berita baru apalagi ini?" Aron segera mengecek notifikasi pesan dari Edgar. "Orang tua dari Monica menghadiri rumah dinas presiden? Menarik juga. Mari kita lihat apa yang terjadi."

Aron menekan cuplikan video rekaman CCTV di ruangan pertemuan. Pria yang nampar wanita muda itu memanglah Orlando. Tidak bisa dipungkiri lagi kalau Monica adalah putri dari musuhnya. Dalam pesan teks yang tertulis, Edgar meminta Aron menyimpan bukti kejahatan tersebut.

Rasa penasaran Aron pun melonjak naik iya tidak sabar mengetahui informasi lengkap dari pernyataan Edgar. Sangking tidak sabarnya ia meneleponnya. Aron memainkan jemarinya. Di saat yang tepat, Edgar bisa mengangkat panggilan telepon itu.

"Edgar, kenapa kau berusaha menghindar? Hahaha, kau tahu aku sampai tidak habis pikir setelah menonton cuplikan video yang kamu bagikan padaku," pungkas Aron penuh semangat.

"Jangan sampai video itu tersebar. Jika tidak aku bisa dicincang nona Monica. Ekhem, oh ya, jangan panggil aku Edgar. Mulai hari ini p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   48. Hampir Putus Asa

    Sora melempar tas miliknya di atas kasur. Keduanya tidak saling berbincang usai keluar dari ruangan diskusi. Orlando terlihat kesal dengan apa yang dilakukan Monica. Padahal anak gadisnya itu masih sehari menjadi presiden Atlantik tetapi sudah bisa berani melawan dirinya. Ia merasa kalau anaknya itu dikendalikan seseorang. Tetapi itu tidak mungkin sebab Monica tidak sembarang dekat dengan orang asing meskipun gadis itu memiliki sikap friendly. Keduanya saling menatap satu sama lain. Mereka memiliki pemikiran yang sama bahwasanya Monica memiliki jalan pemikirannya sendiri. Orlando berjalan mondar-mandir. Ia tidak mempermasalahkan keadaan apalagi situasi yang kini kembali aman dan tentram. Namun, karena perubahan pada diri Monica yang membuat mereka berpikir hal buruk."Mengapa Monica berubah drastis? Apakah orang-orang yang ada di parlemen itu mempengaruhi otaknya?" tanya Sora sambil melepaskan seluruh pakaiannya.Kepala Orlando menggeleng ia tidak tahu harus bagaimana memberikan jawa

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   49. Kita Berteman

    Keesokan paginya....Aron sengaja joging mengitari rumah dinas itu. Walaupun jaraknya cukup panjang jika ditotal orang tidak keberatan jika untuk melihat Monica. Namun, siapa sangka ia bertemu gadis itu yang tengah berlarian kecil. Aron mempercepat laju larinya hingga ia bisa sejajar dengan gadis itu."Selamat pagi," sapanya.Monica pun menoleh ke arah sumber suara itu. Ia menghentikan langkah kakinya. Tangannya melepas earphone yang menutupi kedua telinga. "Anda? Pria yang pernah mengantarkan saya pulang?" Ia membungkukkan badannya."Tolong hentikan ini." Aron memegangi sisi pundak Monica. "Ah maaf, saya tidak sopan. Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat kepada anda telah menjadi pemimpin negara Atlantik. Tidak disangka hari ini saya bertemu dengan anda lagi."Monica tersenyum. Ia berjalan dengan santai. Untung saja pagi ini tidak ada orang yang melintas di area sekeliling rumah dinas presiden. Isi kepalanya terpikir kenapa ia tidak berkenalan dengan pria asing itu. Monica terlal

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   50. Memata-matai Monica

    "Pagi ini nona Monica bertemu dengan pria asing. Saya tidak tahu pasti siapakah pria yang ditemuinya itu," kata bodyguardnya melapor saat itu juga."Pria asing?" Ia bertanya-tanya siapakah pria yang dimaksud bodyguardnya itu. "Apa mungkin pria itu asisten pribadinya?" tanyanya. Orlando memberi isyarat agar bodyguardnya mendekat.Untuk meyakinkan bosnya itu, ia menyodorkan rekaman pengintai di area rumah dinas Monica. Jalanan itu menjadi bukti penyeledikan lebih mendalam sebab Orlando perlu mengawasi orang terdekat di sekitar Monica.Orlando berusaha keras mendengarkan percakapan yang mereka bicarakan di bangku taman. Namun, keberuntungan berada di pihak Monica. Rekaman itu tidak memiliki sumber suara yang cukup jelas alias tak ada suara dalam rekaman itu."Apa-apaan ini? Kenapa kalian tidak mengaktifkan suara supaya mendengar jelas percakapan mereka? Apakah gajimu masih tidak cukup?" Orlando melempar benda itu ke lantai."Sa–saya minta maaf, Bos." Sembari bersujud memohon ampun kepada

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   51. Max Kembali Bergabung

    Dari kejauhan Aron merasa dirinya tengah diintai banyak kamera. Bibirnya tersenyum smirk. Ia sudah mengubah beberapa penampilannya. Meski ia harus berhati-hati untuk menjaga jarak dengan Monica. Ia sadar kalau mereka tengah diintai oleh pasukan Orlando. Aron akan mencari cara untuk lebih dekat dengan gadis itu.Pandangannya lurus ke depan mengawasi Monica yang tengah berlarian kecil. Hari ini ia berhasil melancarkan pendekatan dengan anak dari musuhnya itu. Tiba-tiba ia mendapatkan telepon dari Jaz. Ia pun segera mengangkat panggilan telepon itu."Bagaimana, tuan? Apa rencana mau berjalan lancar?" tanyanya penasaran."Ya, ini sangat berhasil. Buku trik itu harus direkomendasikan bagi para pria. Tapi, bukankah ini beresiko kalau gadis itu benar-benar mencintaiku?" tanya Aron balik.Jaz tak langsung menjawab mengenai pertanyaan yang diajukan itu. "Iya—""Tidak masalah, aku akan mencoba membuka hatiku. Ini misi yang bagus." Aron langsung mematikan panggilan itu tanpa pamit. Ia berjalan s

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   52. Ujian Bagi Orlando

    Orlando mempercayai kalimat Sora untuk kesekian kalinya. Dalam perjalanan menuju butik, ia membuka tugas yang seharusnya dikerjakan Monica. Tentu saja tugas tersebut mengenai inti dari negara Atlantik. Ia begitu gembira sampai-sampai Orlando fokus pada pekerjaan itu. "Sepertinya suasana hatimu kembali bahagia, Sayang." Tangannya masih belum melepaskan pelukan yang memeluk tubuh Orlando. "Menjelang hari pernikahan kita bukan kau wajar kita bahagia? Untuk apa bersedih?" Orlando mengacak-acak rambut Sora. Kesempatan inilah yang dilakukan Orlando supaya mengubah sistem pemerintahan dalam negara Atlantik.Pikirannya memiliki sebuah rencana yang cukup tidak masuk akal. Ia berencana mengajukan surat pengesahan legalitas barang haram dengan dalih pengobatan medis. Orlando berada di puncak kesenangannya tanpa pikir panjang ia menyelesaikan pekerjaan Monica. Sebelum ia berkecimpung ke dunia mafia ia bersekolah di universitas ternama. Tak hanya itu ia dikenal sebagai mahasiswa terpintar. Orlan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-25
  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   53. Jujur

    Monica menyandarkan kepalanya. Ia berpikir cepat atau lambat publik akan tahu kehidupan aslinya. Hari ini ia sibuk berbelanja untuk menghadiri pesta pernikahan ayahnya di negara Neon. Siang itu ia melirik ke arah luar jendela. 'Sam? Orang asing seperti orang terdekat dan sebaliknya.' Ia menghela napas berat. Asistennya memperhatikan Monica yang terlihat muram. "Apa nona ingin jelajah kuliner juga? Di mal xxx menawari banyak sekali makanan—""Aku sedang diet. Terima kasih," potongnya menolak tawaran itu. Monica memaksakan tersenyum."Baiklah, nona. Tapi, anda tidak usah canggung kalau ada yang membuat anda tak nyaman. Semisal kemampuan saya." Sembari mencuri pandangan Monica. Walaupun gadis itu tersenyum, ia bisa menilai senyuman palsu itu. Pandangannya beralih ke ponselnya. Tujuannya ia keluar selain berbelanja juga mengunjungi beberapa rapat. Monica merasa tertekan dengan pekerjaan barunya. Belum lagi ia tak terlalu paham tujuan ayahnya. Terpaksa ia menjelaskan kepada para pejabat

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   54. Perasaan yang Salah

    Aron tidak mengerti alasan Monica yang tak masuk akal. Ia memperhatikan gerak-gerik gadis itu. Saat melihat sebiji nasi di dekat bibir Monica, dengan cepat Aron membereskannya. Monica terdiam. "Maaf, tadi ada sisa di situ. Aku tidak bermaksud apa-apa. Aku minta maaf, nona." Aron membungkukkan badannya.Monica sedikit tersipu. Namun, ia menutupi rasa malunya agar tidak canggung. "Haha.... Sam pasti pria yang menjaga kebersihan itu sebabnya, ya kan?"Aron menatapnya. "Monica benar-benar imut. Tapi jangan terkecoh Aron. Sadarlah dia anak musuhmu," batinnya. "Itu memang benar. Aku memiliki OSD. Tolong maafkan aku."Monica mengangguk sembari mencicipi cokelat panas. Ia menatap wajahnya di gelas. Ia memang terlihat kurus dan juga merasa berat badannya berangsur turun dalam waktu satu bulan. Ia kembali sibuk dengan pikirannya.Tangan yang begitu besar mencakup dahinya. Monica tersadar. Perasaannya begitu berdebar. "Oh ya, Sam. Kau masih belum menjawab pertanyaanku. Kenapa kau bisa tahu aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-03
  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   55. Tahap Awal Balas Dendam

    "Kalian bisa melihatku, bukan?" Monica memegangi kepalanya sembari menggeleng-geleng. Tatapannya berubah menunduk muram. "Aku butuh sedikit istirahat. Jangan khawatirkan aku. Oh ya, aku ada urusan pribadi yang mendadak untuk seminggu kedepannya aku tidak bisa hadir dalam pertemuan nantinya. Aku minta maaf karena—"Pria yang mewakili itu memotong pembicaraan Monica. "Kami bisa memahami apa yang tengah terjadi pada anda. Selamat istirahat nona. Bila ada hal penting kami akan memberitahukan informasi melalui asisten anda. Terima kasih sudah meluangkan waktunya tadi. Kami izin pamit dulu nona Monica," selanya membungkukkan badan diikuti beberapa orang dibelakangnya. Kemudian merekaIa menghela napas lega melihat orang-orang itu mulai keluar dari ruangan. Sejenak mereka tak membahas apa yang sebelumnya sempat menjadi bahan obrolan menarik. Monica memberanikan diri menarik jas milik pria di sampingnya.Monica menyandarkan kepalanya di bahu tegas itu. Ia bisa merasakan kenyamanan. Pikirannya

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01

Bab terbaru

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   64. Bersatu

    Ledakan besar menghancurkan dataran negara Neon, tak satupun anggota bagian Orlando yang selamat dari ledakan bom itu. Tubuh Sora juga ikut terkubur reruntuhan bangunan. Usahanya untuk menyelamatkan diri tak bisa dilakukannya. Kelopak mata setengah terbuka. Pemandangan yang begitu berantakan. Di sela-sela momen itu Sora mencoba mengangkat tumpukan bangunan yang menimbun bagian tubuhnya. Sesekali ia mencari-cari oksigen. "Bila bukan si tua bangka itu, aku tidak akan susah seperti ini," decaknya mencoba keluar.Nahas, kepalanya yang baru saja nampak di permukaan menjadi sasaran tembakan Betabot. Kali ini ia benar-benar kehilangan kesadaran. Arwah Sora menolak untuk mati, sementara tubuhnya tak bisa bertahan lama. "Sialan harusnya aku hidup lebih lama," ucapnya dalam hati. Kepalanya terus mengalirkan darah segar. Hanya dalam tiga detik Sora menghembuskan napas terakhirnya.Mendengar kabar peperangan besar sengit antara Orlando dan musuhnya, menimbulkan perseteruan dari devisi yang ber

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   63. Antara Hidup dan Mati

    Awalnya Orlando mengira ia akan mendapatkan kemenangan besar. Melihat musuhnya tanpa senjata dan juga sendirian membuat kepercayaan dirinya semakin tinggi. Sayangnya tembakan tadi meleset tak mengenai musuhnya. "Apa?!" Kepalanya memanas menyaksikan Aron yang masih berdiri tegak. Orlando pun segera mengganti isian peluru yang ada di dalam pistolnya. "Arahkan senjata kalian padanya!" teriaknya memerintahkan seluruh pengikutnya.Serangan itu memang diterima oleh Aron. Ia mengubah elemen senjata yang diarahkannya menjadi tameng pelindung untuk mengatasi serangan bertubi-tubi. Menghilangkan rasa belas kasihan, Aron mengandalkan kebenciannya terhadap Orlando. Dendamnya begitu membara. Langkahnya maju mendekati musuhnya, belum menyerang balik mereka berjalan perlahan mundur. Dari balik gedung asap tembakan mulai menyebar. Aron memasang tatapan sinis. Emosinya dilihatkan secara terbuka. Menit-menit inilah yang sudah ia tunggu bertahun-tahun."Sekarang giliranku, Betabot mode musuh!" Dalam be

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   62. Pesan Singkat

    Max dan Jaz melaksanakan tugasnya sebagai mana yang diperintahkan Aron. Gadis itu hanya membatu menyaksikan pemandangan di depannya. Suara letusan senjata mulai mendengung. "Apa semua ini sudah kalian persiapkan sejak lama?" Pandangan matanya terlihat kosong. Namun dari pertanyaannya itu tidak mendapatkan respon dari keduanya. Lalu, Monica bertanya sekali lagi. "Kenapa kalian merahasiakan ini semua dariku?"Kepala mereka hanya menunduk sebagai jawaban. Tangisnya membasahi pipinya. Tatapannya ke arah jendela. Monica bisa merasakan akan terjadi peperangan besar bila mengaitkan teknologi senjata. Sangking khawatirnya, Monica tak sadarkan diri. Tubuhnya ambruk beberapa detik selanjutnya setelah berdiri tak lama menatap keluar jendela. Kedua bodyguard itu terpaksa menenangkan Monica dengan akses yang diberikan Aron. Untung saja mereka bisa mengatasi hal itu, tetapi nasib Aron masih menjadi tanda tanya. Mereka pun berdiri di samping kapsul tidur Monica. Bola mata mereka saling memandang.

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   61. Sesuai Rencana

    "Kau sudah kelewatan batas, tuan Orlando," decak kawannya.Wajah datar Orlando tak peduli akan perkataan pria itu. Ia memilih tak peduli dan melanjutkan pesta pernikahan seperti tak ada terjadi sesuatu. Sementara dari kejauhan wajah Sora menundukkan dengan tangan mengepal. Pernikahan mereka memang digelar mewah, sayangnya kekacauan di depan mata membuat mood Sora buruk belum lagi kondisinya yang tengah hamil muda."Apa kau baik-baik saja, Sayang?" tanya Orlando sembari memeluk istrinya. Namun, setelah beberapa detik ia tidak mendapatkan balasan dari mulut Sora.Suasana canggung pun terjadi. Memang Orlando pernah berada di posisi teratas sebelum bisnisnya perlahan menurun. Siapa sangka hari itu juga semua orang yang ada di dalam pesta pernikahannya bersikap acuh tak acuh."Sudah cukup! Hentikan!" bentak Sora yang tak tahan kericuhan terjadi. Tangannya mendorong jauh suaminya itu. Lalu berlari menuju kembali ke kamar.Rasa kesal Orlando meledak seketika. Disaat kehilangan akal untuk men

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   60. Menjadi Tawanan Orlando

    Tak lama perbincangan mereka terhenti. Alarm keberangkatan berbunyi di setiap sudut ruangan. Sontak hal itu membuat Monica berdiri. Ia sedikit canggung usai mengungkapkan sedikit bagian dari isi hatinya. Aron menggandeng tangannya. Mulanya Monica tak menyadari kalau keduanya mengenakan warna baju yang sama. Hasratnya untuk bertanya semakin memuncak, mengapa pilihan warna yang dipilih tidaklah seperti persiapan sebelumnya.Gadis itu menurutinya. Semua berjalan lancar. Gaya penampilan Aron kini bak seorang bos dari segala bos kriminal. Walaupun tanpa ada tato palsu, wibawanya sudah terlihat. Mereka dikawal beberapa bodyguard. Dimana diantara mereka sebagian adalah anggota kepolisian dua negara sekaligus. Aron berjalan penuh waspada. Sewaktu-waktu, bisa saja para kepolisian tidak memihak padanya."Aku lihat aksimu, nona." Tatapan Aron lurus ke depan.Monica masih berpikir dengan apa yang akan dilakukannya. Meski ia gugup karena penampilannya yang terlihat berbeda dari pekerjaannya. Teta

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   59. Bersiap

    Monica membuka kelopak matanya. Ia meraba-raba tubuhnya. Sepasang baju tidur melekat di tubuh Monica. "A–apa? Tidakkk!"Teriakan itu terdengar sampai di telinga Jaz. Dengan cepat Jaz menerobos masuk ke kamar. "Apa yang terjadi nona?""Siapa yang menggantikan bajuku?" tanya Monica balik. "Apa kita sudah sampai di negara Neon? Kenapa kau tidak membangunkan aku ketika pesawat sudah mendarat? Butuh beberapa jam lagi untuk bersiap?""Nona tenangkan diri anda. Undangan yang akan anda hadiri masih besok. Tuan sengaja membuat kejutan penampilan anda untuk persiapan besok," jelasnya singkat.Monica menghela napas. Ia meraih botol berisi air mineral, segera Monica meneguk hingga habis. Kakinya merangkak ke kasur. "Baiklah, dimengerti.""Bila ada keperluan lain, silahkan panggil saya," pamit Jaz meninggalkan ruangan tersebut.Monica tak percaya kalau Aron yang menggantikan baju tidur untuknya. Belum lagi ia tertidur di bahu Aron sepanjang perjalanan menuju Neon. Rona pipinya timbul begitu saja.

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   58. Konsekuensi

    Monica meloncat kecil dengan girang menuju pesawat. Senyumannya diperlihatkan yang membuat semua orang salah paham. Gadis itu membalikkan badan seraya melambai ke arah Aron dan berteriak, "Cepatlah!"Aron memberikan isyarat tangan. Ia menyuruh Monica menikmatinya makanan lebih dahulu. Kakinya sengaja berjalan lebih lambat dari biasanya. Dari kejauhan pandangannya kearah gadis itu."Setibanya disana, biarkan aku yang melancarkan urusan ini. Kau tak perlu mengikutiku, Jaz—""Apa itu tidak terlalu berbahaya?" Langkah kakinya terhenti. Aron meliriknya. "Apapun itu aku akan ikut dengan anda," lanjutnya.Aron tak menggubris kalimat terakhir yang diucapkan Jaz. "Kau masih saja tidak mengerti. Aku tidak ingin melibatkan banyak orang untuk melancarkan misiku. Kau temani Monica setelah sampai di sana."Jaz mengangguk seolah mengerti apa yang dikatakan Aron. Tentu saja Jaz tidak langsung mengiyakan pernyataan itu. Ia memiliki rencana bila tuannya dikeroyok. Melihat keceriaan di wajah Monica, ki

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   57. Perdebatan

    "Lupakan hal ini." Orlando menghela napas berat. Ia belum percaya apa yang dikatakan pihak keuangan klan. Bahkan disaat pernikahan akan digelar banyak sekali cobaan ekonomi. Orlando tak ingin mengecewakan pujaan hatinya. "Bagaimana dengan gaun—"Orlando mencubit pipi Sora penuh gemas. "Sudah kubilang aku menyiapkan kejutan untukmu. Ayo kita bergegas ke negara Neon," selanya yang tak sabar mengetahui siapa pelaku di balik turunnya saham. Tangannya mengepal erat. Emosinya benar-benar meluap. Beberapa hari sebelum meninggalkan negara Atlantik tidak ada tanda-tanda musuh yang terlihat. Orlando curiga kalau pelaku yang membuatnya akan bangkrut ialah musuhnya sendiri.Pemikiran itu tak pasti, sebab Orlando tidak menemukan bukti yang konkret mengenai musuhnya. Hanya saja penyelidikan kemarin bisa membongkar identitas yang tidak asli. Ia menatap tajam ke arah Sora. Wanita itu menundukkan pandangannya dengan ekspresi sedih. Sesaat keluar keduanya sudah dijemput menggunakan pesawat pribadi.

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   56. Bukan Monica yang Dulu

    "Nona, simpan dulu pertanyaan anda itu. Mari kita bicarakan setelah sampai di dalam mobil," pinta Jaz dengan suara pelan. Aron mengabaikan pertanyaan itu. Kakinya tetap melangkah. Ia benar-benar bersikap acuh tak acuh. Melihat reaksi Aron yang tidak peduli padanya, Monica memilih diam. Keduanya saling meredam amarah.Beberapa orang yang melintas menyorot ke arah mereka. Monica sekarang sadar apa yang telah dibuatnya. Gadis itu nampak bergegas lari dan segera meraih tangan Aron. Tentu saja hal itu membuat pria keras kepal tersenyum sendiri.Jaz sedikit kepikiran dengan situasi yang tengah terjadi. Mereka cepat-cepat kembali ke dalam mobil. Hatinya merasa tak tenang bila raut wajah bosnya begitu serius. 'Apa jangan-jangan ada pertikaian diantara mereka?'Sesampainya mereka di mobil, Jaz masih mencuri pandang ke arah keduanya. Kepalanya menggeleng-geleng mencoba menghilangkan pikiran buruknya. Ia menoleh ke belakang seraya berkata, "Selanjutnya kita akan kemana, Tuan?""Supaya tidak ada

DMCA.com Protection Status