Share

bab 82

“Kamu pikir aku gak punya keluarga yang harus aku kunjungi?”

Usai mengirim balasan seperti itu, dengan gregetan Syasya memasukkan HP ke dalam tas jinjingnya yang sebelumnya selalu dipegangnya. Hal itu lagi-lagi tidak luput dari perhatian sang saudari. Namun, dengan sigap Syasya menyatakan baik-baik saja.

Sementara Hendrik di tempatnya, membaca dengan ekspresi linglung juga seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa.

****

Setelah Sarah dan rombongan silaturahmi ke rumah orang tua Farah, mereka melanjutkan agenda silaturahmi hari itu ke panti Bunda Sumirah.

Sebelum sampai di panti, Sabrina dan Sarah menyiapkan amplop berisi THR untuk anak-anak panti terlebih dahulu. Meskipun sebenarnya sudah disiapkan, mereka berdua tetap kembali memastikan dan mengecek apakah ada yang belum terisi atau jumlahnya sudah pas?.

Sebenar dan seharusnya sodakoh yang lebih utama adalah saat Ramadhan, karena di saat tersebut pahalanya berkali-kali lipat besarnya. Sarah dan Sabrina tahu akan hal itu. Merek
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status