Mendarat?Aku hanya bisa tersenyum putus asa. Aku bahkan tidak tahu apakah aku bisa pulang hidup-hidup.Sebelum aku bisa mengucapkan sepatah kata lagi, dia sudah menutup telepon.Hubunganku dengan David selalu sepihak. Hanya aku yang mendekatinya, sementara dia tetap di tempatnya.Kami sudah menjadi tetangga sejak kecil, dan aku telah menyimpan perasaan padanya selama sepuluh tahun.Pada tahun kesepuluh, dia mengalami kecelakaan mobil yang membuatnya terpaksa menggunakan kursi roda.Mantan pacarnya, Erika, meninggalkannya dengan alasan studi di luar negeri.Aku yang selalu merawatnya di samping tempat tidur, menemaninya berkeliling untuk mencari pengobatan, menjalani terapi rehabilitasi, dan menjaganya siang malam.Mungkin karena aku membuatnya terharu, David akhirnya menerima kehadiranku.Meskipun saat itu sulit, aku merasa sangat bahagia.Dia tidak terlalu menyukaiku, jadi aku mencintainya lebih dalam daripada dia mencintai aku.Ketika tiba hari jadi kami, aku membeli kue dan menyiap
"Kenapa kamu begitu menyebalkan? Jangan panggil aku saat aku tidur!""Aku nggak sebodoh itu sampai nggak tahu kapan waktu makan. Pergi sana!"Aku tidak sempat menghindar. Asbak itu mengenai dahiku hingga mengeluarkan banyak darah, dan sampai sekarang, bekas itu masih ada.David pun tidak meminta maaf, dan hanya memperingatkanku."Jangan ganggu aku saat aku tidur."Saat itu, aku masih bodoh dan mengira semuanya adalah kesalahanku.Ternyata, dia sama sekali tidak mencintai aku. Aku sudah kalah telak sejak lama.--Duarrr!Aku berteriak keras dan sangat terkejut, lalu melihat ke atas.Balon udara itu tiba-tiba terbakar tanpa sebab yang jelas, dan api dengan cepat menyebar.Pada saat yang sama, balon udara itu dengan cepat turun ke bawah.Aku segera mengeluarkan telepon dan buru-buru menghubungi David."David, tolong selamatkan aku! Ada kebakaran!"David berbicara dengan santai, "Kalau kebakaran di rumah, telepon 113. Kenapa harus panik?""Bukan! Aku ...."Dengan nada tidak senang, dia men
David merasa bingung harus menjawab apa. Setelah ragu-ragu beberapa saat, akhirnya dia mengeluarkan ponselnya."Ini, Starla baru saja mengirimkan pesan kepadaku. Dia merasa kesal karena aku membiarkannya terjun payung sendiri, bahkan dia sempat bilang ingin putus."Atasan itu pun tidak ingin ikut campur dalam urusan pribadi anak-anak muda."Meski itu teman kita sendiri, jangan pernah terbang ke Zona A lagi. Kalau terjadi kecelakaan, seluruh area wisata akan terkena dampaknya."David meminta maaf sambil tersenyum.Atasannya masih merasa tidak tenang. "Menyenangkan pasangan sih boleh, tapi jangan sampai melanggar aturan atau menyalahgunakan wewenang."Kemarin, Erika merengek kepada David, dan memintanya untuk membawanya terbang di jalur ini.Dia dengan angkuh berkata, "Persahabatan kita itu sangat istimewa, jadi kita harus mengambil jalan yang berbeda."David dimarahi oleh atasannya selama setengah jam, diskors selama tiga hari, dan didenda satu bulan gaji.Meski begitu, dia tidak marah
David tidak menyadari kecemasannya, tetapi aku sangat paham.Erika merasa cemas karena takut polisi menemukan petunjuk.David berusaha menenangkannya. "Nggak ada yang serius. Ini semua ulah Starla, nanti tinggal katakan saja yang sebenarnya."Keyakinan David bahwa aku baik-baik saja membuat Erika mulai meragukan apakah aku masih hidup atau tidak."Apa Starla ... juga akan memberi keterangan?""Tentu saja. Dia yang membuat masalah, jadi dia yang paling bertanggung jawab. Erika, kenapa dahi kamu berkeringat?"Aku tidak bisa menahan senyum sinis.Pelaku pembunuhan mulai merasa cemas, bahkan kakinya gemetar.Namun, David hanya berpikir sederhana."Apa jantungmu terasa sakit? Apa kita perlu pergi ke rumah sakit?"Erika memaksakan senyum. "Di dalam ruangan terlalu panas."David sangat perhatian padanya apakah dia merasa kedinginan atau kepanasan. Namun, hingga saat ini, dia tidak peduli dengan hidup atau matiku.--Dengan berat hati, Erika mengikuti dia ke kantor polisi, tetapi dia tidak mel
Jika bukan karena jiwaku yang bisa bergerak bebas setelah kematianku, aku nggak akan tahu ternyata David juga bisa menyajikan teh dan bersikap sabar serta perhatian.Ketika terbangun di tengah malam karena suara bising, dia juga tidak marah sama sekali.Dari rasa sakit yang mendalam hingga kedinginan yang menyentuh hati, hatiku benar-benar hancur.Namun malam ini akan menjadi malam yang tidak tenang.Balon udara yang terbakar jatuh ke pohon dan menyebabkan kebakaran hutan.Petugas pemadam kebakaran segera dikerahkan dan saat memadamkan api, mereka menemukan mayatku.Polisi segera menghubungi ibuku, serta kakak David, Irina.Sebenarnya David sudah diberi tahu, tetapi dia sedang asyik bersama Erika dan ponselnya dalam mode diam.Irina menemani ibuku, khawatir dia tidak bisa menghadapi semua ini sendirian.Awalnya ibuku tidak percaya. Lagipula, tidak ada orang tua di dunia ini yang ingin berpisah dengan anaknya.Sampai ketika dia mengenali kalung di leherku, yang dia buat khusus untukku s
Erika menutupi wajahnya, sementara David secara refleks melindunginya."Kakak, menuduh orang harus ada buktinya. Apa Starla bersekongkol dengan kalian untuk menyerang Erika?""Aku sudah bilang, aku dan Erika hanya teman baik. Dia nggak perlu terlalu cemburu begitu. Aku akan bertanggung jawab pada dia dan anaknya. Erika juga nggak pernah mengancamnya. Kenapa harus bersikap berlebihan seperti itu?"Begitu Erika mulai menangis, David merasa sakit hati."Kakak, cepat minta maaf pada Erika."Erika menangis dengan raut wajah sedih. "Semua ini salahku. Starla memang berhak memperlakukanku seperti itu. Aku iri padanya karena punya kalian di sampingnya."Irina paling benci dengan orang yang berpura-pura baik."Dasar wanita licik. Waktu David kecelakaan dan harus duduk di kursi roda, kamu malah pergi ke luar negeri. Di mana kamu saat dia susah? Sekarang, saat dia bahagia, kamu malah datang. Dasar nggak tahu malu!"David mencoba membela, "Kakak, tolong berbicara lebih sopan. Erika punya masalah j
Melihat ekspresinya, hatiku terasa hampa.Jika aku masih punya kesempatan untuk membalas pesannya, aku pasti akan mengatakan:"Di kehidupan selanjutnya, aku nggak mau bertemu denganmu lagi."Entah karena kepergian Erika atau karena aku yang tetap diam, David mulai tergerak dan mengemudikan mobilnya langsung ke rumah duka.Petugas pemakaman sedang merapikan jenazahku, sementara ibuku dan Irina menangis di sampingku.Saat David melihat jenazahku, dia benar-benar terkejut.Saat dia baru saja ingin mendekat, polisi menghentikannya."Selain anggota keluarga dilarang mendekati jenazah."Air mata menggenang di matanya, dan dia tidak bisa menahan diri untuk berteriak, "Dia adalah tunanganku!""Dia adalah tunanganku."Setelah ibuku memberikan isyarat kepada polisi, mereka akhirnya mengizinkannya untuk mendekat.David berdiri di depan jenazahku, dan menatap wajahku yang sangat pucat. Ini bukan akting seperti yang dia katakan, ini adalah kematian yang nyata, bukan mimpi.Kenyataan yang kejam memb
Dia tidak menyadari bahwa dia adalah penyebab dari semua masalah.David duduk di depan altar selama semalam, menjaga jasadku, dan memandang perutku yang sedikit membesar.Usia kandunganku masih terlalu muda dan masih tidak terlihat jelas, tetapi sudah ada perbedaan dibandingkan biasanya.Dia menggenggam tanganku yang dingin, dan matanya mulai memerah."Maaf, Starla. Ini adalah kesalahanku. Tapi aku benar-benar sudah memeriksa segala sesuatunya untuk terjun payung, aku nggak pernah berniat untuk membunuhmu dan anak kita.""Aku mengakui bahwa saat Erika kembali ke sini, aku sempat merasa ragu. Tapi aku menyadari aku nggak lagi memiliki perasaan cinta untuknya. Aku benar-benar berencana untuk menikah denganmu dan menghabiskan sisa hidup bersamamu.""Bangunlah. Nggak ada yang sebaik dirimu yang memperlakukanku dengan baik."Betapa konyolnya pengakuan ini. Tentu aku tahu betul seberapa baik aku padanya.Cinta segitiga ini membuatku merasa terjebak.Jika aku bisa memulai lagi, aku pasti akan