Miana meletakkan sendoknya dan menatap wanita di depannya, Yirana Zowy.Saat pertama kali datang ke firma hukum, mereka sering pergi bersama mencari kerja sama dengan perusahaan lain.Orang-orang sering mempersulit mereka, sering kali minum sampai muntah.Namun, Miana tidak pernah mengeluh dan berusaha keras untuk melewati masa-masa sulit itu.Sebenarnya, di dalam hatinya, Miana selalu sangat berterima kasih kepada Yirana yang menemaninya melewati masa-masa sulit itu.Selama dua tahun terakhir, mereka sesekali bekerja sama untuk mengungkap kebenaran suatu kasus.Kerja sama mereka selalu berjalan dengan baik.Miana bukan orang yang suka berbicara dengan kata-kata yang emosional dan tidak mudah terbuka kepada siapa pun, tetapi dia merasa berbeda terhadap Yirana.Akan tetapi, saat ini, dia tiba-tiba merasa agak sedih di dalam hatinya.Melihat ekspresi Miana tampak tidak baik, Amanda segera mengambil gelas arak yang ada di depan Miana dan menegak habis isinya. "Kak Miana lagi nggak enak ba
Sebaliknya, Henry sangat pelit terhadap Miana!"Sudah, kalian jangan iri padaku. Aku mengenal banyak anak orang kaya dari kalangan atas, nanti minta Henry untuk mengatur pertemuannya, siapa tahu kalian bertemu yang cocok!" ujar Janice dengan suara centilnya dan terdengar agak menyombong.Miana menarik napas dalam-dalam, menekan rasa sakit di hatinya.Henry akan memenuhi setiap permintaan Janice, bahkan mungkin akan mengambilkan bintang-bintang di langit untuknya jika diminta!Orang-orang di luar yang memuji Janice baru pergi setelah beberapa saat.Miana memijat keningnya dan keluar dari bilik toilet, lalu mengirim pesan kepada Amanda untuk membantunya mengambil tas.Setelah mendapatkan tasnya, dia pun pergi.Malam itu, pertunjukan kembang api di Kota Jirya sangat menghebohkan.Semua orang tahu bahwa seorang wanita bernama Janice dimanjakan oleh tunangannya.Miana memeluk selimutnya, terjaga hingga hampir subuh baru tertidur.....Keesokan paginya, setelah persidangan selesai dan meraih
Mata Henry menatap tangan bos itu tanpa menunjukkan ekspresi apa pun.Namun, si bos terkejut hingga ketakutan dan segera menarik kembali tangannya.'Tatapan Pak Henry sungguh menakutkan! Rasanya tanganku akan putus!'Pada saat ini, ada yang membuka pintu dan suara lembut seorang wanita terdengar, "Henry, kenapa kamu nggak menungguku dan naik duluan!"Mendengar suara Janice, Miana tertegun sejenak. Kemudian, gosip yang diceritakan Amanda kemarin terlintas di benaknya.Amanda bilang, Firma Hukum Astera dibeli oleh seseorang untuk diberikan kepada tunangannya.Sebelumnya, dia menduga mungkin Firma Hukum Astera mungkin diakuisisi oleh Giyan.Ternyata, yang mengakuisisi Firma Hukum Astera adalah Henry.Kemarin adalah ulang tahun Janice, berarti firma ini adalah hadiah ulang tahun untuknya.Seperti yang dia pikirkan, detik berikutnya, Henry berbicara dengan hangat dan tenang, "Aku serahkan Firma Hukum Astera untuk kamu kelola, kamu yang akan bertanggung jawab atas pengaturan dan penempatan k
"Aku masih ada urusan di perusahaan, aku pergi dulu." Setelah mengatakan ini, Henry berbalik dan pergi.Janice mengangkat matanya untuk melihat punggung Henry, sudut bibirnya membentuk lengkungan yang indah, dan dengan cepat mengikutinya keluar.Mereka berdua keluar dari kantor satu per satu. Mantan pemilik Firma Hukum Astera menghampiri dengan hormat dan berkata, "Aku sudah memanggil semua orang di kantor ini dan meminta mereka untuk memperkenalkan diri, agar Pak Henry dan Nona Janice dapat mengenal semua orang dengan cepat."Dia menyesal menjual Firma Hukum Astera untuk sesaat, tetapi harga yang dia dapatkan sangat bagus, jadi dia harus bersikap profesional dan melakukan penyerahan pekerjaannya dengan benar.Henry mengangkat alisnya dan langkahnya berhenti.Janice secara naluriah bersembunyi di belakangnya.Di mata orang lain, perilakunya tampak ambigu dan seperti sedang dimanjakan.Miana berdiri di ujung, memandangi dua orang yang berdiri di depan itu, hatinya terasa sangat sakit, d
"Bu Miana selalu terlihat dingin dan nggak ramah terhadap orang asing, sama siapa pun dia tetap seperti itu. Menurutku sikapnya hari ini cukup normal.""Sebenarnya, Bu Miana yang akan dipromosikan menjadi ketua tim, tapi sekarang posisinya diambil oleh orang muncul secara mendadak ini. Aku bisa mengerti sedikit perasaannya!""Apa aku satu-satunya yang memperhatikan kalau Pak Henry terus menatap wajah Bu Miana? Mungkinkah Pak Henry ingin memiliki suatu hubungan dengan Bu Miana?""Tanpa perlu menunggu Pak Henry turun tangan, Bu Miana pasti akan menggunakan cara apa pun untuk naik ke ranjangnya dulu! Lagi pula, selama empat tahun ini, dia nggak sedikit melakukan hal itu dengan pria! Pengalamannya pasti banyak!"Miana mendengkus dingin dan berkata dengan tenang, "Kupikir pelajaran yang aku berikan kepada Bu Angela kemarin sudah cukup untuk membuat semua orang diam! Aku nggak menyangka kalian begitu penasaran dengan kehidupan pribadiku! Bagaimana kalau salah satu dari kalian pergi membeli p
"Miana, aku hamil, jadi kamu harus segera bercerai dengan Henry, kalau nggak, betapa malangnya anak ini lahir tanpa ayah." Isak wanita itu terdengar dari ponsel. Miana mendengarnya sambil mengusap pelipisnya, lalu berkata dengan nada dingin, "Apa lagi yang ingin kamu katakan, Kak Janice? Cepat katakan, akan kurekam, nanti saat proses perceraian dengan Henry, aku bisa memperoleh lebih banyak aset.""Miana, kamu bajingan! Bisa-bisanya kamu merekam pembicaraan ini!" Wanita itu langsung menutup telepon setelah mengumpat.Setelah panggilan tersebut terputus, Miana menunduk melihat ke lembar hasil pemeriksaan di tangannya. Tulisan "hamil empat minggu" yang tercetak di kertas itu terasa menyakitkan baginya.Awalnya dia berniat memberi tahu Henry tentang kehamilannya malam ini, tetapi dia sekarang merasa tidak perlu lagi.Anak ini datang pada waktu yang salah, tetapi anak ini adalah penyelamatnya.....Miana yang begitu tiba di rumah setelah pulang kerja disambut oleh Bibi Lina, "Nyonya, saya
Miana melirik pria yang berbicara, Yosef Lucario, sahabat sejak kecil Henry. Keluarga Lucario juga merupakan keluarga yang berkuasa di Kota Jirya. Yosef paling memandang rendah Miana yang berasal dari keluarga miskin. Meskipun dia merupakan putra dari keluarga bermartabat, dia bersikap seperti sebuah pisau yang dapat diayunkan sesuka hati oleh Janice. Janice selalu menggunakannya untuk melawan Miana setiap saat.Teringat akan hal tersebut, Miana tersenyum kecil dan berkata dengan lembut, "Kak Janice adalah kakak iparnya Henry, istri dari kakak tertua Henry. Kalau orang lain mendengar apa yang barusan kamu bilang, aku takut akan ada yang salah paham dan mengira mereka punya hubungan yang nggak seharusnya!"Yosef baru saja sengaja berbicara kasar padanya, jadi dia tidak perlu memikirkan harga diri Yosef.Dia mengakui bahwa dia sangat mencintai Henry, tetapi dia tidak serendah itu sampai akan menerima begitu saja perlakukan buruk teman-teman Henry.Janice awalnya senang, tetapi setelah me
"Bukankah kamu bilang seseorang ingin membunuhmu? Aku hanya memastikan apakah kamu sudah mati." Perkataan Henry penuh dengan sindiran.Miana refleks menggenggam ponselnya erat-erat dan berkata dengan tegas, "Aku ditakdirkan berumur panjang, jadi nggak akan mati!"Dia mematikan panggilan itu dan memblokir nomor itu dalam satu gerakan cepat.....Pada saat ini, di kamar rawat VIP di rumah sakit milik Grup Eskaria, Janice berbaring di ranjang dengan wajah yang terlihat sangat pucat. Dia terlihat begitu lemah, seakan-akan angin bisa menerbangkannya.Henry yang tengah menggenggam ponselnya menunjukkan ekspresi masam.Melihat itu, Janice bertanya dengan hati-hati, "Henry, apa Miana baik-baik saja?"Henry meletakkan ponselnya dan berseru, "Dia baik-baik saja!"Janice diam-diam mengutuk Miana di dalam hatinya, tetapi berkata dengan nada lembut kepada Henry, "Kamu sebaiknya kembali menemaninya. Ada dokter dan suster di sini, jadi kamu nggak perlu mengkhawatirkan aku."Henry berkata dengan tenan