Henry mengatup-ngatupkan bibirnya sebelum berkata, "Kakek, sama sekali nggak ada ruang untuk bernegosiasi dalam masalah ini?"Dia tentu percaya bahwa kakeknya bisa melakukan hal tersebut untuk mendapatkan kembali gelang itu."Nggak ada!" Sikap Eddy begitu tegas.Dia sudah memberikan gelang itu pada Miana dan hanya boleh menjadi milik Miana.Wiley yang berdiri di samping menundukkan kepalanya sambil mendengarkan dengan saksama.Sebenarnya, dia juga merasa tidak pantas jika Henry memberikan gelang milik Miana kepada Janice.Terlebih lagi, masalah ini sampai menjadi berita yang viral.Namun, dia hanya seorang pekerja, tidak memiliki hak untuk menyatakan pendapatnya."Bagaimana kalau kita tunggu Miana datang dan mendiskusikannya lagi?" tanya Henry dengan suara yang sedikit serak.Dia teringat bertahun-tahun yang lalu, Janice diam-diam memberinya setumpuk uang dan uang itu kemudian menjadi penyelamatnya selama pelariannya dari bahaya.Janice telah menyelamatkan hidupnya.Sekarang, Janice ha
Oleh karena itu, dia merasa tidak perlu terlalu memikirkan apa yang harus dilepaskan atau didapatkan saat ini.Eddy mendengkus, mengeluarkan saputangan dari sakunya dan mulai menyeka gelang itu dengan hati-hati.Melihat itu, Janice merasa terhina dan ingin segera pergi dari sini, jadi dia berkata, "Karena gelangnya sudah kukembalikan, aku pergi dulu."Nada bicaranya dan sorot matanya yang menatap Henry begitu lembut."Aku akan mengantarmu," ujar Henry."Nggak perlu, aku bisa pulang sendiri. Kamu lebih baik temani Kakek," ujar Janice, yang sebenarnya berharap Henry akan mengantarnya pulang. Namun, dia tahu bahwa selama tua bangka ini tidak setuju, Henry hanya akan memperburuk keadaan jika mengantarnya.Dia sedang hamil dan masih bergantung pada keluarga Jirgan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa depan. Dia tahu bahwa menyinggung tua bangka ini tidak akan membawa keuntungan apa pun baginya.Dia sekarang hanya bisa menerima semua penghinaan itu, tetapi kelak pasti akan mem
Janice menatap Henry dengan sedih dan berkata dengan terisak, "Henry, ini bukan salah Miana, aku yang nggak sengaja menabraknya dan terjatuh, jadi nggak perlu meminta maaf padaku!"Miana tetap diam mendengar saat mendengar ucapan Janice yang penuh kepura-puraan itu.Dia membiarkan dan tidak peduli dengan Janice yang ingin berakting seperti itu, selama Janice tidak menyusahkannya!Henry melirik Miana dan bertanya, "Kamu berjalan nggak melihat jalan, ya?"Miana terlalu malas untuk berdebat dengan Henry dan menjawab, "Ya, aku lain kali pasti akan melihat jalan!"Jelas-jelas Janice yang menabrak, mengapa dia yang disalahkan berjalan tanpa melihat jalan?Henry membencinya, jadi dia bernapas pun dianggap salah.Ekspresi Eddy sudah masam cukup lama, dia menatap tajam Janice yang berada di lantai.'Ucapannya yang ambigu itu memang sengaja untuk membuat Henry salah paham.''Betapa liciknya!''Bagaimana mungkin Miana bisa mengalahkannya!'Merasakan tatapan Eddy, Janice pun terkejut.'Kenapa aku
"Kamu dan Henry sudah menikah tiga tahun lamanya, sudah waktunya kalian punya anak, bagaimana kalau kamu berhenti bekerja dan fokus untuk mempersiapkan kehamilanmu di rumah? Setelah melahirkan, kamu baru kembali bekerja. Bagaimana?" Eddy sangat berharap Miana punya anak, dengan begitu, Henry pasti akan kembali fokus pada keluarganya.Miana tersenyum kecil, menggeleng, tetapi sebelum dia dapat berbicara, terdengar suara lain, "Ayah, kudengar kamu mengalihkan saham Grup Eskaria kepada Miana, aku nggak setuju dengan ini!"Mendengar suara itu, Miana mengangkat matanya dan melihat ibu mertuanya, Felica Monefa, masuk dengan marah. Dari penampilannya, terlihat seperti baru saja kembali dari luar kota.Eddy berkata dengan ekspresi masam, "Terserah aku mau memberikan sahamku pada siapa! Apa gunanya kamu nggak setuju!"Felica berjalan mendekat dan berdiri di depan Miana, menatapnya dengan tajam dan berkata, "Miana, kalau kamu menerima saham ini, kamu harus bercerai dengan Henry!"Dia tahu betul
Mendengar ucapan Eddy, Felica seketika seperti kehilangan semua tenaganya, tampak sangat lemas."Kematian Zeno adalah salahku! Akulah yang membunuhnya!" serunya.Eddy merasa jengkel dengannya dan berteriak, "Cepat pergi dari sini! Kamun nggak bisa menghentikan keputusan yang telah kubuat!"Henry baru dibawa kembali ke keluarga Jirgan saat usianya hampir sepuluh tahun. Banyak hal terjadi pada saat dia tumbuh dewasa, inilah yang membuat Henry tidak memercayai siapa pun dan menolak kedekatan orang lain.Saat pertama kali melihat Miana, Eddy merasa Miana bisa masuk ke dalam hati Henry.Setelah menikah selama tiga tahun, Henry tetap tidak menunjukkan perhatiannya pada Miana, tetapi setidaknya dia pulang setiap malam untuk tidur.Henry tidak menolak Miana dan bersedia dekat dengan Miana.Namun kini, dengan kehamilan Janice yang tiba-tiba, perhatian Henry terhadap Janice menjadi berlebihan. Tidak aneh jika ada rumor mengenai mereka berselingkuh, bahkan Eddy sendiri merasa hubungan keduanya ti
Sebelum datang mengembalikan gelang itu, Janice menghubungi ibu mertuanya. Dia berpikir ibu mertuanya pasti sudah berada di sana. Jika Henry kembali ke sana, semua rencana ibu mertuanya akan berantakan.'Nggak boleh, Henry nggak boleh pergi!'Henry menoleh, pandangannya jatuh pada tangan Janice, tatapannya dingin dan menusuk. "Sudah kubilang, kalau kamu nggak enak badan, istirahatlah di rumah! Jangan berkeliaran di luar! Kamu yang memilih untuk mengandung anak itu, jadi kamu harus bertanggung jawab atas anak itu! Mengerti?"Suaranya tidak besar, tetapi penuh tekanan.Janice sangat ketakutan sehingga menarik tangannya dan menggigit bibirnya. Kemudian, air mata mulai berlinang di matanya dan dia berkata, "Aku hanya khawatir Miana akan bertengkar denganmu, jadi aku datang untuk mengembalikan gelang itu padamu, bukan karena aku nggak peduli dengan kesehatan tubuhku.""Ke depannya, langsung telepon aku kalau kamu ingin tahu sesuatu, jangan mempersulit Wiley!" ujar Henry dengan lugas, tidak
"Kakek baik-baik saja ...." Henry melirik Felica sebentar lalu menyelanya, "Biarkan Wiley mengantarmu pulang."Dengan kondisi Kakek seperti ini, pengalihan saham sudah pasti tidak mungkin dilakukan."Aku akan pulang setelah Kakek sadar, kalau nggak, aku nggak akan bisa tenang." Miana masih mengkhawatirkan kondisi Eddy, dia tidak akan tenang sebelum melihat Eddy baik-baik saja dengan matanya sendiri.Henry menatap Miana sejenak, mengatup-ngatupkan bibirnya dan tidak berkata apa-apa.Lingkungan tempat dia dibesarkan membentuk kepribadiannya yang dingin terhadap semua orang.Dia juga tidak akan bersikap ramah pada Miana hanya karena Miana adalah istrinya."Setelah Kakek sadar pun, dia nggak akan bisa melakukan pengalihan saham, cepat pergi!" seru Felica dengan ketus sambil mengernyit.Miana mengabaikan Felica.Dia sekarang berada di kantornya Henry. Selama Henry tidak mengusirnya, dia tidak perlu menghiraukan siapa pun.Melihat Miana mengabaikannya, Felica sangat marah, tetapi karena ada
Henry mengangkat alisnya, sepasang mata hitam pekatnya tertuju pada wajah Miana.'Inikah yang diinginkan Miana?'Miana menatap tatapan Henry dengan mata menyala-nyala dan berseru, "Aku nggak pernah berpikir seperti itu!"Mendengar Kakek berkata seperti itu, Henry pasti mengira itu adalah keinginannya.Tiga tahun lalu, saat baru menikah dengan Henry, dia pernah berpikir ingin mempublikasikan hubungan mereka.Dia mencintai Henry, tentu saja dia ingin dunia tahu bahwa mereka telah bersama.Namun, pada malam pernikahan, Henry berkata, "Aku nggak ingin siapa pun tahu tentang pernikahan kita! Urus dirimu sendiri dan jangan melakukan hal yang nggak diperlukan!"Setelah itu, Henry pergi keluar.Malam itu, Henry tidak pernah kembali.Malam pernikahan mereka, Miana sendirian di kamarnya.Sejak itu, dia tidak pernah berpikir untuk mempublikasikannya lagi.Sekarang, dia berencana untuk bercerai, jadi makin tidak perlu memberi tahu orang-orang tentang pernikahan mereka.Dengan begitu, mereka berdua
Pupil mata Miana langsung menyempit dan dia berseru, "Baik, aku akan segera ke sana!"Dia bahkan tidak berani bertanya apa yang sebenarnya terjadi!Menyadari perubahan ekspresi Miana, Sherry segera bertanya, "Mia, ada apa?"Miana menggenggam ponselnya erat-erat, tubuhnya sedikit gemetar.Entah mengapa dia merasakan firasat buruk.Kondisi neneknya mungkin .... tidak bisa diselamatkan."Mia, bicaralah, jangan menakutiku!" seru Sherry yang tanpa sadar meninggikan suaranya sambil mengguncang pelan wajah Miana.Miana perlahan tersadar, menatap Sherry dan berkata, "Nenek masuk UGD, aku harus segera ke sana!""Aku akan menemanimu!" Sherry bahkan tidak mencuci piring. Dia menahan rasa tidak nyaman di tubuhnya dan membantu Miana berjalan keluar.Khawatir terjadi sesuatu pada Miana, dia memanggil taksi online.Setelah masuk ke taksi, Miana bersandar pada Sherry, sekujur tubuhnya terasa lemas.Seolah-olah semua tenaganya telah terkuras habis.Melihat kondisi Miana seperti itu, Sherry sangat khawa
Sherry meletakkan gelas araknya, berjalan mendekat ke Miana dan menyentuh perutnya, lalu bertanya dengan suara pelan, "Apa kata dokter? Apakah ada yang perlu diperhatikan untuk kehamilan anak kembar?"Dia benar-benar tidak bisa membayangkan ada dua bayi di dalam perut itu.Betapa menyenangkan saat mereka lahir nanti!"Dokter sangat menekankan untuk nggak berhubungan intim." Setelah mengatakan ini, Miana pun berpikir bahwa dia tidak akan bisa menghindari hal itu jika tetap tinggal bersama Henry. Terlebih lagi, dia kekuatannya tidak sebanding dengan Henry, jadi sama sekali sulit untuk menolak.Dalam hal tersebut, Henry sangat dominan."Kalau kamu pulang, apakah Henry bisa menahan diri untuk nggak melakukannya denganmu? Kalau kamu menolaknya, alasan apa yang akan kamu gunakan?" Sherry mengernyit, lalu lanjut berkata, "Bagaimana kalau kamu pindah ke sini ? Tempatku begitu besar, kamu tinggal di sini bersamaku saja!"Miana menggelengkan kepalanya dan menolak, "Aku nggak bisa pindah ke sini
Miana berharap dia bisa segera bercerai dengan Henry!Dia juga berharap bayi dalam perutnya bisa lahir dengan selamat dan bertemu dengannya.Setelah membuat permohonan, dia meniup lilin dengan satu tarikan napas.Sherry mengambil lilin tersebut dan membuangnya ke tempat sampah. Dia kemudian memberikan sendok kepada Miana sambil berkata, "Karena sudah larut, hanya terbeli kue mangkuk ini, makanlah seadanya."Miana menerima sendok itu, menyendok kue itu dan menyuapkannya ke mulut Sherry. "Suapan pertama untukmu."Sherry ingin menolak, tetapi ketika dia melihat Miana menatapnya dengan penuh berharap, dia menjadi tidak tega dan membuka mulutnya untuk memakan kue itu."Air sudah mendidih, aku pergi masak mi dulu. Kamu habiskanlah kue ini, mi akan segera siap!"Setelah mengatakan itu, Sherry pun berbalik pergi.Miana mengalihkan pandangannya, dia menoleh ke kue mangkuk di depannya, air matanya berlinang.Di dunia ini, selain neneknya, hanya Sherry yang selalu tulus padanya.Selesai masak mi
Miana terpaksa tidak memedulikan kesehatan Kakek ketika dia berpura-pura pingsan."Mia, jangan khawatir, kondisi Kakek baik-baik saja. Bagaimana denganmu? Sudah pergi periksa di rumah sakit? Kamu nggak apa-apa, 'kan?" tanya Eddy dengan nada lembut.Seakan-akan, dia takut akan mengejutkan Miana yang berada di ujung telepon."Kondisiku juga baik-baik saja, jadi nggak perlu pergi memeriksa, dan nggak perlu membuang-buang uang." Miana tertawa kecil sebelum melanjutkan ucapannya, "Aku menyimpan uang itu untuk membeli makanan enak untuk Kakek!"Eddy tertawa gembira dan membalas, "Kamu memang anak yang berbakti!"Miana selalu begitu pengertian dan baik hati.Dia tahu bahwa Miana selalu hanya memberitahunya kabar baik dan menutupi kabar buruk."Kakek, terima kasih atas persiapan pesta ulang tahun hari ini, meskipun hasil akhirnya nggak bagus, aku tetap ingin berterima kasih! Terima kasih Kakek sudah begitu baik padaku!" Jika bukan karena Henry dan Janice, pesta ulang tahun yang hangat ini past
Henry mengernyit, tampak tidak senang dan bertanya, "Apa maksud Kakek bertanya seperti itu?"Bercerai dengan Miana?Bagaimana mungkin dia ingin bercerai dengan Miana!Mengenai menikahi Janice, itu lebih tidak mungkin lagi!Dia dan Janice sama sekali tidak memiliki hubungan seperti itu!Eddy menatap Henry dan berseru, "Jawab aku dulu!"Terakhir kali dia berbicara dengan Miana, Miana mengatakan akan memberi Henry kesempatan.Namun, tindakan Henry hari ini sudah sangat keterlaluan.Dia tidak yakin apakah Miana sudah memutuskan untuk bercerai dengan Henry atau belum."Aku nggak pernah berpikir untuk bercerai dengan Miana!" Dia tidak akan melakukan hal yang bodoh seperti itu.Terlebih lagi, dia hanya tertarik melakukan hubungan intim dengan Miana.Jika bercerai dengan Miana, dia harus mengandalkan dirinya sendiri.Melakukan hal itu sendiri dalam jangka waktu lama, kemungkinan akan membuat dirinya sendiri mengalami masalah mental.Singkat kata, dia tidak akan bercerai dengan Miana!"Tapi, ti
Henry mengira dia akan hidup sendiri untuk selamanya dan tidak menyangka dia akan menikahi Miana.Eddy menatap Henry, mendesah berat, lalu berkata, "Aku mengenal Mia selama belasan tahun, dan dia pernah menyelamatkan nyawaku, jadi aku tahu sifatnya seperti apa. Selama tiga tahun ini, sekalipun dia menjalani kehidupan pernikahan yang sulit, dia nggak pernah mengeluh di depanku, bahkan nggak pernah mengucapkan sepatah kata buruk tentangmu!"Henry mengerutkan kening.Jika Miana tidak mengadukan hal-hal yang terjadi antara mereka ke Kakek, bagaimana Kakek bisa tahu?Tidak mungkin Kakek punya kemampuan meramal, bukan?"Jangan berpikir bahwa Mia mengadu padaku! Ada orang yang kupekerjakan di rumahmu di Kompleks Gaillardia. Apa yang terjadi di antara kalian, aku tahu semuanya! Aku pernah bertanya secara nggak langsung kepada Mia, apakah dia akan bercerai denganmu. Dia nggak mengiakan, juga nggak menyangkal, tapi aku tahu kalau dia sudah memiliki niat untuk bercerai denganmu!" Eddy merasa sang
Henry buru-buru mengulurkan tangan untuk menarik Miana.Karena kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh, Miana tidak berani berpura-pura pingsan lagi, segera membuka matanya, dan meraih sandaran kursi. Namun, yang terpegang adalah tangan Henry.Setelah ragu sejenak, Miana menggunakan kekuatan Henry untuk duduk tegak.Emily terkejut dan ketakutan hingga wajahnya menjadi pucat. Setelah melihat Miana baik-baik saja, dia baru merasa lega, segera maju dan berkata, "Maaf, tadi aku nggak sengaja."Dia takut Miana akan menyalahkannya. Karena sangat gugup, urat-urat di punggung kedua tangannya yang sedang membuat gerakan minta maaf terlihat jelas.Miana melepaskan tangannya dari tangan Henry, berbalik perlahan, menatap dan berkata dengan suara lembut, "Nyonya Emily sudah menyelamatkanku, seharusnya aku yang berterima kasih. Terima kasih, Nyonya Emily!"Miana selalu bersikap sopan kepada anggota keluarga Jirgan.Emily tahu bahwa Eddy sangat menyayangi Miana, jadi dia tidak berani menerima puj
'Si tua bangka itu sungguh kejam! Sakit sekali!''Pasti akan kubalas dendam ini!'Melihat Janice bangkit duduk, Felica tetap terlihat tenang. Dia menyalakan mesin mobil, lalu mengemudikan mobil keluar dari pintu gerbang. "Janice, jawab aku dengan jujur, siapa sebenarnya ayah dari bayi di perutmu?"Janice terkejut, suaranya sedikit menajam ketika menjawabnya, "Bu, bukankah sudah kuberi tahu kalau ini adalah anak Zeno? Apa maksud Ibu bertanya seperti ini? Apakah Ibu meragukanku?"Dengan tatapan dingin, Felica melirik kaca spion dan berseru, "Semoga itu memang anak Zeno!"Jika bukan, dia tidak akan membiarkan Janice hidup tenang!Janice seketika merinding. Kedua tangannya memeluk diri sendiri erat-erat. Di dalam hatinya, dia telah memutuskan bahwa dia harus segera membuat Henry menikahinya!Dengan begitu, dia bisa mendapatkan perlindungan dari Henry.Tidak hanya Felica tidak bisa menyerangnya, tetapi Eddy juga tidak akan berani menyerangnya!"Karena Kakek marah padamu, kamu tinggal di rum
Emily buru-buru memberi isyarat dengan matanya dan berkata kepada suaminya, "Ayah menyuruh menelepon siapa, kamu telepon siapa!"Eddy pada dasarnya sudah sangat marah, ditambah Miana pingsan. Jika setiap orang terus keras kepala seperti ini, bisa-bisa Eddy ikut pingsan! Selain itu, jika terjadi sesuatu pada Miana, siapa yang akan bertanggung jawab?Emily segera menyuruh Paula, istri dari anak ketiga keluarga Jirgan, untuk mengambil tas Miana dan mengeluarkan ponselnya.Saat Paula mengeluarkan ponsel Miana, dia tanpa sengaja menjatuhkan tisu yang membungkus sesuatu. Ketika tisu itu jatuh ke lantai, ada pil putih bergulir keluar dari dalamnya.Paula takut dimarahi, buru-buru meminta maaf, "Ayah, aku nggak sengaja! Setelah menelepon, aku akan mengambil pilnya!" Lalu dia segera menghubungi nomor Sherry.Eddy menatap pil yang tergeletak di lantai, lalu bertanya kepada Henry, "Mia sedang sakit?"Henry tertegun sebelum menjawab, "Nggak tahu."Dia benar-benar tidak tahu tentang Miana.Ekspresi