Setiap kali Janice mengirim pesan, isinya selalu mengenai kehamilannya atau betapa Henry mencintainya.Miana merasa kesal karena terlalu sering melihat pesan seperti itu.Padahal bukan dirinya yang bersikeras tidak mau bercerai dengan Henry.Jelas-jelas Henry-lah yang tidak mau.Setelah dipikir-pikir, Miana merasa Henry tidak begitu mencintai Janice seperti yang dikatakan Janice.Bahkan, setelah mengetahui Janice hamil pun, Henry tidak meminta bercerai dengannya.Jika seorang pria benar-benar mencintai seorang wanita, bagaimana mungkin pria itu tega membiarkan wanita itu disebut sebagai wanita simpanan.Saat Miana memikirkan semua itu, ponselnya berdering lagi.Miana berhenti berpikir dan melihat nomor di layar ponselnya, lalu menghela napas pelan dan mengangkatnya."Hari ini ulang tahunku, aku ingin mengajakmu makan di Restoran Icy di Century Plaza," ujar Janice dengan suara yang lembut dan enak didengar.Miana tersenyum dan berkata, "Nggak perlu makannya, nanti aku akan meminta seseo
Amanda adalah penggemar berat Miana, sangat mengaguminya.Baginya, Miana yang terbaik.Bahkan, menjadi ketua tim saja masih tidak belum cukup, dengan kemampuan Miana, seharusnya menjadi mitra senior."Orang yang akan dipromosi belum tentu aku, jadi ucapan seperti itu, kamu cukup bilang padaku saja, jangan pada orang lain, atau nanti kita akan ditertawakan!" Miana menghilangkan senyuman di wajahnya dan berkata dengan serius.Hubungan Miana dengan orang-orang di firma hukum ini tidak terlalu baik.Jika perkataan itu didengarkan orang lain, lalu pada akhirnya dia tidak dipromosikan menjadi ketua tim, orang-orang pasti akan menjadikannya bahan tertawaan."Aku tentu bilang begini ke kamu saja, nggak akan bilang ke yang lain, tapi bagaimana dengan makan malam nanti? Kak Miana ikut?" Amanda telah menjadi asisten Miana selama dua tahun, mereka sering berbicara santai saat tidak bekerja, hubungan mereka sangat baik.Miana melihat jam, lalu berkata, "Aku harus pergi sebentar, kalau malam ini ada
Henry mengatup-ngatupkan bibirnya sebelum berkata, "Kakek, sama sekali nggak ada ruang untuk bernegosiasi dalam masalah ini?"Dia tentu percaya bahwa kakeknya bisa melakukan hal tersebut untuk mendapatkan kembali gelang itu."Nggak ada!" Sikap Eddy begitu tegas.Dia sudah memberikan gelang itu pada Miana dan hanya boleh menjadi milik Miana.Wiley yang berdiri di samping menundukkan kepalanya sambil mendengarkan dengan saksama.Sebenarnya, dia juga merasa tidak pantas jika Henry memberikan gelang milik Miana kepada Janice.Terlebih lagi, masalah ini sampai menjadi berita yang viral.Namun, dia hanya seorang pekerja, tidak memiliki hak untuk menyatakan pendapatnya."Bagaimana kalau kita tunggu Miana datang dan mendiskusikannya lagi?" tanya Henry dengan suara yang sedikit serak.Dia teringat bertahun-tahun yang lalu, Janice diam-diam memberinya setumpuk uang dan uang itu kemudian menjadi penyelamatnya selama pelariannya dari bahaya.Janice telah menyelamatkan hidupnya.Sekarang, Janice ha
Oleh karena itu, dia merasa tidak perlu terlalu memikirkan apa yang harus dilepaskan atau didapatkan saat ini.Eddy mendengkus, mengeluarkan saputangan dari sakunya dan mulai menyeka gelang itu dengan hati-hati.Melihat itu, Janice merasa terhina dan ingin segera pergi dari sini, jadi dia berkata, "Karena gelangnya sudah kukembalikan, aku pergi dulu."Nada bicaranya dan sorot matanya yang menatap Henry begitu lembut."Aku akan mengantarmu," ujar Henry."Nggak perlu, aku bisa pulang sendiri. Kamu lebih baik temani Kakek," ujar Janice, yang sebenarnya berharap Henry akan mengantarnya pulang. Namun, dia tahu bahwa selama tua bangka ini tidak setuju, Henry hanya akan memperburuk keadaan jika mengantarnya.Dia sedang hamil dan masih bergantung pada keluarga Jirgan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa depan. Dia tahu bahwa menyinggung tua bangka ini tidak akan membawa keuntungan apa pun baginya.Dia sekarang hanya bisa menerima semua penghinaan itu, tetapi kelak pasti akan mem
Janice menatap Henry dengan sedih dan berkata dengan terisak, "Henry, ini bukan salah Miana, aku yang nggak sengaja menabraknya dan terjatuh, jadi nggak perlu meminta maaf padaku!"Miana tetap diam mendengar saat mendengar ucapan Janice yang penuh kepura-puraan itu.Dia membiarkan dan tidak peduli dengan Janice yang ingin berakting seperti itu, selama Janice tidak menyusahkannya!Henry melirik Miana dan bertanya, "Kamu berjalan nggak melihat jalan, ya?"Miana terlalu malas untuk berdebat dengan Henry dan menjawab, "Ya, aku lain kali pasti akan melihat jalan!"Jelas-jelas Janice yang menabrak, mengapa dia yang disalahkan berjalan tanpa melihat jalan?Henry membencinya, jadi dia bernapas pun dianggap salah.Ekspresi Eddy sudah masam cukup lama, dia menatap tajam Janice yang berada di lantai.'Ucapannya yang ambigu itu memang sengaja untuk membuat Henry salah paham.''Betapa liciknya!''Bagaimana mungkin Miana bisa mengalahkannya!'Merasakan tatapan Eddy, Janice pun terkejut.'Kenapa aku
"Kamu dan Henry sudah menikah tiga tahun lamanya, sudah waktunya kalian punya anak, bagaimana kalau kamu berhenti bekerja dan fokus untuk mempersiapkan kehamilanmu di rumah? Setelah melahirkan, kamu baru kembali bekerja. Bagaimana?" Eddy sangat berharap Miana punya anak, dengan begitu, Henry pasti akan kembali fokus pada keluarganya.Miana tersenyum kecil, menggeleng, tetapi sebelum dia dapat berbicara, terdengar suara lain, "Ayah, kudengar kamu mengalihkan saham Grup Eskaria kepada Miana, aku nggak setuju dengan ini!"Mendengar suara itu, Miana mengangkat matanya dan melihat ibu mertuanya, Felica Monefa, masuk dengan marah. Dari penampilannya, terlihat seperti baru saja kembali dari luar kota.Eddy berkata dengan ekspresi masam, "Terserah aku mau memberikan sahamku pada siapa! Apa gunanya kamu nggak setuju!"Felica berjalan mendekat dan berdiri di depan Miana, menatapnya dengan tajam dan berkata, "Miana, kalau kamu menerima saham ini, kamu harus bercerai dengan Henry!"Dia tahu betul
Mendengar ucapan Eddy, Felica seketika seperti kehilangan semua tenaganya, tampak sangat lemas."Kematian Zeno adalah salahku! Akulah yang membunuhnya!" serunya.Eddy merasa jengkel dengannya dan berteriak, "Cepat pergi dari sini! Kamun nggak bisa menghentikan keputusan yang telah kubuat!"Henry baru dibawa kembali ke keluarga Jirgan saat usianya hampir sepuluh tahun. Banyak hal terjadi pada saat dia tumbuh dewasa, inilah yang membuat Henry tidak memercayai siapa pun dan menolak kedekatan orang lain.Saat pertama kali melihat Miana, Eddy merasa Miana bisa masuk ke dalam hati Henry.Setelah menikah selama tiga tahun, Henry tetap tidak menunjukkan perhatiannya pada Miana, tetapi setidaknya dia pulang setiap malam untuk tidur.Henry tidak menolak Miana dan bersedia dekat dengan Miana.Namun kini, dengan kehamilan Janice yang tiba-tiba, perhatian Henry terhadap Janice menjadi berlebihan. Tidak aneh jika ada rumor mengenai mereka berselingkuh, bahkan Eddy sendiri merasa hubungan keduanya ti
Sebelum datang mengembalikan gelang itu, Janice menghubungi ibu mertuanya. Dia berpikir ibu mertuanya pasti sudah berada di sana. Jika Henry kembali ke sana, semua rencana ibu mertuanya akan berantakan.'Nggak boleh, Henry nggak boleh pergi!'Henry menoleh, pandangannya jatuh pada tangan Janice, tatapannya dingin dan menusuk. "Sudah kubilang, kalau kamu nggak enak badan, istirahatlah di rumah! Jangan berkeliaran di luar! Kamu yang memilih untuk mengandung anak itu, jadi kamu harus bertanggung jawab atas anak itu! Mengerti?"Suaranya tidak besar, tetapi penuh tekanan.Janice sangat ketakutan sehingga menarik tangannya dan menggigit bibirnya. Kemudian, air mata mulai berlinang di matanya dan dia berkata, "Aku hanya khawatir Miana akan bertengkar denganmu, jadi aku datang untuk mengembalikan gelang itu padamu, bukan karena aku nggak peduli dengan kesehatan tubuhku.""Ke depannya, langsung telepon aku kalau kamu ingin tahu sesuatu, jangan mempersulit Wiley!" ujar Henry dengan lugas, tidak