Share

Bab 272

Penulis: Helena Ayu
Melihat wajah Sherry tiba-tiba memerah, Farel menyipitkan matanya. Sebuah pemikiran terlintas di benaknya dan dia bertanya, "Sherry, apa yang sedang kamu pikirkan?"

'Wanita ini pasti berpikir aku ingin melakukannya di sini, bukan?'

Meskipun rumah sakit ini miliknya, dia tidak mungkin seberani itu.

Namun, melakukannya di sini bisa memberikan sensasi ketegangan karena takut ketahuan.

Pasti akan menjadi kenangan yang tidak terlupakan.

"Aku berpikir apakah malam ini pergi ke tempatmu atau ke rumahku!" Sherry sekarang langsung bisa berbohong tanpa perlu persiapan.

Menurutnya, Farel mungkin juga tidak ingin mendengar dia mengatakan yang sebenarnya.

Kejujuran itu menyakitkan ....

"Aku membelikanmu sebuah rumah. Setelah urusanku selesai, aku akan membawamu ke sana." Farel sekarang sudah tidak marah lagi, nada bicaranya jauh lebih lembut.

"Bukankah aku sudah bilang nggak mau?" Sherry tidak menginginkan barang-barangnya, karena itu membuatnya merasa seperti menjual diri.

"Tempatmu terlalu kecil,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 273

    "Baiklah, lakukan sesuai dengan yang Ibu atur." Farel tidak ingin membantah ibunya. Bagaimanapun, niat ibunya selalu untuk kebaikan Keluarga Ingra.Seperti yang ibunya katakan, mereka telah menikmati kehormatan Keluarga Ingra, jadi mereka harus mengorbankan kebahagiaan mereka.Meskipun mereka tidak ingin hidup seperti itu, mereka tidak bisa memilih di mana mereka dilahirkan"Kamu hubungi Nona Alisa dulu. Setelah semuanya sudah pasti kabari aku, aku akan membatalkan acara makan malam hari ini.""Oke!" Farel menutup telepon dan menyalakan rokok.Dalam kepulan asap, wajah wanita yang memesona itu terlihat sangat jelas.Setelah selesai merokok, wajah wanita itu juga menghilang.Farel tertawa kecil, lalu meminta asistennya untuk mencari nomor ponsel Alisa dan kemudian meneleponnya.Segera, suara wanita yang arogan terdengar, "Siapa ini!""Pasangan kencan butamu, Farel Ingra.""Ada perlu apa?" Nada bicaranya dingin.Farel mengangkat alisnya.'Sikap macam apa ini?''Meremehkanku?'"Kalau ngga

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 274

    Setelah berpikir sejenak, Henry memutuskan untuk menelepon Miana.Namun, yang terdengar hanya nada sibuk.Henry mengernyit, dan mencoba menelepon lagi.Hasilnya masih sama. Nada sibuk.Henry tiba-tiba tertawa sinis.'Miana, kamu memang nggak pernah mengecewakanku.''Bahkan sudah salah pun masih tetap merasa benar.'Karena nomornya telah diblokir, dia malas mencari Miana sekarang. Dia baru akan mencari perhitungan dengan Miana setelah pulang nanti.Pada saat ini, ponselnya tiba-tiba berdering.Henry refleks mengatup-ngatupkan bibirnya ketika melihat panggilan itu dari Eddy.'Wanita itu mengadu lagi pada Kakek?''Kakek menelepon pasti untuk memarahiku.'Setelah dicambuk waktu itu, dia tidak sempat mengobati lukanya karena kesibukan, sehingga lukanya terinfeksi. Selama dua hari terakhir, dia merasakan sakit yang luar biasa.Setelah beberapa saat, Henry baru menjawab panggilan itu, "Kakek, ada apa?""Henry, ke mana saja kamu beberapa hari ini? Kenapa nomor kamu selalu nggak bisa dihubungi?

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 275

    Setelah dipikir-pikir, Wiley merasa lebih baik menunggu hingga Henry kembali dan mengetahui kabar itu sendiri."Wiley, katakan! Apa yang sebenarnya terjadi!" Nada suara Henry menjadi lebih tajam.Wiley mendesah kecil, dan terpaksa memberi tahu Henry apa yang diketahuinya.Henry tercekat ketika mendengar kabar nenek Miana meninggal dunia.Dia teringat hari ketika dia menelepon Miana dan menyuruhnya meminta maaf kepada Janice. Saat itu, Miana sudah mengatakan bahwa neneknya meninggal, tetapi apa yang dia katakan pada Miana?Dia mengatakan Miana berbohong!Beberapa hari ini Miana tidak meneleponnya, dan dia berpikir Miana sedang menghindarinya karena tidak mau meminta maaf kepada Janice.Dia benar-benar tidak pernah menyangka bahwa kebenarannya adalah nenek Miana telah meninggal dunia.Menghadapi masalah sebesar ini, Miana bahkan tidak meneleponnya untuk memberitahunya.Miana pasti sangat sedih.Itulah sebabnya Miana tidak ingin memberitahunya.Tidak mendengar suara di telepon, Wiley pun

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 276

    Janice menyadarkan kepalanya di dada Yosef, mendengar suara detak jantungnya. Pada momen itu, hatinya sedikit tergerak.Entah mengapa matanya memerah berkaca-kaca.Jika dia tidak jatuh cinta pada Henry, dia pasti akan langsung setuju saat Yosef mengucapkan kata-kata itu.Namun, dia tidak bisa setuju!Keheningan Janice menghancurkan hati Yosef.Dia jelas-jelas sudah tahu jawaban Janice sejak lama.Namun, dia masih saja dengan bodohnya berharap, mungkin saja Janice akan berubah pikiran dan ingin bersamanya.Sayang sekali, hasilnya ....Dia telah berharap terlalu banyak."Kak Yosef ... aku ...." Janice merasakan ketidaknyamanan Yosef, ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak tahu harus berkata apa."Nggak perlu menjawab, aku sudah tahu! Janice, jangan paksa dirimu, ikuti kata hatimu." Dia sudah mencoba dan mengetahui hasilnya, jadi dia sudah puas. "Tapi, aku mungkin nggak bisa sering bertemu denganmu lagi."Setelah menikah dan memiliki keluarga, dia tentu harus bertanggung jawab pada keluar

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 277

    Miana berdiri. Sorot matanya penuh keteguhan menatap ke kejauhan, seolah-olah dia sudah melihat jalan yang akan dilaluinya, penuh tantangan dan ketidakpastian. Sementara itu, Eddy berdiri diam, mengamati punggung Miana yang berjalan pergi. Hatinya dipenuhi rasa tidak rela, tetapi juga berharap bahwa Miana akan memiliki masa depan yang cerah.Malam semakin larut, rumah besar keluarga Jirgan kembali ke tenang seperti sedia kala. Namun, keputusan yang diambil Miana malam ini bagaikan sebuah batu yang jatuh ke permukaan danau yang tenang, lalu menimbulkan riak-riak yang menandakan sebuah perjalanan hidup yang baru akan segera dimulai.Miana kembali ke rumah di Kompleks Gaillardia. Bibi Lina segera menghampirinya dan bertanya, "Nyonya ingin makan apa? Akan aku buatkan!"Miana hanya tersenyum sambil menggeleng, lalu berkata, "Terima kasih. Aku nggak lapar dan belum ingin makan""Kalau Nyonya ingin makan nanti, beri tahu saya!" ujar Bibi Lina."Ya. Aku naik ke atas dulu."Bibi Lina hanya bisa

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 278

    "Miana, sudah kubilang aku bisa menjelaskan semuanya. Bisakah kamu nggak pergi? Dengarkan aku dulu!" Henry mencoba menahan amarahnya, berusaha melembutkan nada bicaranya.Dia bergegas kembali dari Kota Sugal bukan untuk mengantar Miana pergi.Dia ingin menjelaskan semuanya dan meminta maaf padanya.Kali ini memang dia yang salah!Miana memegang kopernya erat-erat dan menatap Henry dengan tatapan dingin.Henry adalah pria yang telah dicintainya selama sepuluh tahun.Dia pikir akan mencintai Henry seumur hidupnya.Namun, dia sekarang telah melepaskan Henry dari hatinya.Miana tidak menyesal pernah mencintai Henry.Dia juga tidak khawatir bagaimana menjalani masa depannya.Dia hanya perlu fokus melihat ke depan.Dia percaya bahwa Tuhan pasti akan memberikannya yang terbaik."Henry, kesempatan yang aku berikan padamu sudah habis! Jadi kali ini, keputusanku untuk pergi sudah bulat" ujar Miana dengan tenang, sama sekati tidak ada emosi apa pun di wajahnya.Kematian neneknya telah membuat Mia

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 279

    Miana memang sudah berencana tinggal di Ruellia, jadi saat Kakek berkata demikian, dia tidak menolak. "Kek, aku mengerti. Sekarang sudah larut, lebih baik Kakek pulang dan istirahat, oke? Setelah perpindahanku selesai, aku akan datang menemui Kakek.""Oke!" Melihat wajah kecil Miana begitu pucat dan lesu, hati Eddy terasa pilu.'Sungguh gadis yang baik.'Dia benar-benar tidak rela Miana pergi.Namun, dia tidak boleh begitu egois dan membiarkan Miana tetap di sini dan terus disakiti oleh Henry.'Lihat saja nanti, Henry pasti akan menyesal!'Miana menarik kopernya dan berjalan tanpa sekali pun menoleh ke belakang.Setelah memutuskan untuk pergi, dia harus tegas."Miana!" Henry ingin mengejarnya, tetapi Kakek mengangkat tongkatnya dan memukul kakinya. "Berhenti! Jangan kejar dia!""Kakek ...." Henry bertanya-tanya, mengapa Kakek tidak bisa berpikir jernih lagi sekarang?Setelah menyuruh sopir untuk mengatar Miana, Eddy memandang Henry dan mencibir, "Henry, apa hakmu untuk menahannya nggak

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 280

    Tangan Henry yang sedang memegang gelas itu seakan-akan dicengkeram kuat oleh sesuatu yang tidak terlihat. Entah mengapa dia tiba-tiba merasa sesak di dadanya.Langit di luar jendela gelap seperti tinta. Meskipun di dalam ruangan ada cahaya lampu, hal itu tidak dapat mencerminkan perasaan rumit yang dirasakan Henry saat ini.'Kakek juga memberi tahu Miana tentang hal ini?''Kalau nggak, kenapa Miana begitu bertekad untuk bercerai!'"Aku sudah memperingatkanmu, jangan terlalu ikut campur urusan Janice, tapi kamu mengabaikan kata-kataku!" seru Eddy dengan suara rendah tetapi penuh dengan wibawa. Setiap kata-katanya seperti palu yang menghantam ke hati Henry.Henry tahu bahwa Kakek tiba-tiba membicarakan ini karena Kakek pasti sudah menyuruh orang untuk menyelidikinya dan mengetahui Janice bersamanya di Kota Sugal.'Apakah Miana juga tahu apa yang diketahui Kakek?'Henry tidak merespons ucapan kakeknya. Dia memilih untuk diam."Di mata orang lain, Janice mungkin tampak lemah dan polos, ta

Bab terbaru

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 550

    Amanda tidak pernah meragukan Miana.Dia hanya meragukan dirinya sendiri."Duduklah, kita diskusikan lagi," ujar Miana dengan suara lembut, sambil mengangkat cangkir kopinya dan mengaduknya perlahan."Oke!" Amanda menarik kursi dan duduk di depannya, kemudian mereka mulai berdiskusi.Diskusi mereka selesai tepat sebelum waktu yang ditentukan.Amanda segera mengemas dokumen-dokumen dengan rapi, lalu dia dan Miana meninggalkan kantor bersama-sama.Kendati sudah empat tahun meninggalkan Kota Jirya, Miana tetap menjadi sosok yang dihormati dan diingat.Setibanya di pengadilan, banyak wajah akrab yang menyapanya dengan antusias.Pemandangan itu membuat Amanda teringat pertama kali dia berada di pengadilan.Saat itu, tubuhnya gemetar karena gugup, tetapi Miana segera membantunya duduk dan menenangkan dirinya.Setelah beberapa saat, sidang hari ini pun dimulai.Sidang berlangsung penuh ketegangan, kedua belah pihak saling beradu argumentasi dalam perdebatan sengit, masing-masing mengupayakan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 549

    Menurut Miana, reaksi Ariz terasa sedikit berlebihan.Sepertinya Ariz juga menyadari hal itu, lalu mencoba untuk tenang sebelum bertanya, "Apa yang terjadi dengan Bu Sherry? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Dalam beberapa hari terakhir, dia menganggap Sherry sedang dalam perjalanan bisnis karena tidak bisa dihubungi.Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Sherry sebenarnya berada di rumah sakit.Miana memandangnya, mempertimbangkan ucapan sebelum mengungkapkan berita berat itu. Dengan suara pelan, dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil, kehilangan salah satu kakinya, dan kini dirawat di rumah sakit."Wajah Ariz memucat, seolah sulit mencerna informasi itu, sebelum akhirnya bertanya, "Bagaimana ... keadaannya sekarang?'"'Kehilangan salah satu kaki, dia pasti sangat terpukul.''Aku bahkan sama sekali nggak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.'"Dia memang terlihat biasa saja, tapi aku yakin hatinya nggak sepenuhnya tenang," ujar Miana, sorot matanya tajam memperhatikan Ariz, m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 548

    Selesai berbicara dengan kepala sekolah, Miana menuju tempat parkir dan sebuah mobil Maybach sengaja menghalangi mobilnya.Dia berjalan mendekat dan mengetuk kaca mobil ituBegitu kaca jendela mobil diturunkan, wajah dingin Henry terlihat."Tolong pindahkan mobilmu," ujar Miana yang masih dengan nada sopan."Masuklah, aku akan mengantarmu," ujar Henry dengan nada tegas.Miana mengernyit dan nada bicaranya berubah ketus, "Aku bawa mobil sendiri, nggak perlu kamu antar. Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, langsung saja!"Dia pikir, setelah kejadian semalam, Henry tidak akan mengusiknya untuk sementara waktu.Dia sungguh tidak menyangka, pagi ini, Henry muncul lagi.Benar-benar pria tidak tahu malu!"Kapan kamu akan membawa putra kita dan tinggal bersamaku?" Henry memandang wajah Miana yang begitu dekat, dan perasaan yang lama terpendam dalam dirinya mengalir kembali dengan kuat.Dia mencintai Miana.Namun, Miana tidak mencintainya lagi."Henry, bisakah kamu bertindak normal?" Miana mera

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 547

    Sherry dan Miana bertukar pandang, lalu dia melambaikan tangan kepada Nevan sambil berkata, "Baiklah, kamu pergilah ke taman kanak-kanak. Jangan lupa dengarkan gurumu dengan baik, ya. Ibu angkat pasti akan merindukanmu!"Miana tertawa mendengar perkataan Sherry.Nevan menggembungkan pipinya, memberungut marah. Matanya memerah menahan amarah, lalu dia mengentakkan kakinya beberapa kali dengan keras sebelum bergegas keluar."Dia benaran marah?" tanya Sherry kepada Miana.Miana tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja dia marah. Baginya, Kamu itu adalah harapannya, dan ternyata kamu membuatnya kecewa. Jangan khawatir, dia anak yang mudah dibujuk. Sebentar lagi dia akan kembali ceria.""Baguslah kalau begitu. Jangan buang waktu lagi, kamu cepat pergi bujuk dia." Sherry akhirnya merasa lega."Setelah selesai sarapan, kamu kembali istirahat saja. Nanti aku akan mengirim Ariz ke sini," ujar Miana sambil melambaikan tangan kepada Sherry, sebelum dia berbalik dan pergi.Di pos suster, Nevan sedan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 546

    Pada hari itu, Sherry keluar dari kantor dekan dengan tergesa-gesa, lalu tertabrak sepeda Ariz dan terjatuh ke tanah.Ariz segera memarkir sepedanya dengan baik, lalu mengendong Sherry ke klinik kampus.Setelah itu, Ariz tetap bersikeras mengantar Sherry kembali ke perusahaan, meskipun Sherry terus meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.Hari pertama Ariz bergabung di perusahaan, barulah Sherry sadar bahwa Ariz adalah orang yang menabraknya waktu itu.Sejak saat itu, Ariz tetap berada di sisinya hingga kini.Dalam beberapa tahun kebersamaan mereka, Sherry merasa sangat bersyukur atas keputusan yang dia buat pada hari itu."Kalau begitu, minta Ariz ke Universitas Jirya dan carikan orang berbakat seperti dirinya untuk membantu perkembangan perusahaan kita ke depannya." Miana sangat puas dengan kemampuan Ariz. Dia percaya, dengan Ariz bertanggung jawab atas perekrutan, hasilnya akan sangat memuaskan. Selain itu, dia memang sudah berencana merekrut orang baru untuk belajar darinya."Baikl

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 545

    "Begitu aku bangun pagi ini, aku langsung menyadari kalau informasi lokasi adikmu nggak lagi dapat dilacak. Aku mencoba beberapa cara untuk menemukannya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku meretas ponselnya dan memeriksa riwayat panggilan. Panggilan terakhirnya adalah kepada Nyonya Besar keluarga Jirgan."Miana menyipitkan matanya, sementara otaknya bekerja keras menyusun setiap petunjuk yang telah dia dapatkan.'Untuk apa Celine mencari Felica?''Hubungan mereka sangat dekat?'"Bos, apa masih perlu mencari keberadaannya?""Tetap cari!" Miana merasa ada sesuatu yang tidak beres.'Ke mana Celine pergi?'"Oke, aku akan segera mencarinya! Lalu, bagaimana dengan penyelidikan kecelakaan Sherry?""Begitu urusanku selesai, aku akan langsung mengecek ulang informasi tentang orang itu untuk memastikan identitas aslinya.""Baiklah."Setelah menutup telepon, Miana bersandar di dinding. Kekhawatiran membanjiri pikirannya.Tiba-tiba, terdengar suara Nevan dari kamar perawatan. "Ibu, cepat masuk!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 544

    Perawat sibuk bekerja, menyeka tangan Sherry dengan lembut.Ketika Nevan masuk ke kamar perawatan, suaranya yang ceria memecah keheningan."Ibu angkat, aku datang!" serunya sambil berlari kecil menuju ranjang.Mendengar suara ceria Nevan, senyum langsung menghiasi wajah Sherry. Dia menoleh kepada perawat dan berkata dengan lembut, "Kamu siapkan sarapan dulu."Perawat mengangguk dan berjalan keluar ruangan.Dengan langkah-langkah kecil yang penuh semangat, Nevan tiba di sisi ranjang. Sepasang mata jernihnya menatap Sherry yang sedang berbaring, dan dia bertanya dengan suara manis, "Apakah Ibu merindukan?"Sherry merasa hatinya terisi kebahagiaan, dia tertawa sambil meraih tangan Nevan. "Tentu saja sangat merindukanmu!"Nevan berjinjit, berusaha memanjat ke ranjang, tetapi tinggi tubuhnya membuatnya kesulitan. Dengan senyum kecil, dia menundukkan kepala dan memberikan ciuman hangat di punggung tangan Sherry. "Aku juga merindukan Ibu angkat!"Miana menyaksikan interaksi hangat antara Neva

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 543

    Miana tertegun.Dia pernah memikirkan kemungkinan menikah dengan Giyan suatu hari nanti.Namun, tidak terlintas dalam benaknya bahwa Giyan akan menyatakannya pada waktu seperti sekarang.Ekspresi tertegun Miana membuat Giyan merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mempertahankan senyumnya. "Aku hanya bercanda! Aku nggak bermaksud memaksamu untuk menikah! Sore nanti, kalau kamu punya waktu, aku bisa membawamu melihat rumah itu. Kalau kamu merasa cocok, kita bisa langsung pindah besok, bagaimana?"Dia tidak yakin apakah Henry masih memiliki tempat di hati Miana, tetapi dia sangat menyadari bahwa perasaan Miana terhadapnya belum cukup kuat untuk membangun masa depan bersama.Tentu saja, ini membuat hatinya terasa perih.Namun, dia tahu bahwa memaksakan sesuatu bukanlah jawabannya.Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu Miana siap."Giyan ...." Miana menyadari bahwa senyum di wajah Giyan terlihat dipaksakan, membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa dia harus jujur. "M

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 542

    Miana dengan penuh hati-hati menggeser Nevan ke samping dan bangkit dari ranjang.Setelah mencuci muka dan bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah.Giyan sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang tamu."Kenapa bangun sepagi ini? Tidur lagi saja sebentar," ujar Giyan, sembari menghentikan penyedot debu. Tatapan lembutnya tertuju pada Miana, dan suaranya tetap penuh kehangatan."Nggak deh, terlalu banyak yang harus aku kerjakan hari ini," ujar Miana dengan lembut, sambil mendekat dan merangkul pinggang Giyan."Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Aku akan pergi membangunkan Nevan," ujar Giyan dengan suara yang agak serak, lalu mencium kening Miana."Oke, kamu pergi bangunkan dia," ujar Miana sambil menyandarkan wajahnya ke dada Giyan.Dengan Giyan di sisinya, semuanya tampak begitu damai dan hangat.Hidup dalam momen ini terasa begitu menyenangkan."Kamu makanlah, aku naik ke atas sekarang." Giyan mencubit pipi Miana dengan lembut.Miana menyadari telinga Giyan yang agak merah,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status