Noah melangkah keluar dari ruang rawat Odelia. Pria itu duduk sebentar di depan ruang rawat Odelia. Di samping Noah ada Axel yang baru saja datang lagi, setelah tadi Axel sempat pulang untuk menyelesaikan persoalan di kepolisian.Axel membantu Noah memenjarakan Victor. Dalam kondisi seperti ini, tentunya Noah tidak bisa turun tangan sendiri. Noah tentunya tengah fokus pada Odelia yang tengah dalam masa pemulihan.“Kau belum makan. Lebih baik kau makan dulu. Aku akan di sini bergantian menjaga Odelia.” Axel menatap Noah. Dia tahu sejak tadi Noah tidak mau menyentuh makanan sama sekali. Yang ada dipikiran Noah hanyalah Odelia. Dia tahu perasaan yang dirasakan Noah adalah rasa bersalah yang amat dalam. Noah mengembuskan napas panjang dan memejamkan mata singkat. “Aku tidak lapar. Aku ingin tetap di sini.”“Jangan menyiksa dirimu, Noah.”“Tenanglah, Axel. Aku baik-baik saja. Nanti kalau memang aku sudah lapar, aku akan meminta asistenku membawakan makanan untukku.”Axel terdiam sebentar
Monica mendengar kabar tentang Odelia yang sudah siuman dari Axel. Sudah beberapa hari ini, Monica menunggu kabar Odelia siuman. Akhirnya, sekarang dia mendengar kabar Odelia sudah membuka mata.Monica sempat khawatir dan takut kalau ternyata hal buruk menimpa Odelia. Untungnya, hal buruk tidak terjadi. Sungguh, kalau saja terjadi pasti Monica pun merasa bersalah pada Odelia. Monica memiliki utang rasa bersalah. Dia tega menampar Odelia demi membela Victor—yang berengsek. Andai waktu bisa diputar, sudah pasti Monica tidak akan mau menjadi sosok wanita yang bodoh. Terjerat di sebuah lingkaran cinta palsu. Benar-benar sangatlah menyakitkan.Setibanya di rumah sakit, Monica segera menuju ke ruang rawat Odelia, namun langkah kaki Monica terhenti melihat Barney—asisten Noah—berada di depan ruang rawat Odelia.“Barney?” sapa Monica.Barney menundukkan kepalanya sopan. “Nona? Apa Anda ingin menjenguk Nona Odelia Jackson?”Monica mengangguk. “Ya, aku ingin menjenguk Odelia. Di mana Noah? Apa
Satu minggu sudah Odelia berada di rumah sakit. Dokter mengatakan kondisi Odelia sudah berangsur-angsur membaik. Bisa dikatakan racun yang ada di tubuh Odelia sudah hilang. Itu berkat Odelia yang rajin mengkonsumsi obat. Seluruh apa yang dikatakan sang dokter selalu dituruti oleh Odelia. Tidak pernah sedikit pun, Odelia membantah yang telah dokter katakan. Itu yang membuat Odelia cepat pulih dari sakitnya.Tepatnya hari ini, Odelia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Tentu sebelum diizinkan pulang, Noah terus meminta dokter untuk memastikan kondisi Odelia. Noah tidak mau sampai terjadi sesuatu hal buruk pada Odelia, ketika sudah di rumah nanti. Odelia duduk di sofa rumah sakit menatap pelayan membawakan barang-barangnya ke mobil. Wanita itu dilarang menyentuh barang-barangnya. Karena, Noah tidak mau sampai Odelia kelelahan harus mengangkut barang-barang.Noah menghampiri Odelia yang duduk di sofa. Pria itu bersimpuh, mensejajarkan tubuhnya pada tubuh Odelia yang tengah duduk. “
Darla yang tengah melamun akibat memikirkan sesuatu, terkejut di kala berpapasan tak sengaja dengan Noah. Detik itu juga, Darla menundukkan kepala menyapa Noah dengan sopan.Kening Noah mengerut, menatap bingung Darla. Pria itu merasa ada yang berbeda dari raut wajah Darla—seolah ada yang ditutupi oleh wanita itu. “Ada apa, Darla?” tanyanya di kala mencurigai sesuatu.Darla menelan salivanya susah payah. “Ah, t-tidak apa-apa, Tuan. Saya hanya ingin izin keluar kantor. Ada keluarga saya yang sakit.”Darla terpaksa mengucapkan ucapan dusta. Dia tidak mungkin memberi tahukan Noah tentang apa yang Odelia minta. Bisa-bisa Odelia akan kecewa padanya kalau sampai dirinya memberi tahu Noah.Noah mengangguk. “Pulanglah jika ada keluargamu yang sakit. Utamakan keluargamu. Kau bisa menyelesaikan pekerjaanmu esok hari.”Meskipun terkenal tegas, galak, dan tidak mentoleransi kesalahan, tetap saja pria itu akan memberikan izin jika karyawannya memiliki masalah keluarga. Apalagi kalau keluarga dari
Odelia tersenyum melihat Noah tak henti menciumi perutnya. Ya, tak pernah Odelia sangka kalau Noah akan sebahagia ini memiliki anak darinya. Sekarang, Odelia sadar bahwa memang tak akan pernah mungkin dirinya melepaskan Noah.Odelia memutuskan untuk memberikan kesempatan kedua untuk Noah. Logikanya memang mendesaknya untuk bersikap egois, tapi dia tidak bisa menampik bahwa hatinya selalu mencintai Noah.Semua yang terjadi, mengajarkan Odelia arti tentang cinta yang tulus dan mau memberikan maaf. Memang, Noah bukanlah cinta pertama Odelia. Akan tetapi, Odelia ingin Noah menjadi cinta terakhirnya.Memulai kembali dari awal. Itu yang Odelia putuskan. Ternyata hatinya tidak bisa jauh dari Noah. Luka yang ada di hatinya perlahan-lahan telah diobati oleh Noah. Segala hal buruk pun tergantikan dengan kenangan manis.Yang Odelia pelajari di muka bumi ini, tidak ada orang yang sempurna. Akan ada orang yang melakukan kesalahan. Seperti Noah yang mengakui kesalahannya, dan telah berjanji tak aka
Miami, Florida, Amerika Serikat. Sebuah negara bagian dari Amerika Serikat, yang terletak di Amerika Serikat Tenggara, berbatasan dengan negara Alabama dan Georgia adalah tempat di mana Odelia lahir dan dibesarkan. Wanita berparas cantik itu asli dari Florida. Kedua orang tuanya enggan untuk berpindah ke New York. Hanya Odelia yang tinggal di New York, karena berfokus pada karirnya—sampai akhirnya dia menemukan tambatan hati yang sebenarnya.Miami terkenal dengan keindahan pantai yang menakjubkan. Pasir putih serta lautan biru. Hal tersebut yang membuat banyak turis asing yang kerap mengunjungi Miami. Keindahan pantai juga yang membuat kedua orang tua Odelia lebih nyaman berada di kota Miami daripada harus ke New York.Setibanya di bandara, Noah sudah dijemput oleh sopir di perusahaan cabangnya yang ada di Miami. Pria tampan itu memiliki banyak perusahaan cabang yang tersebar di berbagai kota dan negara. Itu yang membuatnya begitu mudah memiliki akses. Sepanjang perjalanan menuju k
Berita tentang rencana pernikahan Odelia dan Noah tersebar luas. Beberapa media ingin mewawancarai, namun Noah menolak tegas wawancara dari para media. Hal yang membuat hubungan Odelia dan Noah menjadi pusat perhatian, karena Odelia pernah menjadi korban penculikan. Noah sengaja tak mengizinkan media untuk mewawancarai Odelia, karena pria itu tak ingin membuat Odelia stress dengan begitu banyak pertanyaan yang datang bertubi-tubi. Lagi pula, Noah tak mau kalau ada orang yang mengungkit lagi penculikan yang terjadi.Noah hanya berfokus pada masa depannya dengan Odelia, tak mau lagi menoleh ke apa yang sudah lewat. Apa yang berlalu, sudah berlalu. Dia ingin memulai kehidupan baru dengan Odelia tanpa ada gangguan siapa pun.Ngomong-ngomong, keluarga Odelia dan keluarga Noah telah bertemu. Kedua belah pihak saling menyambut hangat. Baik keluarga Odelia ataupun keluarga Noah memang tak ingin menunda-nunda pernikahan Odelia dan Noah. Apalagi kondisinya Odelia sekarang sudah berbadan dua.S
Para pelayan sejak tadi nampak sibuk mengantarkan makanan dan minuman. Tidak hanya pelayan saja yang sibuk, tapi asisten make-up artist pun terlihat sangatlah sibuk karena harus bolak balik mengambil perlengkapan.Ya, hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu oleh Odelia dan Noah. Hari di mana sebentar lagi mereka akan resmi menikah. Hari yang tak pernah sangka akan terjadi di hidup mereka.Gaun pengantin dengan taburan berlian dan mahkota di atas kepala Odelia, menyempurnakan penampilan Odelia Jackson. Hari itu, Odelia berpenampilan seperti layaknya seorang putri Raja yang akan menikah.Darla dan Monica di sana menjadi bridesmaid Odelia. Mereka berdua kagum akan kecantikan Odelia. Bahkan sang make-up artist sejak tadi tak henti memuji Odelia yang tampil begitu cantik sempurna. “Odelia, kau adalah pengantin tercantik tahun ini,” puji Darla dan Monica serempak.Odelia tersenyum membalas pujian Darla dan Monica. “Kalian juga sangat cantik.”“Well, aku berias cukup lama. Kan aku m