Satu minggu sudah Odelia berada di rumah sakit. Dokter mengatakan kondisi Odelia sudah berangsur-angsur membaik. Bisa dikatakan racun yang ada di tubuh Odelia sudah hilang. Itu berkat Odelia yang rajin mengkonsumsi obat. Seluruh apa yang dikatakan sang dokter selalu dituruti oleh Odelia. Tidak pernah sedikit pun, Odelia membantah yang telah dokter katakan. Itu yang membuat Odelia cepat pulih dari sakitnya.Tepatnya hari ini, Odelia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Tentu sebelum diizinkan pulang, Noah terus meminta dokter untuk memastikan kondisi Odelia. Noah tidak mau sampai terjadi sesuatu hal buruk pada Odelia, ketika sudah di rumah nanti. Odelia duduk di sofa rumah sakit menatap pelayan membawakan barang-barangnya ke mobil. Wanita itu dilarang menyentuh barang-barangnya. Karena, Noah tidak mau sampai Odelia kelelahan harus mengangkut barang-barang.Noah menghampiri Odelia yang duduk di sofa. Pria itu bersimpuh, mensejajarkan tubuhnya pada tubuh Odelia yang tengah duduk. “
Darla yang tengah melamun akibat memikirkan sesuatu, terkejut di kala berpapasan tak sengaja dengan Noah. Detik itu juga, Darla menundukkan kepala menyapa Noah dengan sopan.Kening Noah mengerut, menatap bingung Darla. Pria itu merasa ada yang berbeda dari raut wajah Darla—seolah ada yang ditutupi oleh wanita itu. “Ada apa, Darla?” tanyanya di kala mencurigai sesuatu.Darla menelan salivanya susah payah. “Ah, t-tidak apa-apa, Tuan. Saya hanya ingin izin keluar kantor. Ada keluarga saya yang sakit.”Darla terpaksa mengucapkan ucapan dusta. Dia tidak mungkin memberi tahukan Noah tentang apa yang Odelia minta. Bisa-bisa Odelia akan kecewa padanya kalau sampai dirinya memberi tahu Noah.Noah mengangguk. “Pulanglah jika ada keluargamu yang sakit. Utamakan keluargamu. Kau bisa menyelesaikan pekerjaanmu esok hari.”Meskipun terkenal tegas, galak, dan tidak mentoleransi kesalahan, tetap saja pria itu akan memberikan izin jika karyawannya memiliki masalah keluarga. Apalagi kalau keluarga dari
Odelia tersenyum melihat Noah tak henti menciumi perutnya. Ya, tak pernah Odelia sangka kalau Noah akan sebahagia ini memiliki anak darinya. Sekarang, Odelia sadar bahwa memang tak akan pernah mungkin dirinya melepaskan Noah.Odelia memutuskan untuk memberikan kesempatan kedua untuk Noah. Logikanya memang mendesaknya untuk bersikap egois, tapi dia tidak bisa menampik bahwa hatinya selalu mencintai Noah.Semua yang terjadi, mengajarkan Odelia arti tentang cinta yang tulus dan mau memberikan maaf. Memang, Noah bukanlah cinta pertama Odelia. Akan tetapi, Odelia ingin Noah menjadi cinta terakhirnya.Memulai kembali dari awal. Itu yang Odelia putuskan. Ternyata hatinya tidak bisa jauh dari Noah. Luka yang ada di hatinya perlahan-lahan telah diobati oleh Noah. Segala hal buruk pun tergantikan dengan kenangan manis.Yang Odelia pelajari di muka bumi ini, tidak ada orang yang sempurna. Akan ada orang yang melakukan kesalahan. Seperti Noah yang mengakui kesalahannya, dan telah berjanji tak aka
Miami, Florida, Amerika Serikat. Sebuah negara bagian dari Amerika Serikat, yang terletak di Amerika Serikat Tenggara, berbatasan dengan negara Alabama dan Georgia adalah tempat di mana Odelia lahir dan dibesarkan. Wanita berparas cantik itu asli dari Florida. Kedua orang tuanya enggan untuk berpindah ke New York. Hanya Odelia yang tinggal di New York, karena berfokus pada karirnya—sampai akhirnya dia menemukan tambatan hati yang sebenarnya.Miami terkenal dengan keindahan pantai yang menakjubkan. Pasir putih serta lautan biru. Hal tersebut yang membuat banyak turis asing yang kerap mengunjungi Miami. Keindahan pantai juga yang membuat kedua orang tua Odelia lebih nyaman berada di kota Miami daripada harus ke New York.Setibanya di bandara, Noah sudah dijemput oleh sopir di perusahaan cabangnya yang ada di Miami. Pria tampan itu memiliki banyak perusahaan cabang yang tersebar di berbagai kota dan negara. Itu yang membuatnya begitu mudah memiliki akses. Sepanjang perjalanan menuju k
Berita tentang rencana pernikahan Odelia dan Noah tersebar luas. Beberapa media ingin mewawancarai, namun Noah menolak tegas wawancara dari para media. Hal yang membuat hubungan Odelia dan Noah menjadi pusat perhatian, karena Odelia pernah menjadi korban penculikan. Noah sengaja tak mengizinkan media untuk mewawancarai Odelia, karena pria itu tak ingin membuat Odelia stress dengan begitu banyak pertanyaan yang datang bertubi-tubi. Lagi pula, Noah tak mau kalau ada orang yang mengungkit lagi penculikan yang terjadi.Noah hanya berfokus pada masa depannya dengan Odelia, tak mau lagi menoleh ke apa yang sudah lewat. Apa yang berlalu, sudah berlalu. Dia ingin memulai kehidupan baru dengan Odelia tanpa ada gangguan siapa pun.Ngomong-ngomong, keluarga Odelia dan keluarga Noah telah bertemu. Kedua belah pihak saling menyambut hangat. Baik keluarga Odelia ataupun keluarga Noah memang tak ingin menunda-nunda pernikahan Odelia dan Noah. Apalagi kondisinya Odelia sekarang sudah berbadan dua.S
Para pelayan sejak tadi nampak sibuk mengantarkan makanan dan minuman. Tidak hanya pelayan saja yang sibuk, tapi asisten make-up artist pun terlihat sangatlah sibuk karena harus bolak balik mengambil perlengkapan.Ya, hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu oleh Odelia dan Noah. Hari di mana sebentar lagi mereka akan resmi menikah. Hari yang tak pernah sangka akan terjadi di hidup mereka.Gaun pengantin dengan taburan berlian dan mahkota di atas kepala Odelia, menyempurnakan penampilan Odelia Jackson. Hari itu, Odelia berpenampilan seperti layaknya seorang putri Raja yang akan menikah.Darla dan Monica di sana menjadi bridesmaid Odelia. Mereka berdua kagum akan kecantikan Odelia. Bahkan sang make-up artist sejak tadi tak henti memuji Odelia yang tampil begitu cantik sempurna. “Odelia, kau adalah pengantin tercantik tahun ini,” puji Darla dan Monica serempak.Odelia tersenyum membalas pujian Darla dan Monica. “Kalian juga sangat cantik.”“Well, aku berias cukup lama. Kan aku m
Beberapa bulan berlalu … “Nyonya, biar saya saja yang memasukan ke dalam kotak makanan.” Sang pelayan berinisiatif membantu Odelia memasukan makanan ke dalam kotak. Dalam keadaan perut Odelia yang membuncit, tentunya sang pelayan khawatir selalu menjaga Odelia dalam beraktivitas. Tentunya sang pelayan diminta Noah untuk selalu menemani Odelia setiap saat.“Terima kasih.” Odelia tersenyum merespon ucapan sang pelayan. Waktu menunjukkan hampir jam makan siang. Odelia sengaja membuatkan makanan, karena hari ini dia berencana ke kantor mengantarkan makanan pada sang suami tercinta. Usia kandungan Odelia saat ini sudah memasuki minggu ke dua puluh delapan. Perut Odelia sudah sangat membuncit. Bahkan jalan saja sekarang sudah seperti siput. Dia sudah tidak lagi bekerja. Semua karena Noah tak mungkin memberikan izin padanya tetap bekerja.Rencananya hari ini, Odelia akan mengantarkan makan siang ke kantor sang suami. Dia merasa jenuh di rumah. Jadi tak masalah kalau mengantarkan makanan
Empat tahun berlalu … “Kau sudah keterlaluan Orlin!” Odelia nampak marah dengan putri kecilnya. Raut wajah wanita itu menunjukkan jelas rasa kesal yang tak termaafkan. Dia bertolak pinggang menyalang menatap putri kecilnya yang berusia empat tahun.Bibir Orlin menekuk dalam. “Mom, aku tidak salah. Apa yang aku katakan fakta. Laki-laki tadi terlalu miskin. Grandma bilang, aku harus mendapatkan laki-laki terbaik. Grandma melarangku di masa depan, menjalin hubungan dengan laki-laki yang berbeda kasta denganku.”Mata dan bibir Odelia melebar mendengar apa yang dikatakan putri kecilnya. “Astaga, Orlin! Kau keterlaluan. Ayo pulang sekarang! Kita selesaikan di rumah!”Odelia kehilangan kesabaran. Dia segera membawa masuk Orlin masuk ke dalam mobil, dengan raut wajah kesal. Ya, Orlin Odelia Danzel adalah putri pertama Odelia dan Noah. Gadis kecil itu membuat ulah di sekolah sampai membuat Odelia harus mendatangi sekolahnya.Seumur hidup, Odelia belum pernah sama sekali diuji kesabaran. Membe