Krystal merapikan dress di atas paha yang sedang dikenakannya. Sekarang, dia tinggal menunggu Samudra, kekasihnya. Rencananya, mereka akan makan malam di kediaman keluarga Samudra sambil merayakan anniversary mereka yang ke-2 tahun. Dan rencananya juga, mereka akan mengumumkan kepada keluarga Samudra, bahwa hubungan mereka akan melaju ke jenjang yang lebih serius. Mereka ingin bertunangan.
"Sayang, sudah siap? " tiba-tiba Samudra datang dengan senyumnya.
Krystal menghampiri Samudra dan menggandeng tangan Samudra. Dengan lipstiknya yang berwarna merah merona, Krystal mengecup bibir Samudra. "Sudah siap sayang. Aku sudah tidak sabar."
Samudra tertawa kecil, dan selanjutnya membawa Krystal kepelukannya sambil berjalan menuju tempat di mana mobil samudra berada.
Selanjutnya, Samudra mulai melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumah Krystal. Di dalam mobil, mereka saling berbicara satu sama lain diselingi candaan. Pembicaraan tentang masa depan menjadi topik kali ini. Samudra sudah mempersiapkan masa depannya bersama Krystal dengan matang. Dan Krystal pun sama. Dia memiliki khayalan pernikahan yang sama dengan Samudra. Mereka sudah satu hati.
•••
"Aku gugup, " ucap Krystal.
Samudra tersenyum, lalu menggenggam tangan Krystal. "Semuanya akan baik-baik saja. "
Kystal berbalik dan mencium pipi kanan Samudra dengan manis. "Terima kasih selalu, sayang. "
Setelah adegan cium-cium itu, akhirnya Krystal dan Samudra mulai melangkahkan kakinya menuju pintu utama kediaman Samudra. Kediaman yang bergaya Eropa klasik itu benar-benar memanjakan mata Krystal. Lampu-lampu besar, dihiasi lukisan dan guci super mahal membuat rumah ini tampak hidup dan indah.
"Indah banget, " ucap Krystal.
Samudra tersenyum dan merangkul bahu Krystal. "Indah memang, nanti jika kita sudah menikah aku akan membelikan rumah yang sama seperti ini. Bahkan mungkin akan lebih dari ini. Anything untukmu sayang. "
"Aw, sweet sekali sayangku ini. Terima kasih sayang. "
"Aku sudah tidak sabar. " Lanjut Krystal.
"Tak sabar menikah denganku?" tanya Samudra dengan nada menggoda.
"Bukan sayang. Tidak sabar untuk menikmati uangmu lebih banyak lagi. "
Samudra tertawa mendengar perkataan Krystal. Kekasihnya ini, sangat lucu sekali. Samudra beruntung memiliki Krystal.
Dulu, butuh perjuangan untuk mendapat hati Krystal. Terlebih, Krystal adalah wanita tertutup dan banyak sekali lelaki yang mendekati dan menyukai Krystal. Namun, ternyata pilihan Krystal jatuh pada Samudra. Dan Samudra bahagia untuk itu.
Samudra tidak akan melepaskan Krystal. Selamanya, dia ingin bersama Krystal dalam suka maupun duka.
"Kita duduk dulu ya, " ucap Samudra.
Mereka berdua duduk di ruang keluarga yang mayoritas hiasannya berwarna ungu dan emas. Sangat elegan dan indah. Di samping kanan, terdapat foto keluarga Samudra dan kedua orang tuanya.
"Itu kamu waktu kecil? " tanya Krystal.
Samudra mengangguk, sambil menenguk orange jus yang berada di tangannya. "Iya, lucu kan sayang? "
Krystal mengangguk antusias. "Iya, ganteng banget. "
Samudra terkekeh dan selanjutnya mengacak rambut Krystal gemas. "Kita makan sebentar lagi ya sayang, tunggu papi mami aku ya. Papi masih di kantor, kalau mami lagi di butiknya. "
Krystal mengangguk, dan memeluk Samudra dari samping. Samudra sedikit kaget dengan pelukan Krystal, namun dia segera menyimpan gelas orange jus itu dan membalas pelukan kekasihnya.
"Kamu yakin nggak sama aku? " tanya Krystal tiba-tiba.
"Yakin dong. Aku bener-bener udah jatuh cinta sama kamu. "
"Dih, bucin sekali Mr. Samudra ini. "
Samudra terkekeh, dan kembali memeluk Krystal lebih erat sambil mencium pipi Krystal dan bibir kenyal milik Krystal.
Secara tidak sadar, perlakuan mereka sedari tadi diperhatikan oleh seorang lelaki paruh baya yang masih terlihat tampan di usia yang memasuki empat puluh sembilan tahun. Dia Abraham. Ayah dari Samudra.
"Ehem."
Samudra dan Krystal sontak kaget dan berusaha menetralkan detak jantungnya. Samudra hafal suara itu. Suara ayahnya.
Krystal sudah salah tingkah saja ketika ayah dari sang kekasih memergoki mereka sedang bercumbu sambil bercanda.
"Papi, udah pulang? " ucap Samudra sambil berdiri menghampiri Abraham.
Abraham mengangguk dan melihat ke arah wanita yang sedang merapikan dress nya.
Seakan tahu bahwa papinya memperhatikan sang kekasih, Samudra segera membawa Krystal ke sampingnya.
"Ini Krystal pi, pacar aku. "
Krystal yang merasa dirinya diperkenalkan kepada ayah dari sang kekasih pun mendongak, melihat ke arah ayah sang kekasih.
Deg..
Jantung Krystal berpacu sangat cepat ketika melihat lelaki paruh baya yang masih terlihat tampan, gagah dan perkasa di usia yang tak lagi muda. Biar Krystal definisikan ayah dari kekasihnya itu. Badannya tinggi, kekar, rambutnya mulai beruban, janggutnya menghiasi rahang runcingnya, matanya tajam dan hidungnya mancung tajam. Benar-benar sempurna.
"Sayang?! " panggil Samudra lembut.
Seakan tersadar dari lamunanya, Krystal berbalik menatap Samudra. Samudra tersenyum kecil dan beralih menggenggam tangan Krystal.
"Eh, iya. Perkenalkan om nama saya Krystal Angeline. Panggilan saya Krystal, " ucap Krystal memperkenalkan diri.
"Panggil papi saja, " ucap Abraham.
Krystal benar-benar dibuat melayang ketika mendengar suara tegas dan berwibawa milik Abraham. Kini, pikirannya sudah melayang entah kemana. Tiba-tiba nafsunya meningkat hanya dengan melihat dan mendengar suara Abraham.
Sebenarnya, ada apa dengan Krystal?
"Mami nggak bareng papi? " tanya Samudra. Mereka sudah duduk di ruang keluarga. Abraham duduk di sofa single, sementara Krystal duduk bersebelahan dengan Samudra.
"Nggak, mami kamu masih ada urusan katanya. " Jawab Abraham.
Samudra mengangguk. Samudra tidak banyak berbicara dengan Abraham. Karena fakta nya, Abraham dan Samudra kurang dekat. Samudra lebih dekat dengan ibunya. Status anak tunggal juga membuat Samudra lebih dimanja oleh sang ibu.
Samudra merasakan bahwa Krystal memang gugup. Itu terlihat dari sikap Krystal yang salah tingkah sedari tadi. Itu pemikiran Samudra.
Namun, Samudra tidak tahu saja bahwa Krystal salah tingkah bukan karena kedatangan Abraham. Atau karena takut dengan Abraham. Melainkan, menahan nafsunya yang tiba-tiba melonjak tinggi hanya dengan melihat Abraham.
Inti Krystal sangat gatal, dan dia butuh pelampiasan untuk itu. Samudra fokus pada televisi yang menyiarkan berita perselingkuhan, sedangkan Abraham sedang fokus pada layar handphone nya.
"Kenapa sayang? " tanya Samudra.
"Boleh ikut ke toilet? "
"Tentu saja sayang. Kamu bisa pakai toilet di kamar aku ya, toilet yang bawah lagi rusak, kamu tau kan kamar aku? " Krystal mengangguk, dan selanjutnya dia buru-buru berdiri untuk menuju toilet kamar Samudra.
Setelah Krystal pergi, Abraham membuka suaranya. "Jadi, dia yang akan kamu ajak serius? " tanya Abraham.
Samudra mengambil orange jus nya, "Iya, gimana menurut papi? " tanya Samudra.
"Papi serahkan semuanya sama kamu. Kalau kamu sama dia yakin, orang tua hanya bisa mendoakan yang terbaik."
"Terima kasih pi. " Ucap Samudra sambil tersenyum.
Abraham mengangguk dan selanjutnya berdiri untuk menuju ke kamarnya. Abraham butuh meluruskan punggungnya yang kaku. Maklum, umur dia sudah tidak muda. Dia butuh istirahat yang cukup.
•••
Krystal memperhatikan dirinya di cermin besar yang berada di toilet. Dressnya nampak berantakan, rambutnya juga berantakan. Tapi, dia tersenyum puas, dia sudah berhasil mengeluarkan nafsunya dan berkhayal tentang Abraham.
Ya, Krystal melakukan pelepasan dengan menyebutkan nama Abraham. Bukan, Samudra.
Krystal begitu nafsu dengan Abraham. Bahkan, disetiap desahannya dia menyebutkan nama Abraham dan berkhayal seolah Abraham sedang membuat dirinya mendesah hebat.
Abraham benar-benar membuat Krystal gila.
Krystal tersenyum sambil memasukkan dada nya kembali ke tempatnya. Namun, dress yang sebetulnya memiliki lengan itu dia gunting dan beralih menjadi dress tanpa lengan. Dia turunkan sedikit dress itu dan mulai meneliti pakaiannya. Benar-benar menggairahkan.
Dan tujuan Krystal sekarang sama sekali bukan meminta restu kepada mami juga papi dari Samudra. Tapi, membuat papi Samudra berada di bawah dirinya. Semudah itu Krystal berubah pikiran.
Perihal pertunangan dan hubungannya dengan Samudra? Entah kenapa Krystal sudah tidak minat dengan Samudra. Krystal kini hanya ingin Abraham, bukan Samudra.
Krystal segera keluar dari kamar Samudra untuk kembali melihat masa depannya, Abraham. Namun, di tengah perjalanan dia melihat Abraham yang sedang berjalan menuju kamar miliknya dan sang istri. Dengan penasaran, Krystal segera mengikuti Abraham dan melihat Abraham yang mengganti kemeja di kamarnya dari celah pintu yang tidak tertutup rapat.
"Errr, sangat menggairahkan. " Gumam Krystal.
Seakan mengetahui dirinya ada yang memperhatikan, Abraham dengan refleks menoleh ke arah pintu dan melihat sang kekasih dari anaknya sedang memperhatikannya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Krystal, sedang apa? "
Sial! Krystal ketahuan mengintip Abraham!!
Krystal tersenyum canggung ketika Abraham menghampiri dirinya yang masih berdiri mematung di luar kamar milik Abraham. Rasa malu benar-benar mendominasi saat ini, namun rasa ingin memiliki Abraham semakin kuat. Rasa ingin memegang perut kotak-kotak milik Abraham sangat menggebu-gebu."Ada apa Krystal? " tanya Abraham.Krystal tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya. Dia mendekat sedikit ke arah Abraham dan kembali tersenyum manis. "Nggak papa kok pi, maaf ya nggak sopan liat papi ganti baju. Nggak sengaja serius. "Abraham tidak merespon perkataan Krystal. Abraham hanya mengangguk dan kembali masuk ke dalam kamarnya dan kemudian menutup rapat pintu kamarnya."Ish, dingin sekali. Apa tidak tergoda dengan pakaian seksi ku ini, papi mertua? " ucap Krystal sambil terkekeh."Sayang! " Krystal segera berbalik dan melihat Samudra yang menghampiri dirinya.Krystal segera tersenyum semanis mungkin, dan memeluk Samu
Krystal tersenyum manis ketika melihat seseorang yang sedang dia sukai akhir-akhir ini berada di depannya. Pakaiannya formal, dan benar-benar terlihat cocok, membuat lelaki itu bertambah tampan berkali-kali lipat. Jantung Krystal kembali bergemuruh, persis sama seperti waktu pertama kali mereka bertemu. Dia, Abraham. Ayah dari kekasihnya. "Ada apa pi? " tanya Krystal sambil tersenyum. Abraham menggelengkan kepalanya, lalu tanpa bicara memberikan buku menu kepada Krystal. Tanda Krystal harus memesan makanan. Krystal tersenyum, dan mengambil buku tersebut. Dia mulai memesan menu yang populer di restauran ini, tentu saja Krystal bertemu tanpa sepengetahuan Samudra. Dan untungnya, letak restauran ini lumayan jauh dari daerah rumah Abraham maupun Krystal. Jadi, sedikit aman. "Papi mau pesan apa? " tanya Krystal ketika seorang pramusaji perempuan mencatat pesanan mereka. "Samakan saja. " Ucap Abraham. Pramusaji itu mengangguk sambil tersenyum, selanjutnya, dia berpamitan untuk membuatk
Abraham mengganti bajunya di dalam kamar miliknya dan Luna. Semalam , dia tidak pulang ya karena dia bermalam penuh gairah dengan kekasihnya, Krystal. Sebelum menghabiskan malam dengan Krystal, tentu saja Abraham meminta ijin kepada Luna. Alasannya, dia akan lembur dan kemungkinan tidak pulang karena pekerjaan yang sedang menumpuk. Luna percaya saja, lagi pula suaminya itu selalu lembur juga ketika memiliki banyak kerjaan. Luna memaklumi itu."Udah sarapan mas? " tanya Luna disertai senyum manisnya.Abraham membalas senyuman Luna, dan memeluk pinggang wanita nya. "Sudah tadi di kantor, mas beli bubur ayam. ""Dibeliin siapa mas? " tanya Luna sambil memeluk pinggang suaminya lagi."Office boy sayang. "Bohong.Office boy apaan, sarapan dengan kekasih sih iya. Saling menyuapi satu sama lain, dan jangan lupakan saling meraba tubuh kekasihnya juga tentunya. Entahlah, tubuh Krystal bagaikan candu untuk Abraham.
Setelah puas dengan ayah dari sang kekasih, Krystal segera pulang ke rumahnya diantarkan oleh Abraham. Krystal tinggal sendiri, orang tuanya tinggal berbeda kota dengannya. Dan itu lumayan jauh. Mungkin mereka akan bertemu paling cepat satu bulan sekali untuk mengobati rindu mereka. Tadi, sebelum percintaan antara Abraham dan dirinya dimulai, Samudra menghubungi Krystal dan mengabari bahwa dia akan pulang besok, dia bertanya kepada Krystal apa yang diinginkan dirinya dari Jepang. Dengan menahan desahan akibat Abraham yang sedang memainkan dirinya, Krystal berbicara kepada Samudra apa saja. Untungnya, sang kekasihnya itu tidak curiga sama sekali. Jadi, ini tetap aman. "Daddy pulang ya sayang. " Setelah mengatakan itu, Abraham mengecup dahi dan bibir Krystal singkat kemudian berlalu mengendarai mobilnya meninggalkan halaman rumah milik Krystal. Krystal tersenyum dibuatnya. Padahal, baru kemarin dia berpikir bahwa Abraham adalah lelaki yang dingin dan irit berbicara. Namun, ternyata
Luna terkekeh pelan ketika melihat pemandangan di depan sana. Pemandangan yang seharusnya membuat dia marah. Tetapi, rasanya biasa saja. Bahkan dia senang sekali melihat kedua orang yang sedang kasmaran itu gelagapan karena pertemuan mereka diketahui oleh kekasih salah satu dari mereka. Mereka adalah Abraham, Krystal dan Samudra. Luna adalah pelaku yang membuat Samudra sampai ada di hadapan Abaham dan Krystal. Perihal kelakuan Krystal dan Abraham di belakangnya, tentu saja Luna tahu. Namun, dia masih diam. Karena sesungguhnya, Luna pun sama seperti Abraham. Sama-sama memiliki kekasih lain di dalam pernikahan mereka. Anehnya, walaupun Abraham adalah suaminya dan berstatus masih sebagai suaminya sahnya, dia sama sekali tidak ada gairah dan cinta kembali kepada Abraham. Padahal, mereka tidak satu atau dua tahun menikah. Tapi, berpuluh-puluh tahun. Entahlah, dia merasa pernikahannya semakin ke sini semakin membosankan. Tapi dengan David, Luna merasa spesial kembali. Perselingkuhan it
Krystal dalam diam berpikir mengenai ajakan menikah yang dilontarkan Samudra tempo lalu. Sudah tiga hari, dia dan Samudra tidak saling berkomunikasi. Baik dirinya dan Samudra sama-sama enggan memulai pembicaraan yang mungkin akan membahas mengenai ajakan Samudra. Krystal benar-benar belum siap dengan yang namanya pernikahan. Dia takut jika dalam pernikahannya nanti, kemungkinan buruk akan terus datang kepada pernikahannya. Termasuk perselingkuhan. Krystal tahu dan sadar bahwa dirinya pun dengan sengaja menjadi duri pada rumah tangga orang tua dari sang kekasih. Justru itu, Krystal tidak mau menikah terlebih dahulu. Karena, dia takut karma itu menimpa pada hubungan pernikahannya nanti bersama dengan Samudra. "Apa hubunganku dan Samudra akan berakhir seperti ini? " gumam Krystal. Tiga hari ini dia termenung memikirkan itu, dan tiga hari ini juga dia ditinggalkan oleh sang kekasih, Abraham yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Bali. Abraham belum tahu tentang ajakan Samudra. Ren
Samudra kini sedang memandang foto yang memperlihatkan dua orang yang sedang tersenyum ke arah kamera. Itu dirinya dan Krystal. Foto itu, diambil pada saat mereka belum menjadi sepasang kekasih. Berfotonya pun secara formal, karena mereka sedang mengikuti pelatihan waktu itu. Dalam foto itu pun, tidak hanya Krystal dan dirinya. Ada Kevin dan teman-teman Krystal dan Samudra yang lainnya. Samudra terkekeh kecil ketika mengingat perjuangan dia untuk mendapatkan Krystal. Benar-benar membutuhkan waktu lama untuk meyakinkan Krystal bahwa dia memang benar-benar tulus mencintai Krystal. Mungkin, Krystal memang ingin seseorang yang serius kepadanya dan tidak ingin main-main dalam suatu hubungan. Nyatanya, Samudra pun sama. "Kok, aku kangen kita yang dulu ya, " gumam Samudra. Samudra menghela nafasnya pelan. Dia sekarang berada di apartemen miliknya. Sedari tadi pikirannya tidak tenang. Mau menghubungi Krystal pun, sang kekasih tidak pernah menjawab telpon nya maupun membalas pesan yang dik
Samudra merapihkan jas hitam yang melekat pada tubuh kekarnya. Dia meregangkan otot-ototnya yang kaku akibat terlalu lama duduk. Mata indah yang terpasang kaca mata minus itu pun melihat ke arah pemandangan hingar bingar kota. Otaknya kembali berpikir tentang sang kekasih, Krystal. Sudah hampir dua minggu dia dan Krystal tidak bertemu dan tidak saling berhubungan. Samudra sudah berusaha mencari keberadaan Krystal yang seperti hilang tanpa jejak dari Samudra. Mengirimkan pesan pada Krystal, menelpon Krystal semua sudah Samudra lakukan. Namun, hasilnya nihil. Bertahan terluka, sepertinya lagu itu cocok untuk keadaan Samudra sekarang. Tok.. Tok.. Tiba-tiba pintu ruangan Samudra diketuk dari luar. Dengan tegas, Samudra memerintahkan seorang itu untuk masuk ke dalam ruangannya. Ruangan kantor bernuansa hitam putih dan coklat itu benar-benar nyaman. "Maaf pak, ada yang ingin bertemu dengan bapak, " ucap Siska yang tak lain adalah sekretaris dari Samudra. "Bukankah sudah kuperintahkan
Krystal tertawa mendengar celotehan Zara, sahabatnya yang baru-baru ini pulang dari studynya di salah satu negara eropa. Zara adalah sahabat dari sekolah menengah pertama, mereka bertemu kembali setelah berbulan-bulan lamanya tidak bertemu. Zara juga adalah orang yang pertama mengetahui hubungan antara Krystal dan Samudra. Singkatnya, Zara jugalah yang mendukung hubungan keduanya."Gila, ngakak banget sumpah. Bisa-bisanya bule itu nantangin Zara si ratu whiskey." Ucap Krystal dambil tertawa."Iya, gue juga ngakak banget waktu dia nawarin sebotol Whiskey sambil senyum terus bilang ke gue kalau gue tepar duluan, dia akan bawa gue ke apartemennya, gila kan? ""Gila banget sumpah, dia belom tau yang dia tantangin itu ahli dalam alkohol. " Ucap Krystal.Zara dan Krystal benar-benar menikmati waktunya berdua. Sudah lama mereka tidak bertemu, jadi sekalinya bertemu semua yang terlewati harus mereka bicarakan saat itu juga. Tak peduli waktu dan tidak tahu waktu juga."Oh ya, gimana hubungan l
Matahari benar-benar tidak habis pikir dengan keluarga Samudra. Bagaimana bisa kedua orang tuanya saling berselingkuh. Benar-benar gila. Tapi, ini lebih gila. Matahari memiliki hasrat untuk membuat Abraham jatuh kepelukkan dirinya. Dan membuat Abraham menjadi miliknya. Dia ingin menggantikan posisi Krystal. Dia ingin Abraham, obsesi Matahari sangat kuat. "Apakah aku harus benar-benar mengabulkan obsesiku ini? " gugum Matahari. "Matahari! " Tiba-tiba Matahari tersadar dari lamunannya. Segera, dia menetralkan wajah gugupnya, digantikan dengan senyum yang menyambut kedatangan Samudra. Ya, hari ini Matahari membuat janji untuk makan siang bersama Samudra di cafe yang berada tidak jauh dari kantor Samudra. Tidak. Matahari tidak akan membicarakan masalah perselingkuhan Abraham ataupun perselingkuhan Luna. Dia hanya ingin memastikan Samudra baik-baik saja dan berbagi cerita yang tak Matahari ketahui tentang Samudra akhir-akhir ini. Itu saja. "Hey," sapa Matahari ketika baru saja Samudr
Matahari menelan air ludahnya gugup ketika membayangkan ciuman panas dengan Abraham beberapa hari yang lalu. Sesaat sesudah melihat adegan tersebut, Matahari selalu membayangkan Abraham dalam benaknya. Matahari jadi tertarik kepada Abraham. Em, Matahari merasa, dia ingin ada di posisi Krystal. Matahari akui, Abraham adalah pria paruh baya yang masih sangat tampan di usia senjanya. Usia yang bertambah tak serta merta membuat Abraham ikut menua. Abraham masih bertubuh kekar dan perkasa. Matahari, ingin menggantikan Krystal sekarang. Ya, Matahari sudah gila dengan selalu membayangkan bersetubuh dengan Abraham. Entah apa yang membuat dirinya seperti itu, yang jelas Matahari mulai tertarik kepada Abraham. "Aku harus mendapatkan om Abraham. Kalau bisa, aku siap menjadi yang kedua setelah tante Luna. Krystal? Bisa aku singkirkan nanti. " Gumam Matahari. Matahari tersenyum misterius, dia memandang foto di mana Abraham dan Krystal bercumbu beberapa hari lalu. Sangat menantang. Maaf Samudr
Matahari tersenyum sinis ketika dia melihat wajah panik Krystal. Memang benar dugaan Kevin. Krystal memang benar-benar selingkuh. Wanita tidak tahu diri. Dia sudah memiliki Samudra yang nyaris sempurna. Tapi, kenapa dia masih saja beroaling dari Samudra. Benar memang, Krystal tidak pernah puas dengan satu pria. "Bisa jelaskan? " tanya Matahari. "Atau, kamu mau aku salah paham sendiri? Dan menyimpulkan sendiri. Yang tentu kamu tahu apa isi pikiranku sekarang kan? " lanjut Matahari. Krystal benar-benar mati kutu saat ini. Dia tidak bisa melakukan apapun selsin diam dan otaknya berpikir alasan apa yang akan dia ucapkan. "See? Masih nggak bisa jawab kan?"Krystal menatap tajam ke arah Matahari. "Itu celana dalamku! " jawab Krystal tajam. Mendengar itu, Matahari tertawa kerasa saampai air matanya keluar dari ujung pelupuk matanya. "Celana dalam kamu? Nggak salah? Hey, itu celana dalam pria! ""Mau aku memakai celana dalan pria pun itu tidak ada urusan denganmu! Aku yang memakainya, me
Matahari membulatkan matanya ketika Kevin berbicara bahwa Krystal berselingkuh dengan ayah dari Samudra. Matahari benar-benar kaget, dan tidak percaya dengan fakta yang diucapkan oleh Kevin. "Nggak boleh ngomong sembarangan! Itu bisa jadi fitnah. " Ucap Matahari. Kevin berdecak kecil. Perempuan di depannya ini ternyata tidak percaya kepadanya. "Gue nggak ngomong sembarangan. Gue punya bukti. Sebelum kita melanjutkan rencana yang akan gue susun, lo perlu ngelihat bukti itu. " Matahari tergagap, dia benar-benar tek percaya dengan apa yang dikatakan oleh Kevin. Maksudnya, yang benar saja Krystal dengan Abraham yang tak lain adalah kekasihnya? Itu adalah hal gila. "Bukti apa. "" Ayo kita ke apartemen gue! " ajak Kevin. Matahari mendelik tidak percaya dengan perkataan Kevin. Apa-apaan ini, ke apartemen Kevin? Berdua? Jangan harap. Kevin berdecak malas ketika melihat ekspresi yang diperlihatkan oleh Matahari. "Nggak usah mikir macem-macem! Krystal sama om Abraham tinggal di apartem
Krystal memandang Matahari dengan aneh. Perempuan itu baru saja datang, mengapa sudah menangis berlinang air mata ketika melihat ayah dari Krystal. Pakah ayahnya sebegitu menyeramkan sampai Matahari bisa ketakutan melihat ayahnya? Samudra yang melihat Matahari menangis pun buru-buru menghampiri Matahari dan memeluk sahabat kecilnya itu. Semua perlakuan Samudra tidak lepas dari pandangan mata Krystal. Sebenarnya, ada apa ini? Mengapa perempuan itu menangia. Ayahnya juga, mengapa dia melihat Matahari dengan pandangan sendu? Luna dan Abraham hanga bisa terdiam melihat semua kejadian ini. Luna sebenarnya sudah tahu sejak pertama kali melihat Indra bahwa Indra ini adalah mantan suami dari Rain. Yang tak lain adalah ibu dari Matahari. Iya, Indra adalah ayah biologis dari Matahari. "Eh, ada apa? Kok ada yang nangis? " tanya Gea yang baru datang sambil membawa sepiring daging di tangannya. "Ma? aku juga nggak ngerti. " Jawab Krystal. Indra akhirnya menghela nafasnya pasrah. Tidak ada j
Krystal tersenyum melihat kedua orang tuanya datang berkunjung ke rumahnya. Sudah tiga bulan mereka tidak bertemu, apalagi kalau bukan kesibukan yang menjadi alasan utama bagi mereka. "Mama, kok nggak telfon dulu mau ke sini? Aku kan bisa bersih-bersih sama masak dulu." Ucap Krystal. Indra yang merupakan ayah dari Krystal pun tersenyum kecil mendengar perkataan putri tunggalnya. Dulu, ketika Krystal meminta untuk berpisah rumah dengan orang tuanya, Indra dan Gea ibu dari Krystal meragukan putrinya itu. Bagaimana tidak, sang ibu selalu memanjakan Gea, baik dalam bentuk apapun. Krystal tidak diperbolehkan masak, mencuci piring, atau pekerjaan rumah tangga lainnya. Ternyata, ketika berpisah anaknya bisa lebih mandiri. Khususnya dalam mengurus diri dan rumahnya sendiri. "Bagaimana hubunganmu dengan Samudra, sayang? " tanya Gea. Krystal tersenyum kecil, lalu menelan kue mochi yang sedang dimakannya. "Baik-baik aja ma.""Syukurlah. Mama udah terlanjut suka dan klop sama Samudra. Jangan
"Dulu, daddy dan Luna memang sepakat untuk menjodohkan Matahari dan Samudra. Bahkan ketika mereka baru berusia 5 tahun. Ya, salah satu alasannya adalah Luna ingin menjalin pertemanan yang lebih baik dan dekat dengan sahabatnya, yang tak lain adalah ibu dari Matahari. Alasan yang memperkuat kesepakatan perjodohan ini ya, adalah karena kita bertetangga. melihat Samudra bermain bersama dengan Matahari saat kecil, para ibu membayangkan kisah cinta anaknya jauh ke masa depan. ""Daddy belum selesai bicara. " Ucap Abraham ketika Krystal akan memotong perkataannya."Tapi, saat itu pernikahan Rain dengan suaminya sedang berada diujung tanduk. Dan puncaknya pada saat Rain bercerai. Rain membawa serta Matahari meninggalkan rumah mereka. Waktu itu, daddy dengar mereka pindah ke Amerika. Kebetulan, nenek dari Matahari ada di sana. Ya, mungkin ketika mereka di sana mereka melanjutkan hidupnya kembali. " Ucap Abraham. "Jadi, tidak ada kata putus perjodohan sebelumnya antara Matahari dan Samudra? "
Krystal memandang lelaki yang hampir dua minggu tidak bertemu dengannya. Kekasihnya, Samudra berada di depannya sekarang. Bukan sengaja mereka bertemu hari ini. Melainkan, Krystal yang melihat kekasihnya sedang berjalan dengan seorang perempuan yang tidak dikenalnya. "Jadi, siapa dia? " tanya Krystal terkekeh kecil. Samudra yang duduk di samping Krystal, mengenggam tangan Krystal. "Dia cuman sahabat kecil aku sayang. " Krystal melepaskan genggaman tangan Samudra pada tangan dirinya. Matanya menatap sinis Samudra. "Sahabat? Yakin sahabat? " Krystal terkekeh kecil dalam hatinya. Entah kenapa hatinya merasa panas melihat kedekatan antara Samudra dan perempuan centik di depannya ini. Padahal, jika dipikir logika, perlakuan Krystal di belakang Samudra sangat parah dan melampaui batas. Matahari dengan senyum manisnya pun mengulurkan tangannya kepada Krystal. Namun, tidak ada sambutan atau senyum balasan dari Krystal untuk Matahari. Wajah Krystal tetap datar dan menyiratkan ketidaksuk