Share

Bab 426

Penulis: Lucy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-30 18:00:00
Dimas dengan perhatian menyerahkan potongan steik pada Amel. Lili menjadi makin yakin bahwa dia tidak salah menilai menantunya ini. Menantunya ini tahu bagaimana menjaga putrinya!

"Bu, aku ingat kamu bilang kamu ingin membeli gelang emas kecil beberapa waktu lalu. Kebetulan kita ada di luar hari ini, bagaimana kalau kita pergi melihat-lihat? Kalau ada yang cocok, belilah satu," saran Amel.

Lili melambaikan tangannya dengan malu sembari berkata, "Aku hanya asal mengatakannya saja. Karena melihat Mirna memakai gelang emas kecil, aku rasa itu cukup bagus."

"Kebetulan ada pusat perbelanjaan di daerah sini. Pasti ada gelang emas yang dijual di sana. Ayo kita pergi untuk melihat-lihat setelah makan." Dimas mengikuti saran Amel.

"Karena kedua anak ini ingin berbelanja denganmu, kita pergi saja," timpal Gibran. Lili akhirnya setuju.

Setelah makan siang, mereka pergi ke pusat perbelanjaan terdekat. Lantai pertama pusat perbelanjaan tersebut hampir dipenuhi toko-toko yang menjual perhiasan emas.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 427

    Saat baru saja berjalan keluar dari pusat perbelanjaan, Dimas tiba-tiba menghentikan langkahnya."Ada apa?" ​​tanya Amel sambi menengok ke arah Dimas.Dimas meletakkan kunci mobilnya ke tangan Amel, kemudian berkata, "Amel, antar Ayah dan Ibu ke mobil dulu. Aku mau pergi ke toilet dulu, mungkin aku salah makan, sekarang perutku sakit," ucap Dimas seraya memegang perutnya dan menunjukkan ekspresi kesakitan."Oke, cepatlah pergi," suruh Amel sambil menyerahkan sebungkus kecil tisu dari dalam tasnya pada Dimas.Amel dan orang tuanya menunggu di dalam mobil sekitar sepuluh menit lamanya, kemudian mereka baru melihat Dimas berjalan keluar dari pusat perbelanjaan.Dimas datang membuka pintu mobil, lalu menyerahkan barang di tangannya kepada Lili sambil berkata, "Bu, ini untukmu."Lili menatap kotak perhiasan di tangan Dimas dengan mata terbelalak sambil bergumam, "Ini ....""Cepat buka dan lihatlah."Lili tidak sabar untuk mengeluarkan kotak kecil itu dan membukanya. Ternyata isinya adalah s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 428

    "Kak Amel, aku sudah bersiap-siap untuk keluar sekarang. Tolong kirimkan alamatmu."Dalam perjalanan pulang, Amel menerima pesan dari Nana. Amel baru ingat jika dia belum memberikan alamat rumahnya, jadi dia pun segera mengirim alamat rumahnya."Omong-omong, aku lupa memberitahumu. Nana akan datang ke rumah untuk bertamu sore ini," kata Amel memberi tahu Dimas.Saat mendengar itu, Dimas agak terkejut. Kemudian, dia menjawab, "Sejak kapan hubungan kalian berdua menjadi sebaik ini?""Nggak terlalu baik juga. Bukankah aku sudah memberitahumu? Setelah makan bersamanya terakhir kali, aku merasa kami berdua bisa mengobrol dengan baik. Aku juga bersimpati dengan pengalamannya. Aku merasa karena dia adalah seorang gadis kecil yang tinggal sendirian di sini, pasti nggak mudah baginya untuk bekerja keras di kota asing," jelas Amel. Dia memang memiliki hati yang lembut. Jika memungkinkan, dia juga akan merasa senang bisa berteman dengan Nana."Baiklah," sahut Dimas. Kemudian, dia mengingat bahwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 429

    "Kalau aku selalu datang, kamu nggak akan kesal, 'kan?""Tentu saja nggak."Keduanya mengobrol di ruang tamu, kemudian Nana tiba-tiba punya ide ingin belajar cara membuat makanan penutup dari Amel."Kebetulan sekali aku punya beberapa alat membuat makanan penutup di rumah. Bagaimana kalau aku mengajarimu saja?""Boleh juga.""Kalau begitu, ayo ikut aku ke dapur," ucap Amel sambil berdiri dan mengajak Nana ke dapur.Amel mengeluarkan semua bahan yang dia butuhkan di dapur untuk membuat makanan penutup."Mile crepes mangga yang akan kamu pelajari ini sebenarnya cukup mudah.""Aku sudah pernah membuatnya menurut resep secara daring beberapa kali sebelumnya, tapi semuanya selalu gagal. Aku juga nggak tahu kenapa, mungkin karena aku terlalu bodoh," sahut Nana sambil mengangkat bahu dan mentertawakan dirinya sendiri.Setelah Amel selesai mengajari cara membuat makanan penutup pada Nana, langit di luar juga semakin gelap."Ya ampun, sudah hampir jam tujuh. Apa kamu lapar, Nana? Makan malam di

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 430

    Usai makan malam, hujan di luar masih belum menunjukkan tanda-tanda akan reda."Bagaimana ini? Sepertinya hujannya makin deras. Kak Amel, aku nggak bisa terus berada di rumahmu. Aku harus segera pulang," pamit Nana sambil berdiri dan hendak pergi.Amel meraih lengan Nana dengan cepat sambil berkata, "Nana, ini sudah malam, di luar juga hujan deras, sebaiknya kamu jangan pulang dulu. Bagaimana kalau malam ini kamu menginap saja di rumahku?"Amel merasa khawatir jika seorang gadis kecil seperti Nana naik taksi sendirian di malam yang hujan seperti ini. Cuaca seperti ini sangat mungkin bisa menyebabkan kecelakaan. Dia juga merasa tidak tenang jika menyuruh Dimas mengantar Nana pulang di tengah hujan lebat. Cara terbaik adalah membiarkan Nana menginap di rumahnya malam ini dan menunggu sampai hujan berhenti esok hari."Bagaimana mungkin? Aku sudah merepotkan kalian dengan makan malam di sini," tolak Nana yang merasa tidak enak hati."Sama sekali nggak masalah. Kalau kamu pulang dan masih h

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 431

    "Lidya, apakah kamu gila? Ini sudah subuh dan kamu sudah bangun," sahut Amel. Dia melihat ponselnya dan menyadari bahwa saat ini baru pukul setengah lima, tetapi gadis itu sudah meneleponnya. Perlu diketahui biasanya Lidya selalu tidur sampai siang hari."Amel, dengarkan aku dulu.""Lebih baik berita itu sangat mengejutkan, kalau nggak aku pasti akan membalaskan dendam padamu," ancam Amel seraya menggertakkan giginya."Leo Baskara akan datang ke Kota Nataya dua hari lagi untuk konser. Bagaimana? Apakah kamu senang? Apakah kamu bersemangat?" sahut Lidya dengan penuh semangat, bahkan nada bersemangatnya bisa didengar melalui telepon.Tadi Lidya terbangun karena kebelet buang air kecil. Lalu, ketika dia bangun untuk pergi ke toilet, secara tidak sengaja dia melihat berita di ponselnya yang membuatnya langsung bersemangat. Awalnya, dia mengira itu adalah pesan dari kontak akun pemasaran yang mengirim pesan acak untuk menaikkan reputasi. Namun, di luar dugaan, saat mengecek akun Instagram,

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 432

    Nana langsung melirik Dimas dengan penuh harap."Kelihatannya cukup enak," ucap Dimas sambil duduk di meja makan. Amel pun mengambilkan roti kecil untuk Dimas.Mereka bertiga sarapan bersama, kemudian Nana ingin membantu membersihkan dapur, tetapi Amel segera menghentikannya."Nana, kamu nggak perlu membersihkannya. Nanti biar aku yang membereskannya. Cepatlah berangkat kerja," ucap Amel. Nana bekerja untuk orang lain, jadi dia tidak boleh terlambat berangkat kerja. Sementara itu, berbeda dengan Amel. Dia membuka tokonya sendiri, jadi waktunya lebih fleksibel."Baiklah. Kak Amel, Kak Dimas, aku pergi dulu. Maaf sudah merepotkan kalian dua hari ini," kata Nana dengan canggung sebelum pergi."Nggak merepotkan. Kapan-kapan datanglah bermain ke sini kalau kamu punya waktu," sahut Amel. Setelah Amel mengantar Nana pergi, dia berbaring dengan malas di sofa. Memang benar rasanya canggung jika ada orang lain yang tinggal di rumahnya."Sayang, bagaimana pendapatmu tentang Nana?" tanya Amel tiba

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 433

    "Cepat, bawa dulu orang itu ke rumah sakit," teriak Dimas dengan emosi."Pak Dimas, aku nggak perlu dibawa ke rumah sakit. Nanti juga sembuh sendiri," kata pekerja dengan dahi yang terluka itu dengan suara yang agak lemah. Mereka datang ke lokasi konstruksi untuk mencari uang. Sekarang, mereka malah mau pergi ke rumah sakit untuk mengeluarkan uang, bahkan sebelum bisa menghasilkan uang. Tentu saja, dia menolak untuk melakukannya."Zainal, kamu harus dibawa ke rumah sakit. Kepalamu berdarah seperti ini. Lukanya pasti dalam," teriak Dimas dengan nada memerintah."Pak Dimas, aku benar-benar nggak perlu dibawa ke rumah sakit. Aku sudah sering terbentur dan tergores sejak kecil. Jadi, ini bukan masalah besar. Pergi ke rumah sakit hanya akan menghabiskan banyak uang. Lebih baik nggak usah." Pekerja bernama Zainal Wasesa itu melambaikan tangannya dan menolak untuk pergi ke rumah sakit."Benar, Pak Dimas. Aku juga nggak mau pergi ke rumah sakit," kata pekerja yang lengannya terluka, Joko Siswa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 434

    Karena tidak ada kerjaan, Amel menemani Dimas di lokasi konstruksi untuk sementara waktu. Setelah kembali dari rumah sakit, Zainal dan Joko langsung pergi ke ruangan Dimas."Aku pergi dulu." Setelah menyapa mereka, Amel pun langsung pergi.Kebetulan sekarang sudah hampir jam empat. Jika Amel pulang sekarang, dia masih bisa mengejar tiket jam setengah lima."Katakan padaku, ada apa dengan kalian berdua? Aku sudah mengetahuinya dari mandor. Kalian sudah bekerja di lokasi konstruksi ini selama lebih dari satu tahun. Hari ini kalian malah berkelahi. Apa kalian sudah bosan hidup?" tegur Dimas dengan wajah murung."Maaf, Pak Dimas. Aku benar-benar minta maaf karena sudah membuat masalah bagimu," kata Zainal dengan malu sambil menggosok tangannya."Ini bukan soal membuat masalah bagiku atau nggak. Kalian adalah tulang punggung keluarga. Apa kalian pernah berpikir, bagaimana nasib keluarga kalian kalau sampai terjadi sesuatu pada kalian? Nggak ada ganti rugi kalau kalian berkelahi sampai menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01

Bab terbaru

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 541

    Lidya sudah terbiasa bebas dan tidak ingin terlalu cepat terikat oleh pernikahan."Baiklah, kita berdua nggak perlu terburu-buru. Orang tuamu dan orang tuaku mungkin sudah nggak sabar untuk menyuruh kita menikah karena ingin segera punya cucu," kata Andi dengan nada bercanda."Kalau Amel nggak menceraikan Dimas, dia mungkin harus mengikuti Dimas kembali ke Kota Ambara. Akan sulit untuk bertemu dengannya lagi di masa depan," sahut Lidya dengan sedih ketika memikirkan hal ini.Andi memeluk bahu Lidya dengan hangat sambil berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu merindukan kakakku, kita bisa mengunjunginya kapan saja. Lagi pula, sekarang masih ada aku yang menemanimu, 'kan?"Lidya menghela napas, lalu menjawab, "Bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan kakakmu."Di sisi lain, Dimas mengambil sup penghilang rasa mabuk yang sudah dimasak, lalu dengan hati-hati menyuapkannya kepada Amel. Setelah sibuk selama setengah malam, dia baru tertidur di samping Amel dengan mengantuk.Sinar matahari pagi me

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 540

    Pada saat ini, Amel sudah tersungkur di atas meja, sementara Lidya terbelalak saat melihat Dimas melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah ke arah mereka. Lidya pun mengguncang bahu Amel dengan lembut sambil berkata, "Amel, Dimas ada di sini.""Dimas? Dia itu penipu besar. Aku nggak akan pernah peduli lagi padanya," ucap Amel dengan tidak jelas sambil memeluk botol bir.Dimas mengerutkan kening saat mendengar kata-kata Amel. Melihat Amel dalam keadaan mabuk seperti itu, Dimas merasakan sakit di dalam hatinya."Amel, aku akan mengantarmu pulang," kata Dimas dengan lembut. Amel memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya, lalu menatap Dimas yang ada di depannya. Dimas tampak tersenyum kepadanya."Aku nggak akan pulang." Amel menegaskan setiap kata yang diucapkannya. Dia masih marah karena Dimas sudah menipunya."Ka ... kalau begitu, aku serahkan Amel kepadamu. Aku pergi dulu." Melihat suasananya tidak terlalu bagus, Lidya pun bersiap untuk menyelinap pergi. Identitas Dimas sebagai dir

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 539

    Amel ragu-ragu untuk beberapa saat, sebelumnya akhirnya perlahan-lahan berkata, "Sejujurnya, aku benar-benar nggak rela berpisah dari Dimas. Sejak kami menikah sampai sekarang, dia selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Dimas adalah contoh sempurna dari suami yang baik."Semalam saat berbaring di tempat tidur, yang terlintas di benak Amel hanyalah kebaikan Dimas kepada dirinya. Amel pun menjadi tidak begitu marah lagi."Hatiku masih sangat kacau sekarang." Amel menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal."Jangan khawatir. Semua pasti akan ada jalan keluarnya," bujuk Lidya sambil menepuk bahu Amel dengan lembut."Bagaimana kalau kita minum bersama malam ini, untuk menenangkan suasana hati?" usul Lidya saat melihat Amel tampak bingung dan gelisah.Sebelumnya, Amel pasti akan menolaknya. Namun, sekarang Amel langsung menyetujuinya tanpa ragu. "Oke."Dimas menghabiskan sepanjang pagi di rumah sakit. Kondisi Nenek Salma juga sudah stabil. "Ayah, Ibu, Nenek, masih ada beberapa hal yang harus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 538

    "Tentu saja, Kak Amel. Aku benar-benar ingin terus bekerja di sini," kata Clara dengan tegas. Dia sudah memantapkan hati untuk tetap bekerja pada Amel."Oke." Raut wajah Amel langsung menunjukkan perasaan lega.Dimas memesan penerbangan paling awal dan bergegas pulang malam itu juga. Sesampainya di rumah sakit, Salma sudah beristirahat di bangsal."Ayah, Ibu, aku datang.""Akhirnya kamu datang juga. Nenekmu terus menyebut-nyebut namamu sepanjang malam tadi," tegur Bela.Dimas berjalan menghampiri ranjang Salma dengan perasaan bersalah. Tiba-tiba saja Dimas menyadari jika neneknya benar-benar sudah sangat tua. Entah sejak kapan, rambut neneknya sudah memutih semua.Untuk sementara waktu ini, Dimas tidak memenuhi kewajibannya sebagai cucu. Dimas juga gagal membina hubungan asmaranya. Tiba-tiba saja, Dimas merasa agak sedih dan kecewa karenanya.Salma perlahan-lahan membuka matanya. Melihat Dimas, raut wajahnya tampak agak emosional."Aku sudah pulang, Nek." Dimas menggenggam erat tangan

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 537

    Amel memandangi punggung kepergian Dimas. Dia merasa agak kehilangan di dalam hati. Namun, melihat Dimas yang tampak begitu cemas, Amel merasa pasti ada suatu masalah yang sangat penting.Lantaran suasana hatinya sedang buruk, Amel tidak punya keinginan untuk mengurus toko makanan penutup miliknya. Dia memutuskan untuk sementara waktu membiarkan Clara membantunya mengawasi toko. Keesokan harinya, Amel bangun pagi-pagi sekali, lalu pergi ke toko untuk memberi penjelasan pada Clara."Tenang saja, Pak Irfan. Aku pasti akan membantu Bu Amel menjaga toko dengan baik. Aku yakin Pak Dimas dan Bu Amel pasti akan baikan nanti."Begitu memasuki pintu, Amel mendengar suara Clara. Amel pun mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya kenapa Clara berkata seperti itu.Memikirkan kembali sikap Clara terhadap Dimas dan fakta bahwa Clara yang merupakan seorang ahli pembuat makanan penutup top, tapi bersedia merendahkan diri untuk bekerja di toko makanan penutup kecil miliknya ini, Amel pun sepertinya sudah

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 536

    Amel sangat sadar diri dan tahu bahwa dia tidak layak untuk pria di depannya ini. Mungkin sekarang Dimas memiliki perasaan padanya, tetapi jika kesenjangan antara keduanya mulai ditemukan di masa depan, kemungkinan besar cinta mereka akan perlahan-lahan kandas.Dimas cukup baik, orang-orang di sekitar Dimas juga sangat baik. Amel hanya seorang wanita biasa, benar-benar tidak bisa berjalan berdampingan dengan pria itu.Saat mendengar kata cerai, Dimas langsung terbelalak kaget, lalu berkata, "Aku nggak bisa. Amel, jangan cerai, ya? Nggak peduli siapa aku, cintaku padamu nggak akan pernah berubah."Dimas menjelaskan dengan tegas kepada Amel alasan kenapa dia menyembunyikan identitasnya, tetapi Amel tampaknya tetap bertekad untuk menceraikannya."Dimas, beri aku waktu untuk menenangkan diri dulu," jawab Amel, lalu menutup pintunya lagi.Lili menepuk bahu Dimas sambil berkata, "Beri dia waktu. Bagaimanapun, ini bukan masalah sepele. Dia perlu waktu untuk menerimanya."Dimas mengangguk frus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 535

    "Kami nggak bisa menerima permintaan maaf dari seorang direktur," sahut Gibran dengan kesal.Dimas mengerutkan keningnya dan kembali menjelaskan "Ayah, Ibu, aku benar-benar nggak bermaksud menyembunyikan identitasku.""Kalau begitu, beri tahu aku kenapa kamu menyembunyikan identitasmu?" sahut Lili dengan nada dingin.Saat menghadapi Dimas, Lili masih mengalah dan ingin memberi Dimas kesempatan untuk menjelaskan. Bagaimanapun, dia masih bisa memercayai karakter Dimas.Mereka juga dapat melihat bahwa Dimas tidak memperlakukan putri mereka hanya untuk bermain-main saja."Orang yang bertanggung jawab atas cabang Grup Angkasa adalah kerabat jauh Keluarga Cahyadi. Ketika aku meninjau dana pada akhir tahun lalu, aku menemukan ada celah keuangan yang besar. Aku menyelidikinya secara pribadi dan menemukan kalau dia telah menggelapkan dana publik. Dia sering mengabaikan tugasnya dan membeli properti dalam jumlah besar. Tapi karena kurangnya bukti, aku dan asistenku menyembunyikan identitas kami

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 534

    Sebagai seorang profesor, Gibran tidak pernah memperhatikan ketenaran dan kekayaan selama bertahun-tahun. Meskipun identitas asli Dimas adalah direktur Grup Angkasa, menurutnya juga tidak ada yang istimewa dengan itu."Kenapa Dimas menyembunyikan identitasnya? Mungkinkah dia sengaja melakukannya pada kita karena takut kita menginginkan uangnya?" sahut Lili dengan nada kecewa.Lili selalu merasa bahwa Dimas lumayan baik. Dia bahkan menganggap Dimas seperti putranya sendiri."Amel, karena kamu sudah memikirkannya dan memutuskan untuk menceraikannya, Ayah akan mendukung keputusanmu. Keluarga Santoso nggak peduli apakah dia direktur atau bukan," ucap Gibran. Pria itu adalah orang pertama yang mengungkapkan sikapnya."Ibu juga mendukungmu. Hal yang paling penting bagi pasangan untuk hidup bersama adalah kejujuran. Dia bahkan nggak bisa melakukan integritas paling dasar. Meskipun Keluarga Cahyadi kaya, Amel juga nggak bisa menikmatinya. Jadi, lebih baik lupakan saja," ujar Lili dengan nada k

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 533

    "Aku ingin menceraikannya. Dia adalah seorang direktur Grup Angkasa, sementara aku cuma gadis biasa. Kami nggak berasal dari dunia yang sama dan nggak akan mendapatkan hasil apa pun di masa depan," tukas Amel. Ketika mengatakan itu, Amel merasa sakit yang menyesakkan datang dari hatinya.Ketika mendengar itu, Lidya langsung mengerutkan dahinya. Dia bisa melihat betapa Amel sangat mencintai Dimas."Huh ...." Lidya menghela napas panjang."Aku nggak pernah mengira bahwa hal dramatis yang ditampilkan di TV akan terjadi padaku," ujar Amel. Dia merasa sangat kecewa dengan Dimas ketika mengingat kembali berapa banyak kebohongan yang sudah dibuat pria ini untuk menipunya sejak mereka menikah."Ya, ini sudah keterlaluan. Kupikir hal semacam ini hanya ada di TV, tapi nggak disangka hal ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata," sahut Lidya dengan emosi.Setelah suasana hati Amel sedikit stabil, Lidya mengantarnya pulang ke rumah Keluarga Santoso.Saat ini, Mirna sedang berbicara dengan Lili,

DMCA.com Protection Status