Olivia tersenyum kecut saat mendengar Andreas mengatakan cinta pada Ethan. Dia sudah tidak sabar lagi ingin memberikan pelajaran pada pria itu. Dia juga tidak akan membiarkan pria itu mengacaukan pernikahan Angel. “Jangan ikut campur urusannya,” Nolan kembali menghalangi Olivia yang hendak mendekat ke arah Andreas. “Sudah cukup bagiku untuk diam. Dia sudah keterlaluan dan aku tidak tahan lagi dengan kekacauan yang dibuatnya.” “Apa kamu tidak percaya dengan sahabatmu itu? Apa kamu tidak yakin jika Angel bisa mengatasi semuanya?” “Kamu pasti mengetahui sesuatu dan tidak mengatakannya padaku, ‘kan?” Olivia kembali bertanya pada Nolan. Olivia kembali menatap pria yang masih memegang tangannya. Dia ingin tahu apa yang sudah diketahui oleh Nolan tentang pria itu dan juga Angel. Akan tetapi, sebelum Nolan menjawab pertanyaannya. Dia mendengar suara tawa Angel. Dia pun langsung melihat kembali ke arah Angel yang masih tertawa. Dia memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh Angel. Set
"Apa? Apa aku tidak salah dengar? Dia ada kaitannya dengan, Miranda?!” tanya Angel yang terkejut dengan pertanyaan Olivia untuk Nolan. “Iya. Pria itu ada kaitannya dengan Miranda.” “Mengapa kamu tidak mengatakannya padaku?” Angel kembali bertanya pada Olivia. “Tadinya aku ingin mengatakannya setelah pernikahanmu selesai. Namun, malah pria itu membuat kekacauan hari ini.” Olivia juga kembali mengatakan jika dirinya tahu akan hal itu saat sedang menyelidiki tentang Ethan. Dia sama sekali tidak mengira jika Andreas memiliki hubungan kerja sama dengan Miranda. Angel mendengarkan semua hal yang dijelaskan oleh Olivia. Dia mengepalkan tangannya saat mengetahui jika pria itu benar-benar berkaitan dengan Miranda. Yang sudah membuat hidupnya hancur. “Sebaiknya untuk hari ini kita akhiri saja semuanya. Kamu lanjutkan pesta pernikahanmu. Aku ingin hari ini adalah hari khusus yang membahagiakan untuk kalian yang baru saja menikah,” Olivia berkata pada Angel dan Ethan. “Apa yang dikatak
Pria itu terus memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia tidak memedulikan jika nyawanya juga terancam. Karena dia memang bertugas untuk mengakhiri hidup Olivia. Olivia sama sekali tidak merasa takut dengan pria itu. Dia masih berusaha tenang dan berpikir apa yang harus dilakukan olehnya. Dia pun menghubungi seseorang dan mengatakan kondisinya saat ini. “Kamu tidak akan pernah bisa melihat mereka lagi,” Pria itu kembali berkata. Lalu dia menginjak gas mobilnya yang mengarah ke sebuah jurang. Namun, sebuah mobil menghantamnya dengan sangat kuat sehingga mobil yang ditumpanginya terpental. Dan berguling tetapi tidak masuk ke dalam jurang. Seorang pria ke luar dari dalam mobil yang baru saja menghantam mobil yang ditumpangi Olivia. Pria itu berlari mendekat ke arah mobil yang saat ini terbalik. Dia melihat Olivia yang tidak sadarkan diri di kursi belakang. Melalui kaca pintu mobil yang sudah pecah. Dia pun memecahkan seluruh kaca mobil dan mengeluarkan Olivia dari dalam mobil. D
Ian langsung membalikkan tubuhnya. Dia melihat wanita yang tadi siang menghadiri pernikahan Angel dan Ethan. Wanita itu tidak lain adalah wanita yang sudah membawa pergi Andreas. “Kamu? Dari mana kamu tahu jika Olivia masih hidup? Bahkan pihak rumah sakit belum mengatakan hasil visumnya. Dan bagaimana kamu bisa masuk ke vila ini?” Ian bertanya pada wanita yang ada di depannya. “Bukan hal yang sulit untuk masuk ke dalam vila ini. Aku sudah mengatakan apa yang harus aku katakan padamu. Sekarang terserah kamu dan tuanmu itu apakah akan mencari Olivia atau tidak,” Wanita itu kembali berkata. Setelah itu dia pergi meninggalkan vila dengan santainya. Ian hanya melihat kepergian wanita itu yang berjalan dengan santai. Tanpa ada rasa takut karena sudah menerobos masuk ke dalam vila. Dia pun membalikkan tubuhnya dan berjalan masuk ke dalam vila untuk menemui Nolan. Dia pun menghentikan langkahnya saat sudah ada di depan pintu ruang kerja Nolan. Dia mengetuk pintunya dan mendengar suara
"Kamu lihatlah ini!” ucap Miranda. Sembari menyerahkan sebuah tablet pada Nolan. Nolan mengambil tablet milik Miranda. Dia melihat ada sebuah video dan dia pun menyalakannya. Dia melihat apa yang terjadi pada mobil yang ditumpangi oleh Olivia. Dia juga melihat mobil yang menghantam sangat keras mobil Olivia. Sehingga berguling-guling. Dia juga melihat seorang pria yang ke luar dari dalam mobil yang barusan menabrak mobil Olivia. “Apakah hanya ini?” tanya Nolan. Yang merasa jika masih ada kelanjutannya. “Bukalah video satunya lagi.” Nolan pun mengeluarkan video yang sudah dilihatnya. Sekarang dia membuka video yang satunya lagi. Dia melihat pria dengan jaket merah membakar mobil yang ditumpangi Olivia. Setelah itu dia melihat pria dengan jaket merah pergi menggunakan mobil lainnya. Dia masih melihat mobil yang satunya lagi. Di mana mobil itu adalah mobil yang menabrak mobil Olivia. “Kamu tahu siapa pemilik mobil ini?” tanya Nolan sembari menunjukkannya pada Miranda. “Aku tid
"Sampai kapan kamu akan terus seperti ini, Nolan Raymond?” tanya Alex yang sudah mulai gerah dengan Nolan yang menghabiskan waktunya hanya untuk mabuk-mabukan. “Jangan pedulikan aku.” Nolan terus saja meminum minuman langsung dari botolnya. Hanya ini yang bisa dilakukan olehnya. Dia merasa sedih dan menyesal karena sudah kehilangan Olivia. Dia tidak bisa melupakannya dan selalu menyalahkan dirinya atas kecelakaan yang terjadi pada Olivia. “Ini sudah satu tahun. Apakah kamu akan terus seperti ini? Jika benar Olivia masih hidup pasti dia akan sangat sedih melihatmu menjadi pria pemabuk,” Alex kembali berkata pada Nolan. “Dia begitu keras kepala,” sambung Ian yang baru saja masuk ke dalam kamar Nolan. Ian mendekat ke arah Alex dan setelah itu dia menatap Nolan yang masih terus minum. Dia melihat perbedaan Nolan saat ditinggal oleh Miranda dan Olivia. Menurutnya kepergian Olivia adalah hal yang sangat berpengaruh besar. “Kalian bodoh! Mengapa tidak bisa menemukan Olivia? Padahal
Adel sangat terkejut saat mendengar suara seorang wanita yang ada di ujung telepon. Dia merasa sedang berbicara dengan Olivia. Sebab dia tidak bisa melupakan suaranya hingga saat ini. “Maafkan aku ... aku pikir kamu adalah bosku dan sekaligus temanku,” ucap Adel. Pada orang yang ada di seberang telepon. Dia kembali mendengarkan perkataan wanita yang itu. Sembari terus menyimak dan dirinya semakin ingin bertemu dengannya. Dia benar-benar merasa sedang berbicara dengan Olivia. “Baiklah. Aku akan segera ke sana dan membicarakan semuanya,” Adel kembali berkata pada wanita itu. Lalu memutuskan sambungan teleponnya. “Siapa yang menghubungimu?” tanya Ian. Setelah dia mendengar Adel menyebut nama Olivia. “Dia adalah desainer kalung yang dikontrak oleh temanku. Sekarang dia ingin bertemu denganku.” “Lantas mengapa kamu menyebutnya, Olivia?” “Nanti kita bicarakan lagi. Aku sedang buru-buru.” Adel pun langsung berjalan menuju mobilnya. Dia masuk ke dalam mobilnya dan menjalankannya. D
Hari pembukaan toko perhiasan sudah tiba. Semua para tamu undangan pun sudah hadir. Begitu juga dengan Adel yang memang sudah tiba di toko perhiasan itu lebih awal. Sebab dia ingin bertemu dengan Olivia. Dia masih merasa penasaran dengan wanita yang nama dan wajahnya sangat mirip dengan Olivia. Akan tetapi, Olivia sama sekali tidak hadir dalam acara pembukaan toko perhiasan itu. Karena ada pekerjaan yang harus dilakukan olehnya. “Kamu sedang mencari siapa?” tanya Diana pada Adel. Yang terlihat seperti sedang mencari seseorang. “Apakah, Olivia benar-benar tidak akan hadir hari ini?” “Iya. Dia tidak bisa hadir dan dia juga sudah meminta izin padaku.” Ponsel Diana berdering. Dia melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Dia pun langsung mengangkat teleponnya. Dia mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang yang ada di ujung telepon. “Acaranya sudah selesai. Aku bisa kembali sekarang dan menemanimu,” Diana berkata pada orang yang ada di ujung telepon. Lalu setelah itu dia memutu