Beranda / Romansa / Terjerat Kontrak Cassanova / 37. Dilamar Mantan Kekasih

Share

37. Dilamar Mantan Kekasih

Penulis: Intans Ranum
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-09 10:57:36
“Oh ya, bukannya karena itu nama aslinya? Dan nama Lyra adalah sekedar nama panggung?”

“Apa?!”

Alven tertawa kecil yang terdengar tengah mengejek sambil melewati Gista yang berjalan melambat di sebelahnya. “Aku tahu sebagian pekerja yang bekerja di club malam memakai nama samaran atau nama singkatan, saat sedang bekerja. Semakin dalam dan lama kalian bekerja disana semakin nama samaran itu melekat pada diri kalian. Tapi sepertinya Lyra belum bekerja selama dan sedalam itu ya?”

Ada nada mengejek yang semakin ketara dan itu mulai memancing reaksi Gista, setelah keduanya memasuki kotak lift, Gista lekas bertanya. “Apa maksud kamu dengan kata sedalam itu?”

“Apa Lyra belum lama bekerja di club malam? Dan apa dia belum lama menjadi wanita penghibur?”

“Zehra bukan wanita penghibur! Dan kamu harusnya jawab pertanyaan lawan bicara kamu sebelum bertanya!” sergah Gista kesal.

Alven menaikkan sebelah alisnya dan mengangguk kecil, ia setuju dengan

“Tapi seorang pemandu karaoke yang bisa menghibur
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjerat Kontrak Cassanova   38. Reaksi Cemburu

    "Aku tahu kamu akan memberiku kesempatan setelah ini, Ra, makasih sayang.”Wajah Zehra memerah. “Aku harus pergi,“Dia tergesa membuka pintu mobil dan membawa tungkainya yang terasa lemah berlari menuju gedung apartemen. Astaga, itu tadi apa? Memalukan sekali! Dia mengelus dada, merasakan jantungnya yang masih berdegup kencang. Setelah yang tadi, apa yang dipikirkan Ricky tentang dirinya? Bagaimana ia harus mengartikan perasaannya sendiri? **Zehra membuka kunci pintu, menarik pintu apartemen terbuka dan kakinya sudah akan bergerak melangkah keluar ketika tiba-tiba seluruh tubuh gadis itu membeku. Menyaksikan pemandangan mengejutkan yang ada di hadapannya.Javas duduk bersandar di atas sofa, sementara tubuh yang dibungkus dress mini itu duduk di atas pangkuan pria itu. Wanita yang memiliki rambut coklat karamel yang panjangnya hampir sepinggang, Zehra berani bertaruh jika ia adalah wanita kaya yang terbiasa bersolek dengan modal mahal. Dan bagian rambut wanita itu menutup wajah Javas

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Terjerat Kontrak Cassanova   39. Menuntut lebih

    Javas langsung memasukkan lidahnya ke mulut Zehra. Javas benar benar kehilangan akal sehatnya.“Jav, sakit…”Javas sempat menghentikan cumbuannya meski masih mengurung dengan tubuh telanjangnya. Keduanya saling menatap intens sebelum tiba-tiba Javas menyerbu Zehra dengan ciuman panas yang membuat Zehra nyaris kehabisan nafas. Javas melepaskan ciumannya dan menyeka sudut bibir wanitanya."Kamu milikku Lyra. Selama kamu masih menjadi milikku, jangan pernah berani mengkhianati aku di belakangku! Dan lagi, jangan pernah mencoba melangkahi batasanmu atau kamu akan menyesal karena mencari masalah denganku."Belum sempat Zehra menjawab, Javas sudah terlebih dahulu membungkam mulut istrinya itu dan mulai melucuti pakaian yang dikenakan Zehra."Aaaaaah."Zehra mendesah nikmat kala Javas menghujamnya dengan kasar. Javas yang merasakan penyerahan diri Zehra bahkan ikut terbuai semakin membuat panas percintaan penuh emosi yang mereka lakukan.Sebelah kaki Zehra melingkar di pinggang Javas hingga

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Terjerat Kontrak Cassanova   40. Anti-mainstream

    “Kalau sebelumnya sudah merasakan sakit dibagian perut, dan muncul flek ketika kamu sudah tahu bahwa kamu sedang hamil, lantas kenapa nggak langsung periksa ke dokter kandungan secepatnya?”Gista menghalau ingatannya beberapa waktu lalu, ia merogoh bawah bantal, membuka sandi ponselnya dan segera menghubungi kontak kekasihnya. Gigitan bibir bawahnya kian mengeras karena lagi- lagi panggilannya berujung akhir deringan lantaran tak kunjung diangkat. Kekasihnya memang sangatlah sibuk, . Tapi, dia membutuhkannya sekarang. "Aku keguguran... aku butuh kamu," lirihnya pilu.Dia selalu menjadi orang yang paling tak dianggap penting dalam lingkungan manapun menjadi kannya menemukan berbagai kesulitan, setelah mulai terbiasa dan berdamai, bersama Eno, Gista membangun harapan-harapan baru. Mempunyai anak adalah langkah awal. Dan sekarang semuanya telah lenyap.Panggilan lain masuk ke ponselnya. Nomor pribadi sahabatnya, Zehra. "Ya,halo, Ra?""Halo, Gis? Lo dimana sekarang?""Di kosan, kenapa, R

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Terjerat Kontrak Cassanova   41. Arena Baru Yang Panas

    Javas yang tidak mengenakan apapun bergerak mendekati Zehra. Gadis itu kini terjebak di ruangan sempit berdinding dan berpintu kaca. Dalam guyuran shower, Zehra menarik pinggangnya lalu memagut bibirnya."Bukan di sini, Jav." Suara Zehra hampir tidak terdengar karena bunyi air yang menerpa dan kuluman Javas di bibirnya."Kamu sudah terlanjur basah, tinggal membuat yang di dalam juga basah," ujar Javas lalu menyesap leher Zehra.Jari Javas menyusup belahan milik Zehra, menempatkan ujung jari tengahnya di titik tertentu, kemudian perlahan bergerak memutar. Zehra melenguh karena gelenyar aneh menyerangnya. Isapan di leher, gerakan melingkar menekan tombol sensitifnya, guyuran air yang kian menggelitik menyebabkan Zehra membuka kakinya agar Javas lebih leluasa.Ah! tubuh Zehra malah bergerak tidak sesuai dengan pikiran dan ucapannya.Zehra menikmati permainan manja Javas di sana. Ya, dia harus menikmatinya selagi masih bergerak halus. Namun saat permainan kasar sudah Ya, dia harus menikmat

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Terjerat Kontrak Cassanova   42. Kalah Telak

    “Kamu tahu aku nggak suka ditolak ‘kan? Lagipula disini aku lah bossnya. Seperti yang kamu tanda tangani di kertas kesepakatan kita.” Zehra bisa memahami nada bicara dan tatapan yang mengancam khas Javas. benar, saat ini Javas lah bossnya dan dirinya hanyalah seseorang yang bekerja pada bossnya.“Bagaimana kalau kita lakukan sekarang. Maksudku, aku akan melayanimu hingga kamu puas, berapa kali pun aku akan melakukannya asal aku nggak ikut kamu ke sana," tawar Zehra."Kenapa?"“Aku masih punya pekerjaan lain, Javas! Dan disana pun aku hanyalah pegawai biasa.”Javas menatap Zehra dalam, menelusuri sekuat apa penolakan gadis ini. Mata Zehra cukup tajam menantang tatapannya. Javas tersenyum miring, dia yakin akan menang jika melakukan tawar- menawar."Jadi, kamu bersedia melayaniku seharian dan mengabulkan permintaanku?"“Permintaan yang mana?”“Aku mau kamu resign dari club malam itu, begitu aku pulang dari Singapura, kamu bukan lagi pelayan di tempat malam itu, bagaimana?” “Apa?! Java

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Terjerat Kontrak Cassanova   43. Pertanyaan Tak Nyaman

    “Nggak, dia nggak tau tempat ini… bahkan aku baru sekali bertemu lagi sama dia. Jadi kami nggak sering bertemu.” “Ok, cepat keluar dari mobilku dan pastikan kamu melaporkan semua kebaikanku pada Javas. Ok.”“Kamu itu pengacaranya Javas ‘kan? Maksud aku kenapa kamu mau repot-repot mengikuti semua keinginannya Javas? Apalagi aku tahu dari awal kamu nggak pernah suka aku mendekati Javas.”“Well, karena ini semua nggak gratis. Dan sayangnya itu bukan urusan kamu.”Zehra memaksakan menarik ujung bibirnya, tersenyum meringis. “Iya, maaf aku cuma penasaran. Aku pergi. Terima kasih.”***“Terserah setelah ini kamu anggap aku oportunis lah, matre lah, nggak tau diri lah. Tapi yang jelas aku benar-benar butuh diantarkan ke suatu tempat dan disediakan semuanya untuk berlibur.”“Hah?!”“Semua orang tahu kalau kamu orang kaya, maksud aku…. Kamu pasti punya destinasi dan tumpangan ke tempat yang tenang dan cocok bagi orang ingin berlibur sendirian. Kamu tenang aja, aku nggak mungkin menipu atau ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Terjerat Kontrak Cassanova   44. Alven & Gista

    "Aku tanya apa yang kamu pikirkan tentang aku sekarang? Apa kamu jadi ilfeel sama aku, karena akulah yang berperan jadi orang ketiga di rumah tangga yang kamu anggap harmonis itu?" “Aku nggak tau, jujur aku sadar kalau aku nggak berhak mempercayai sedikit dari yang aku lihat apalagi kalau sampai menghakimi kamu, aku cuma…. Mau bercerita tentang apa yang aku pikirkan tadi. Itu aja nggak lebih.” "Oke, biar aku beritahu satu hal. Bisa dibilang kami bekerja dunia yang sama, sama-sama berbisnis sebagai pemilik tempat jasa dan jasa. Kami sering bertemu di acara yang sama dan jangan salahkan aku kalau aku mampu menarik wanita manapun. Well, aku pria lajang dan Anne yang lebih dulu menggodaku, ok!”“Ok!”Sontak Alven menoleh, banyak tak percaya dengan jawaban cepat dan pendek dari Gista yang menurutnya setengah hati. Sial. Alven mendengus. "Jadi sekalipun kamu menyebarkan berita ini, yang terpuruk adalah Anne dan yang akan dipermasalahkan adalah kamu, sedangkan aku tetap di sini meneruskan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Terjerat Kontrak Cassanova   45. Semakin Intim

    Gista tak sempat menolak atau memang imannya tak cukup kuat menolak cumbuan lanjutan dari pria cassanova macam Alven. Gista menerima sepenuhnya, ikut membalas walau terasa didominasi. Gista merasakan lumatan di bibirnya di posisi yang tidak menyenangkan. Gista bahkan tidak tahu kapan lidah pria itu menyusup masuk di mulutnya karena yang dirasakannya pria itu mulai menghisap lidah, bibir atas dan bawahnya secara brutal dan bergantian cukup lama hingga merasa napasnya akan berakhir di basement.Alven menghentikan lumatannya, memberikan waktu bagi dirinya dan Gista menghirup oksigen. Pria itu menarik lembut rambut Gista ke belakang agar kepalanya mendongak ke atas melihat wajah Alven. Mata mereka beradu, kobaran hasrat di bola mata hitam pekat itu jelas terlihat. Suara napas bersahutan mengiringi suasana panas mereka."Al, berhe....""Sssttttt...." Pria itu meletakkan jari telunjuknya di "Sssttttt...." Pria itu meletakkan jari telunjuknya di bibir Gista. "Aku suka cara kamu memanggil nam

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22

Bab terbaru

  • Terjerat Kontrak Cassanova   68. Ikut Permainan

    “Halo,”“Ra, akhirnya kamu angkat telpon aku juga! Ra, tolong bantu aku bicarakan pada pria itu untuk berhenti mengacaukan pekerjaanku! Aku sudah merelakanmu ‘kan? Jadi seharusnya dia menghentikan semuanya ‘kan?”Zehra menghela napas gusar dan menatap balik Javas yang menyeringai ringan kemudian mengangguk kecil. “Ya, aku akan menolongmu untuk bicara sama dia, ada lagi?”“Apa?... Ah, kamu mengerti ‘kan? Posisi aku? Kamu nggak marah sama aku ‘kan?”Zehra menahan nafasnya saat Javas menyambar ponsel dan mematikannya. ***Javas membuka kancing kemeja nya, melonggarkan ikat pinggangnya. "Apalagi yang bisa kulakukan selain ngobrol dengannya di tempat kerjamu. Kamu melarangku bicara dengan orang lain," balas Zehra berbaring di sofa panjang depan tv. "Entah kenapa aku nggak suka melihatmu bersamanya." Javas tiba-tiba menindih Zehra. Remote tv yang dipegangnya terjatuh karena kaget. Serangan Javas membungkam mulutnya sebelum protes. Awalnya Zehra meronta memukul dada Javas tapi lama-lama b

  • Terjerat Kontrak Cassanova   67. Ketahuan

    “Mau kemana?”refleks “Kenapa kamu harus menyamar jadi orang lain, hah? Apa tujuan kamu sebenarnya?”“Tujuan? Ckk… itu cuma sekedar nama panggung Jav! Lagian kamu tahu dari mana nama asli aku?”Javas memandang Zehra lamat lalu menjawab, “Aku jelas mendengar mantan pacarmu itu yang memanggil kamu Zehra.” “Oh, ya…. Kami saling mengenal sebelum aku bekerja di club malam,”“Lalu?”“Lalu, bukan cuma kamu orang yang memanggil aku dengan panggilan Lyra. Semua orang yang memakai jasaku, jga memanggil nama itu. Jadi apa kamu udah paham? Apa pembahasan kita udah selesai?”“Pergilah, setelah kamu, aku juga harus mandi atau kita bisa mandi berdu-”“Aku duluan!” potong Zehra segera berlalu.***"Iya Mah, aku paham. Tapi untuk kali ini aku lagi fokus membiayai urusan rumah sakit papah yang ternyata cukup banyak dan masih panjang. Tapi aku yakin aku bisa mengatasinya satu persatu." ucap Zehra sebelum ia memutuskan panggilan. Zehra menarik napas lega. Karena masalahnya sudah teratasi satu persatu d

  • Terjerat Kontrak Cassanova   66. Penemuan Yang mengejutkan

    Mataku mengerjap menyaksikan benda mencuat dengan begitu gagahnya. “Jadi?” Alis Javas terangkat menggoda.“Udah bereaksi ternyata,” refleks jawaban itu meluncur dari bibirku.“Yeah, I know" Javas mengangguk membuat bola mataku berputar. Dia terkekeh melihat wajah sebalku, sementara aku hanya bisa terpaku saat menyaksikan telapak tangannya perlahan melingkari miliknya lalu dengan santai mulai bergerak.Ya ampun, aku terpesona, seperti terhipnotis melihat pemandangan di hadapanku. Ada sesuatu yang sangat seksi melihat seorang laki-laki memuaskan dirinya sendiri, apalagi laki-laki setampan Javas, dengan tubuh tegap, rambut berantakan, dan cambang tipis yang membuatnya semakin maskulin, dengan celana yang ditarik ke bawah dan sepasang mata berkabut oleh gairah, dengan kepercayaan dirinya yang terpancar jelas.Tanpa ragu apalagi malu-malu, tangannya bergerak mantap mengurut miliknya yang semakin “Jadi mau mulai kapan? Karena milikku udah siap,” Suara serak Javas membuyarkan lamunanku. K

  • Terjerat Kontrak Cassanova   65. Rujuk?

    “dan mulai sekarang kamu hanya akan jadi milikku!”Zehra menjauhkan tubuhnya, menatap Javas dengan ekspresi kecewa. Dia berniat protes tapi ditarik kembali masuk dalam dekapan pria itu. "Aku akan meminta Theo menarik proposal kerjasama itu. Jadi nggak ada alasan dia buat nyalahin kamu kalau dia nggak kepilih jadi penanggung jawab di kantornya." "Jav, walau gimanapun kamu nggak boleh mencari masalah sama pekerjaan orang lain yang udah diperjuangin oleh siapapun itu, bahkan kamu sadar nggak sih? Kalau kamu udah ngerepotin teman kamu hanya untuk menyingkirkan Ricky dari tender itu. Maksud aku siapapun orangny, tolong jangan usik pekerjaan mereka demi Maslah pribadi. Karena kalau ada orang yang melakukan hal yang sama, aku yakin nggak ada orang yang terima dengan hal itu." bisik Zehra membujuk. Javas menarik napas berat menyadari betapa gigihnya perempuan ini mempermainkan logika dan simpatinya. Dia membaringkan tubuh Zehra di sampingnya lalu tangannya berusaha mengambil ponsel di atas

  • Terjerat Kontrak Cassanova   64. Datang Kembali

    Zehra berguling-guling di tempat tidur, menutup tubuhnya dengan selimut berusaha menghilangkan pikiran aneh di kepalanya. Dia bingung apa yang harus dilakukan. Semuanya jadi rumit saat dia berencana menata masa depannya dan malah bertemu dengan Javas. Jam di dinding berdetak cukup nyaring dalam kekalutan Zehra, jam 22:15. Dia memperhatikan jarum jam itu terus berputar, sementara pikirannya bermain tarik-menarik antara akan kembali atau tidak ke apartemen Javas. Jika Zehra kembali, dia bisa membujuk Javas agar tak bermain-main dengan rekaman CCTV mereka yang sedang bercinta di berbagai sudut apartemen Javas, terlebih jika Zehra bisa kembali memanfaatkan Javas, dengan begitu masa depannya tak akan terancam, bukan? Zehra mengacak rambutnya frustasi, kembali berguling-guling di tempat tidur sambil menutup mata. Apa dia harus bertahan dengan keputusannya, tapi apakah dengan begitu Javas akan melupakan ancamannya? Dia yang pertama menawarkan diri. Karena panik setelah mendengar keadaan

  • Terjerat Kontrak Cassanova   63. Kabar Buruk

    "Sayang, aku punya berita bahagia buat kamu, sesuatu yang selalu kamu tunggu-tunggu.”Perlahan Gista mendongak, ia menunggu tanpa antusias dan benar saja.“Minggu depan aku ambil cuti, udah disetujui" bisik Eno mengecup kepala Gista. "Akhirnya kita bisa liburan berdua."“Minggu depan? Mas, baru kemarin aku ambil cuti. Aku udah pernah bilang ‘kan sebelumnya kalau aku nggak diizinkan ambil cuti dua kali di bulan yang sama.”“Dan aku udah mengupayakan untuk dapat cuti itu, biar kita bisa berlibur bersama, supaya kamu nggak merasa kesepian seperti kemarin.”“Tapi, Mas. Tetap aja aku nggak enak sama teman kerjaku-”"Udahlah kamu nurut aja apa kata aku, kalau gaji kamu dipotong, biar aku yang ganti, ok!” potong Eno mulai tak sabar.Perasaan Gista kembali terasa diremas-remas. Pria ini, selalu saja mengatur hubungan mereka sendiri. Tak banyak pendapat Gista yang didengar olehnya. Jika dulu ia menikmatinya namun semakin lama Gista semakin merasa tak dihargai pendapatnya. “Aku lapar, hari ini

  • Terjerat Kontrak Cassanova   62. Diantara 2 Pria

    "Siapa pun pria itu yang menghabiskan malamnya di sini." Alven berdesis. Gista tersentak, memandang Alven dalam.Alven mengerti tatapan Gista yang terkejut dan kecewa padanya. Tetapi hal itu mengganggunya. Dia akan menarik rambut wanita ini dan bercinta habis-habisan di sofa itu jika saja keesokan harinya nama wanita ini akan menghilang dari ingatannya. Namun, saat ini berbeda, yang di hadapannya adalah Gista, wanita yang bisa-bisanya demikian cepat membuat hatinya berdenyut, rasa itu, rasa ingin memiliki seutuhnya menggedor-gedor dinding pertahanannya. Dan keinginan itu demikian besarnya, berbanding lurus dengan gairahnya yang belum tersalurkan. Alven menggeram, mengusap wajahnya kasar, lalu mengedarkan matanya ke sekeliling ruangan. "Hanya ini yang diberikannya untukmu?" Kepala Gista belum bisa mencerna apa maksud perkataan Alven. "Berapa dia membiayaimu per bulan? Aku bisa memberikanmu uang bulanan dua kali lipat dari dia, dan tempat tinggal yang lebih layak. Jadi berapa dia ka

  • Terjerat Kontrak Cassanova   61. Tamu Malam

    Gista tersenyum terlalu lebar saat mendapat pesan bahwa Alven sedang menuju ke tempat ia berada, tak selang berapa lama mereka berbalas pesan suara bel berbunyi, detak jantung Gista berdetak lebih cepat, bergegas membuka pintu."Lebih awal dari perkiraan, kan?" Kata Eno saat mendekat. "Kaget?" ucapnya seraya mengecup pelipis Gista. Menarik pinggang Gista merapat ke tubuhnya. "Mas memang pengin kasih kamu kejutan dengan pulang lebih awal dan lebih lama, tapi sayangnya ini nggak sepenuhnya kejutan. Atasan Mas, mendadak telepon, ada rencana bisnis yang mau dibahas, meeting mendadak." Gista masih akan melanjutkan keluh kesahnya jika saja matanya tak menangkap Gista yang masih bergeming. Senyum timbul di bibirnya. "Beneran bikin kaget, ya?" Bola mata Gista akhirnya bergerak penuh kesadaran. Senyum tipis Gista mengulum sebelum mengangguk kaku. "Jadi... nanti malam, Mas mau pulang ke sini lagi?" tanya Gista penuh antisipasi. "Hmm... itu dia, Anne langsung pesan tiket begitu tahu aku bali

  • Terjerat Kontrak Cassanova   60. (Bukan) Munafik

    Kemudian Zehra merasakan dorongan keras seolah memaksa untuk masuk. Jantung Zehra berdetak bersama seperti orkestra dalam aliran penuh. Ia menangis, tidak berpikir Javas akan menidurinya dalam situasi ini. Tak ayal Zehra bereaksi panik ketika Javas menggagahinya dengan kejam di tengah pikiran yang melayang. Javas bernapas keras di lehernya, di cela rambut ikal yang menempel di sana karena keringat. Dia bercinta seperti binatang, ia lah yang memegang kendali sampai Zehra tidak tahu bagaimana memohon padanya untuk berhenti.Hentakan Javas berirama konsisten dan kuat, mengeluarkan sebagian besar sebelum menabrakkannya kembali ke tubuh Zehra, menghantam G-spot nya. Jika Zehra tak membekap mulut Linang ia pasti sudah berteriak. Wanita itu terjepit di dinding, lututnya seperti jeli saat orgasmenya mengejang dan melonjak, hentakan Javas liar, hampir tidak terkendali saat dia terengah-engah dan mendengus, menggenggam dan menariknya untuk lebih dalam. Dengan setiap dorongan bertenaga, tu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status