Beberapa saat, satu-satunya gerakan ditengah keheningan yang tiba-tiba menyergap itu berasal dari angin malam yang berhembus. Ayana memasang tampang bingung dan terkejut, dengan gugup ia mencari belasan ribu kata di kepalanya yang entah berlari kemana.Dokter cantik itu kemudian memecah kesunyian itu dengan berjalan mundur membelakangi Aaron. Rasanya begitu gugup hingga ia tidak mampu menatap Aaron.“Kau marah lagi?” Aaron bergerak mendekat, tanpa ijin dari Ayana ia melingkarkan kedua tangannya di depan dada wanita itu dan memeluknya erat.“Kau selalu menuduh ku pemarah.” Ayana mendesah kesal namun tidak menolak pelukan Aaron padanya.“Lalu kenapa kau diam? Apa aku membuat mu kesal, hm?” Aaron menaruh ujung dagunya di puncak kepala Ayana.Ayana memejamkan matanya sebentar menghirup aroma tubuh Aaron yang bercampur dengan angin malam. Oh sungguh wangi ini yang paling ia rindukan.Semesta memang suka bercanda, lima tahun bersama Felix, namun alih-alih merindukan wangi tubuh pria yang ba
Bukankah semua orang akan bodoh jika menyangkut cinta? Dan hal terbodoh dari cinta yang Ayana rasakan adalah jatuh cinta pada pria brengsek yang telah menjebaknya sebagai alasan untuk memaafkan kesalahan yang telah di lakukan Henry.Oh takdir cinta Ayana sangat mengenaskan, alih-alih berakhir bersama Felix, Ayana justru jatuh cinta pada sepupu mantan kekasihnya itu.Dibawah langit De Saul, Ayana menatap dalam mata biru pekat Aaron, ia tidak bisa menyembunyikan rasa istimewa yang telah di ciptakan Aaron di hatinya. Dokter cantik itu benar-benar jatuh cinta pada Aaron dan dia tak akan menyangkalnya lagi sebab rasa cinta yang ia rasakan untuk Aaron bahkan lebih meledak-ledak dari cinta yang pernah di rasakannya saat bersama Felix.Aaron, si pria brengsek yang pernah di umpatnya habis-habisan itu telah mengambil tempat lain di hati Ayana yang bahkan sudah tidak ingin ia berikan pada siapa pun juga.Setiap Aaron menatap padanya, setiap Aaron menyentuhnya ratusan kupu-kupu selalu saja mengo
Ayana memindai wajah tampan Aaron lekat-lekat saat ia membantu kekasihnya untuk mencukur perlahan bulu-bulu tipis yang tumbuh di sekitar pipi dan rahang Aaron. Oh sungguh benar-bena tampan! Ayana yakin kekasihnya itu memang bukan manusia, ia iblis yang tampan.Semalam Aaron benar-benar membawanya ke camp pria itu yang jauh terlihat begitu mewah dibanding tenda-tenda lain yang berada di camp para relawan lain.Ayana masih tidak percaya, Louis asisten Aaron itu bisa menggerakan para bawahannya untuk bekerja secepat mungkin memasang tenda itu. Dan itu harus dilakukan dikarenakan Ayana yang sudah pasti tidak akan mau meninggalkan camp para relawan untuk pergi bersamanya ke hotel yang letaknya berkilo-kilo meter jauhnya dari De Saul.“Apa kau sedang terpesona dengan ketampanan ku, sayang?” Aaron meletakan tangannya pada pinggang Ayang dan menarik wanita itu mendekat padanya.“Tentu saja tidak!” Ayana menggeleng cepat, menggeser posisinya sedikit lebih jauh dari Aaron. Oh sesungguhnya Ayana
Tatapan penuh damba dari dua insan yang sarat akan kerinduan terpenuhi pada akhirnya saat bisa dilepaskan pagi ini dengan bebas.“Buka sayang!” Suara berat Aaron yang penuh dengan gairah kini sudah merendahkan kepalanya, memberikan jilatan di bibir inti kewanitaan Ayana dan memasukkan lidahnya, bermain dengan begitu intens, membuat Ayana mendesah kenikmatan.“Aaron… Ah!”Aaron lalu bergerak naik setelah menikmati kewanitaan Ayana dengan mulutnya lalu dengan segera ia mengarahkan miliknya. “Akh!” Erang mereka bersama di saat penyatuan itu terjadi.Dengan penuh gairah, Aaron dan Ayana bermain di tenda Aaron yang besar dan mewah itu dengan liar. Aaron terus saja memompa Ayana, peluh keringat sudah membasahi wajah mereka, udara sejuk di pagi itu tidak dapat membendung suhu panas tubuh mereka yang dibakar gairah.Aaron kemudian kembali mencabut miliknya dan merendahkan kepalanya lagi, menyesap kewanitaan Ayana dengan lahap, membuat wanita cantik itu menggelinjang dan mengangkat pinggulnya
Dari kejauhan iris mata Richard Dave menangkap sosok cantik Ayana yang berjalan di samping CEO terkenal di seluruh United Kingdom, Aaron Xavier. Meski cukup kesal menatap pria itu sejak kemarin namun harus Richard akui Aaron Xavier punya pesona maskulin luar biasa yang mampu memikat wanita manapun.Dan lihat sekarang meski tampil seadanya dengan baju polo berwarna biru gelap dan celana pendek berwarna putih Aaron begitu memukau di mata para gadis hingga wanita akhir tiga puluhan yang menatapnya terpesona.Katakanlah Richard ikut terpesona dengan kedatangan Aaron saat ini, namun ia lebih terpesona menatap wanita cantik berambut coklat kehitaman yang berjalan di samping Aaron.“Good morning, Richard.” Ayana tersenyum sembari mengambil segelas minuman hangat di atas meja dan memberikannya pada Aaron.Richard menatap lurus pada Ayana yang nampak begitu nyaman memperlakukan Aaron, terlihat seperti hubungan mereka sudah cukup lama terjalin.“Morning, Ayana.” Richard membalas senyum cantik w
Gisel Xavier atau Gisel Dalles, anak perempuan tertua dari keluarga Dalles yan terkenal dengan ego tinggi itu mendorong kursinya dan bangkit berdiri setelah Hana meminta ijin untuk pulang. Hana menangis beberapa menit yang lalu karena Aaron yang tidak pernah melihatnya selama ini dan tiba-tiba saja pria itu jatuh cinta pada adik angkatnya.Bukan tidak menyukai Ayana, wanita muda itu nampak cantik dan sama anggunnya dengan Hana, selain itu beberapa waktu yang lalu Gisel baru mengetahui profesi Ayana sebagai seorang dokter spesialis bedah saraf. Bukan kah itu sesuatu yang sangat bagus?Tapi Gisel tidak bisa mengijinkan Aaron menjalin hubungan yang serius dengan putri keluarga Giordano yang satu itu. Ayana bukan putri kandung Moses Giordano, salah satu partner bisnis keluarga Xavier sejak dulu kala. Agar hubungan bisnis kedua keluarga itu terjalin lebih erat lagi, Gisel ingin agar Aaron memiliki Hana di sampingnya. Lagi pula wanita itu pun mengerti tentang bisnis seperti kakaknya, Henry
Rio Grande Do Sul dibagian timur Sao Paolo siang itu tiba-tiba di landa angin keras yang menerpa wilayah itu. Banyak pohon di lokasi itu yang mengalami goncangan hebat. Proyek pemerataan tanah dan pembangunan kembali area perumahan disana terpaksa harus mengalami kendala akibat tiupan angin kencang itu.Ayana bergerak turun menapaki jalan setapak di depannya mencoba untuk menarik seorang remaja laki-laki yang nampak ikut membantu di lokasi tersebut.“Kau bisa berdiri?” Ayana mengulurkan tangan kanannya demi mencapai tangan remaja laki-laki itu, sedang tangannya yang lain menahan tiupan angin kencang yang menerbangkan apapun ke arah wajahnya.“Ya, aku hanya perlu keluar dari sini.” Ucap anak itu yang berusaha keluar dari lubang kecil dibawah sana.“Baik lah, raih tangan ku.” Ayana kembali mengulurkan tangannya, lutut kanannya menumpu di atas tumpukan tanah.“Ya, sedikit lagi.” Anak laki-laki tersebut pun terlihat berusaha untuk keluar dari sana.“Semangatlah,” Ayana tersenyum kecil pad
Ayana mengalungkan kedua lengannya di leher Aaron ketika pria itu membawa nya keluar tenda medis itu dan melewati beberapa tenaga medis yang melihatnya. Richard Dave berdiri tidak jauh didepan sana.“Aaron, turunkan aku, aku malu.” Keluh Ayana menahan malu akibat belasan mata yang sedang melihatnya saat ini. Oh sungguh, wanita-wanita muda disana pasti akan mengira dirinya terlalu bersikap manja pada Aaron Xavier.“Kau tidak bisa berjalan sayang.”“Demi Tuhan ini sangat memalukan.” Ayana menundukan kepalanya dalam-dalam di ceruk leher Aaron yang terus melangkah membawanya.“Ini demi kebaikan semua orang, kau akan menyusahkan yang lain jika kau tetap disini dengan kaki seperti ini.” Ucap Aaron membuat Ayana menatapnya dengan kesal.Ucapan Aaron ada benarnya juga, tapi sedikit menyebalkan mendengar fakta bahwa ia hanya akan menyusahkan rekan kerja nya yang lain disini.“Baik lah, tapi aku harus bicara dengan Diego dan Richard, oh ya juga dengan Grace.” Ayana teringat akan rekan setim nya